Anda di halaman 1dari 7

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA

RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA


Jl. Raya Bawang Km. 08 Banjarnegara
Telp. Pel. (0286) 597034, IGD (0286) 5988848, Fax (0286) 597015
Website : rsibanjarnegara.com, Email : rsi_banjarnegara@yahoo.co.id

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA


Nomor : 4536 / Per / RSIB / XII/ 2021
Tentang
PELAYANAN FARMASI
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Bismillahirrohmanirrohim
Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit Islam Banjarnegara sebagai institusi yang bergerak di bidang
pelayanan kesehatan harus mampu meningkatkan pelayanan yang bermutu.
b. bahwa untuk meningkatkan mutu Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit perlu
dilakukan revisi terhadap Kebijakan Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Islam
Banjarnegara.
c. bahwa untuk maksud tersebut di atas perlu ditetapkan dengan Peraturan
Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian.
6. Peraturan Menteri Kesehatan No.72 tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Farmasi
di Rumah Sakit.
7. Permenkes No.3 Tahun 2015 tentang 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan,
Pemusnahan dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekusor Farmasi
8. Peraturan Pemerintah RI No.74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun
9. Surat Keputusan Menteri kesehatan No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
10. Surat Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor 445/1181 tahun 2016 tentang Surat
Ijin Operasional Rumah Sakit Umum Kelas D.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
TENTANG PELAYANAN FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Pertama : Mencabut Surat Keputusan Nomor : 290/Per/RSIB/III/2019 tentang Peraturan
Kebijakan Pelayanan Unit Farmasi Rumah Sakit Islam Banjarnegara

Kedua : Mengesahkan Kebijakan Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Islam Banjarnegara


sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini

Ketiga : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Peraturan ini dibebankan kepada
anggaran belanja Rumah Sakit Islam Banjarnegara

Keempat : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam Peraturan ini, akan diadakan perbaikan dan perubahan sebagaimana
mestinya.
Di tetapkan di : Banjarnegara
Pada tanggal : 15 Desember 2021
Direktur

dr. Agus Ujianto., M.Si. Med. Sp. B


Tembusan Yth :
1. Kabid. Pelayanan
2. Kasubid YanJangmed
3. Unit pelayanan terkait
l. Kebijakan formularium :
1) Obat yang dikeluarkan dari daftar Formularium adalah obat -obat yang tidak mutasi minimal 6
bulan
2) Obat yang masuk dalam daftar formularium adalah obat – obat yang mendapatkan
rekomendasi dari dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan disetujui oleh Direktur, per item
obat formularium maksimal terdiri dari generik dan non generik (brand).
3) Obat yang masuk formularium adalah obat yang memenuhi 6 kriteria :
a. Terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence based medicines), dibutuhkan
untuk pelayanan kesehatan di rumah sakit, dengan harga yang terjangkau. Memiliki
kualitas yang memadai termasuk bioavaibitilas.
b. Memiliki rasio biaya-manfaat yang paling menguntungkan bagi pasien dilihat dari total
biaya perawatan baik biaya langsung maupun biaya tidak langsung.
c. Meningkatkan kepatuhan dan penerimaan oleh pasien.
d. Diutamakan obat yang sudah dikenal baik dengan profil farmakokinetik yang baik dan
dibuat di dalam negeri oleh perusahaan farmasi yang sudah memiliki sertifikat CPOB/GMP
dengan sertifikasi A dan B dan terikat kontrak dengan rumah sakit.
e. Praktis dalam proses pengadaan, penyimpanan, penggunaan dan penyerahan.
f. Diutamakan obat esensial dan senyawa tunggal.
g. Kriteria obat yang dapat dikeluarkan dari formularium :
i. Death stok : adalah obat yang tidak digunakan selama 3 – 6 bulan berturut-turut.
ii. Slow moving : adalah obat sangat jarang digunakan
iii. Obat dengan harga relatif mahal.
h. Apabila terjadi efek samping obat, dibuat laporan kepada Panitia Farmasi dan Terapi.
i. Formularium rumah sakit dievaluasi setiap 1 tahun dan monitoring penggunaan obat baru
beserta efek samping disampaikan dalam agenda rapat tahunan formularium. Monitoring
obat baru jika dalam waktu 3 (tiga) bulan tidak mutasi dan banyak temuan pelaporan efek
samping obat maka obat baru tersebut dikeluarkan dalam formularium.
j. Apabila terjadi efek samping obat , dibuat laporan kepada Panitia Farmasi dan Terapi.
k. Usulan penambahan obat atau alkes dalam formularium oleh dokter harus ditelaah oleh
Panitia Farmasi dan Terapi dan mendapat rekomendasi sebelum disetujui oleh Direktur.
l. Pembelian obat dan alat kesehatan dilakukan oleh Kepala Instalasi Farmasi sesuai
pengajuan dari gudang dan disetujui oleh Supervisor dan Kepala Bidang penunjang medis
m. Daftar pembelian dilaporkan secara berkala kepada direktur,
n. Verifikasi daftar pembelian dapat dilakukan secara elektronik dan secara manual
o. Klaim faktur kekeuangan harus dilengkapi copy sp, faktur pajak dan kontra bon
p. Kelengkapan administrasi dilakukan oleh distributor,
q. Faktur yang akan klaim ke keuangan di cek oleh Kepala Instalasi Farmasi dan diverifikasi
oleh supervisor Instalasi Farmasi
3. Penyimpanan
a. Penyimpanan perbekalan farmasi harus pada ruang yang bersih, aman dan disesuaikan
dengan stabilitas produk terhadap suhu atau cahaya.
b. Penyimpanan obat-obatan (obat hight risk, HAM & NORUM, Narkotika/ Psikotropika,
Elektrolit Konsentrat), B3, Gas medis, nutrisi, reagen di bawah pengawasan langsung dari
farmasi. Nutrisi seperti susu yang sudah disediakan oleh Farmasi kemudian didistribusikan
ke Gizi, terdokumentasi.
c. Obat-obat emergency dapat disimpan di Instalasi Rawat Inap termasuk HCU, Instalasi
Kamar Operasi dan Instalasi Gawat Darurat, dan dilakukan monitoring oleh farmasi
minimal setiap 1 bulan sekali. Isi emergency bag disesuaikan dengan standar masing-
masing instalasi. Obat emergency dipisahkan dari obat lain dan hanya digunakan saat
emergency.
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Jl. Raya Bawang Km. 08 Banjarnegara
Telp. Pel. (0286) 597034, IGD (0286) 5988848, Fax (0286) 597015
Website : rsibanjarnegara.com, Email :rsi_banjarnegara@yahoo.co.id

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA


Nomor : 291.C/ Per / RSIB / I / 2022
Tentang
PEDOMAN PELAYANAN FARMASI
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA

Bismillahirrohmanirrohim
Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit Islam Banjarnegara sebagai institusi yang bergerak
di bidang pelayanan kesehatan harus mampu meningkatkan pelayanan
yang bermutu.
b. bahwa untuk meningkatkan mutu Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
perlu dilakukan revisi terhadap Kebijakan Pelayanan Farmasi Rumah
Sakit Islam Banjarnegara.
c. bahwa untuk maksud tersebut di atas perlu ditetapkan dengan
Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang - Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika;
4. Undang - UndangRepublik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang
Narkotika.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian.
6. Peraturan Menteri Kesehatan No.72 tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
7. Permenkes No.3 Tahun 2015 tentang 2015 Tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan
Prekusor Farmasi
8. Peraturan Pemerintah RI No. 74 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun.
9. Surat Keputusan Menteri kesehatan No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
10. Surat Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor 445/1181 tahun 2016
tentang Surat Ijin Operasional Rumah Sakit Umum Kelas D.

46
MEMUTUSKAN
:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM
BANJARNEGARA TENTANG PEDOMAN PELAYANAN FARMASI
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Kesatu : Mencabut Surat Keputusan Nomor : 1199/Per/RSIB/V/2020 tentang
Pedoman Pelayanan Unit Farmasi Rumah Sakit Islam Banjarnegara
Kedua : Mengesahkan Pedoman Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Islam
Banjarnegara sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini
Ketiga : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Peraturan ini
dibebankan kepada anggaran belanja Rumah Sakit Islam Banjarnegara
Keempat : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam Peraturan ini, akan diadakan perbaikan dan
perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Banjarnegara
Pada tanggal : Januari 2022
Direktur

dr. Agus Ujianto., M.Si. Med. Sp. B

46
a. Obat High Alert Medications (HAM)
 High alert medications yang disimpan di Instalasi gg Farmasi , ditempatkan secara
terpisah dari obat lainnya dan diberikan label “High Alert Medication (HAM)” di
setiap kotak penyimpanan obat.
 Label HAM berupa stiker berbentuk persegi delapan berwarna merah dan atau persegi
panjang dengan tulisan “High Alert Double Check”.
 High alert medications golongan narkotika disimpan sesuai dengan peraturan
penyimpanan narkotika berdasarkan peraturaan perundang-undangan.
 High alert medications yang di ada di ruang perawatan disimpan dalam lemari
emergensi yang memiliki kunci dispossible bernomor dan diberi label/peringatan “high
alert medication” pada setiap obat.
 Infus intravena yang mengandung high alert medication harus diberikan label “high
alert medication”
b. LASA atau NORUM disimpan tidak bersisihan dan diberikan label LASA pada setiap
kotak penyimpanannya maupun pada setiap ampul dan vialnya (untuk obat injeksi).
c. Elektolit konsentrat :
 Elektrolit konsentrat hanya disimpan di pelayanan farmasi rawat inap, ICU, kamar
operasi, kamar bersalin, dan IGD.
 Disimpan di rak penyimpanan high alert medications.
 Diberi wadah tambahan pada setiap satu botol elektrolit konsentrat dan diberi label
“High Alert medication”
 Elektrolit disimpan sesuai prosedur penyimpanan high alert medications.
d. Obat Emergensi
 Obat emergensi disediakan sesuai standar di unit-unit pelayanan pasien dalam kondisi
aman, siap pakai, dan dapat diakses segera untuk memenuhi kebutuhan emergensi.
 Obat emergensi sesuai standar yang ditetapkan rumah sakit, di bangsal perawatan, ICU,
Kamar Operasi, dan IGD disimpan di trolley (suhu ruangan) yang memiliki kunci
dispossible bernomor yang bisa dipotong saat akan digunakan dan penyimpanan di
kotak di dalam kulkas
 Dipakai hanya untuk emergensi saja dan sesudah dipakai harus segera diresepkan untuk
diganti dengan obat (untuk trolley emergensi) dan emergensi kit yang lengkap
(untukkotak emergensi) dengan kunci yang baru.
 Harus dicek secara berkala setiap satu bulan sekali meliputi aspek ketepatan jumlah dan
kondisi obat (kadaluarsa atau rusak)
 Penggunaan obat emergency disertai dengan berita acara penggunaan obat emergency,
yang selanjutnya dilakukan penggantian obat oleh petugas farmasi maksimal 2 jam sejak
obat digunakan.
 Penggantian obat emergency disertai dengan berita acara penggantian obat emergency.
 Supervisi penyimpanan obat emergency dilakukan sebulan sekali oleh petugas farmasi
yang ditunjuk dengan disertai berita acara.
e. Nutrisi parenteral
 Disimpan terpisah dengan sediaan lain dan dipantau kondisi penyimpanannya.
 Disimpan sesuai instruksi dari produsen baik dalam hal temperatur maupun kondisi
ketahanan terhadap cahaya.
 Penyimpanan cairan nutrisi parenteral diperiksa secara teratur untuk memastikan kondisi
penyimpanan (suhu, kelembaban, kadaluarsa, dan kerusakan) dan keamanannya dan
dicatat dalam form monitoring suhu.

46
PENYIMPANAN PRODUK NUTRISI

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :


RUMAH SAKIT ISLAM A/01/0/030 01 1/1
BANJARNEGARA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
DIREKTUR
20 Januari 2022
Standar Prosedur
Operasional

dr. Agus Ujianto, M.Si.,Med. Sp.B


Pengertian Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang
kurangterpenuhi kebutuhan nutrisinya melalui asupan makanan,
formula nutrisi bisa diberikan lewat oral, atau melalui tube ke
dalam lambung (gastric tube), nasogastrik tube (NGT), atau
jejunum dapat secara manual maupun dengan bantuan pompa
mesin.
Nutrisi parenteral parsial, pemberian sebagian kebutuhan
nutrisi melalui intravena. Sebagian kebutuhan nutrisi harian
pasien masih dapat di penuhi melalui enteral. Cairan yang
biasanya digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam
amino .
Menjamin kualitas produk nutrisi yang dipakai di Rumah Sakit
Tujuan
Banjarnegara
Kebijakan Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara Nomor :
4536/Per/RSIB/XII/2021 Tentang Pelayanan Farmasi Rumah
Sakit Islam Banjarnegara
Prosedur 1. Simpan produk nutrisi enteral sesuai petunjuk pada
kemasan asli dari produsen nutrisi
2. Simpan produk nutrisi parenteral buatan produsen sesuai
dengan petunjuk pada kemasan pabrik. Penyimpanan
nutrisi parenteral yang telah diambil dari kemasan luarnya
disimpan pada suhu di bawah 250C sampai tanggal
kadaluarsanya. Apabila sudah dibuka peal sealnya atau
sudah tercampur menjadi campuran biner maka dapat
disimpan selama 48jam pada suhu 250C atau selama 7 hari
pada suhu 4-80C
3. Nutrisi Parenteral yang mengandung lemak tidak boleh
disimpan lebih dari 24jam dalam suhu 2-80C
Unit Terkait Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Rawat Inap
FOTO PENYIMPANAN CLINIMIX

Anda mungkin juga menyukai