PANGKAT/GOLONGAN : Pengatur/II/c
TENGAH
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Penulis adalah CPNS angkatan 2019 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Sukamara Kabupaten Sukamara Provinsi Kalimantan Tengah. RSUD Sukamara dengan
kualifikasi rumah sakit Kelas C Non Pendidikan Pada Tahun 2020, yang berada di
Jalan Tjilik Riwut Km. 5,5 Kelurahan Mendawai, Kecamatan Sukamara Kabupaten
Sukamara. Penulis merupakan Nutrisionis Terampil/Pelaksana yang pada awal
pengangkatan ditugaskan menjadi Nutrisionis di ruang Instalasi Gizi RSUD Sukamara
hingga sampai saat ini.
Berdasarkan latar belakang tersebut terdapat 5 (lima) isu permasalahan yang terjadi
di unit kerja saya (Instalasi Gizi RSUD Sukamara) Kabupaten Sukamara.
Isu pertama yaitu kurangnya modifikasi pengolahan menu tambahan extra putih telur
untuk pasien TKTP di Instalasi Gizi RSUD Sukamara Kabupaten Sukamara. Hasil data
diperoleh berdasarkan pengamatan selama penyelenggaran pelayanan makan di Instalasi
Gizi RSUD Sukamara Kabupaten Sukamara. Pengolahan menu tambahan extra putih telur
masih sangat sederhana yaitu dengan cara pengolahan di rebus. sehingga kebanyakan
menu tambahan extra putih telur sering tidak dimakan oleh pasien.
Isu yang kedua yaitu kurangnya pengetahuan tentang pengolahan menu makanan
menarik untuk pasien anak di Instalasi Gizi RSUD Sukamara Kabupaten Sukamara. Hasil
data diperoleh berdasarkan pengamatan selama penyelenggaran pelayanan makan di Instalasi
Gizi RSUD Sukamara Kabupaten Sukamara, bahwa pemberian makan untuk pasien anak
tidak menarik serta tidak ada perbedaan dengan pemberian makan untuk pasien dewasa.
Isu yang ketiga kurangnya sosialisasi tentang pengetahuan ketepatan
jadwal pemberian makan pasien rawat inap di Instalasi Gizi RSUD Sukamara
Kabupaten Sukamara. Hasil data diperoleh berdasarkan pengamatan selama pendistribusian
pelayanan makan di Instalasi Gizi RSUD Sukamara Kabupaten Sukamara, saat
pendistribusian makan terjadi keterlambatan pendistribusian dari jadwal yang telah
ditentukan. Sehingga dapat memicu pasien untuk mengkonsumsi makanan dari luar rumah
sakit dan bisa menghambat dalam pelaksanan kepatuhan diet yang di jalani pasien
dan dapat memperlambat kesembuhan.
Isu yang keempat kurangnya tingkat kesadaran penggunaan APD lengkap di petugas
pengolah makanan di Instalasi Gizi RSUD Sukamara Kabupaten Sukamara. Hasil data
diperoleh berdasarkan pengamatan selama penyajian dan pemorsian makanan di instalasi
gizi RSUD Sukamara Kabupaten Sukamara, masih ditemukan kurang nya kesadaran dan
kepatuhan dalam menggunakan APD lengkap serta kurang memperhatikan hygiene sanitasi
sehingga bisa mengakibatkan resiko tinggi terkontaminasi makanan serta memperlambat
proses penyembuhan pasien hingga kurang mendapatkan asupan gizi yang tepat.
Isu yang kelima kurangnya pengetahuan tentang pembagian porsi makanan
untuk pasien DM bagi petugas pramusaji di Instalasi Gizi RSUD Sukamara Kabupaten
Sukamara. Hasil data diperoleh berdasarkan pengamatan selama pemorsian makanan di
Instalasi Gizi RSUD Sukamara Kabupaten Sukamara untuk pemorsian makan khusus
pasien DM sumber karbohidrat masih belum ada standar porsi atau ukuran
rumah tangga (URT) yang memperhitungkan jumlah asupan karbohidrat dan kalori.
Hal ini mengakibatkan kurang stabil nya kadar gula dalam darah dan obat yang di
konsumsi tidak bisa diserap dengan baik.
Hasil identifikasi isu yang saya temui di Instalasi Gizi RSUD Sukamara
Kabupaten Sukamara sesuai dengan penempatan
kerja saya sebagai Nutrisionis/Ahli Gizi
penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi RSUD Sukamara.
Untuk menentukan sumber isu dan penyebab isu dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.1
Permasalahan, Sumber Isu dan Penyebab di Instalasi Gizi RSUD Sukamara
Kabupaten Sukamara
No Isu Sumber Isu Penyebab Isu
Berdasarkan identifikasi isu, sumber isu dan penyebab isu maka untuk
menentukan isu terpilih penulis menggunakan 2 (dua) teknik analisis isu yaitu
APKL (Aktual, Problematik, kekhalayakan dan Kelayakan) merupakan salah satu
teknik yang digunakan untuk menguji kelayakan suatu isu untuk dicarikan solusinya.
Aktual, artinya isu tersebut benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
dalam masyarakat. Problematik, artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang
kompleks sehingga perlu segera dicari solusinya secara komprehensif. Kekhalayakan,
artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Dan kelayakan, artinya isu
tersebut masuk akal, realistis, relevan dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya.
Tabel 2.2
Analisis isu dengan teknik APKL
Kriteria
No. Isu APKL Keterangan
A P K L
1. Kurangnya modifikasi
pengolahan menu tambahan
extra putih telur untuk pasien
TKTP di Instalasi Gizi RSUD √ √ √ √ Memenuhi
Sukamara Kabupaten
Sukamara
2. Kurangnya pengetahuan
tentang pengolahan menu
makanan menarik untuk pasien
anak di Instalasi Gizi RSUD √ √ √ √ Memenuhi
Sukamara Kabupaten
Sukamara
3. Kurangnya sosialisasi tentang
pengetahuan ketepatan jadwal
pemberian makan pasien rawat Tidak
inap di Instalasi Gizi RSUD √ √ √ X Memenuhi
Sukamara Kabupaten
Sukamara
4. Kurangnya tingkat kesadaran
penggunaan APD lengkap di
petugas pengolah makanan di Tidak
√ √ X √ Memenuhi
Instalasi Gizi RSUD Sukamara
Kabupaten Sukamara
5. Kurangnya pengetahuan
tentang pembagian porsi
makanan untuk pasien DM
bagi petugas pramusaji di √ √ √ √ Memenuhi
Instalasi Gizi RSUD Sukamara
Kabupaten Sukamara
Berdasarkan hasil analisis teknik APKL diatas, dari 5 (lima) isu permasalahan yang
ada, dapat dikatakan bahwa isu atau permasalahan ketiga dan keempat tidak memenuhi
kriteria APKL.
Untuk isu nomor 3 (dua) yaitu kurangnya sosialisasi tentang pengetahuan ketepatan
jadwal pemberian makan pasien rawat inap di Instalasi Gizi RSUD Sukamara Kabupaten
Sukamara tidak memenuhi kriteria APKL dalam unsur L (kelayakan). Hal ini dikarenakan
permasalahan yang terjadi sebenarnya petugas pramusaji atau pengantar makanan sudah
memahami waktu dan jadwal pendistribusian makanan. Hanya saja penulis masih perlu
terus melakukan evaluasi dan berkoordinasi langsung dengan pramusaji atau pengantar
makanan agar memperhatikan jadwal distribusi dengan tepat, sehingga tidak terjadi
keterlambatan distribusi makanan.
Untuk isu nomor 4 (empat) yaitu kurangnya tingkat kesadaran penggunaan APD
lengkap di petugas pengolah makanan di Instalasi Gizi RSUD Sukamara
Kabupaten Sukamara tidak memenuhi kriteria APKL dalam unsur K
(kekhalayakan). Hal ini dikarenakan tidak menyangkut atau berpegaruh pada diri
pasien secara langsung. Akan tetapi permasalahan yang terjadi tentang kepatuhan
menggunakan APD lengkap, yang sebenarnya setiap petugas pemasak atau pengolah
makanan sudah memahami uraian tugas masing-masing. Hanya saja penulis masih
perlu terus melakukan evaluasi dalam hal pemantauan penggunaan APD lengkap
oleh petugas pengolah makanan atau prtugas pemasak.
Untuk isu-isu yang memenuhi kriteria APKL adalah isu nomor 1 (satu)
yaitu kurangnya modifikasi pengolahan menu tambahan extra putih telur untuk pasien
TKTP di Instalasi Gizi RSUD Sukamara Kabupaten Sukamara. Untuk isu ini
termasuk dalam kriteria APKL karena Aktual (A) hal ini masih terjadi hingga saat ini,
Problematik (P) kurangnya modifikasi pengolahan menu tambahan extra putih telur
akan berdampak kurang optimalnya asupan gizi pada pasien khusus nya pasien TKTP,
Kekhalayakan (K) permasalahan ini menyangkut hajat hidup orang banyak, dan
kriteria Layak (L) permasalahan ini sangat realistis dan di butuhkan inisiatif
pemecahan masalahnya guna meningkatkan asupan tinggi protein untuk pasien
TKTP untuk percepat proses kesembuhan pasien.
Untuk isu nomor 2 (dua) yaitu kurangnya pengetahuan tentang pengolahan menu
makanan menarik untuk pasien anak di Instalasi Gizi RSUD Sukamara
Kabupaten Sukamara. Untuk isu ini termasuk dalam kriteria APKL karena Aktual (A)
hal ini masih terjadi hingga saat ini, Problematik (P) kurang optimalnya pengolahan
makanan yang menarik, Kekhalayakan (K) permasalahan ini menyangkut hajat hidup
orang banyak, dan kriteria Layak (L) permasalahan ini sangat realistis dan dibutuhkan
inisiatif pemecahan masalahnya untuk meningkatkan nafsu makan anak agar asupan
gizi terpenuhi untuk perkembangan dan pertumbuhan anak
Untuk isu nomor 5 (lima) yaitu kurangnya pengetahuan tentang pembagian porsi
makanan untuk pasien DM bagi petugas pramusaji di Instalasi Gizi RSUD Sukamara
Kabupaten Sukamara. Untuk isu ini termasuk dalam kriteria APKL karena Aktual (A)
hal ini masih terjadi hingga saat ini, Problematik (P) isu tersebut termasuk masalah yang
kompleks dan sangat perlu dicari solusinya, Kekhalayakan (K) permasalahan
ini menyangkut hajat hidup orang banyak, dan kriteria Layak (L) permasalahan ini
sangat realistis dan dibutuhkan inisiatif pemecahan masalahnya guna meningkatkan
ketepatan diet bagi pasien khusus untuk mempercepat proses kesembuhan.
Langkah selanjutnya untuk menetapkan skala prioritas masalah adalah dengan
menggunakan teknik USG (urgency, seriousness dan growth). Teknik USG merupakan
salah satu teknik yang digunakan untuk menentukan skala prioritas masalah, yaitu
dengan cara menentukan tingkat urgensinitas masalah, keseriusan masalah dan apabila
tidak tertangani ditentukan dengan menggunakan skala 1-5 untuk tiap-tiap unsur USG
yaitu :
1: Tidak mendesak/serius/berdampak
2: Kurang mendesak/serius/berdampak
3: Cukup mendesak/serius/berdampak
4: Mendesak/serius/berdampak
5: Sangat mendesak/serius/berdampak
Tabel 2.3
Menentukan skala prioritas masalah dengan teknik USG
No Isu Kriteria USG Jumlah Rank
U S G
1. Kurangnya modifikasi pengolahan menu tambahan
extra putel untuk pasien TKTP di Instalasi Gizi RSUD
Sukamara Kabupaten Sukamara
- Kurang pengetahuan petugas pemasak tentang
pengolahan menu tambahan extra putih telur 5 4 3
- Petugas pemasak belum pernah mendapatkan
39 I
sosialisasi tentang pengolahan menu tambahan 5 5 4
extra putih telur
- Petugas pemasak belum pernah mengikuti
pelatihan tentang pengolahan menu tambahan 5 4 4
extra putih telur
2. Kurangnya pengetahuan tentang pengolahan menu
makanan menarik untuk pasien anak di Instalasi Gizi
RSUD Sukamara Kabupaten Sukamara
- Masih ada tenaga pemasak yang tidak
mempunyai pengetahuan tentang pengolahan 5 4 3
menu makanan menarik untuk pasien anak
- Petugas pemasak belum pernah mendapatkan 36 II
sosialisasi tentang pengolahan menu makanan 5 4 3
menarik untuk pasien anak
- Petugas pemasak belum pernah mengikuti
pelatihan tentang pengolahan menu makanan 5 4 3
menarik untuk pasien anak
3. Kurangnya pengetahuan tentang pembagian porsi
makanan untuk pasien DM bagi petugas pramusaji di
Instalasi Gizi RSUD Sukamara Kabupaten Sukamara
- Ketidaktahuan petugas pemasak saat membagi
porsi makan 5 4 3 35 III
- Kurang optimalnya sosialisasi tentang porsi
makan 5 3 3
- Petugas pemasak belum mendapatkan pelatihan
tentang porsi makanan DM 5 3 4
Berdasarkan dari hasil analisis diatas yaitu dengan menggunakan teknik USG, dari 3
(tiga) isu atau permasalahan tersebut dapat disimpulkan bahwa isu prioritas utama yang
memiliki skor tertinggi yaitu dengan skor 39 dengan rincian Urgen (15), Keseriusan (13)
dan perkembangan isu (11). Sehingga isu yang terpilih adalah “Kurangnya modifikasi
pengolahan menu tambahan extra putih telur untuk pasien TKTP di Instalasi Gizi RSUD
Sukamara Kabupaten Sukamara”.
BAB III
PENETAPAN ISU
Berdasarkan hasil analisis menggunakan dengan teknik USG, maka didapatkan isu
prioritas yaitu “Kurangnya modifikasi pengolahan menu tambahan extra putih telur untuk
pasien TKTP di Instalasi Gizi RSUD Sukamara Kabupaten Sukamara” sehingga dapat di
tetapkan beberapa ide kreatif untuk mendukung pemecahan masalahnya tersebut, yaitu :