ISLAM NUSANTARA
Dosen Pengampu:
Nama : Silpa
Jurusan : PAI II.2
STAI AL-MASTHURIYAH
KATA PENGANTAR
Alhamdulilaah puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan nikmat dan hidayah – Nya juga pertolongan – Nya Saya
mengucapkan terima kasih kepada kang Irfan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Sejarah Peradaban Islam . Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi saya sendiri.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Silpa
I
DAFTAR ISI
KATAP ENGANTAR............................................................................................ I
DAFTAR ISI ....................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. LatarBelakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
A. Pendahuluan................................................................................................ 2
B. Sejarah……………………………………………….……………...……. 2
C. Karakteristik ………………………………………….……………..…….4
D. Tokoh-tokoh Agama Islam di Indonesia..................................................... 4
A. Kesimpulan……………………………………………………………..... 7
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Sejarah Islam Nusantara
2. Apa itu islam Nusantara
3. Karakteristrik Islam Nusantara
C. Tujuan
1. Suatu wujud empiris Islam yang dikembangkan di Nusantara
2. Penyebaran Islam di Indonesia adalah proses yang perlahan, bertahap, dan
berlangsung secara damai.
3. Tawasut (moderat), rahmah (pengasih), anti-radikal, inklusif dan toleran
-1-
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendahuluan
B. Sejarah
-2-
Praktik Islam awal di Nusantara sedikit banyak dipengaruhi oleh
ajaran Sufisme dan aliran spiritual Jawa yang telah ada sebelumnya. Beberapa
tradisi, seperti menghormati otoritas kyai, menghormati tokoh-tokoh Islam
seperti Wali Songo, juga ikut ambil bagian dalam tradisi Islam seperti ziarah
kubur, tahlilan, dan memperingati maulid nabi, termasuk perayaan sekaten, secara
taat dijalankan oleh Muslim tradisional Indonesia. Akan tetapi, setelah datangnya
Islam aliran Salafi modernis yang disusul datangnya ajaran Wahhabi dari Arab,
golongan Islam puritan skripturalis ini menolak semua bentuk tradisi itu dan
mencelanya sebagai perbuatan syirik atau bidah, direndahkan sebagai bentuk
sinkretisme yang merusak kesucian Islam. Kondisi ini telah menimbulkan
ketegangan beragama, kebersamaan yang kurang mengenakkan, dan persaingan
spiritual antara Nahdlatul Ulama yang tradisional dan Muhammadiyah yang
modernis dan puritan.
-3-
disebut Islam Arab, dengan mendefinisikan Islam Indonesia. Dibandingkan dengan
Muslim Timur Tengah, Muslim di Indonesia menikmati perdamaian dan
keselarasan selama beberapa dekade. Dipercaya hal ini berkat pemahaman Islam di
Indonesia yang bersifat moderat, inklusif, dan toleran. Ditambah lagi telah muncul
dukungan dari dunia internasional yang mendorong Indonesia — sebagai negara
berpenduduk Muslim terbesar, agar berkontribusi dalam evolusi dan perkembangan
dunia Islam, dengan menawarkan aliran Islam Nusantara sebagai alternatif terhadap
Wahhabisme Saudi. Maka selanjutnya, Islam Nusantara diidentifikasi, dirumuskan,
dipromosikan, dan digalakkan.
C. Karakteristik
-4-
3. Abdullah Afifuddin
4. Abdullah Gymnastiar
5. Abdullah Syah
6. Abdurrahman Wahid, Ketua PB NU, Presiden Indonesia
7. Abdurrahman Syihab
8. Abu Bakar Ba'asyir, Pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia
9. Abubakar bin Ali Syahab
10. Ahmad Al Habsyi
11. Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah
12. Ahmad Fuadi
13. Ahmad Rifai Arief
14. Ahmad Syafii Maarif, Ketua PP Muhammadiyah
15. Ahmad Syahiduddin
16. Aisyah Aminy
17. Amien Rais, Ketua PP Muhammadiyah, Ketua MPR RI
18. Arsyad Thalib Lubis
19. Bachtiar Nasir
20. Cholil Bisri
21. Dien Syamsuddin, Ketua PP Muhammadiyah
22. Felix Siauw, Ustaz
23. Habib Rizieq Shihab, Ketua FPI
24. Hamka, Ulama internasional, Ketua MUI, sastrawan
25. Hasan Basri, Ketua MUI
26. Hasan Ma'sum
27. Hasyim Asyari, Pendiri NU
28. Hasyim Muzadi, Ketua PB NU
29. Idham Chalid
30. Jeffry Al Buchori
31. Jimly Asshiddiqie
32. Kadir Abdussamad
33. Liem Hai Thai, Ulama
34. Mahmud Yunus
-5-
35. Ma'ruf Amin, Ketua MUI, Rais Aam PBNU
36. Minhadjurrahman Djojosoegito
37. Muchtar Adam
38. Mohammad Natsir
39. Muhammad Imaduddin Abdulrahim
40. Mustafa Husein
41. Noer Alie
42. Nur Anas Djamil
43. Saleh P. Daulay
44. Tuanku Imam Bonjol, Pahlawan Perang Padri
45. Tuanku Tambusai, Pahlawan Perang Padri
46. Tuty Alawiyah
47. Wahyu NH. Al Aly
48. Zainuddin MZ, ustaz
-6-
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam Nusantara atau model Islam Indonesiaadalah suatu wujud
empiris Islam yang dikembangkan di Nusantara setidaknya sejak abad ke-16,
sebagai hasil interaksi, kontekstualisasi, indigenisasi, interpretasi, dan
vernakularisasi terhadap ajaran dan nilai-nilai Islam yang universal, yang
sesuaidenganrealitas sosiokultural Indonesia. Istilah ini secara perdana resmi
diperkenalkan dan digalakkan oleh organisasi Islam Nahdlatul Ulama pada 2015,
sebagai bentuk penafsiran alternatif masyarakat Islam global yang selama ini selalu
didominasi perspektif Arab dan Timur Tengah misalnya Wahabismedari Saudi.
Ciri utama dari Islam Nusantara adalah tawasut (moderat), rahmah (pengasih),
anti-radikal, inklusif dan toleran. Dalam hubungannya dengan budaya lokal, Islam
Nusantara menggunakan pendekatan budaya yang simpatik dalam menjalankan
syiar Islam; ia tidak menghancurkan, merusak, atau membasmi budaya asli, tetapi
sebaliknya, merangkul, menghormati, memelihara, serta melestarikan budaya lokal.
Islam Nusantara dikembangkan secara lokal melalui institusi pendidikan
tradisional pesantren. Para santri memerlukan bimbingan dari guru agama mereka
agar tidak tersesat sehingga mengembangkan paham yang salah atau radikal.
-7-
DAFTAR PUSTAKA
1. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Islam_Nusantara
2. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Daftar_tokoh_Islam_Indonesia
-8-