PEMBAHASAN
Linguistik transformasional dan aliran-aliran sesudahnya
Tata bahasa dari setiap bahasa seperti tampak pada bagan tersebut terdiri
dari tiga komponen, yaitu (1) komponen sintaksis, (2) komponen semantik, dan
(3) komponen fonologis. Hubungan antara ketiganya adalah input dari komponen
semantik adalah output dari subkomponen sintaksis yang disebut subkomponen
dasar. Sedangkan input pada komponen fonologis merupakan output dari
subkomponen sintaksis yang disebut subkomponen transformasi. Komponen
sintaksis merupakan “sentral” dari tata bahasa, karena (a) komponen inilah yang
menentukan kalimat, dan (b) komponen ini pulalah yang menggambarkan aspek
kreativitas bahasa.
Untaian awal atau input awal mengalami kaidah percabangan, untuk
kemudian mengalami kaidah-kaidah subkategorisasi. Kaidah-kaidah subkategori
ini menghasilkan pola-pola kalimat dasar dan deskripsi struktur untuksetiap
kalimat yang disebut penanda frase dasar. Inilah yang menjadi unsur-unsur
struktur batin (deep structure). Leksikon merupakan daftar morfem beserta
keterangan yang diperlukan untuk penafsiran semantik, sintaksis, dan fonologi.
Walaupun belom diketahui dengan jelas bentuk leksikon itu, tetapi keterangan
seperti jenis kata, unsur yang dapat mendahului dan mengikutinya di dalam
kalima, abstrak atau tidak, haruslah tercantum di dalam leksikon ini. Kaidah
transformasi mengubah struktur bati yang dihasilkan oleh kaidah-kaidah kategori
menjadi struktur lahir. Karena struktur batin ini telah memiliki semua unsur yang
diperlukan untuk interpretasi semantik dan fonologis, maka kalimat yang berbeda
artinya, akan mempunyai struktur batin yang berbeda pula. Perbedaan arti
biasanya tercemin di dalam perbedaan morfem, urutan morfem, dan jumlah
morfemyang digunakan. Ada kalimat yang jumlah morfemnya sama, bunyi dan
urutannya sama, tetapi mempunyai arti yang berbeda. Kelimat-kalimat yang
meragukan seperti ini, tentu memiliki struktur dalam yang berbeda.
Komponen semantik memberikan interpretasi semantik pada deretan unsur
yang dihasilkan oleh subkomponen dasar. Arti kalimat yang dihasilkan ditentukan
oleh komponen ini. Arti sebuah morfem dapat digambarkan dengan memberikan
unsur makna atau ciri seantik yang membentuk arti morfem itu. Umpanya, kalau
kata ayah dan ibu kita bandingkan dengan kata pinsil dan kursi, maka dapat kita
lihat kata ayah dan ibu mempunyai ciri semantik /+makhluk/ sedangkan kata
pinsil dan kursi tidak memiliki ciri itu, atau lazim disebut memiliki ciri
semantik /-makhluk/. Oleh karena itulah kita dapat menerima kalimat:
Ayah suka makan durian
Ibu suka makan durian
Mengapa kalimat pinsil dan kursi tidak berterima, karena kata kerja makan
hanya bisa dilakukan oleh kata benda yang mempunyai ciri semantik /+makhluk/,
dan tidak dapat dilakukan oleh yang berciri semantik /-makhluk/.