PROPOSAL PENELITIAN
DIAJUKAN OLEH
NIM : 2111102411139
Zaina Maulida
NIM. 2111102411139
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL PENELITIAN
DISUSUN OLEH :
Pembimbing
Mengetahui
Koordinator Mata Ajar Metodologi Penelitian
DISUSUN OLEH :
Mengetahui
Penguji I Penguji II
Dr. Hj. Nunung Herlina S. Kep., M. Pd Ns. Kartika Setia Purdani, S. Kep., M. Kep
NIDN. 8830940017 NIDN. 1109108701
Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
(Imam Syafi’i)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,
sehingga penulis dapat merampungkan Proposal penelitian ini dengan Judul
“HUBUNGAN PERILAKU PENCEGAHAN DAN PENANGANAN DEMAM
ORANG TUA PADA KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI KELURAHAN API - API
KECAMATAN BONTANG UTARA KOTA BONTANG”
Penulis
Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit yang sampai
saat ini masih menyerang penduduk dunia (Moh. Rizal, 2021). Dan juga Insiden
demam berdarah telah meningkat secara dramatis di seluruh dunia dalam beberapa
dekade terakhir. Sebagian besar kasus hanya menunjukkan gejala ringan bahkan
tanpa gejala dan dikelola sendiri, sehingga jumlah kasus DBD yang sebenarnya
tidak dilaporkan. Banyak kasus juga salah didiagnosis sebagai penyakit demam
lainnya (WHO, 2022).
Penyakit ini adalah salah satu penyakit dari sekian banyak penyakit menular yang
merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia yang semakin meningkat dan
semakin luas penyebarannya (Moh. Rizal, 2021).
Dalam keterangan resminya yang dimuat dalam laman news room pada tahun 2022
WHO menerangkan demam berdarah ditemukan di iklim tropis dan sub-tropis di
seluruh dunia, sebagian besar di daerah perkotaan dan semi-perkotaan.
Peningkatan yang mengkhawatirkan secara keseluruhan dalam jumlah kasus
selama dua dekade terakhir sebagian dijelaskan oleh perubahan dalam praktik
nasional untuk mencatat dan melaporkan demam berdarah ke Kementerian
Kesehatan, dan ke WHO. Tapi itu juga merupakan pengakuan pemerintah atas
beban, dan oleh karena itu relevansi untuk melaporkan beban penyakit demam
berdarah.
Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara yang mengalami epidemi dengue yang parah.
Penyakit ini sekarang endemik di lebih dari 100 negara di wilayah WHO di Afrika,
Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat. Wilayah Amerika,
Asia Tenggara, dan Pasifik Barat terkena dampak paling serius, dengan Asia
mewakili ~70% dari beban penyakit global.
Suatu perkiraan pemodelan menunjukkan 390 juta infeksi virus dengue per tahun
(interval kredibel 95% 284–528 juta), dimana 96 juta (67–136 juta) bermanifestasi
secara klinis (dengan tingkat keparahan penyakit apa pun). Studi lain tentang
prevalensi demam berdarah memperkirakan bahwa 3,9 miliar orang berisiko
terinfeksi virus dengue. Meskipun risiko infeksi ada di 129 negara, 70% dari beban
sebenarnya ada di Asia (WHO, 2022).
Kasus DBD tersebar di 472 kabupaten/kota di 34 Provinsi. Kematian Akibat DBD
terjadi di 219 kabupaten/kota. Kasus DBD sampai dengan Minggu Ke-49 sebanyak
95.893, sementara jumlah kematian akibat DBD sampai dengan Minggu Ke 49
sebanyak 661. Pada tanggal 30 November 2020 ada 51 penambahan kasus DBD
dan 1 penambahan kematian akibat DBD, sebanyak 73,35% atau 377
kabupaten/kota sudah mencapai Incident Rate (IR) kurang dari 49/100.000
penduduk. Proporsi DBD Per Golongan Umur antara lain < 1 tahun sebanyak 3,13
%, 1 - 4 tahun: 14,88 %, 5 -14 tahun 33,97 %, 15 - 44 tahun 37,45 %, > 44 tahun
11,57 %. Adapun proporsi Kematian DBD Per Golongan Umur antara lain < 1 tahun,
10,32 %, 1 - 4 tahun 28,57 %, 5 - 14 tahun 34,13 %, 15 - 44 tahun : 15,87 %. > 44
tahun 11,11 % (KemenKes, 2020).
Pada musim hujan terjadi peningkatan kasus DBD. Kementerian Kesehatan
mencatat di tahun 2022, jumlah kumulatif kasus Dengue di Indonesia sampai
dengan Minggu ke-22 dilaporkan 45.387 kasus. Sementara jumlah kematian akibat
DBD mencapai 432 kasus (KemenKes RI, 2022).
Kasus DBD sudah dilaporkan di 449 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi
dengan kematian tersebar di 162 kabupaten/kota di 31 provinsi, dalam pernyataan
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dalam Temu Media Hari
Demam Berdarah Dengue ASEAN. dr. Tiffany mengatakan temuan Insidence rate
DBD (jumlah kasus DBD per 100.000) tertinggi terjadi di 10 provinsi diantaranya
Bali, Kalimantan Utara, Bangka Belitung, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur,
DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat dan DI Yogyakarta
(KemenKes RI, 2022).
Dalam laman Samarinda, IDN Times Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Jaya Mualimin
menyatakan, belum genap satu tahun jumlah kasus DBD di Provinsi Kaltim telah
menembus angka tiga ribu kasus. Kasus ini mengalami peningkatan dari data
Dinkes Kaltim tahun 2021, dimana laporan temuan kasus DBD terhitung selama satu
tahun berjumlah 2.898 kasus.
Studi pendahuluan yang telah dilakukan pada penderita demam berdarah dengue di
Kota Bontang yang mengalami kasus DBD yang signifikan berada di wilayah
Kecamatan Bontang utara dan Bontang Selatan selama 5 tahun terakhir ini. Dari
data yang didapat peneliti dari data Dinas Kesehatan Kota Bontang pada tahun 2018
sebanyak 105 penderita, dan tercatat 1 menninggal di kecamatan Bontang Utara
dan 115 penderita di kecamatan Bontang Selatan, berdasarkan golongan umur
ditahun 2018, terbanyak berada digolongan umur 5 – 14 tahun sebanyak 131
penderita, dan 15 – 44 tahun sebanyak 82 penderita. Dan jika berdasarkan jenis
kelamin laki – laki sebanyak 151 penderita, sedangkan pada perempuan sebnyak
119 penderita. Di tahun 2019 sebanyak 279 penderita di kecamatan Bontang Utara
dan 253 penderita di kecamatan Bontang Selatan, berdasarkan golongan umur
terbanyak berada digolongan umur 5 – 14 tahun sebanyak 45 penderita, dan 15 – 44
tahun sebanyak 90 penderita pada tahun 2019. Dan jika berdasarkan jenis kelamin
laki – laki sebanyak 379 penderita, sedangkan pada perempuan sebnyak 306
penderita. Tahun berikutnya di tahun 2020 sebanyak 125 penderita di kecamatan
Bontang Utara dan 94 penderita di kecamatan Bontang Selatan pada tahun 2020,
berdasarkan golongan umur ditahun 2020, terbanyak berada digolongan umur 5 –
14 tahun sebanyak 46 penderita, dan 15 – 44 tahun sebanyak 32 penderita. Dan jika
berdasarkan jenis kelamin laki – laki sebanyak 149 penderita, sedangkan pada
perempuan sebanyak 122 penderita. Sedangkan di tahun 2021 tercatat sebanyak
262 penderita dengan 2 meninggal di kecamatan Bontang Utara dan 215 penderita
dan 1 meninggal di kecamatan Bontang Selatan, berdasarkan golongan umur,
terbanyak berada digolongan umur 5 – 14 tahun sebanyak 49 penderita, dan 15 – 44
tahun sebanyak 27 penderita. Dan jika berdasarkan jenis kelamin laki – laki
sebanyak 284 penderita, sedangkan pada perempuan sebnyak 222 penderita. Pada
tahun 2022 sebanyak 221 penderita di kecamatan Bontang Utara dan 206 penderita
di kecamatan Bontang Selatan, berdasarkan golongan umur ditahun 2022,
terbanyak berada digolongan umur 5 – 14 tahun sebanyak 46 penderita, dan 15 – 44
tahun sebanyak 32 penderita. Dan jika berdasarkan jenis kelamin laki – laki
sebanyak 290 penderita, sedangkan pada perempuan sebanyak 233 penderita.
Berbeda dengan kecamatan Bontang Barat maupun Bontang Lestari yang dimana
jumlah kasus kejadian demam berdarah dengue setiap tahunnya tidak mencapai
ratusan kasus (DinKes Kota Bontang, 2022).
Demam berdarah harus dicurigai bila demam tinggi (40°C/104°F) disertai dengan 2
gejala berikut selama fase demam (2-7 hari) : sakit kepala parah, nyeri di belakang
mata, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, kelenjar bengkak, ruam (WHO, 2022).
Masyarakat yang beresiko terhadap DBD tergantung pada tingkat pengetahuan,
perilaku dan praktik masyarakat terhadap DBD, serta pelaksanaan kegiatan rutin
pengendalian vektor berkelanjutan di masyarakat (WHO, 2022).
Peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa masyarakat yang pernah
mengalami demam berdarah dengue yang tinggal di kelurahan Api-api Kota
Bontang dalam penanganan gejala demam berdarah dengue yang umum terjadi
yakni demam tinggi, dari hasil wawancara tersebut beberapa diantaranya
menggunakan obat penurun panas, akan tetapi tidak ada tindakan berarti yang
dilakukan dalam penanganan demam seperti kompres hangat, dan kesalahan
masyarakat yang memberikan selimut tebal jika demam tinggi. Dan hasil
wawancara yang dilakukan peneliti menunjukkan perilaku pencegahan dan
penanganan demam yang dilakukan masyarakat masih dalam kategori kurang.