berbagai aspek kehidupan seperti politik, sosial, ekonomi, budaya, maupun agama. Pelajaran
sejarah merupakan mata pelajaran yang mengkaji permasalahan dan perkembangan masyarakat
dari masa lampau sampai masa kini, baik di Indonesia maupun di luar Indonesia.. Dari proses itu
dapat diambil banyak pelajaran, sisi-sisi mana yang perlu dikembangkan dan yang tidak perlu
dikembangkan. Namun saat ini dalam realitasnya, ada beberapa fakta yang mendorong
tergesernya mata pelajaran sejarah di Indonesia.
Pertama, siswa kurang menyukai pelajaran sejarah karena materinya yang banyak
sehingga banyak siswa yang menganggap pelajaran sejarah hanya pelajaran yang terlalu banyak
hafalan, dan hanya semata-mata pelajaran tambahan. Selain itu, masih banyak siswa yang kurang
memperhatikan saat pembelajaran ini dikarenakan cara guru dalam menyampaikan kurang
menarik. Sehingga mata pelajaran sejarah ini diidentikan sebagai pembelajaran yang
membosankan di kelas.
Kedua, beredarnya isu bahwa mata pelajaran Sejarah akan disederhanakan dan dijadikan
sebagai mata pelajaran pilihan. Isu tersebut beredar dalam berita media online Kompas.com pada
22, September 2020 lalu. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nadiem Makarim
mengatakan bahwa mata pelajaran Sejarah tidak akan dihapus dari kurikulum nasional. "Saya
ingin mengucapkan sekali lagi bahwa tidak ada sama sekali kebijakan regulasi atau perencanaan
penghapusan mata pelajaran sejarah kurikulum nasional," katanya dikutip Kompas.com.
Nadiem mengatakan, isu tersebut beredar karena ada salah satu permutasi
penyederhanaan kurikulum yang belum tentu hal tersebut direalisasikan."Isu ini keluar, karena
ada presentasi internal yang keluar ke masyarakat dengan salah satu permutasi penyederhanaan
kurikulum. Kami punya banyak (permutasi), puluhan versi berbeda yang sekarang tengah
melalui FGD dan uji publik," ujarnya.
Klarifikasi Kemendikbud soal informasi ini diunggah Kemdikbud lewat akun resminya di
Twitter dan diakun Facebook. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pun
menegaskan, tidak ada penyederhanaan kurikulum hingga tahun 2022.
Efek samping tersebar dalam rencana Kemendikbud ini merupakan anak akan semakin
jauh dari sejarah bangsanya, hal ini tersebut akan mempengaruhi kecintaan anak kepada
bangsanya. Namun sekarang sudah banyak dari kalangan masyarakat yg tidak menyetujui hal
tersebut, salah satunya ialah PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) melalui ketua PGRI
menyampaikan mata pelajaran sejarah harus tetap ada di kurikulum 2020.
Mata pelajaran sejarah penting karena masih banyak siswa yang belum faham hikmah
dari belajar sejarah dan menganggap hanya belajar masalalu bukan mempelajari apa yang terjadi
di masalalu. Setidaknya ada beberapa hal yang diharapkan jika isu ini akan direalisasikan dalam
kurikulum.
Pertama, penyerdehanaan terhadap isi dari kurikulum karena materi terlalu banyak untuk
waktu 2 jam perminggu dan tetap menjadi pelajaran wajib bukan pilihan karena sejarah
merupakan sebagai bagian penting dari keragaman dan kemajemukan serta perjalanan hidup
bangsa Indonesia.