Anda di halaman 1dari 52

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA

RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA


Jl. Raya Bawang Km. 8 Banjarnegara
Telp. Pely. (0286) 597034, IGD (0286) 5988848, Fax. (0286) 597015
Website. rsibanjarnegara.com, Email : rsi_banjarnegara@yahoo.co.id

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA


Nomor : 1336 /Per/RSIB/IV/2022
TENTANG
PANITIA FARMASI DAN TERAPI
DI RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Bismillairrohmanirrohim
Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit Islam Banjarnegara sebagai institusi yang bergerak di bidang
pelayanan kesehatan harus mampu meningkatkan pelayanan yang bermutu
b. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Islam Banjarnegara
perlu adanya Kebijakan Panitia Farmasi dan Terapi Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
c. bahwa untuk maksud tersebut di atas perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur
Rumah Sakit Islam Banjarnegara
Mengingat

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan No.72 tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah
Sakit.
4. PeraturanMenteri Kesehatan RI Nomor: 1951/MENKES/PER/VII/2011 tentang Keselamatan
Pasien di Rumah Sakit.
5. Surat Keputusan Yayasan Rumah Sakit Islam Banjarnegara Nomor : 002/SK/YRSIBA/I/2019
tentang Pengangkatan dr. Agus Ujianto, Msi, med, Sp.B sebagai Direktur Rumah Sakit Islam
Banjarnegara.
6. Surat Keputusan Disnaker DMPTSP Nomor :445/01/ tahun 2021 tentang perpanjangan izin
operasional Rumah Sakit Islam Banjarnegara.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA TENTANG


PANITIA FARMASI DAN TERAPI RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Kesatu : Mengesahkan Kebijakan Pelayanan Panitia Farmasi dan Terapi Rumah Sakit Islam
Banjarnegara sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini.
Kedua : Segala biaya administrasi yang timbul terkai dengan Keputusan ini dibebankan pada Anggaran
belanja RSI Banjarnegara
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan dan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Banjarnegara
Pada tanggal : 27 April 2022

dr. Agus Ujianto, M.Si., Med., Sp.B

Tembusan kepada Yth:


1. Tim PFT
2. Arsip
Lampiran I : Per Direktur RSI Banjarnegara
Nomor : 1336 /Per/RSIB / IV/2022
Tanggal : 27 April 2022

PANITIA FARMASI DAN TERAPI

RSI BANJARNEGARA

I. KEBIJAKAN UMUM

1. Panitia Farmasi dan Terapi adalah merupakan badan penghubung antara staf medis dan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Selain itu juga membuat kebijaksanaan tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan penilaian dan pemilihan obat di rumah sakit.

2. Formularium rumah sakit adalah dokumen yang berisi kumpulan daftar obat yang
digunakan oleh profesional kesehatan dirumah sakit yang disusun secara bersama
oleh pengguna dibawah koordinasi Tim Farmasi Dan Terapi pada masing-masing
rumah sakit, yang direvisi secara terus-menerus untuk mengoptimasi pelayanan
pasien.
3. Sistem formularium adalah suatu metode yang digunakan staf medik rumah sakit
yang terhimpun dalam Tim Farmasi Dan Terapi untuk mengevaluasi, menilai dan
memilih dari berbagai zat aktif obat dan bentuk sediaan yang dianggap terbaik
dalam perawatan penderita dirumah sakit.
4. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi untuk manusia.
5. Kebijakan pengadaan obat berdasarkan Formularium

6. Ruang lingkup pelayanan PFT yaitu pada level penentuan kebijakan dalam
penggunaan obat di rumah sakit dan turut berperan dalam sebagian dari pengelolaan
dan penggunaan obat dalam siklus pengelolaan obat. Siklus pengelolaan obat secara
menyeluruh dilakukan oleh instalasi Farmasi.
7. PFT mempunyai peran dalam siklus pengelolaan obat sebagai berikut
1. Seleksi
2. Peresepan
3. Pemberian obat pada pasien
4. Pemantauan

II. KEBIJAKAN KHUSUS

1. Panitia Farmasi dan Terapi adalah organisasi NonStruktural yang ditetapkan dengan SK
Direktur dan bertanggungjawab terhadap seleksi
2. Pasien BPJS peresepan sesuai Formularium Nasional dan untuk pasien umum mengacu
pada Formularium Rumah Sakit
3. Farmasi memiliki kewenangan untuk melakukan switching obat sesuai dengan yang
ditetapkan direktur yaitu 1 hari obat paten dan selanjutnya obat generik
4. Kebijakan formularium :
a. Obat yang dikeluarkan dari daftar Formularium adalah obat -obat yang tidak mutasi
minimal 6 bulan
b. Obat yang masuk dalam daftar formularium adalah obat – obat yang mendapatkan
rekomendasi dari dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan disetujui oleh Direktur, per
item obat formularium maksimal terdiri dari generik dan non generik (brand).
Obat yang masuk formularium adalah obat yang memenuhi 6 kriteria :
1) Terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidencebasedmedicines),
dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan di rumah sakit, dengan harga yang
terjangkau. Memiliki kualitas yang memadai termasuk bioavaibitilas.
2) Memiliki rasio biaya-manfaat yang paling menguntungkan bagi pasien dilihat
dari total biaya perawatan baik biaya langsung maupun biaya tidak langsung.
3) Meningkatkan kepatuhan dan penerimaan oleh pasien.
4) Diutamakan obat yang sudah dikenal baik dengan profil farmakokinetik yang
baik dan dibuat di dalam negeri oleh perusahaan farmasi yang sudah memiliki
sertifikat CPOB/GMP dengan sertifikasi A dan B dan terikat kontrak dengan
rumah sakit.
5) Praktis dalam proses pengadaan, penyimpanan, penggunaan dan penyerahan.
6) Diutamakan obat esensial dan senyawa tunggal.
7) Kriteria obat yang dapat dikeluarkan dari formularium :
1. Death stok : adalah obat yang tidak digunakan selama 3 – 6 bulan berturut-
turut.
2. Slowmoving : adalah obat sangat jarang digunakan
3. Obat dengan harga relatif mahal.
8) Apabila terjadi efek samping obat, dibuat laporan kepada Panitia Farmasi dan
Terapi.
9) Formularium rumah sakit dievaluasi setiap 1 tahun dan monitoring penggunaan
obat baru beserta efek samping disampaikan dalam agenda rapat tahunan
formularium. Monitoring obat baru jika dalam waktu 3 (tiga) bulan tidak mutasi
dan banyak temuan pelaporan efek samping obat maka obat baru tersebut
dikeluarkan dalam formularium.
10) Apabila terjadi efek samping obat , dibuat laporan kepada Panitia Farmasi dan
Terapi.
11) Usulan penambahan obat atau alkes dalam formularium oleh dokter harus
ditelaah oleh Panitia Farmasi dan Terapi dan mendapat rekomendasi sebelum
disetujui oleh Direktur pada akhir tahun.
12) Pembelian obat dan alat kesehatan diajukan oleh Kepala Instalasi Farmasi sesuai
pengajuan dari gudang dengan mengacu pada Rencana Anggaran Belanja (RAB)
tahunan dan disetujui oleh Supervisor dan Kepala Bidang penunjang medis.
13) Pembelian obat dan alat kesehatan dilakukan pada distributor farmasi yang
resmi, berijin dan bermou dengan rumah sakit melalui tim pengadaan barang.
14) Pengadaan obat baru hanya boleh dilakukan pada pengajuan Formularium baru,
kecuali untuk obat emergency / khusus maka diperbolehkan.
15) Obat yang diperlukan pada pasien emergency / khusus dapat diajukan lanjut
menggunakan obat paten apabila disetujui dan telah dikaji oleh tim ahli dan
Panitia Farmasi dan Terapi.
16) Daftar pembelian dilaporkan secara berkala kepada direktur,
17) Verifikasi daftar pembelian dapat dilakukan secara elektronik dan secara
manual
18) Klaim faktur kekeuangan harus dilengkapi copy sp, faktur pajak dan kontra bon
19) Kelengkapan administrasi dilakukan oleh distributor,
20) Faktur yang akan klaim ke keuangan di cek oleh Kepala Instalasi Farmasi dan
diverifikasi oleh supervisor Instalasi Farmasi

Di tetapkan di : Banjarnegara
Pada tanggal : 27 April 2022

Direktur

dr. Agus Ujianto., M.Si. Med. Sp. B


PEDOMAN PELAYANAN PANITIA FARMASI DAN TERAPI
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA

RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA


Jl. Raya Bawang KM .8 BANJARNEGARA
2022
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Jl. Raya Bawang Km. 08 Banjarnegara
Telp. Pel. (0286) 597034, IGD (0286) 5988848, Fax (0286) 597015
Website : rsibanjarnegara.com, Email :rsi_banjarnegara@yahoo.co.id

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA


Nomor : 1647.C / Per / RSIB / IV / 2022
Tentang
PEDOMAN PELAYANAN PANITIA FARMASI DAN TERAPI
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Bismillahirrohmanirrohim
Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit Islam Banjarnegara sebagai institusi yang bergerak di bidang
pelayanan kesehatan harus mampu meningkatkan pelayanan yang bermutu
b. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Islam Banjarnegara perlu
adanya Kebijakan Panitia Farmasi dan Terapi Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
c. bahwa untuk maksud tersebut di atas perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah
Sakit Islam Banjarnegara
Mengingat
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan No.72 tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Farmasi di
Rumah Sakit.
4. PeraturanMenteri Kesehatan RI Nomor: 1951/MENKES/PER/VII/2011 tentang
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit.
5. Surat Keputusan Yayasan Rumah Sakit Islam Banjarnegara Nomor :
002/SK/YRSIBA/I/2019 tentang Pengangkatan dr. Agus Ujianto, Msi, med, Sp.B sebagai
Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
6. Surat Keputusan Bupati Banjarnegara No:445/01/2021 tentang perpanjangan izin
operasional Rumah Sakit Islam Banjarnegara

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA TENTANG
PEDOMAN PANITIA FARMASI DAN TERAPI RUMAH SAKIT ISLAM
BANJARNEGARA
Kesatu : Mengesahkan Pedoman Pelayanan Panitia Farmasi dan Terapi Rumah Sakit Islam
Banjarnegara sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini.
Kedua : Segala biaya administrasi yang timbul terkai dengan Keputusan ini dibebankan pada
Anggaran belanja RSI Banjarnegara
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan dan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Banjarnegara
Pada tanggal : 31 Mei 2022

dr. Agus Ujianto, M.Si., Med., Sp.B

ii
DAFTAR ISI

Cover ..................................................................................... ....................................... i


SK Pemberlakuan Pedoman Pelayanan instalasi Farmasi............................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................... 1
C. Ruang Lingkup ...................................................................................................... 1
D. Batasan Operasional .............................................................................................. 2
E. Landasan Hukum .................................................................................................. 2
BAB II STANDAR KETENAGAAN ......................................................................... 3
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ......................................................................... 3
B. Distribusi Ketenagaan ............................................................................................ 3
C. Pengaturan Jaga ..................................................................................................... 3
BAB III STANDAR FASILITAS ............................................................................... 4
BAB IVTATA LAKSANA PELAYANAN ................................................................ 5
BAB V LOGISTIK .................................................................................................... 9
BAB VI KESELAMATAN PASIEN........................................................................ 10
BAB VII KESELAMATAN KERJA ........................................................................ 11
BAB VIII PENUTUP ............................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggunaan obat di rumah sakit merupakan suatu proses yang memerlukan


penanganan yang perlu diatur dan dikendalikan dalam upaya mencapai outcome klinik
yang optimal. Pengelolaan obat yang kurang professional akan menjadi permasalahan
yang besar mengingat banyak celah untuk terjadi kelalaian atau penyalahgunaan
didalamnya. Untuk itu perlu dibentuk suatu Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) yang
dapat menjadi pengarah kebijakan maupun memberikan fungsi pengawasan sehingga
obat di rumah sakit dapat dikelola dengan efektif ,efisien dan berpihak pada
kepentingan pasien.

Pedoman pelayanan PFT disusun sebagai acuan dalam proses penentuan kebijakan
dan pelaksanaanya bagi setiap kegiatan yangberkaitan dengan penggunaan obat diseluruh
bagian di Rumah Sakit Islam Banjarnegara sesuai pedoman akreditasi yang tertuang
dalam bab Manajemen dan Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO) dan
StandarPelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
B. Tujuan
1. Sebagai pedoman Panitia Farmasi Dan Terapi dalam melakukan fungsi
pengarahan dan pengawasan dalam pengelolaan obat

2. Sebagai pedoman Panitia Farmasi Dan Terapi untuk membuat formulasi kebijakan
mengenai obat.
3. Menerapkan pengawasan terhadap pengelolaan sediaan farmasi khususnya
yang berhubungan dengan keamanan obat bagi pasien
4. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
5. Sebagai pedoman penyusunan dan pengelolaan formularium rumah sakit
C. Ruang Lingkup Pelayanan
a. Aktifitas yang berhubungan dengan pengelolaan formularium rumah sakit
1. Pembuatan formularium rumah sakit
2. Membuat pertimbangan obat baru dan pengeluaran obat dari formularium
3. Melakukan evaluasi formularium rumah sakit tiap satu tahun sekali

1
4. Melakukan evaluasi kepatuhan pelayanan terhadap formularium rumah sakit
b. Aktifitas yang berhubungan dengan pemantauan obat baru Evaluasi penggunaan
obat baru
c. Aktifitas yang berhubungan dengan pengawasan ESO Mengkoordinasi
pelaporan dan pemantauan ESO
d. Mensosialisasikan informasi tentang kebijakan atau rekomendasi Panitia
Farmasi Dan Terapi yang telah disetujui kepada seluruh staf professional
kesehatan di rumah sakit
D. Batasan Operasional
Batasan operasional dari Tim Farmasi Dan Terapi mencakup proses:
a. Pembuatan dan pengelolaan formularium rumah sakit yang meliputi
kegiatanpengumpulanform usulan, penyusunan, evaluasi usulan baru, revisi dan
evaluasi kepatuhan staf medis pada formularium rumah sakit
b. Melakukan evaluasi dan pemantauan obat baru di rumah sakit, melakukan
evaluasi laporan adanya ESO sebagai bahan rekomendasi penggunaan obat baru
tersebut di rumahsakit
c. Melakukan evaluasi terhadap hasil laporan ESO secara rutin
E. Landasan Hukum
1. Undang - undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang - undang nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah Sakit
3. Undang - undang nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika
4. Undang - undang nomor 5 Tahun 2009 tentang Psikotropika
5. Undang – undang nomor 29 Tahun 2009 tentang Praktek Kedokteran
6. Peraturan Pemerintah nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kearmasian
7. Peraturan menteri kesehatan nomor 1951 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2016 tentang
standar Pelayanan Kefarmasian di rumah sakit.

2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


1. Ketua Panitia Farmasi Dan Terapi adalah seorang dokter yang memiliki Surat
Izin Praktek (SIP) dirumah sakit
2. Sekretaris Panitia Farmasi Dan Terapi adalahKepala Instalasi Farmasi Rumah
Sakit
3. Anggota Panitia Farmasi dan Terapi adalah dokter yang memiliki SIP,
apoteker yang memiliki SIPA, perawat yang memiliki SIP dan perwakilan
dari manajemen rumah sakit
B. Distribusi Ketenagaan
Dalam tim Panitia Farmasi dan Terapi merupakan staf medis masing - masing profesi
(PPA) dan dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) yang memberi pelayanan pasien
C. Pengaturan Jaga
Tidak ada pengaturan jaga. Pengumpulan dokumen dilakukan oleh sekretaris
Panitia Farmasi dan Terapi.

3
BAB III
STANDAR FASILITAS
Untuk menunjang kelancaran Panitia Farmasi Dan Terapi dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya, Panitia Farmasi Dan Terapi memerlukan fasilitas sebagai berikut :
1. Fasilitas ruangan dan peralatan
1) Berada dalam lingkungan rumah sakit
2) Tersedia meja dan rak untuk menyimpan arsip dokumen
2. Peralatan Kantor
1) Furniture (meja dan rak untuk menyimpan arsip dokumen)
2) Alat tulis kantor

3) Komputer
Fasilitas ruangan dan peralatan kantor Panitia Farmasi Dan Terapi digabungkan dengan
ruangan sekretaris Panitia Farmasi Dan Terapi yaitu ruang Kepala Instalasi Farmasi.

4
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pengelolaan Formularium Rumah Sakit


Formularium rumah sakit adalah dokumen yang berisi kumpulan daftar obat
yang digunakan oleh profesional kesehatan dirumah sakit yang disusun secara bersama
oleh pengguna dibawah koordinasi Panitia Farmasi Dan Terapi pada masing-masing
rumah sakit, yang direvisi secara terus-menerus untuk mengoptimasi pelayanan pasien.
Formularium rumah sakit dibuat dengan tujuan:
a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan obat dirumah sakit
b. Meningkatkanefisiensistokobatyangadadirumahsakit
c. Menyediakan informasi bagi staf medik untuk membantu dalam proses
pengambilan keputusan pemilihan produk obat yang telah disetujui untuk
digunakan di rumah sakit.
Sistem formularium adalah suatu metode yang digunakan staf medik rumah sakit
yang terhimpun dalam Panitia Farmasi Dan Terapi untuk mengevaluasi, menilai dan
memilih dari berbagai zat aktif obat dan bentuk sediaan yang dianggap terbaik dalam
perawatan penderita dirumah sakit.
a. Pemilihan adalah proses kegiatan untuk menetapkan jenis sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan.
b. Penentuan pemilihan sediaan farmasi merupakan peran aktif dari Panitia Farmasi dan
Terapi (PFT) untuk menetapkan kualitas dan efektivitas, serta jaminan purna
transaksi.
c. Rumah sakit berkomitmen untuk tidak memasukkan obat haram dalam formularium
rumah sakit
d. Daftar obat yang diterima atau disetujui oleh PFT untuk digunakan di rumah sakit
yang tercantum di dalam Buku Formularium Rumah Sakit diutamakan yang telah
termasukdalamobat-obatanformulariumnasional.
e. Formularium rumah sakit berisi
a) Obat –obat generik
b) Obat - obat dalam formularium nasional
c) Obat branded

5
f. Tahapan proses penyusunan Formularium Rumah Sakit antara lain:
 Melakukan analisis terhadap konsumsi obat satu tahun terakhir dan
dikelompokkan menjadi pareto A (fast moving), pareto B (slow moving), dan
pareto C (very slow moving) serta dikombinasi dengan analisis VEN.
 Membuat rekapitulasi usulan obat dari anggota staf medik dan Sub Seksi Farmasi
untuk obat-obat yang belum ada di formularium edisi sebelumnya.
 PFT melakukan penilaian terhadap hasil analisis dan usulan anggota staf medik
atau Instalasi Farmasi .
 Hasil pembahasan dikembalikan kepada anggota staf medik untuk mendapatkan
umpan balik untuk kemudian dibahas kembali oleh PFT.
 Menetapkan daftar obat yang masuk ke dalam Formularium Rumah Sakit.
 Melakukan sosialisasi mengenai Formularium Rumah Sakit kepada staf dan
melakukan monitoring.
g. Kriteria pemilihan obat untuk masuk Formularium Rumah Sakit:
 Relevan dengan pola penyakit di Rumah Sakit Islam Banjarnegara
 Mengutamakan penggunaan obat esensial dan daftar obat Formularium Nasional
 Kualitas obat terjamin, termasuk uji bioavailabilitas dan bioekuivalensi, serta
stabilitas.
 Produsen obat dengan mengutamakan produsen tersertifikat GMP (Good
Manifacturing Product) atau CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dan terikat
kontrak atau kerja sama dengan Rumah Sakit Islam Banjarnegara
 Cost benefit yang tinggi dihitung dari total biaya perawatan
 Kemudahan dalam pengadaan terutama yang digunakanuntukpasien BPJS
yaitumelaluiaplikasie-cataloge
 Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan
 Praktis dalam penggunaan dan penyerahan.
 Sedapat mungkin menghindari obat yang mengandung unsur LASA/NORUM baik
dalam nama obat maupun kemasannya.
 Mudah dalam hal prosedur pengembalian/retur obat jika obat rusak atau hampir
kadaluarsa (3 bulan sebelum kadaluarsa).
h. Secara umum hanya obat formularium yang disetujui untuk diadakan secara rutin
dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Prinsip yang mendasari untuk menyetujui

6
pemberian obat non formularium adalah pada keadaan dimana penderita sangat
memerlukan terapi obat yang tidak tercantum di dalam formularium, sebagai contoh :
i. Kasus tertentu yang jarang terjadi, misalnya kelainan hormon pada anak atau
penyakit kulit yang jarang terjadi
ii. Perkembangan terapi yang sangat memrlukan obat baru yang belum terakomodir
dalam formularium rumah sakit
i. Mekanisme pengajuan obat baru ke dalam formularium:
 Dokter pengusul mengisi form usulan obat baru
 Formulir diajukan ke Panitia Farmasi dan Terapi
 Penilaian oleh PFT mengenai usulan yang disampaikan
 Usulan obat baru dapat diterima jika minimal ada 2 DPJP yang mengusulkan
 Jawaban usulan diberikan secara tertulis baik diterima maupun tidak
j. Obat baru (zat aktif maupun brand name) yang masuk formularium akan dievaluasi
awal selama 3 bulan pertama. Aspek evaluasi awal meliputi:
 Tingkat peresepan
 Efek samping yang dilaporkan ke PFT
 Tingkat KTD yang terkait dengan obat tersebut
 Stabilitas obat dalam penyimpanan
 Laporan klinisi terkait dengan efektivitas obat tersebut
k. Obat baru ditindak lanjuti oleh tim pengadaan, kemudian dilakukan pengadaan obat
mengetahui Barjas MOU.
l. Kriteria obat yang dikeluarkan dari formularium:
 Obat very slow moving, non esensial, dan tidak memenuhi syarat di atas
 Obat-obat yang tidak digunakan (death stock) setelah waktu 3 (tiga) bulan maka
obat tersebut dikeluarkan dari formularium.
 Ada keputusan pemerintah untuk menarik obat tersebut dari peredaran.
 Pihak principal beserta jajarannya melakukan pelanggaran etika dalam
memasarkan obat di RS Islam Banjarnegara.
 Usulan dari dokter yang praktek di rumah sakit dengan mempertimbangkan
berbagai faktor.
m. Evaluasi formularium dilakukan setiap satu tahun sekali.
n. Formularium Rumah Sakit harus tersedia untuk semua penulis resep, pemberi obat,
dan penyedia obat di rumah sakit.

7
o. Penulisan Obat Generik dan obat Formularium Nasional
 Obat generik diresepkan bagi pasien BPJS atas permintaan pasien, dan atas
pengkajian dokter terhadap riwayat pengobatan pasien, serta ketersediaan obat di
Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
 Penulisan resep dengan nama dagang (bermerek) boleh disubtitusi dengan
generik bagi pasien BPJS, atas permintaan pasien, atau atas ketentuan penjamin,
serta ketersediaan obat di Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
 Pasien BPJS wajib diresepkan dengan obat yang masuk daftar Formularium
Nasional
 Perubahan terapi pasien dari generik ke bermerek atau sebaliknya atau ganti
terapi yang disebabkan visite dokter pengganti atau konsulan atau rawat bersama
maka yang menentukan adalah DPJP dan terapi DPJP menjadi acuan
perencanaan kebutuhan obat pasien rawat inap.
 Penggunaan obat diluar Formularium Rumah Sakit dan Formularium Nasional
harus mendapat persetujuan dari manajer Pelayanan Medik setelah mendapat
rekomendasi dari Panitia Farmasi dan Terapi.
p. Evaluasi kepatuhan peresepan obat formularium dilakukan setiap bulan.
q. Instalasi Farmasi melakukan pencatan obat non formularium yang diresepkan dan
memberikan laporan kepada PFT.
r. Kejadian efek samping obat direkap oleh PFT kemudian dianalisa dan dilaporkan dan
dilaporkan kepada direkturt
s. PFT menggunakan laporan kejadian kesalahan obat untuk memperbaiki proses
penggunaan obat termasuk mengevaluasi kebijakan dan prosedur pengelolaan dan
penggunaan obat di rumah sakit.
t. Pengendalian penggunaan obat dilakukan oleh instalasi Farmasi bersama dengan
Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) di Rumah Sakit, yang dilakukan terhadap jenis dan
jumlah persediaan dan penggunaan obat.

8
BAB V
LOGISTIK
TUJUAN
1. Mengelola perbekalan kesehatan yang efektif dan efesien
2. Menerapkan farmakoekonomi dalam pelayanan
3. Meningkatkan kompetensi / kemampuan tenaga kesehatan terutama yang berkaitan
dengan obat
4. Mewujudkan Sistem Informasi Manajemen berdayaguna dan tepat guna
5. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan

PENGADAANFORMULARIUM
Dalam pengadaan formularium, Panitia Farmasi Dan Terapi melalui unit
logistikRumah Sakit Islam Banjarnegara, membuat buku formularium dengan cara
mencetak di percetakan yang telah ditentukan oleh unit logistik.

9
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Untuk mengurangi variasi dan meningkatkan keselamatan pasien yang bisa


diterima/akseptabel dari suatu pemesanan atau penulisan resep yang lengkap adalah
sekurang-kurangnya terdiri dari:
1. Data yang penting untuk mengidentifikasi pasien secara akurat dan dilakukan
identifikasi pada saat pemberian obat mengikuti panduan identifikasi yang
berlaku.
2. Elemen-elemen dari pemesanan atau penulisan resep
a. Nama generik atau nama dagang adalah akseptabel.
b. Bilamana indikasi untuk penggunaan diperlukan pada suatu PRN (prorenata,
atau “bila perlu”) atau pesanan obat yang lain harus jelas ditulis.
c. Sikap hati-hati atau prosedur yang khusus untuk pemesanan obat dengan
nama yang nama obat rupa ucapan mirip / NORUM (look- alike, sound-alike)
mengikuti panduan obat yang perlu diwaspadai yang berlaku.
3. Apabila pemesanan obat tidak lengkap, tidak terbaca atau tidak jelas maka
petugas yang melakukan pengkajian resep harus menghubungi dokter penulis
resep dan bila dokter yang bersangkutan tidak dapat dihubungi maka petugas
farmasi menghubungi petugas dari tempat asal pasien untuk melihat catatan
medik pasien atau menghubungi dokter jaga untuk meminta bantuan.
Monitoring kesalahan obat (medication error) dan Kejadian Nyaris
Cedera (KNC / nearmisses). Proses untuk mengidentifikasi dan melaporkan
kesalahan obat dan KNC (near misses) mengikuti program keselamatan pasien
rumah sakit.

10
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Panitia Farmasi dan Terapi merupakan tim yang bersifat fungsional dan bukanlah
sebuah unit sehingga tidak memiliki pedoman keselamatan kerja tersendiri. Sekretariat
Panitia Farmasi dan Terapi bergabung dengan ruang Kepala Instalasi Farmasi yang menjadi
sub bagian dengan Farmasi Rawat Inap sehingga Pedoman Keselamatan Kerja mengikuti
Pedoman Pelayanan Farmasi.

11
BAB VIII
PENUTUP

Pedoman ini diharapkan digunakan sebagai acuan bagi Panitia Farmasi dan Terapi
untuk menjalankan fungsinya. Formularium yang disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi
merupakan pedoman pemilihan dan penggunaan obat yang paling bermanfaat bagi pasien
dan akan mendorong penggunaan obat secara rasional di rumah sakit. Adanya formularium
di rumah sakit diharapkan dapat menyederhanakan penyediaan obat, membatasi
penggunaan obat yang tidak perlu dan meningkatkan efisiensi pengobatan.
Diharapkan dengan tersusunnya Pedoman Pelayanan Panitia Farmasi dan Terapi
akanmemberikansumbanganterhadappeningkatanmutupelayanankesehatan rumahsakit.

12
PEDOMAN PENGORGANISASIAN

DAN TATA KERJA PANITIA FARMASI DAN TERAPI

RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA

JL. Raya Bawang Km.8 Banjarnegara

2022
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Jl. Raya Bawang km. 8 Banjarnegara
Telp. Pely (0286) 597034, IGD (0286) 5988848, Fax. (0286) 597015
Web. rsibanjarnegara.com, Email : rsi_banjarnegara@yahoo.co.id

KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Nomor: 1389/ SK / RSIB / V /2022
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN TATA KERJA PANITIA FARMASI
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Bismillahirrohmanirrohim
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit, diperlukan
adanya panitia yang merumuskan kebijakan mengenai pemilihan obat,
penggunaan obat dan evaluasinya.
b. Bahwa untuk melaksanakan fungsi – fungsi tersebut maka perlu dibentuk
Panitia Farmasi dan Terapi.
c. bahwa dalam rangka mengatur tata kerja dan tata kelola diperlukan Pedoman
Struktur Organisasi di Panitia Farmasi dan Terapi.
d. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara;

Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;


2. Undang-Undang Nomor : 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Surat Keputusan Disnaker DMPTSP Nomor : 445/01/ tahun 2021 tentang
Perpanjangan Izin Operasional Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
4. Surat Keputusan Yayasan Rumah Sakit Islam Banjarnegara Nomor :
002/SK/YRSIBA/I/2019 tentang Pengangkatan dr. Agus Ujianto, Ms. Si, Med,
Sp. B sebagai Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
5. Surat Keputusan Yayasan Rumah Sakit Islam Banjarnegara Nomor :
021/SK/YRSIB/III/2022 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Islam Banjarnegara
6. Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara Nomor :1336
/Per/RSIB/IV/2022 tentang Pelayanan Panitia Farmasi dan Terapi Rumah Sakit
Islam Banjarnegara.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN TATA KERJA PANITIA FARMASI DAN
TERAPI RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Pertama : Mengesahkan Pedoman Pengorganisasian dan Tata Kerja Tim Panitia Farmasi dan
Terapi Rumah Sakit Islam Banjarnegara sebagaimana terlampir dalam keputusan ini
Kedua : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkanya keputusan ini dibebankan kepada
anggaran belanja Rumah Sakit Islam Banjarnegara
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan dilakukan perbaikan
kembali sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Banjarnegara
Pada tanggal : 6 Mei 2022
Direktur,

dr. Agus Ujianto, M. Si, Med, Sp. B


Tembusan Yth.:
1. Tim Geriatri RSI Banjarnegara
2. Arsip
-------------------------------------

ii
DAFTAR ISI

Cover…………….................................................................................................... i

SK PENGORGANISASIAN.......................................................................... ......... ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................... ...... 1


A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan ..................................................................................... 1
C. Ruang lingkup ........................................................................ 1
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT................................... 2
BAB III VISI, MISI, MOTO, NILAI DAN TUJUAN…………………. 3
A. Visi, Misi, Moto, ................................................................... 3
B. Tujuh Nilai RSI Banjarnegara............................................... 3
C. Tujuan ………………………. ............................................ 3
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RSIB............................................ 4
BAB V STRUKTUR ORGANISASI PFT............................................. 5
BAB VI URAIAN JABATAN................................................................... 6
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA..................................................... 8
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL 9
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI......................................................... 10
BAB X PERTEMUAN / RAPAT............................................................ 11
BAB XI PELAPORAN KEGIATAN....................................................... 12
BAB XII PENUTUP..................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yangmenyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat (Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009). Panitia Farmasi
dan Terapi (PFT) adalah organisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara para staf
medis dengan staf farmasi.
Dalam pengorganisasian Rumah Sakit dibentuk Komite Farmasi dan Terapi yang
merupakan unit kerja dalam memberikan rekomendasi kepada pimpinan Rumah Sakit
mengenai kebijakan penggunaan obat di Rumah Sakit. PFT harus dapat membina hubungan
kerja dengan komite lain di dalam Rumah Sakit yang berhubungan/berkaitan dengan
penggunaan Obat.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
 Adanya pembagian tugas dalam tim dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab.
 Setiap anggota tim dapat meningkatkan ketrampilan yang berhubungan dengan
tanggung jawabnya.
2. Tujuan khusus
 Memudahkan koordinasi antar pemberi pelayanan/ penanggung jawab kegiatan
 Memperlancar pengawasan / monitoring kegiatan
 Meningkatkan hubungan antar tim.

C. RUANG LINGKUP

Pedoman pengorganisasian dan tata kerja Panitia Farmasi dan Terapi ini meliputi penataan
organisasi, jabatan, dan ketenagaan.

1
BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. PROFIL RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA


1. NamaRumah Sakit adalah Rumah Sakit Islam Banjarnegara yang disingkat RSI
Banjarnegara
2. Rumah Sakit Islam Banjarnegara berlokasi di Jalan Raya Bawang, Desa / Bawang,
Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara
3. Status Rumah Sakit Islam Banjarnegara ini adalah Badan Usaha milik Yayasan Jama’ah
Haji Banjarnegara berdasarkan Akte Pendirian Yayasan dari Notaris Budiadi Gunawan,
SH tanggal 16 September 1981; dan beserta seluruh akte perubahannya, yang
pengelolaannya diserahkan kepada Yayasan Rumah Sakit Islam Banjarnegara sesuai
dengan akte penyerahan pengelolaan Rumah Sakit Islam Banjarnegara Nomor : 13
tanggal 05 Februari 2011 yang dibuat dihadapan Notaris SONY DEWANGKORO, SH
4. Tanggal pendirian Rumah Sakit Islam Banjarnegara pada tanggal 01 Juni 1983 dengan
status Poliklinik dan Rumah Bersalin, seiring dengan peningkatan poliklinik maka
mengajukan ijin operasional dan dikeluarkan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen
Kesehatan Republik Indonesia Provinsi Jawa Tengah yaitu tanggal 2 November 1992,
selanjutnya tanggal tersebut digunakan sebagai acuan bagi berbagai kegiatan yang
berkaitan dengan didirikannya Rumah Sakit Islam Banjarnegara.

2
BAB III

VISI, MISI, MOTO , NILAI DAN TUJUAN

A. Visi, Misi dan Motto


 Visi
Menjadi rumah sakit umum tipe c terkemuka dibanjarnegara dan sekitarnya pada tahun
2025 yang memeberikan pelayanan prima
 Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terstandarisasi
2. Mengembangkan pelayanan unggulan urologi dan PONEK
3. Mengembangkan manajemen yang efektif dan dinamais
4. Meningkatkan ksejahteraaan karyawan secara optimal
5. Melaksankan pemasaran dan promosi secara masif
 Motto
Brayan waras brayan mulya rahmatanlil'alamin

B. TUJUH NILAI KARYAWAN RSI BANJARNEGARA


Tujuh nilai karyawan RSI Banjarengara yaitu:
a. Jujur
b. Tanggung jawab
c. Visioner
d. Disiplin
e. Kerjasama
f. Adil
g. peduli

C. TUJUAN
Syiar Islam melalui pelayanan kesehatan

3
BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RS

4
5
BAB V

STRUKTUR ORGANISASI PANITIA FARMASI DAN TERAPI

DIREKTUR

KETUA

SEKERTARIS

ANGGOTA

5
BAB VI

URAIAN JABATAN

A. Penanggung jawab
Penanggung jawab tim adalah Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara
Tugas pokok:
a. Memberikan arahan pelaksanaan Panitia Farmasi dan Terapi di RSI Banjarnegara
b. Memantau pelaksanaan pelayaan Panitia Farmasi dan Terapi RSI Banjarnegara
c. Memberi masukan kepada Panitia Farmasi dan Terapi RSI Banjarnegara untuk
terselenggaranya pelayanan Panitia Farmasi dan Terapi yang baik

B. Ketua
Ketua Panitia Farmasi dan Terapi adalah seorang dokter
Uraian Tugas :
1. Mengembangkan formularium di rumah sakit dan merevisinya
2. Menyusun formularium yang menjadi dasar dalam penggunaan obat-obatan di rumah
sakit dan apabila perludapat diadakan perubahan secara berkala
3. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi penulisan resep dan
penggunaan obat generik bersama- sama dengan Instalasi Farmasi Rumah Sakit
4. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat dengan mengkaji rekam
medik pasien (audit medik)
Tanggung Jawab :
1. Bertanggung jawab terhadap telaah Formularium Rumah Sakit
2. Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pelaksanaanprogram panitia farmasi dan
terapi kepada direktur
3. Bertanggung jawab terhadap disiplin dan performa kerjastaf di Panitia Farmasi dan
Terapi
C. Sekertaris
Sekretaris Panitia Farmasi dan Terapi adalah seorang Apoteker
Uraian Tugas :
1. Mengembangkan formularium di rumah sakit dan merevisinya
2. Menyusun formularium yang menjadi dasar dalam penggunaan obat-obatan di rumah
sakit dan apabila perludapat diadakan perubahan secara berkala
3. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi penulisan resep dan
penggunaan obat generik bersama- sama dengan Instalasi Farmasi Rumah Sakit
4. Mempersiapkan rapat dan menjadi notulis dalam rapat pertemuan Panitia Farmasi dan
Terapi
Tanggung Jawab :
1. Melakukan tugas dan fungsinya secara profesional
2. Bertanggung jawab terhadap kegiatan administratif Panitia Farmasi dan Terapi

6
D. Anggota
Anggota Panitia Farmasi dan Terapi adalah dokter, dokter spesialis, perawat, dan KSM
Uraian tugas
1. Mengembangkan formularium di rumah sakit danmerevisinya
2. Menyusun formularium yang menjadi dasar dalam penggunaan obat-obatan di rumah
sakit dan apabila perlu dapat diadakan perubahan secara berkala
3. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi penulisan resep dan
penggunaan obat generik bersama- sama dengan Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Tanggung Jawab :
1. Melaksanakan dan mentaati peraturan dan prosedur yangditetapkan
2. Melakukan tugas dan fungsinya secara profesional

7
BAB VII

TATA HUBUNGAN KERJA

Hubungan tata kerja antara Panitia Farmasi dan Terapi dengan gugus tugas lain sebagai berikut

1. Seleksi obat yang akan masuk formularium dilakukan secara kolaboratif antara dokter –
dokter, apoteker yang merupakan representative dan manajemen instalasi, serta
repesentative perawat dari bidang keperawatan yang mewakili perawat.
2. Instalasi Farmasi sebagai satu-satunya bagian kewenangan sesuai perundang-undangan
dalam kesehatan dengan kebijakan satu pintu. Obat yang digunakan di RSI Banjarnegara,
dikelola sesuai kebijakan satu pintu yang ditetapkan Undang-Undang, yaitu dikelola oleh
Instalasi Farmasi
3. Resep yang ditulis dokter dilayani oleh Instalasi Farmasi untuk pasien dari
berbagai gugus tugas pelayanan (Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan,
ICU, IGD dan IBS)

8
BAB VIII

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

NO JENIS TENAGA TUGAS JML


1 Dokter umum Sebagai Ketua Panitia Farmasi dan Terapi 1
2 Apoteker Sekertaris 2
3 Dokter Spesialis Anggota 5
4 Perawat Anggota 1
5 Kepala unit Gizi Anggota 1
6 Kepala unit Anggota 1
Laboratorium

9
BAB IX

KEGIATAN ORIENTASI

A. Kegiatan pelaksanaan orientasi

No Materi Metode Penanggung jawab


1 Pengenalan terkait panitia farmasi Ceramah Ketua PFT
dan terapi
2 Pengetahuan terkait Ceramah Ketua PFT
seleksi,pengadaan obat
3 Pembelajaran terkait pengobatan Ceramah Ketua PFT
untuk tenaga kesehatan medis

10
BAB X

KEGIATAN RAPAT

Kegiatan rapat Panitia Farmasi terdari rapat rutin dan rapat insidental.

A. Rapat rutin
1. Rapat rutin adalah rapat yang sudah terprogram dan jelas waktunya.
2. Dilakukan tiga kali dam satu tahun
3. Rapat dihadari oleh semua anggota Panitia Farmasi dan Terapi minimal 80% anggota
hadir pada saat rapat.
4. Membahas evaluasi kegiatan, masalah kegiatan dan pemecahan masalahnya. Pimpinan
rapat adalah ketuaPanitia Farmasi dan Terapi.
5. Kelengkapan rapat berupa surat undangan, notulen, daftar hadir, rencana tindak lanjut,
rekomendasi.
B. Rapat insidental
1. Rapat insidental dilakukan tidak sesuai dengan jadwal rapat, karena adanya suatu
masalah yang harus diselesaikan segera.
2. Peserta rapat adalah Panitia Farmasi dan Terapi
3. Kelengkapan rapat berupa surat undangan, notulen, daftar hadir, rencana tindak lanjut,
rekomendasi.

11
BAB XI

PELAPORAN KEGIATAN

1. Sekretaris PFT wajib membuat notulen setiap kegiatan PFT dan melaporkannya kepada
Ketua PFT.
2. Membuat arsip semua notulen, catatan kegiatan, dan hasil evaluasi kegiatan PFT
3. Membuat Laporan Kegiatan PFT untuk diteruskan kepada Direktur setiap akhir tahun
sebagai hasil evaluasi dan bahan pertimbangan dalam merancang rencana program
tahun berikutnya

12
BAB XII
PENUTUP
Pedoman pengorganisasian Panitia Farmasi dan Terapi disusun sebagai acauan Panitia Farmasi
dan Terapi RSI Banjarnegara dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dengan tugas dan
fungsinya masing-masing.

Ditetapkan di : Banjarnegara
Pada tanggal : 6 Mei 2022
Direktur,

dr. Agus Ujianto, M.Si,Med,Sp.B

13
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Jl. Raya Bawang Km. 8 Banjarnegara
Telp. Pelayanan (0286) 597034, IGD (0286) 5988848, Fax. (0286) 597015
Website. rsibanjarnegara.com, Email : rsi_banjarnegara@yahoo.co.id

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA


Nomor :084 / SK / RSIB / I / 2022
TENTANG
PANITIA FARMASI DAN TERAPI
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Bismillahirrohmanirrohim
Menimbang : a. Bahwa Rumah Sakit Islam Banjarnegara sebagai institusi yang bergerak di
bidang pelayanan kesehatan harus mampu meningkatkan pelayanan yang
bermutu
b. Bahwa salah satu upaya meningkatkan efektivitas kerja maka diperlukan
adanya panitia farmasi dan terapi
c. Bahwa untuk maksud tersebut di atas diperlukan adanya pergantian Panitia
Farmasi danTerapi di RSI Banjarnegara yang ditetapkan dengan Keputusan
Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang-Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang
Narkotika
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian
6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 176 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit
MEMUTUSKAN

Menetapkan :KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA


TENTANG PANITIA FARMASI DAN TERAPI RUMAH SAKIT ISLAM
BANJARNEGARA
Pertama :Mencabut Keputusan Nomor 3359/SK/RSIB/VIII/2021 tentang Panitia Farmasi
dan Terapi Rumah Sakit Islam Banjarnegara
Kedua :Mengesahkan Panitia Farmasi dan Terapi Rumah Sakit Islam Banjarnegara
sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini
Ketiga :Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan kepada
anggaran belanja Rumah Sakit Islam Banjarnegara
Keempat :Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini maka akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di: Banjarnegara


Pada tanggal: 13 Januari 2022
Direktur

dr. Agus Ujianto, M.Si,Med,Sp.B


Tembusan :
1. Ketua Komite Medik
2. Kabid Pelayanan Medik
3. Kabid Penunjang Pelayanan
4. Kabid Pelayanan keperawatan
5. Kabag Tata Usaha
6. Kasubag SDM
7. Yang bersangkutan
8. Arsip
Lampiran 1: SK Direktur RSI Banjarnegara
Nomor : 084/SK/RSIB/I/2022
Tanggal : 13 Januari 2022

SUSUNAN PANITIA FARMASI DAN TERAPI

RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA

Pembina : dr. Agus Ujianto, M.Si. Med.Sp.B

Ketua : dr. Masrurotut Daroen

Sekretaris :1. Apt. Umu Trisniati S.Farm.

2. Apt. Tri Wahyu Yuni K. S.Farm

3. Eko Andriyanto, Amd. Farm

Anggota : dr. Eko Pujiantono, Sp.S

: dr. Aris Sunardi, Sp.A

: dr. Iqbal Ardhi,Sp.OG

: dr. Aditya Chandra Putra ,Sp.PD

: dr. Yunan Ardi Soewidji.,Sp THT- KL

: Joni Krismanto, S. Kep.,Ns

: Pujiningsih, Amd.Gz

: Joko Sugiharto, Amd,AK

Ditetapkan di : Banjarnegara
Pada tanggal : 13 Januari 2022
Direktur

dr. Agus Ujianto,M.Si, Med,Sp.B


Lampiran 2: SK Direktur RSI Banjarnegara
Nomor :084 /SK/RSIB/I/2022
Tanggal : 13 Januari 2022

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS

PANITIA FARMASI DAN TERAPI

A. KEGUNAAN PANITIA FARMASI TERAPI (PFT)


1. Menerbitkan kebijakan – kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan
obat dan evaluasinya.
2. Melengkapi staf profesional di bidang kesehatan dengan pengetahuan
terbaru yang berhubungan dengan obat dan penggunaan obat semua
kebutuhan.

B. FUNGSI PANITIA FARMASI DAN TERAPI (PFT)


1. Mengembangkan formularium di Rumah Sakit dan merevisinya, pemilihan
obat dimasukkan dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi secara
subyektif terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat juga dan juga
harus menimilakan duplikasi dalam tipe obat, kelompok dan produk obat
yang sama.
2. Mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak produk obat baru atau dosis
obat yang diusulkan oleh anggota staf medis.
3. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di Rumah Sakit dan yang
termasuk dalam kategori khusus.
4. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di Rumah Sakit dengan
mengkaji medical record dibandingkan dengan standard diagnosa dan terapi
untuk meningkatkan penggunaan obat secara rasional
5. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat.

C. TUGAS POKOK PANITIA FARMASI DAN TERAPI


1. Memberika rekomendasi kepada pemimpin Rumah Sakit menginai
kebijakan penggunaan obat di Rumah Sakit.
2. Membantu Instalasi Farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap
kebojakan – kebijakan dan peraturan – peraturan mengenai penggunaan obat
di Rumah Sakit sesuai peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional.
3. Berwenang sepenuhnya menjalankan sistem formularium, merumuskan dan
mengendalikan pelaksanaan semua kebijakan, ketetapan, prosedur, aturan
yang berkaitan dengan obat.
D. URAIAN TUGAS PANITIA FARMASI DAN TERAPI
1. Sebagai badan penasehat bagi pimpinan Rumah Sakit dan staf medik dalam segala
hal yang menyangkut obat.
2. Menyusun dan mengembangkan formularium obat yang disepakati digunakan di
Rumah Sakit.
3. Menyeleksi Obat yang boleh dan ditolak digunakan di Rumah Sakit.
4. Membuat kategori obat yang dipakai di rumah Sakit
5. Membantu farmasi Rumah Sakit mengkaji dan mengembangkan kebijakan dan
peraturan pemakaian obat yang dikaitkan dengan peraturan pemerintah.
6. Mengkaji penggunaan obat di rumah Sakit dan mempromosikan standard terapi
untuk pengobatan yang rasional berdasarkan clinical pathway.
7. Mengumpulkan dan mengkaji laporan efek samping obat.
8. Mengawasi peningkatan nutrisi parenteral, antara lain kegiatan pencampuran
nutrisi parenteral yang dilakukan oleh tenaga ynag terlatih secara aseptis sesuai
kebutuhan pasien dengan menjaga stabilitas sediaan, formmula standart dan
kepatuhan terhadap prosedur yang menyertai dan mengemas dalam tempat yang
khusus untuk nutrisi parenteral.

Ditetapkan di : Banjarnegara
Pada tanggal :13 Januari 2022
Direktur

dr. Agus Ujianto,M.Si, Med,Sp.B


MONITORING DAN EVALUASI OBAT BARU

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :


Rumah Sakit
Islam A/01/O/005 02 1/1
Banjarnegara
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur
Standar Prosedur 20 Januari 2022
Operasional

dr. Agus Ujianto M.Si.,Med. Sp.B


Pengertian Kegiatan mengawasi dan mengevaluasi obat yang baru beredar di
rumah sakit sebagai tindak lanjut dari usulan obat yang masuk
Formularium Rumah Sakit
1. mengetahui efektifitas obat baru
Tujuan
2. mengetahui efek samping obat baru
Kebijakan Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara Nomor:
4536/Per/RSIB/XII/2021 tentang Pelayanan Farmasi Rumah
Sakit Islam Banjarnegara
Prosedur 1. Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) membuat cek list data obat
baru
2. PFT melakukan sosialisasi pada seluruh dokter, perawat dan
apoteker klinis untuk melaporakan jika ada efek samping dari
obat atau efek lain yang tidak diharapkan.
3. PFT mendokumentasikan laporan terkait obat baru.
4. Jika terbukti ada efek yang tidak diharapkan maka PFT akan
menginformasikan kepada Farmasi dan obat tersebut akan
otomatis tidak di order oleh Farmasi serta dikeluarkan dari
formularium
Unit Terkait Panitia Farmasi dan Terapi, Staf Medis
PENYUSUNAN FORMULARIUM

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :


Rumah Sakit A/01/O/033 02 1/1
Islam
Banjarnegara
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur
Standar Prosedur 20 Januari 2022
Operasional

dr. Agus Ujianto., M.Si.Med. Sp. B


Pengertian Kegiatan menyusun Formularium Rumah Sakit sebagai pedomn
dalam pembelian obata Rumah Sakit
Formularium Rumah Sakit dapat dibuat untuk digunakan sebagai
Tujuan
pedoman dalam pengadaan obat dan pengobatan di Rumah Sakit
Kebijakan Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara Nomor:
4536 / Per / RSIB/ XII/2021 Tentang Pelayanan Farmasi Rumah
Sakit Islam Banjarnegara
Prosedur 1. Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) menyusun draft
formularium.
2. PFT menyerahkan draft formularium kepada semua staf
medis dengan melampirkan form usulan penambahan obat
yang belum masuk formularium atau mengganti obat yang
sudah ada dengan obat yang lain.
3. Staf Medis menyerahkan usulan obat kepada PFT paling
lambat satu bulan setelah draft formularium diterima.
4. PFT menyusun kembali draft formularium setelah ada usulan
dari staf medis.
5. PFT melakukan rapat dengan mengundang semua staf medis
untuk menentukan daftar obat yang masuk dalam
formularium.
6. PFT menyerahkan draft formularium hasil rapat dengan staf
medis kepada direktur melalui Ka. Urusan sekretariat untuk
dibuatkan Surat Keputusan.
Unit Terkait Panitia Farmasi dan Terapi, Staf Medis
USULAN PENAMBAHAN OBAT DALAM DAFTAR
FORMULARIUM

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :


Rumah Sakit
Islam A/01/O/034 02 1/1
Banjarnegara
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur
20 Januari 2022
Standar Prosedur
Operasional
dr. Agus Ujianto., M.Si.Med. Sp. B
Pengertian Kegiatan mengusulkan penambahan obat untuk masuk dalam
formularium Rumah Sakit.
Obat-obat yang belum masuk daftar formularium dan dibutuhkan
Tujuan
di Rumah Sakit dapat disediakan.
Kebijakan Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara Nomor:
4536 / Per / RSIB/ XII/2021 Tentang Pelayanan Farmasi Rumah
Sakit Islam Banjarnegara
Prosedur 1. Dokter pengusul mengisi form usulan penambahan obat.
2. Dokter pengusul menyerahkan form yang telah diisi kepada
Panitia Farmasi dan Terapi (PFT).
3. PFT mengadakan rapat anggota untuk membahas usulan
tersebut dengan mempertimbangkan keamanan dan efektivitas
obat tersebut.
4. Apabila usulan dapat diterima, PFT membuat surat
pemberitahuan kepada dokter yang mengusulkan dan Unit
Farmasi.
5. Apabila usulan ditolak, PFT menjelaskan alasan penolakan
melalui surat kepada dokter pengusul.

Unit Terkait Panitia Farmasi dan Terapi, Staf Medis, Instalasi Farmasi

Anda mungkin juga menyukai