Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rusfi Rama Dini

NIM : 060326822226004
MK : Desain Sistem Pembelajaran
Tugas Pertemuan ke : 4 (Empat)

1. Apa sebab analisis instruksional diperlukan ?


2. Kapan analisis instruksional dilakukan ? siapa yang melakukan ?
3. Coba anda beri masing-masing 2 contoh : hubungan kompetensi yang bersifat hirarki,
prosedural, pengelompokan dan kombinasi
4. Coba anda lakukan analisis instruksional untuk satu pokok bahasan dari mata
pelajaran/mata kuliah yang anda asuh dengan mengikuti langkah-langkah dari analisis
instruksional !

JAWAB :
1. Karena langkah awal dalam desain intraksional adalah membuat analisis instruksional.
Analisis instruksional adalah suatu prosedur dalam mengidentifikasi kompetensi yang
harus dikuasai mahasiswa dengan menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku
khusus yang tersusun secara logis dan sistematis untuk mencapai tujuan instruksional.
Seperti dikatakan Suparman (2012), analisis instruksional adalah proses menjabarkan
perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis.,
tahapan perencanaan pembelajaran juga dimulai dengan analisis pembelajaran
(analisis tiap tahapan belajar). Adapun Manfaat Analisis Instruksional adalah: (1)
Mengidentifikasi semua kompetensi yang harus dikuasai siswa, (2) Menentukan
urutan pembelajaran, (3) Menentukan titik awal proses pembelajaran (melalui
penentuan perilaku awal siswa). Perilaku yang dimaksudkan disini adalah kompetensi
yang harus dicapai oleh siswa setelah melaksanakan pembelajaran. pembelajaran
berbasis kompetensi mengarahkan siswa untuk dapat melakukan sesuatu atau
berkompeten. Berkaitan dengan manfaat analisis instruksional tersebut, maka guru
perlu memiliki kemampuan analitik dalam menetapkan langkah analisis instruksional.

2. Yang melakukan analisis instraksional adalah guru dan di lakukan pada saat akan
melakukan proses pembelajaran maka guru harus melakukan langkah-langkah berikut
yang pertama : langkah-langkah di dalam analisis istruksional dapat dibedakan dua
macam: 1.Langkah pertama ialah menuliskan semua tugas-tugas yang harus
dilaksanakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan; 2. Langkah kedua ialah
menyusun, daftar tugas secara mendetail dan urut sesuai dengan urutan senyatanya
manakala tugas itu dilaksanakan. bahwa pada langkah pertama belum diperhatikan
urutan bagaimana melak­sanakan tugas-tugas tersebut. Sedang pada langkah kedua, di
samping memerinci sampai pada tugas yang sekecil-kecilnya agar tak ada yang
terlewatkan, juga memperhatikan urutan bagaimana tugas tersebut dilaksanakan. Ell
(2005) lebih memerinci di dalam menjelaskan metode analisis instruksional sebagai
berikut:
a. identifikasi tugas-tugas pokok dan hubungannya dengan subtugas;
b. mengurutkan tugas-tugas sesuai dengan urutan, manakala tugas
c. tersebut dilaksanakan dalam keadaan senyatanya;
d. identifikasi tingkah laku (behavior) yang diperlukan untuk melak­sanakan setiap
tugas;
e. memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mempelajari setiap tugas.

3. a. Struktur Perilaku Hirarkial


Struktur ini adalah kedudukan dua perilaku yang menunjukkan bahwa salah satu
perilaku hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain
(perilaku=kemampuan). Misalnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia,
kedudukan perilaku menuliskan sistematika penulisan karya tulis ilmiah. Perilaku
menuliskan sistematika penulisan karya tulis ilmiah tidak akan mungkin dapat
dilakukan siswa apabila siswa tersebut belum menguasai hal apa saja yang
terdapat di dalam sistematika sebuah tulisan karya tulis ilmiah.
b. Struktur Perilaku Prosedural
Struktur ini adalah kedudukan beberapa perilaku yang menunjukkan bahwa salah
satu seri urutan penampilan perilaku tetapi ada yang menjadi perilaku prasyarat
untuk yang lain.Contoh: untuk bisa menulis karya tulis ilmiah syaratnya siswa
harus terlebih dahulu dapat mengembangkan sistematika penulisan karya ilmiah
tersebut, dari bagian pendahuluan hingga penutup.
c. Struktur Perilaku Pengelompokan
Struktur ini adalah perilaku-perilaku khusus yang tidak mempunyai
ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Misalnya tujuan siswa dapat
menjelaskan bagian-bagian dari pendahuluan pada sebuah karya ilmiah,
menjelaskan fungsi satu dengan yang lain tidak terkait secara hirarki dan
prosedural.
d. Struktur Perilaku Kombinasi
Struktur ini adalah perilaku khusus sebagian tersebar akan terstruktur secara
kombinasi antara struktur hirarkial, prosedural dan pengelompokan. Misalnya
kemampuan menulis karya ilmiah

4. Perilaku Instruksional Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Pada Fase Perencanaan


Hasil penelitian dikatakan baik pada fase perencanaan dikarenakan sebagai berikut: 1.
Kompetensi guru-guru pada PAUD Gugus Anggrek berlatar belakang pendidikan
anak usia dini, minimal diploma dua pendidikan guru taman kanak kanak (D2 PGTK)
dan strata satu pendidikan anak usia dini (S1 PAUD). 2. Kompetensi guru-guru pada
PAUD Gugus Anggrek telah sesuai dengan Permendiknas No 58 Tahun 2010 yaitu: a.
Kompetensi kepribadian, guru di PAUD Gugus Anggrek dinilai mampu dalam: (1)
Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan psikologis anak. Perilaku guru
antara lain: menyayangi anak secara tulus, berprilaku sabar-ceria-penuh perhatian,
memiliki kepekaanresponsif-humoris terhadap perilaku anak, dan berperilaku sopan
santun-menghargaimelindungi anak. (2) Bersikap dan berperilaku sesuai dengan
norma agama, budaya dan keyakinan anak. Perilaku guru antara lain: menghargai
peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut-suku-budaya-gender,
bersikap sesuai dengan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat,
mengembangkan sikap anak didik untuk menghargai budaya lain, berperilaku jujur,
bertanggungjawab terhadap tugas, berperilaku sebagai teladan. b. Kompetensi
professional, guru di PAUD Gugus Anggrek dinilai mampu dalam: (1) Memahami
tahapan perkembangan anak. Perilaku guru antara lain: memahami kesinambungan
tingkat perkembangan anak usia 0-6 tahun, memahami standar tingkat pencapaian
perkembangan anak. (2) Memahami pertumbuhan dan perkembangan anak. Perilaku
guru antara lain: memahami aspek perkembangan dan faktor menghambat serta
mendukung aspek fisik motorik - bahasa - kognitif - sosial emosional - moral agama,
memahami tanda-tanda kelainan pada tiap aspek perkembangan anak, mengenal
kebutuhan gizi anak sesuai dengan usia, memahami cara memantau
nutrisi-kesehatankeselamatan anak, mengetahui pola asuh yang sesuai dengan usia
anak. c. Kompetensi pedagogik, guru di PAUD Gugus Anggrek dinilai mampu dalam
merencanakan kegiatan program pendidikan, pengasuhan dan perlindungan. Perilaku
guru antara lain menyusun rencana kegiatan tahunan ± semesteran ± bulanan ±
mingguan - harian, menetapkan kegiatan bermain yang mendukung tingkat
pencapaian perkembangan anak, dan merencanakan kegiatan yang disusun
berdasarkan kelompok usia. d. Kompetensi sosial, guru di PAUD Gugus Anggrek
dinilai mampu dalam beradaptasi dengan lingkungan. Perilaku guru antara lain:
menyesuaikan diri dengan e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) teman sejawat dan
mentaati aturan lembaga. 3. Mayoritas guru sudah dilibatkan dalam kegiatan
workshop / pelatihan pembuatan RKM dan peta konsep sesuai dengan Permendiknas
terbaru, sehingga pada saat observasi dapat dilihat guru di PAUD Gugus Anggrek
telah melaksanakan pedoman dari Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan terkait dengan
pelaksanaan tahapantahapan dalam fase perencanaan.

Anda mungkin juga menyukai