Anda di halaman 1dari 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT CELEBES

http://jkmc.or.id/ojs/index.php/jkmc
Volume 02 | Nomor 01 | November | 2020
ISSN: 2686-4401

Faktor Risiko Kejadian Hipertensi pada Lansia Di Wilayah Pesisir


Puskesmas Abeli Kota Kendari
Sri Marsita1, Narmawan2, Diah Indriastuti3
123 Program Sarjana Keperawatan, STIKes Karya Kesehatan, Indonesia

Corespondensi Author
Narmawan
Program Sarjana Keperawatan, STIKes Karya Kesehatan, Indonesia
Jalan AH. Nasution No. 89. Andonohu
Email: narmawanfebson@gmail.com

Kata Kunci : Konsumsi Garam, Stres, Konsumsi Alkohol, Kejadian Hipertensi Lansia, Wilayah
Pesisir
Keywords : Salt Consumption, Stress, Alcohol Consumption, Occurrence of Hypertension, Coastal
Areas

Abstrak. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah
dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan memompa keseluruh jaringan
dan organ–organ tubuh secara terus–menerus lebih dari suatu periode.hipertensi disebabkan oleh
beberapa faktor seperti adanya stres, konsumsi natrium/garam yang berlebihan dan pengaruh
alkohol.Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko kejadian Hipertensi kejadian hipertensi pada
lansia pada masyarakat pesisir di Puskesmas Abeli Kota Kendari.Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
dengan rancangan case control study.Penelitian dilaksanakan pada tanggal 21-31 Agustus 2019.
Populasi pada penelitian adalah semua penderita hipertensi usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun
yang tinggal di daerah pesisir Abeli yaitu Kelurahan Puday, Kelurahan Lapulu, Kelurahan Talia yang
datang berobat ke dan jumlah sampel sebanyak 118 orang (kasus 59 orang dan kontrol 59 orang)
diambil dengan cara simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan
konsumsi garam berlebih merupakan faktor resiko hipertensi di Puskesmas dengan p value = 0,014 <
dari nilai α = 0,05 dan nilai OR = 2,649. Stres merupakan faktor resiko hipertensi p value = 0,005 <
dari nilai α = 0,05 dan nilai OR = 4,336. Kebiasaan konsumsi alkohol merupakan faktor resiko
hipertensi dengan p value = 0,000 < dari nilai α = 0,05 dan nilai OR = 5,327. Saran kepada pihak
Puskesmas Abeli Kota Kendari agar meningkatkan pelayanan posbindu dan promosi kesehatan
kepada masyarakat pesisir tentang faktor resiko hipertensi untuk menurunkan angka kejadian
hipertensi pada masyarakat termasuk lansia.

Absctract. The Hypertension or high blood pressure is an abnormal increase in blood pressure in the
arteries that carry blood from the heart and pump throughout the tissues and organs of the body
continuously over a period. Hypertension called high blood pressure is caused by several factors such
as stress, excessive sodium / salt consumption and the influence of alcohol. This study aims to
determine the risk factors for the incidence of hypertension in the incidence of hypertension in the
elderly in coastal communities in the Abeli Health Center, Kendari City. This type of research is
quantitative with a case control study design. The study was conducted on August 21-31, 2019. The
population in this study were all middle age hypertension sufferers (middle age) 45-59 years who
lived in the Abeli coastal area, namely Puday Village, Lapulu Village, Talia Village who came for

JKMC, VOLUME 02, NO 01, NOVEMBER 2020 18


Sri Lestari, Narmi, Desiderius Bela Dhesa, Hubungan Peran Komite Keperawatan dengan Profesionalisme
Perawat dalam Pemberian Asuhan Keperawatan di BLUD RS Konawe Utara

treatment and as many samples. 118 people consisting of 59 case samples and 59 controls were taken
by simple random sampling. The results showed that the habit of over-salt consumption was a risk
factor for hypertension in Puskesmas with p value = 0.014 <from α = 0.05 and OR value = 2.649.
Stress is a risk factor for hypertension p value = 0.005 <of the value of α = 0.05 and the value of OR
= 4.336. Alcohol consumption is a risk factor for hypertension with p value = 0.000 <from value α =
0.05 and OR value = 5.327. Suggestions to the Kendari City Abeli Health Center to improve
postbindu services and health promotion to coastal communities about hypertension risk factors to
reduce the incidence of hypertension in the community, including the elderly.

PENDAHULUAN Sultra 2018). Data yang diperoleh dari Dinas


Transisi paralel antara epidemiologi, Kesehatan Kota Kendari penderita Hipertensi
demografi dan transisi teknologi saat ini telah pada tahun 2016 sebanyak 10.559 penderita.
terjadi di Indonesia yang menyebabkan Pada tahun 2017 sebanyak 9.933
perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi penderita,pada tahun 2018 sebanyak 13.140
ke penyakit tidak menular (PTM) dan penderita Hipertensi (Dinkes Kota Kendari
menimbulkan masalah besar dalam hal 2018).
morbiditas dan mortalitas (Masriadi 2016). Data dari Puskesmas Abeli Kota
Faktor risiko paling penting yang Kendari diketahui bahwa penyakit hipertensi
menyebabkan penyakit tidak menular oleh termasuk urutan ke-2 dari sepuluh besar
karena gaya hidup sehat seperti hipertensi penyakit yang ada di Puskesmas Abeli tahun
(Kemenkes RI, 2014). Hipertensi atau tekanan 2018. Penderita hipertensi usia lebih dari 45
darah tinggi adalah suatu peningkatan tahun, pada tahun 2016 sebanyak 487 (3,57%)
abnormal tekanan darah dalam pembuluh penderita. Penderita hipertensi tahun 2017
darah arteri yang mengangkut darah dari sebanyak 599 (3,80%) penderita, tahun 2018
jantung dan memompa keseluruh jaringan dan sebanyak 577 (3,62%) penderita, dan penderita
organ–organ tubuh secara terus–menerus lebih hipertensi lebih dari 45 tahun yang terletak
dari suatu periode (Sartik et al. 2017). dari 3 kelurahan yaitu Kelurahan Puday,
World Health Organization (WHO) Kelurahan Talia, dan Kelurahan Lapulu, tahun
secara global memperkirakan sekitar 1 milyar 2019 dari bulan Januari sampai Juni sebanyak
penduduk di seluruh dunia menderita 176 (2,42%) penderita (Puskesmas Abeli
hipertensi pada tahun 2017 (WHO 2017). 2018).
World Heart Federation tahun 2018 Hasil survey awal dengan melakukan
memperkirkan 40% dari penduduk doseluruh wawancara pada tanggal 14 Mei tahun 2019
dunia menderita hipertensi (World Heart terhadap 12 penderita hipertensi yang berusia
Federation 2018). Hipertensi menyebabkan 8 40-59 tahun di Kelurahan Puday, Kelurahan
juta penduduk diseluruh dunia meninggal Lapulu dan Kelurahan Talia, dimana diketahui
setiap tahunnya, dimana hampir 1,5 juta bahwa 5 sampel memiliki kebiasaan suka
penduduk diantaranya terdapat di kawasan mengkonsumsi makanan yang asin seperti ikan
Asia Tenggara (Tarigan et al. 2018). asin dan keripik asin, 4 sampel mudah
Data Riskesdas 2018 menunjukkan mengalami stres, 3 sampel memiliki kebiasaan
bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia mengkonsumsi alkohol berlebih. Wawancara
berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk tentang lama waktu menderita hipertensi
umur ≥ 18 tahun adalah sebesar 34,1% dengan diketahui bahwa 7 responden rata-rata
provinsi prevalensi tertinggi adalah menderita hipertensi sejak 4 tahun yang lalu,
Kalimantan Selatan sebesar 44,1% dan dan 5 responden lainnya menderita hipertensi
terendah dalah provinsi Papua sebesar 22,2%. sejak 6 tahun yang lalu.
Provinsi Sulawesi Tenggara, jumlah hipertensi Data diatas diketahui bahwa penyakit
tahun 2015 sebesar 22.312 penderita, tahun hipertensi masih merupakan penyakit yang
2016 sebesar 29.749 penderita, tahun 2017 menjadi masalah.Penulis tertarik untuk
meningkat menjadi 31.817 orang (38,60%), melakukan penelitian mengenai “Faktor risiko
tahun 2017 masih meningkat dengan jumlah kejadian hipertensi pada lansia di wilayah
36.243 penderita (Dinkes Sultra 2017; Dinkes pesisir di Puskesmas Abeli Kota Kendari.
JKMC, VOLUME 02, NO 01, NOVEMBER 2020 19
Sri Marsita, Narmawan, Diah Indriastuti, Faktor Risiko Kejadian Hipertensi pada Lansia Di Wilayah Pesisir
Puskesmas Abeli Kota Kendari

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan


METODE Karakteristik Responden Penderita
Desain yang digunakan dalam penelitian Hipertensidi Wilayah Pesisir Puskesmas Abeli
ini adalah pendekatan kuantitatif dengan Kota Kendari
rancangan case control study. Kejadian Hipertensi
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Data Demografi Kasus Kontrol
21 s.d 31 Agustus 2019 di daerah pesisir Abeli n % n %
yaitu Kelurahan Puday, Kelurahan Lapulu,
Kelompok Umur
Kelurahan Talia kecamatan Abeli Kota
Kendari dengan jumlah sampel sebanyak 118 45-59 21 17,8 22 18,6
orang terdiri dari 59 kelompok kasus dan 59 50-54 18 15,3 24 20,3
kelompok kontrol yang diambil secara simple 55-59 20 16,9 13 11
random sampling. Adapun kriteria sampel Jenis Kelamin
untuk kasus berdomisili di daerah pesisir abeli, Laki-Laki 32 27,1 33 28
menderita hipertensi, kategori umur middle Perempuan 27 22,9 26 22
age (49-59). Sedangkan kriteria sampel untuk
Pendidikan
kontrol yaitu berdomisili di daerah pesisir
abeli, kategori umur middle age (49-59), serta SD 25 21,2 24 20,3
memiliki kebiasaan konsumsi alkohol, SMP 13 11 12 10,2
konsumsi garam berlebihan dan mudah stress. SMA 12 10,2 18 15,3
Instrument penelitian yang digunakan S1 9 7,6 5 4,2
dalam penelitian yaitu menggunakan
questioner khusus untuk variabel independen Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
yaitu untuk variabel konsumsi garam bahwa sebagian besar responden kelompok
menggunakan pertanyaan terbuka yang kasus berusia 45-59 tahun sebanyak 21 orang
langsung diisi oleh responden dengan kriteria (17,8%), sedangkan sebagian besar responden
berrisiko jika asupan garam sehari ≥1 sendok kelompok kontrol berusia 50-54 tahun
teh dan sebalikanya, untuk variable konsumsi sebanyak 24 orang (20,3%). Sebagian besar
alkohol juga menggunakan pertanyaan terbuka jenis kelamin responden kasus adalah adalah
yang langsung diisi responden dengan kriteria laki-laki sebanyak 32 orang (27,1%) dan besar
berrisiko jika konsumsi alkohol >2 gelas/hari jenis kelamin responden kontrol adalah adalah
(200 cc) pada laki-laki dan wanita jika laki-laki sebanyak 33 orang (28,0%). Sebagian
konsumsinya >1 gelas/hari (100 cc), besar responden kasus berpendidikan SD yaitu
sedangkan untuk variabel yang mengukur sebanyak 25 orang (21,2%) dan sebagian besar
stress menggunakan skala DASS (Depression responden kasus berpendidikan SD yaitu
Anxety Stress Scale) yang terdiri dari 42 item sebanyak 24 orang (20,3%).
pernyataan dengan scoring menggunakan
angka 0 yang berarti tidak pernah, 1 berarti
kadang-kadang, 2 berarti sering dan 3 berarti
hamper setiap saat.
Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan uji Mantel
Haenszel atau yang lebih sering disebut
dengan Odds Rasio (OR).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden
20
JKMC, VOLUME 02, NO 01, NOVEMBER 2020
Sri Lestari, Narmi, Desiderius Bela Dhesa, Hubungan Peran Komite Keperawatan dengan Profesionalisme
Perawat dalam Pemberian Asuhan Keperawatan di BLUD RS Konawe Utara

Variabel Penelitian Hubungan Kebiasaan Konsumsi Garam


Tabel 2. Distribusi Variabel Penelitian Pada Dengan Kejadian Hipertensi
Responden Di Wilayah Pesisir Puskesmas Tabel 3. Distribusi Kebiasaan Konsumsi
Abeli Kota Kendari Garam Dengan Kejadian Hipertensi Di
Kejadian Hipertensi Wilayah Pesisir Puskesmas Abeli Kota
Data Demografi Kasus Kontrol Kendari
n % n % Variabel
Kejadian Hipertensi p
Konsumsi Garam Penelitian OR Lower Upper
value
Resiko 44 37,3 31 26,3 Konsumsi Kasus Kontrol
Tidak Beresiko 15 12,7 28 23,7 Garam n % n %
Stres Resiko 44 37,3 31 26,3
Tidak 0,014 2,649 1,218 5,765
Tidak Normal 32 27,1 33 28 15 12,7 28 23,7
Beresiko
Ya Ringan 27 22,9 26 22
Total 59 50 59 50
Sedang 13 11 3 2,5
Berat 12 10,2 2 1,7
Konsumsi Alkohol Hasil uji statistik p value = 0,014, p-
Resiko 47 39,8 25 21,2 value hasil penelitian < dari nilai α = 0,05
Tidak Beresiko 12 10,2 34 28,8 yang berarti signifikan dan nilai OR = 2,649
Hipertensi dan nilai lower dan uppper = 1.218 – 5,765.
Normal 0 0 35 29,7 Dengan demikian kebiasaan konsumsi garam
Pre Hipertensi 0 0 17 14,4 berlebih merupakan faktor resiko hipertensi
Hipertensi 13 11 7 5,9 secara signifikan di Puskesmas Abeli Kota
Hipertensi 46 39 0 0
Kendari. Responden dengan kebiasaan
Tabel 2 menunjukkan sebagian besar
konsumsi garam berlebih memiliki risiko
responden kasus memiliki kebiasaan konsumsi 2,649 atau hampir 3 kali berisiko menderita
garam yakni sebanyak 44 orang (37,3%) dan hipertensi dari responden yang tidak memiliki
sebagian besar responden kontrol memiliki
kebiasaan konsumsi garam berlebih dan
kebiasaan konsumsi garam yakni sebanyak 31
sekurang-kurangnya lebih beresiko 1,218 kali
orang (26,3%). Sebagian besar responden lipat dapat menderita hipertensi dan paling
kasus tidak mengalami stress (normal) yakni
tinggi sebesar 5,765 kali lipat dapat menderita
sebanyak 32 orang (27,1%) dan sebagian besar hipertensi.
responden kontrol tidak menderita stress yakni Hal ini karena garam akan
sebanyak 33 orang (28,0%). Sebagian besar
meningkatkan kadar natrium dalam darah
responden kasus memiliki kebiasaan konsumsi sehingga dapat meningkatkan volume darah
alkohol yakni sebanyak 47 orang (39,2%) dan dan berdampak pada timbulnya hipertensi.
sebagian besar responden kontrol tidak
Hasil Penelitia ini sejalan dengan teori bahwa
memiliki kebiasaan konsumsi alkohol yakni konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan
sebanyak 34 orang (28,8%).Sebagian besar konsentrasi natrium yang berlebih
responden kasus menderita hipertensi derajat I
menyebabkan konsentrasi Natrium di dalam
yakni sebanyak 46 orang (39,0%) dan
cairan ekstraseluler meningkat. Untuk
sebagian besar responden kontrol tidak menormalkan cairan intraseluler ditarik keluar,
menderita hipertensi yakni sebanyak 35 orang
sehingga volume cairan ekstraseluler
(29,7%). meningkat. Meningkatnya cairan ekstraseluler
tersebut menyebabkan meningkatnya volume
darah sehingga berdampak pada timbulnya
hipertensi (Amilia et al. 2014). Konsumsi
garam dapur (mengandung iodium) yang
dianjurkan tidak lebih dari 5 gram perhari
setara dengan satu sendok teh. Asupan natrium
yang meningkat menyebabkan tubuh meretensi
cairan, yang mengakibatkan meningkatnya
volume darah (Anggara 2013). Hal ini
disebabkan peningkatan asupan Natrium
mempengaruhi keaktifan mekanisme hormon

JKMC, VOLUME 02, NO 01, NOVEMBER 2020 21


Sri Marsita, Narmawan, Diah Indriastuti, Faktor Risiko Kejadian Hipertensi pada Lansia Di Wilayah Pesisir
Puskesmas Abeli Kota Kendari

renin-angiostensin sehingga produksinya akan bereaksi pada tubuh yang antara lain
menjadi berlebh dan selanjutnya menaikkan termasuk peningkatan tegangan otot,
volume darah dan akan menyebabkan tekanan peningkatan denyut jantung dan meningkatnya
darah naik (Mahmudah et al. 2015). tekanan darah. Reaksi ini dimunculkan ketika
Hasil penelitian ini sejalan dengan tubuh bereaksi secara cepat yang tidak
penelitian Susanti dimana hasil penelitiannya digunakan, maka akan dapat memicu
menunjukkan bahwa terdapat hubungan terjadinya penyakit yang termasuk penyakit
asupan natrium dengan tekanan darah sistolik hipertensi (Ardian et al. 2011).
(p=0,041) dan diastolik (p =0,040) (Susanti Hasil penelitian ini sejalan dengan
2017). Peneliti berkesimpulan bahwa penelitian Adian tentang signifikansi tingkat
peningkatan konsumsi garam akan stres dengan tekanan darah pada pasien
meningkatan terjadinya resiko hipertensi yang hipertensi dimana hasil penelitiannya
berarti bahwa konsumsi garam berbanding menunjukkan bahwa terdapat hubungan
lurus dengan terjadinya hipertensi pada lansia tingkat stress dengan tekanan darah pada
di wilayah pesisir. pasien hipertensi (Ardian et al. 2011).
Penelitian lain yaitu penelitian Hermawan
Hubungan Stress Dengan Kejadian tahun 2014 tentang hubungan tingkat stres
Hipertensi dengan tekanan darah pada lansia hipertensi di
Tabel 4. Distribusi Stress Dengan Kejadian Gamping Sleman Yogyakarta yang
Hipertensi Di Wilayah Pesisir Puskesmas menunjukkan ada hubungan tingkat stress
Abeli Kota Kendari dengan tekanan darah pada lansia (Hermawan
Variabel
Kejadian Hipertensi p 2014).
Penelitian OR Lower Upper
value Peneliti berasumsi bahwa kejadian
Kasus Kontrol
Stres
n % n %
stress pada responden berbanding lurus dengan
Ya 43 36,4 28 23,7 terjadinya hipertensi. Semakin sering
0,005 4,336 2,156 10,725
Tidak 16 13,6 31 26,3 responden mengalami stress maka resiko
Total 59 50 59 50 semakin besar resiko hipertensi yang dialami.

Hasil uji statistik p value = 0,005 < Hubungan Konsumsi Alkohol Dengan
dari nilai α = 0,05 yang berarti signifikan dan Kejadian Hipertensi
nilai OR = 4,336 dan nilai lower dan uppper = Tabel 5. Distribusi Konsumsi Alkohol Dengan
2,156 – 10,725. Dengan demikian stres Kejadian Hipertensi Di Wilayah Pesisir
merupakan faktor resiko hipertensi secara Puskesmas Abeli Kota Kendari
signifikan di Puskesmas Abeli Kota Kendari. Variabel
Kejadian Hipertensi
Penelitian p
Responden dengan stres memiliki risiko 4,336 value
OR Lower Upper
Konsumsi Kasus Kontrol
atau kali berisiko menderita hipertensi dari Alkohol
n % n %
responden yang tidak memiliki kebiasaan Resiko 47 39.8 25 21.2
0,000 5,327 2,352 12,065
konsumsi garam berlebih dan sekurang- Tidak
12 10.2 34 28.8
kurangnya lebih beresiko 2,156 kali lipat dapat Beresiko
Total 59 50 59 50
menderita hipertensi dan paling tinggi sebesar
Hasil uji statistik p value = 0,000, p-
10,725 kali lipat dapat menderita hipertensi.
value hasil penelitian < dari nilai α = 0,05
Hal ini dikarenakan bahwa stres dapat
yang berarti signifikan dan nilai OR = 5,327
memicu terjadinya kenaikan darah.Hasil
dan nilai lower dan uppper = 2,352– 12,065.
penelitian ini sejalan dengan teori bahwa stres
Dengan demikian kebiasaan konsumsi alkohol
yang terjadi akan memicu terjadinya kenaikan
merupakan faktor resiko hipertensi secara
tekanan darah dengan suatu mekanisme yang
signifikan di Puskesmas Abeli Kota Kendari.
memicu meningkatnya kadar adrenalin. Stres
Responden dengan kebiasaan konsumsi garam
akan menstimulasi saraf simpatis akan muncul
berlebih memiliki risiko 5,327 kali berisiko
peningkatan tekanan darah dan curah jantung
menderita hipertensi dari responden yang tidak
yang meningkat. Stres akan bertambah tinggi
memiliki kebiasaan konsumsi garam berlebih
jika resistensi pembuluh darah perifer dan
dan sekurang-kurangnya lebih beresiko 2,352
curah jantung meningkat yang sehingga
kali lipat dapat menderita hipertensi dan paling
menstimulasi syaraf simpatis. Sehingga stres

22
JKMC, VOLUME 02, NO 01, NOVEMBER 2020
Sri Lestari, Narmi, Desiderius Bela Dhesa, Hubungan Peran Komite Keperawatan dengan Profesionalisme
Perawat dalam Pemberian Asuhan Keperawatan di BLUD RS Konawe Utara

tinggi sebesar 12,065 kali lipat dapat KESIMPULAN DAN SARAN


menderita hipertensi. Kesimpulan
Hal ini berarti alkohol dapat Adapun kesimpulan dari penelitian ini
meningkatkan kekentalan darah dan memicu adalah bahwa terdapat hubungan antara
kenaikan tekanan darah.Semakin sering kebiasaan konsumsi garam, stress dan
responden mengkonsumsi alkohol yang berarti kebiasaan konsumsi alkohol dengan kejadian
konsentrasi alkohol dalam darah semakin hipertensi pada lansia, serta konsumsi garam
meningkat dan memicu kenaikan tekanan berlebih, stress dan konsumsi alkohol
darah. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori merupakan faktor resiko terjadinya hipertensi
bahwa efek akohol dapat memicu hipertensi pada usia lanjut.
karena adanya peningkatan sintetis
katekholamin sehingga akan menyebabkan Saran
peningkatan tekanan darah (Sasmalinda et al. Bagi masyarakat khususnya di wilayah
2013). Penggunaan alkohol secara terus- pesisir agar mengurangi kebiasaan dari
menerus akan meningkatkan risiko terjadinya mengonsumsi makanan yang mengandung
peningkatan tekanan darah yang akan natruin, konsumsi alkohol serta dapat
berlangsung menjadi hipertensi. Alkohol dapat mengendalikan stress untuk mencegah
menyebabkan kekentalan darah sehingga dapat terjadinya masalah hipertensi terutama
menyebabkan penigkatan tekanan darah komplikasi bisa dicegah sedini mungkin.
(Amilia et al. 2014). Selanjutnya bagi puskesmas meningkatkan
Alkohol juga dihubungkan dengan pelayanan posbindu melalui kegiatan
hipertensi.Peminum alkohol berat cenderung penyuluhan terkait hipertensi dan
hipertensi meskipun mekanisme timbulnya pencegahannya khususnya pada lanjut usia.
hipertensi.Mekanisme peningkatan tekanan
darah akibat alkohol masih belum jelas.
Namun diduga, peningkatan kadar kortisol dan DAFTAR RUJUKAN
peningkatan volume sel darah merah serta Amilia, A., Munawir, Suhartatik. 2014.
kekentalan darah merah berperan dalam Faktor yang Berhubungan
menaikkan tekanan darah. Diperkirakan dengan Kejadian Hipertensi
konsumsi alkohol berlebihan menjadi
Esensial di Ruang Rawat Inap
penyebab sekitar 5-20% dari semua kasus
hipertensi (Sugiharto 2013). Hasil penelitian Penyakit Dalam RSUD Pangkep.
ini sejalan dengan penelitian Artiyaningrum Ilmiah Kesehatan Diagnosis.
tahun 2016 yang menunjukkan bahwa 4(1):693–700.
konsumsi alkohol berhubungan dengan Anggara. 2013. Faktor-Faktor Yang
Kejadian hipertensi tidak terkendali pada Berhubungan Dengan Tekanan
penderita yang melakukan pemeriksaan rutin Darah di Puskesmas Telaga
(p=0,502;OR=1,579) (Artiyaningrum 2016). Murni Cikarang Barat Tahun
Peneliti berasumsi bahwa konsumsi 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan.
alkohol dapat meningkat resiko terjadinya 5(1):20–25.
hipertensi pada lansia.Konsumsi alkohol Ardian I, Nu N, Sari TU. 2011.
berbanding lurus dengan terjadinya hipertensi
Signifikansi Tingkat Stres
pada lansia, terlebih kondisi lansia yang
mengalami penurunan fungsi organ yang Dengan Tekanan Darah Pada
membuat resiko hipertensi menjadi semakin Pasien Hipertensi. Buku
tinggi.Kebiasaan konsumsi alkohol karena Proceeding Unissula Nuring
responden kontrol biasa melakukan konsumsi Conference. 152–156.
alkhol dengan dibarengi kegiatan bakar-bakar Artiyaningrum B. 2016. Faktor-Faktor
ikan dan dianggap biasa oleh masyarakat Yang Berhubungan Dengan
setempat. Kejadian Hipertensi Tidak
Terkendali Pada Penderita Yang
Melakukan Pemeriksaan Rutin di

JKMC, VOLUME 02, NO 01, NOVEMBER 2020 23


Sri Marsita, Narmawan, Diah Indriastuti, Faktor Risiko Kejadian Hipertensi pada Lansia Di Wilayah Pesisir
Puskesmas Abeli Kota Kendari

Puskesmas Kedungmundu Kota Puskesmas Abeli. 2018. Profil Kesehatan


Semarang Tahun 2016. Public Puskesmas Abeli. Puskesmas Abeli.
Health Perspective Journal. 1(1): Sartik, Tjekyan RS, Zulkarnain M. 2017.
12–20. Faktor-Faktor Risiko Dan Angka
Dinkes Kota Kendari. 2018. Profil Kejadian Hipertensi Pada Penduduk
Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Palembang. Jurnal Kesehatan
Kendari. Dinas Kesehatan Kota Masyarakat. 8(3):180–191.
Kendari. Sasmalinda L, Syafriandi, Helma. 2013.
Dinkes Sultra. 2017. Profil Kesehatan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Provinsi Sulawesi Tenggara Perubahan Tekanan Darah Pasien di
2016. Dinas Kesehatan Provinsi Puskesmas Malalo Batipuh Selatan
Sulawesi Tenggara. dengan Menggunakan Regresi Linier
Dinkes Sultra. 2018. Profil Kesehatan Berganda. UNP Journal of
Provinsi Sulawesi Tenggara Mathematics. 2(1).
Tahun 2017. Dinas Kesehatan Sugiharto A. 2013. Faktor-Faktor Risiko
Provinsi Sulawesi Tenggara. Hipertensi Grade II Pada
https://www.kemkes.go.id/resour Masyarakat. Universitas
ces/download/profil/PROFIL_KE Diponegoro.
S_PROVINSI_2017/28_Sultra_2 Susanti MR. 2017. Hubungan Asupan
017.pdf Natrium Dan Kalium Dengan
Hermawan F. 2014. Hubungan tingkat Tekanan Darah Pada Lansia Di
stres dengan tekanan darah pada Kelurahan Pajang. Naskah Publikasi
lansia hipertensi di gamping sleman Universitas Muhammadiyah
yogyakarta. Naskah Publikasi Surakarta.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tarigan AR, Lubis Z, Syarifah. 2018.
’Aisyiyah. Pengaruh pengetahuan, sikap dan
Kementerian Kesehatan RI. 2014. dukungan keluarga terhadap diet
Mencegah dan Mengontrol hipertensi Di desa hulu kecamatan
Hipertensi. Pusat Data dan Informasi pancur batu tahun 2016. Jurnal
Kementerian Kesehatan RI. Kesehatan. 11(1):9–17.
Mahmudah S, Maryusman T, Arini FA, WHO. 2017. Global brief of hypertension.
Malkan I. 2015. Hubungan Gaya WHO.
Hidup Dan Pola Makan Dengan World Heart Federation. 2018.
Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Elevating Hypertension on the
Kelurahan Sawangan Baru. Public Health Agenda.
Biomedika. 7(2):43–51.
Masriadi. 2016. Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular. Trans Info Media.

24
JKMC, VOLUME 02, NO 01, NOVEMBER 2020

Anda mungkin juga menyukai