Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Peramalan Kebutuhan Tenaga Kerja


Dewasa ini, kemajuan teknologi memudahkan segala aktivitas manusia. Bisnis
merupakan salah satu kegiatan yang memanfaatkan teknologi, namun untuk
mengimbanginya diperlukan potensi sumber daya manusia dan perlu dikelola dengan
baik dan teratur. Dan untuk mencapai itu semua, setiap perusahaan harus melakukan
segala upaya untuk mengantisipasi potensi orang-orangnya untuk bertahan dalam bisnis
saat ini.
Peramalan (forecasting) ini dilakukan dengan mencari dan mengamati berita
penting pada waktu yang lalu guna memprediksi kinerja perusahaan di masa depan.
Peramalan ini menggarisbawahi pada peramalan sumber daya manusia untuk talenta
yang dibutuhkan perusahaan. Menurut Ishak 2010:105 peramalan memiliki sifat yang
harus dipahami sebelum diimplementasikan :
 Ramalan mengandung kesalahan di dalamnya, dengan arti itu bahwa
peramalan ini meminimalisirkan ketidakpastian yang akan terjadi suatu
saat nanti.
 Peramalan harus menyediakan data mengenai kemungkinan
ketidakpastian atau kesalahan yang mungkin terjadi.

3.1 Tujuan Peramalan Kebutuhan Tenaga Kerja


Kegiatan dari peramalan permintaan tenaga kerja adalah untuk melihat serta
memastikan seberapa besar potensi tenaga kerja yang dibutuhkan perusahan dan
apakah kualiatas standar tenaga kerja perusahaan sudah terpenuhi.
Manajer harus bisa memastikan bahwa mereka tepat memilih sejumlah
tenaga kerja yang mumpuni sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tujuan
peramalan tenaga kerja menurut Stoner (1995:91) merupakan untuk menjamin
kebutuhan jumlah tenaga kerja yang suatu perusahaan untuk memenuhi ketentuan
yang telah tersedia. Berikut beberapa tujuan dibutuhkannya peramalan kebutuhan
tenaga kerja :
a. Memprediksi permintaan tenaga kerja dan modal persediaan tenaga
kerja yang ada. Semua manajer harus mengantisipasi dan
mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan karyawan mereka untuk
mengukur dan meningkatkan kualitas karyawan tersebut, misalnya
pelatihan karyawan, tes pengetahuan dan integritas.
b. Meramalkan kemajuan perusahaan dan teknologi sehingga harus
dilaksanakan dengan perangkat tugas yang tepat. Perusahaan perlu
mengukur keterampilan disegala bidang termasuk teknologi yang
sebagai tolak ukur peramalan kebutuhan tenaga kerja.
c. Meramalkan kemajuan pendidikan dan memberdayakan sumber daya
manusia. Pendidikan menjadi sesuatu yang penting untuk mengetahui
sagala macam pengetahuan, termasuk tenaga kerja yang dibutuhkan
perusahaan perlu mempunyai daya-daya untuk melakukan dan
menyelesaikan tugasnya.
d. Meramalkan kebutuhan akan masa depan untuk jenis-jenis
keterampilan yang berlawanan dan tenaga kerja (pria/wanita).
e. Meramalkan kebijaksanaan perburuhan pemerintah, seperti usia, upah
minimum dan jam kerja.

3.1.2 Manfaat Peramalan Kebutuhan Tenaga Kerja


Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting bagi
perkembangan perusahaan. Manusia sebagai alat untuk mengubah ilmu
pengetahuan di perusahaan, maka dari itu sangat penting tenaga kerja itu
disiapkan untuk menghadapi persaungan. Jika suatu perusahaan dapat k
menyediakan tenaga kerja yang kompetitif, maka keuntungan yang diperoleh
perusahaan sangat besar, tidak hanya memberikan kompensasi kepada
perusahaan, tetapi juga pemerintah, masyarakat dan faktor-faktor yang terkait
dalam lingkup ekonomi maupun perusahaan dan akan menerima dampaknya baik
itu positif atau negatif. Berikut beberapa contoh manfaat yang akan diterima :
a. Perusahaan memperoleh karyawan yang lebih baik dari kualifikasi
yang berbeda, program dan pengetahuan yang direncanakan.
b. Melalui peramalan personalia yang matang membuat pekerjaan
menjadi lebih efisien, efektivitas kerja akan meningkat juga budaya
perusahaan seperti : sistem kerja, lingkungan kerja dan budaya
perusahaan lainnya menjadi semakin positif.
c. Peramalan kebutuhan tenaga kerja in sangat penting untuk proses ke
depannya. Melalui peramalan personel, produktivitas perusahaan
dapat dengan mudah mencapai tujuannya dan bisa meminimalkan
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
d. Perusahaan memiliki karyawan yang berpotensi selaras yang dapat
memenuhi peran dengan apa yang akan menjadi tugas dan tanggung
jawabnya.

3.1.3 Jenis-Jenis Metode yang Digunakan untuk Peramalan Kebutuhan Kerja


Menurut Poerwadarmint metode adalah serangkaian jalur yang terorganisir
dan dipikirkan dengan matang untuk mencapai suatu tujuan. Ada banyak cara
untuk mengukur peramalan kebutuhan tenaga kerja dari cara yang paling
sederhana hingga yang kompleks, dari perkiraan para manajer hingga pada
simulasi komputer.
Dalam penyusunan peramalan kebutuhan tenaga kerja, pihak perusahaan
harus membutuhkan banyak gagasan/ide dari para manajer untuk menentukan
kualitas dan kuantitas karyawan/tenaga kerja sebelum akhirnya dilakukannya
penarikan. Di bawah ini adalah bagaimana memperkirakan kebutuhan tenaga
kerja :
1) Analisis perkembangan
Metode ini bekerja dengan cara menelaah peristiwa atau fenomena
sesuai dengan penalaran yag terjadi pada masa lalu.
2) Peramalan berbasis nol
Salah satu karakteristik organisasi yang mencakup berbagai elemen
yang membentuk organisasi itu tidak permanen, seperti dari jabatan
karyawan yang mengalami kekosongan baik itu pensiun, dipecat
atau resign. Atau naik turunnya harga saham, budaya perusahaan
yang bisa positif atau negative dan teknologi yang digunakan. Dan
metode ini menggunakan jumlah karyawan untuk menyimpulkan
dan menentukan apa saja yang akan dibutuhkan oleh tenaga kerja
pada masa yang akan datang.
3) Pendekatan bottom-up
Metode ini melibatkan perundingan atau diskusi pada setiap bagian
atau tingkatan departemen dimulai pada tingkatan paling bawah
hingga tingkatan paling atas yang mana pada akhirnya akan
diperoleh jumlah sumber daya manusia yang akan dibutuhkan.
4) Analisis rasio
Metode ini diambil untuk menentukan perbandingan antara jumlah
pekerjaan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
5) Analisis korelasi
Analisis korelasi adalah teknik analisis statistik yang digunakan
untuk mengetahui hubungan antar dua variabel.

3.1.4 Kendala-Kendala Dalam Melakukan Peramalan Kebutuhan Tenaga Kerja


Masa depan akan ada masanya disetiap perusahaan, walau belum tentu
masa depan perusahaan itu bergerak maju atau bergerak mundur. Hal itu
membuat setiap manager dan semua sumber daya manusia perlu meramalkan dan
memperkirakan peristiwa di masa yang akan datang. Peramalan ini harus
mencakup peristiwa masa lalu. Hal itu dilakukan sebagai salah satu kebutuhan
proyeksi untuk membentuk suatu metode atau model yang digunakan untuk
memperkuat suatu ramalan tersebut guna menjadi petimbangan yang tepat.
Namun, prediksi ini adalah suatu hal yang belum tentu terjadi, namun juga
bisa terjadi dan peramalan ini berfungsi untuk meminimalkan suatu kemungkinan
buruk terjadi pada perusahaan, sehingga para manajer dan sumber daya manusia
yang terlibat dalam perusahaan bisa membentuk dan menciptakan suatu ide,
sistem, model, teknik dan strategi untuk kemudahannya dalam mencapai tujuan.
Tetapi di beberapa implementasinya, tidak sedikit manajer menjumpai kendala-
kendala dalam melakukannya. Berikut beberapa hambatan dalam meramalkan
permintaan tenaga kerja :
a. Analisis rasio yang digunakan tidak sesuai dengan fakta. Untuk
rasio ini hanya dapat digunakan untuk jangka waktu pendek saja dan
tidak dapat digunakan untuk jangan waktu yang panjang.
b. Analisis anggaran yang tidak terdapat kesesuaian dan ini bisa
menjadi pemborosan anggaran yang dihabiskan untuk kebutuhan
peramalan tenaga kerja.
c. Kesalahan dalam menghitung potensi tanaga kerja yang dibutuhkan,
jika ini terjadi pada proses implementasi peramalan maka akan
banyak karyawan/sdm/tenaga kerja yang bekerja tidak semestinya di
lapangan.

3.1.5 Indikator-indikator peramalan kebutuhan tenaga kerja


Untuk mencapai jumlah karyawan yang ingin bergabung dalam tim
perusahaan harus melakukan serangkaian pengukuran sebagai acuan untuk
memenuhi kebutuhan karyawan tersebut. Menurut Danim (1996) dalam buku
yang berjudul “Transforming People”, adalah sebagai berikut :
1. Kesehatan tubuh yang baik, dalam hal ini yang harus dipenuhi
sebagai calon tenaga kerja disuatu perusahaan adalah memiliki
kesahatan fisik yang normal serta memiliki hubungan kehidupan
yang pantas dan manusiawi.
2. Terpenuhinya dalam hal pengetahuan dan keterampilan kerjanya,
sumber daya manusia perusahaan perlu mempunyai kecakapan
pendidikan pada tingkatan yang lebih tinggi, mempunyai tingkat
keterampilan yang berguna dengan memperhatikan perubahan
kesempatan kerja, mampu dalam penguasaan bahasa baik itu
bahasa nasional ataupun bahasa daerah dan mampu mengetahui
pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi.
3. Terpenuhinya kualitas dalam hal spiritual (kejiwaan), hal ini
didefinisikan sebagai sumber daya manusia yang secara
hakikatnya taat menjalankan agamanya dan kepercayaannya
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa toleransi dalam lingkungan
kerja maupun lingkungan sosial, memiliki kejujuran, integritas,
memiliki jiwa semangat yang kompetitif dan memiliki sikap yang
disiplin dalam hal apapun.

Anda mungkin juga menyukai