PERKEMBANGAN
TEORI LINGUISTIK
I Putu Mas Dewantara
1. Sejarah TL Tradisional
2 Istilah yang dipertentangkan (Tradisional Vs Struktural)
Tata bahasa tradisional menganalisis bahasa berdasarkan filsafat
dan semantik
Tata bahasa struktural berdasarkan struktur atau ciri-ciri formal
yang ada dalam suatu bahasa tertentu.
Tradisional
Kejadian
Struktural
dengan
Kt Kerja
Kaum Alexandrian
Buku Dionysius Thrax (cikal bakal TT BHS Tradisional
Di India tahun 400 SM terbit buku Astdhyasi berisi
deskripsi bhs sansekerta
Kaum Modistae
Mereka masih membicarakan masalah fisis dan nomos serta
analogi dan anomali
Mereka menerima konsep analogi
Mereka memperhatikan semantik sebagai dasar penyebutan
definisi-definisi bentuk-bentuk bahasa
Mereka mencari sumber makna. Sehingga akhirnya di zaman
ini berkembang pula bidang etimologi
Peranan Tata Bahasa Spekulativa
Tata bahasa spekulativa merupakan hasil integrasi deskripsi
gramatikal bahasa latin (seperti yang dirumuskan oleh
Priscia) ke dalam filsafat skolastik.
Karakteristik L. Tradisional
Bertolak dari pola pikir secara filosofis
Tidak membedakan bahasa dan tulisan
(pencampuradukan antara huruf dan fungsi)
Senang bermain dengan definisi (pengaruh cara
berpikir deduktif)
Pemakaian bahasa berkiblat pada pola/kaidah
Level-level gramatik belum ditata secara rapi
Tata Bahasa Didominasi oleh Jenis Kata (Part of
Speech)
A. Keunggulan L. Tradisional
Teori tradisional lebih tahan lama karena pola pikir aliran ini
bertolak dari pola pikir filsafat.
Aliran ini berkiblat pada bahasa tulis baku, maka keteraturan
penggunaan bahasa bagi para penganutnya amat dibangggakan.
Aliran tradisional mampu menghasilkan generasi yang
mempunyai kepandaian dalam menghafal istilah karena salah
satu ciri aliran ini senang bermain dengan definisi.
Aliran tradisional menjadikan penganutnya memiliki pengetahuan
tata bahasa yang cukup tinggi karena pemakaian bahasa
berkiblat pada pola atau kaidah.
Aliran ini telah memberikan kontribusi besar terhadap penegakan
prinsip: yang benar adalah benar walaupun tidak umum, dan
yang salah adalah salah walaupun banyak pengikutnya.
B. Kelemahan L. Tradisional
Teori tradisional belum bisa membedakan bahasa dan tulisan
sehingga pengertian antara bahasa dan tulisan masih kacau.
Pemakaian bahasa berkiblat pada pola atau kaidah sehingga
siswa pandai dan hafal teori-teori bahasa akan tetapi tidak mahir
sama sekali berbicara atau berbahasa didalam kehidupan
masyarakat.
Level-level gramatikalnya belum rapi hanya tiga level yang secara
pasti ditegakkan, yakni huruf, kata, dan kalimat.
Pemerian bahasa menggunakan pola bahasa latin yang sangat
berbeda dengan bahasa Indonesia.
Pemerian bahasa berdasarkan bahasa tulis baku padahal bahasa
tulis baku hanya merupakan sebagian dari ragam bahasa yang
ada.
2. Lingistik Struktural
Linguistik struktural berusaha mendiskripsikan suatu bahasa
berdasarkan ciri atau sifat khas yang dimiliki bahasa itu.
Tokoh:
Konsep:
Telaang sinkronik dan diakronik
Perbedan langue dan parole
Perbedaan signifian dan signifie
Hubungan sintagmatif dan paradi
Aliran Praha
Aliran Glosemantik
Aliran Firthin
Linguistik Sistemik
Konsep:
Pada masa itu para linguistik Amerika
menghadapi masalah yang sama, yaitu banyak
sekali bahasa Indian yang belum diperikan.
Sikap Bloomfield yang menolak mentalistik
sejalan dengan iklim filsafat yang berkembang
pada masa itu di Amerika yaitu filsafat
strukturalisme.
Diantara linguis-linguis itu ada hubungan yang
baik, karena adanya The Linguistic Society of
America, yang menerbitkan majalah Language,
wadah tempat melaporkan hasil kerja mereka.
Aliran Tagmemik
Konsep:
Menurut aliran ini satuan dasar dari sintaksis adalah
tagmem. Yang disebut tagmem adalah korelasi antara
fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentukbentuk kata yang dapat saling dipertukarkan untuk mengisi
slot tersebut.
Karakteristik L. Struktural
Berlandaskan pada faham behaviourisme. (stimulusrespons).
Bahasa berupa ujaran. Ciri ini menunjukka bahwa hanya
ujaran saja yang termasuk dalam bahasa dalam pengajaran
bahasa teori struktural melahirkan metode langsung dengan
pendekatan oral. Tulisan statusnya sejajar dengan gersture.
Bahasa merupakan sistem tanda (signifie dan signifiant)
yang arbitrer dan konvensional.
Bahasa merupakan kebiasaan (habit).
Kegramatikalan berdasarkan keumuman
A. Keunggulan L. Struktural
Aliran ini sukses membedakan konsep grafem dan fonem.
Metode drill and practice membentuk keterampilan
berbahasa berdasarkan kebiasaa
Kriteria kegramatikalan berdasarkan keumuman sehingga
mudah diterima masyrakat awam.
Level kegramatikalan mulai rapi mulai dari morfem, kata,
frase, klausa, dan kalimat.
Berpijak pada fakta, tidak mereka-reka data.
B. Kelemahan L. Struktural
Bidang morfologi dan sintaksis dipisahkan secara tegas.
Metode drill and practice sangat memerlukan ketekunan,
kesabaran, dang sangat menjemukan.
Proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap
berlangsung secara fisis dan mekanis padahal manusia
bukan mesin.
Kegramatikalan berdasarkan kriteria keumuman , suatu
kaidah yang salah pun bisa benar jika dianggap umum.
Faktor historis sama sekali tidak diperhitungkan dalam
analisis bahasa.
Objek kajian terbatas sampai level kalimat, tidak menyentuh
aspek komunikatif.
3. Linguistik Transformasional
A. Tata Bahasa Tranformasional
Menurut Chomsky tata bahasa itu harus memenuhi dua syarat,
yaitu:
Kalimat yang dihasilkan harus dapat diterima oleh pemakai
bahasa tersebut, sebagai kalimat wajar dan tidak dibuatbuat.
Tata bahasanya harus berbentuk sedemikian rupa,
sehingga satuan atau istilah yang digunakan tidak
berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja, dan
semuanya itu harus sejajar dengan teori linguistik tertentu.
B. Semantik Generatif
Memisahkan diri dari Chomsky, asumsi:
Struktur semantik dan struktur sintaksis bersifat
homogen, dan untuk menghubungkan kedua
struktur itu cukup hanya dengan kaidah
transformasi saja,
Sudah seharusnya semantik dan sintaksis
diselidiki bersama sekaligus karena keduanya
adalah satu.
Karakteristik L. Transformasional
Berdasarkan Paham Mentalistik
Bahasa Merupakan Innate
Bahasa Terdiri atas Lapis Dalam dan Lapis
Permukaan
Bahasa Terdiri atas Unsur Competent dan
Performance
Analisis Bahasa Bertolak dari Kalimat
Bahasa Bersifat Kreatif
Dll.
A. Keunggulan L. Transformatif
Proses berbahasa merupakan proses kejiwaan bukan fisik.
Secara tegas memisah pengetahuan kebahasaan dengan
keterampilan berbahasa (linguistic competent dan linguistic
performance)
Dapat membentuk konstruksi-konstruksi lain secara kreatif
berdasarkan kaidah yang ada..
Dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya
karena gramatiknya bersifat generatif.
B. Kelemahan L. Transformasi
Tidak mengakui eksistensi klausa sehingga tidak
dapat memilah konsep klausa dan kalimat.
Bahasa merupakan innate walaupun manusia
memiliki innate untuk berbahasa tetapi tanpa
dibiasakan atau dilatih mustahil akan bisa.
Setiap kebahasaan selalu dikembalikan kepada
deep structur.
Terima Kasih