Anda di halaman 1dari 10

OPTIMALISASI FOUR KEYS REKAYASA MANAJEMEN LALU LINTAS

(MRLL) MENJADI SENJATA JITU PEMERINTAH DALAM


MENGHADAPI KOMPLIKASI PENGATURAN LALU LINTAS PADA
MASA LEBARAN 2022

OLEH :
NI KOMANG NOVIA KRISNAYANTHI
(2103043)
MANAJEMEN TRANSPORTASI JALAN 1B

POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT (POLTRADA) BALI


TAHUN 2022
ABSTRAK
Mudik merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perantau/pekerja migran
untuk pulang ke kampung halamannya. Mudik merupakan tradisi tahunan yang kental
dalam pelaksanaan hari raya besar keagamaan seperti Idul Fitri, Natal, Tahun Baru
ataupun hari raya lainnya, Mudik di Indonesia identik dengan mobilitas penduduk
sepanjang hari-hari menuju pelaksanaan ataupun setelahnya. Dalam transportasi
mobilitas dapat diartikan sebagai tingkat kelancaran dalam suatu perjalanan, dan
sebuah mobilitas dapat diukur melalui banyaknya perjalanan (pergerakan) dari lokasi
satu ke lokasi lainnya. Penyelenggaraan pengaturan lalu lintas pada masa lebaran
tahun 2022 yang dilakukan pemerintah pada saat ini memiliki tingkat kesiapan yang
berbeda dengan penyelenggaraan pengaturan lalu lintas pada tahun-tahun
sebelumnya. terjadi pada tanggal 28 hingga 30 April 2022, terutama bagi masyarakat
yang mengambil jalur darat adalah hal yang paling diantisipasi karena jumlah
kendaraan yang sangat tinggi. Untuk menyelesaikan kendala kasus-kasus yang terjadi
pada saat arus mudik lebaran maka diperlukan sebuah solusi penyelesaian.
Pengalihan kendaraan barang, Contra Flow, One Way, dan Ganjil Genap
merupakan rentetan rekayasa yang dipersiapkan untuk bertarung menghadapi arus
mudik lebaran tahun 2022. Penerapan kebijakan yang ditangani pemerintah ini
sendiri masih memiliki implikasi ataupun dampak bagi masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari. Penerapan kebijakan yang ditangani pemerintah ini sendiri masih
memiliki implikasi ataupun dampak bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
OPTIMALISASI FOUR KEYS REKAYASA MANAJEMEN LALU LINTAS
(MRLL) MENJADI SENJATA JITU PEMERINTAH DALAM
MENGHADAPI KOMPLIKASI PENGATURAN LALU LINTAS PADA
MASA LEBARAN 2022

Novia Krisnayanthi

PENDAHULUAN
Mudik merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perantau/pekerja migran
untuk pulang ke kampung halamannya. Mudik merupakan tradisi tahunan yang kental
dalam pelaksanaan hari raya besar keagamaan seperti Idul Fitri, Natal, Tahun Baru
ataupun hari raya lainnya, melakukan perjalanan dari tempat rantauan ke daerah asal
memberikan kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara. Mudik di Indonesia
identik dengan mobilitas penduduk sepanjang hari-hari menuju pelaksanaan ataupun
setelahnya. Menurut (Tjiptoherijanto, 2000) mobilitas penduduk dapat diartikan
sebagai perpindahan penduduk yang melewati batas administrative tingkat II, namun
tidak mempunyai niatan untuk menetap di daerah yang baru. Mobilitas penduduk
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pertama mobilitas penduduk vertikal, merupakan
perubahan status seperti perubahan status pekerjaan. Kedua, mobilitas penduduk
horizontal adalah perubahan penduduk dari segi geografis atau yang merupakan gerak
(movement) penduduk yang melewati batas wilayah menuju wilayah lain dalam
periode waktu-waktu tertentu. Dalam transportasi mobilitas dapat diartikan sebagai
tingkat kelancaran dalam suatu perjalanan, dan sebuah mobilitas dapat diukur melalui
banyaknya perjalanan (pergerakan) dari lokasi satu ke lokasi lainnya. Di Indonesia
pelaksanaan mudik masih menjadi perkara dari dulu bahkan hingga tahun 2022 ini.
Mudik mengesankan perjalanan yang pada dasarnya membutuhkan moda
transportasi sebagai alat pelaksananya seperti kendaraan pribadi, angkutan umum,
bus, dan lain-lain. Fenomena seperti mudik ini dapat meyakinkan masyarakat betapa
pentingnya sarana dan prasarana transportasi dalam pelaksanaan sebuah mobilitas.
Melakukan sebuah perjalanan dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun
angkutan umum yang tidak terbatas jumlahnya diyakini akan memiliki pengaruh
terhadap kondisi lalu lintas yang menimbulkan sebuah suasana tidak terkendali.
Penyelenggaraan pengaturan lalu lintas pada masa lebaran tahun 2022 yang
dilakukan pemerintah pada saat ini memiliki tingkat kesiapan yang berbeda dengan
penyelenggaraan pengaturan lalu lintas pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun
2019 hingga tahun 2021 kegiatan mudik di Indonesia memiliki kendala (tren mudik
sebelum waktu) yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19. Namun yang menjadi
permasalahan utama dalam kegiatan lalu lintas khususnya pada saat kegiatan mudik
berlangsung adalah kemacetan. Kemacetan adalah kondisi di mana arus lalu lintas
yang lewat pada ruas jalan yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut
yang mengakibatkan kecepatan mendekati 0 km/jam sehingga menyebabkan
terjadinya antrian (MKJI, 1997).  Tidak sebandingnya kapasitas infrastruktur dengan
jumlah kendaraan yang ada membuat kemacetan di jalur-jalur mudik menjadi tidak
terhindarkan. Pada saat terjadinya kemacetan, nilai derajat kejenuhan pada ruas jalan
akan mencapai lebih dari 0,8. Jika arus lalu lintas mendekati kapasitas, kemacetan
mulai terjadi. Kemacetan semakin meningkat apabila arus begitu besarnya sehingga
kendaraan sangat berdekatan satu sama lain (Tamin, 2000). Terdapat banyak sekali
faktor yang dapat menyebabkan kemacetan tersebut bisa terjadi pada saat mudik
lebaran atau situasi-situasi tertentu dalam sistem transportasi di Indonesia.
Menindaklanjuti permasalahan-permasalahan dalam pengaturan lalu lintas
khususnya pada saat lebaran diperlukan sebuah solusi yang dapat menekan tingkat
kemacetan yang terjadi dijalan sekaligus menekan penggunaan kendaraan pribadi
yang merupakan alasan lain mengapa bisa terjadi kemacetan lalu lintas. Untuk
menyelesaikan fenomena yang tidak diinginkan itu pemerintah mulai menyusun
strategi agar dapat menempatkan posisinya sebagai penengah dalam perkara baku
dalam transportasi yang memang menjadi center dalam pengaturan lalu lintas dimasa
lebaran 2022.
Untuk menyelesaikan kendala kasus-kasus yang terjadi pada saat arus mudik
lebaran maka diperlukan sebuah solusi penyelesaian. Sesuai dengan pasal 1 ayat 1
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 96 tahun 2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas berbunyi
“Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas adalah serangkai usaha dan kegiatan yang
meliputi perencanaan, pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pemeliharaan
fasilitas perlengkapan jalan dalam rangka mewujudkan, mendukung dan memelihara
keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas.” Pelaksanaan dari
kegiatan ini merupakan tanggung jawab yang dipangku oleh pejabat dan petugas yang
mempunyai kopetensi di bidang manajemen dan rekayasa lalu lintas. Selaras dengan
berjalannya manajemen rekayasa lalu lintas maka diiringi pula dengan kebijakan yang
ditetapkan pemerintah guna mengoptimalkan dan memaksimalisasi manajemen
rekayasa lalu lintas untuk membantu menyesesaikan permasalahan seperti kemacetan
pada arus mudik lebaran. Menurut Anderson (1979) menyatakan bahwa kebijakan
merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh suatu aktor
atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah ataupun persoalan dan sebuah
kebijakan harus berdasarkan hukum sehingga memiliki kewenangan masyarakat
untuk mematuhinya.
Pemerintah Indonesia telah menyiapkan sejumlah pengaturan dan manajemen
lalu lintas untuk mencegah terjadinya kemacetan pada puncak arus mudik lebaran
yang terjadi pada tanggal 28 hingga 30 April 2022, terutama bagi masyarakat yang
mengambil jalur darat adalah hal yang paling diantisipasi karena jumlah kendaraan
yang sangat tinggi. Upaya-upaya kebijakan yang diambil pemerintah kebanyakan
berfokusan terhadap pengaturan lalu lintas yang terjadi pada beberapa titik jalan tol
Indonesia. Pengaturan ini dilakukan dengan mengatur arus kendaraan ataupun
penutupan beberapa akses pintu masuk pada tol.

PEMBAHASAN
Beberapa kebijakan yang dibuat dan diamini oleh berbagai pihak seperti
Kemenhub, kepolisian, dan maupun pemerintah sendiri akan diterapkan pada arus
mudik tahun 2022. Menjadikan manajemen dan rekayasa lalu lintas sebagai skema
untuk menghadapi permasalahan lalu lintas pada saat pelaksanaan arus mudik
lebaran merupakan keputusan yang sudah dipersiapan sedari jauh hari.
Pengalaman yang dihadapi pemerintah dalam pelaksanaan mudik lebaran tahun-
tahun sebelumnya memberikan pelajaran dan gambaran yang jelas terhadap
kondisi yang akan menjadi tantangan sulit yang akan dipecahkan pemerintah.
Menyambut arus lebaran tahun 2022 pemerintah sudah mempersiapkan skema dan
upaya-upaya untuk menghasilkan arus mudik yang lancar dan lebih baik dari
tahun-tahun sebelumnya. Pengalihan kendaraan barang, Contra Flow, One Way,
dan Ganjil Genap merupakan rentetan rekayasa yang dipersiapkan untuk
bertarung menghadapi arus mudik lebaran tahun 2022. Keempat skema tersebut
dinilai dan diyakini dapat meningkatkan kapasitas jalan tol dan membuat
kecepatan kendaraan 40 kilometer per jam dibandingkan hanya menerapkan satu
atau dua skema rekayasa lalu lintas. Berikut adalah four keys Rekayasa
Manajemen Lalu Lintas (MRLL) menjadi senjata jitu pemerintah dalam
menghadapi komplikasi pengaturan lalu lintas pada masa lebaran 2022.
1. Pengalihan Kendaraan Barang
Berdasarkan surat edaran Kemenhub Nomor 40 Tahun 2022, kendaraan
yang akan dialihkan saat arus mudik lebaran, yaitu mobil barang dengan
jumlah berat lebih dari 14.000 kg, mobil barang dengan 3 sumbu atau
lebih, kereta tempelan, dan kereta gandeng. Kebijakan ini dipilih oleh
pemerintah untuk mensterilisasi jalan yang diperkirakan akan menjadi
jalur mudik sehingga dapat menekan kepadatan yang akan terjadi pada
jalur tersebut. Namun kebijakan ini akan lebih optimal apabila dalam
pelaksanaanya diatur dalam sebuah jadwal yang sudah diiperhitungkan ke
efektifannya. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kesenjangan
ataupun ketimbangan yang terjadi pada masyarakat, agar kedua hal yang
menjadi perhatian lebih dapat sama-sama berjalan yaitu pengiriman barang
dan juga mobilitas pendudukan. Namun aturan ini tidak berlaku bagi
kendaraan pengangkut barang tertentu, seperti bahan bakar minyak, ekspor
dan impor dari dan ke Pelabuhan, air minum dalam kemasan, ternak,
pupuk, hantaran pos dan uang, bahan pokok, dan sepeda motor mudik
gratis. Arus jalan pengaturan operasional angkutan barang dilakukan pada
ruas jalan tol dan ruas jalan non tol atau jalan nasional.
2. Contra Flow
Contra flow adalah keadaan dimana kendaraan menggunakan tambahan lajur
yang diambil dari lajur dengan arah yang berlawanan. Pada umumnya,
keputusan contra flow pada jalan raya diikuti dengan arahan dari polisi
sebagai pihak yang berwenang mengatur lalu lintas jalan raya, dan hal
tersebut diupayakan untuk dapat mengurangi kemacetan. Namun tidak sedikit
pula pengendara kendaraan bermotor yang mengambil inisiatif melakukan
contra flow tanpa arahan polisi (PT. Jasa Marga, 2012). Kebijakan skema ini
digunakan untuk mencegah penumpukan hingga kendaraan tetap bisa
bergerak dan tidak terjebak kemacetan parah di ruas tol. Pada arus lebaran
2022, penerapan skema Contra Flow terjadi pada tol Jakarta cikampek dari
Km 47 hingga km 414 sampai km 3 gerbang Tol Halim. Secara sederhana
Contraflow adalah lajur dimana lalu lintas mengalir dalam arah yang
berlawanan dari jalur sekitarnya dengan memberikan prioritas pada
pergerakan suatu kendaraan dengan memberikan lajur khusus yang terpisah
dari lajur lalu lintas yang lain.
3. One Way
One way atau dalam Bahasa Indonesia adalah jalur satu arah adalah rekayasa
lalu lintas dengan mengubah jalur yang semula dua arah menjadi satu arah.
Sistem ini diterapkan untuk membantu kebijakan pemerintah dalam
menyambut arus mudik lebaran 2022 yang diterapkan untuk meningkatkan
kapasitas jalan sehingga dapan mencegah kemacetan. Ketidakseimbangan
antara pertumbuhan jumlah kendaraan dengan pertumbuhan ruang jalan dan
kurang meratanya sebaran pusat-pusat kegiatan kota, tingginya pertumbuhan
kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor sebagai dampak dari
masih rendahnya kualitas pelayanan dari kenadaran menjadi latar belakang
mengapa sistem One Way ini perlu dan penting untuk dilaksanakan. Sebelum
menerapakan sistem satu arah maka beberapa pertimbangan yang harus
diperhatikan seperti memperhitungkan pengaruh terhadap daerah-daerah
pembangkit lalu lintas sekitar jalan satu arah tersebut dan diperhitungkan pula
pengaruh dari sistem perparkirannya. Penerapan dari Sistem Satu Arah (SSA)
ini tidak hanya dilakukan pada Kawasan jalan tol tetapi tidak menutup
kemungkinan kebijakan ini diterapkan pada jenis jalan nasional ataupun
arteri. Dengan adanya SSA, diharapkan konflik kendaraan di simpang-
simpang berkurang sehingga pergerakan arus lalu lintas menjadi lebih lancar.
SSA sendiri sudah banyak diterapkan pada kota-kota besar di Indonesia,
beberapa contohnya di Tanah Abang, Sawah Besar, Kebayoran Baru, dan
Jatinegara di Jakarta, Pasirkaliki, Babakan Ciamis, dan Balonggede di
Bandung, Petisah Tengah di Medan, Krembangan dan Genteng di
Surabaya, Karampuang di Makassar dan tempat-tempat lainnya.
4. Ganjil Genap
Sistem ganjil genap merupakan skema yang digunakan untuk membatasi dan
mengurangi kepadatan lalu lintas yang terjadi pada jalur arus mudik lebaran
tahun 2022. Dalam aturan ganjil genap, mobil dengan pelat nomor belakang
genap hanya diperbolehkan melintas apabaila tanggal pada hari degan jumlah
genap. Begitu juga sebaliknya dengan mobil dengan pelat nomor belakang
ganjil diizinkan melintas saat di tanggal ganjil. Pembe rlakuan sistem ganjil
genap menurut pemerintah dinilai efektif untuk mengurangi kepadatan akibat
dari kegiatan mobilitas yang dilakukan masyarakat menjelang hari raya idul
fitri. Selain itu juga sistem ini secara tidak langsung dapat mendorong
masyarakat untuk menggunakan transportasi umum serta dapat membagi
kendaraan mencari jalan alternatif jalan lain sehingga kepadatan tidak terjadi
disatu titik saja selain itu daerah lain dapat berkembang karena keramaian
terbagi rata.
Penerapan rekayasa terhadap lalu lintas pada pelaksanaan mudik tahun ini
dinilai cukup dapat menekan kepadatan yang terjadi akibat arus mudik lebaran.
Namun beberapa kebijakan seperti one way dan ganjil genap masih dianggap kurang
efektif dalam menanggulangi keadaan macet pada jalan tol maupun jalan raya.
Diterapkannya kedua sistem ini dinilai hanya memecah titik-titik kepadatan yang
awalnya berada pada satu titik dan setelah diberlakukannya kebijakan maka satu titik
kepadatan akan tersebar menjadi beberapa titik karena pengalihan arus lalu lintas. Hal
tersebut juga merupakan latar belakang mengapa kebijakan ini kurang efektif.
Penerapan kebijakan yang ditangani pemerintah ini sendiri masih memiliki
implikasi ataupun dampak bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Pemberlakuan one way dan ganjil genap akan berdampak pada kendaraan yang
melintasi arah sebaliknya tidak ada yang bis melintas. Permasalahan kemacetan dan
kepadatan yang ditanggulangi hanya bisa ditekan dan tidak dapat dihilangkan dalam
rekayasa lalu lintas. Penekanan pada penggunaan kendaraan pribadi juga masih
belum bisa dilakukan secara maksimal mengingat masih terjadinya kepadatan pada
arus mudik maupun arus balik. Selain itu, dilihat dari sisi dampak yang diberikan bagi
kendaraan angkutan umum juga. Waktu tempuh yang lebih efisien, pemanfaatan rest
are yang dapat dilakukan secara optimal pada jalur A dan B ruas tol, potensi
peningkatan transaksi ekonomi di sepanjang jalur arteri merupakan implikasi positif
yang dirasakan masyarakat yang terdapak dari kebijakan yang ditetapkan
pemerintaah.
Perlunya sebuah solusi terhadap pelaksanaan manajemen rekayasa lalu lintas
yang diambil pemerintah dan menjadi sebuah kebijakan yang diambil pemerintah
guna menghilangkan fenomena yang sering muncul pada saat arus mudik lebaran.
Pembangunan underpass, pemasangan APILL, jalan layang, dan simpang susun
merupakan Sistem manajemen rekayasa lalu lintas yang disarankan kembali untuk
dilaksanakan dalam menyambut kesiapan arus mudik lebaran yang akan datang.
PENUTUP
Secara sederhana, penerapan kebijakan rekayasa lalu lintas yang diambil oleh
pemerintas sebagai senjata utama dalam menanggulangi permasalahan kepadatan dan
kemacetan yang diakibatkan oleh arus mudik lebaran. Dalam pelaksanaanya rekayasa
lalu lintas yang sudah dibuat oleh pemerintah sudah berjalan dengan lancar dan dapat
menekan sedikit permasalahan-permasalah lalu lintas yang nantinya pasti akan
terjadi. Namun dikatakan kurang efektif karena dalam pelaksanaanya memberikan
dampak implikasi pada masyarakat kedepannya. Dalam membuat sebuah keputusan
terkait kebijakan mulai dari tahap awal perencanaan hingga tahap akhir pelaksanaan
tidaklah mudah, terapat banyak hal yang perlu dipertimbangkan agar tidak terjadinya
ketidakselarasan antara satu pihak dengan pihak lainnya. Pengalihan kendaraan
barang, Contra Flow, One Way, dan Ganjil Genap merupakan four keys rekayasa
manajemen lalu lintas (MRLL) yang merupakan senjata jitu pemerintah dalam
menghadapi komplikasi pengaturan lalu lintas pada masa lebaran 2022. Tidak
berhenti sampai disana, masih banyak rekayasa yang dapat dipertimbangkan
kembali terhadap pencegahan kemacetan ataupun kepadatan pada saat mudik
lebaran kedepannya seperti Pembangunan underpass, pemasangan APILL, jalan
layang, dan simpang susun merupakan Sistem manajemen rekayasa lalu lintas yang
disarankan kembali untuk dilaksanakan dalam menyambut kesiapan arus mudik
lebaran yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

M. Fakhruriza Pradana, R. T. (2017). STUDI EFEKTIVITAS CONTRA FLOW


DAN PENGARUHNYA. Jurnal Fondasi,.
Muhammad Edo Fadhli, H. W. (2019). Analisis Pengurangan Kemacetan
Berdasarkan Sistem. 2619-7055.
Suyuti, R. (2018). TEKNOLOGI ”REAL TIME TRAFFIC INFORMATION
SYSTEM” UNTUK MENGATASI .
Ayuningtyas, R. (2022, Juni 2). Retrieved from Dampak Penerapan One Way Jalur
Mudik, Jalan Arteri Karawang Padat:
https://www.liputan6.com/news/read/4952197/dampak-penerapan-one-way-
jalur-mudik-jalan-arteri-karawang-padat
Mutiarasari, K. A. (2022, Juni 1). Apa Arti Mudik Sebenarnya. Retrieved from detik
news: https://news.detik.com/berita/d-6056267/apa-arti-mudik-sebenarnya-
simak-ulasannya

Anda mungkin juga menyukai