Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL

A. Pengertian Antenatal
Menurut Wigoyo dan Putrono (2016)
Kehamilan adalah peristiwa yang didahului bertemunya sel telur atau ovum
dengan sperma dan akan berlangsung selama kira-kira 10 bulan atau 9 bulan
atau 40 minggu atau 280 hari yang dihitung dari hari pertama periode
menstruasi terakhir.
Menurut Surakarta (2018)
Masa kehamilan akan terjadi berbagai perubahan pada ibu,baik secara
fisiologi maupun psikologi. Perubahan tersebut sebagian besar adalah karena
pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang dihasilkan korpus luteum
yang berkembang menjadi korpus graviditas dan dilanjutkan sekresinya oleh
plasenta setelah terbentuk sempurna. Hal ini menyebabkan ibu merasa tidak
nyaman selama kehamilan dan memicu timbulnya stress yang ditandainya ibu
sering murung.
B. Adaptasi Fisiologi Antenatal
Menurut Wagiyo dan Putrono (2016), selama proses kehamilan, ibu akan
mengalami proses adaptasi pada perubahan fungsi tubuh.
1. Sistem reproduksi
a. Payudara
Menurut Karjatin (2016)
Kehamilan akan menyebabkan peningkatan jumlah estrogen dan
progesteron, mulanya diproduksi oleh korpus luteum dan kemudian
plasenta, meningkatnya aliran darah ke payudara, prolaktin meningkat,
yang diproduksi oleh pituitary anterior.
Tanda klinis dan gejala yang dapat muncul pada payudara antara lain:
1) ketegangan,
2) perasaan penuh,
3) peningkatan berat payudara sampai 400 gram.
4) merasakan pembesaran payudara, puting susu, areola, dan folikel
Montgomery (kelenjar kecil yang mengelilingi puting susu).
5) ibu akan memiliki striae, karena penegangan kulit payudara untuk
mengakomodasi pembesaran jaringan payudara.
6) pada permukaan payudara akan tampak vena karena meningkatnya
aliran darah.
7) memproduksi kolostrum,
8) sekresi cairan yang berwarna kuning yang kaya akan antibodi, yang
mulai diproduksi pada akhir minggu 16 kehamilan.
9) Payudara akan terasa nyeri karena hipertrofi alveoli mammae serta
hiperpigmentasi areola.
b. Uterus
Menurut Wigoyo dan Putrono (2016)
1) Uterus berisi 5-10 liter, pada akhir kehamilan akan 500-1000 kali
lebih besar daripada keadaan tidak hamil.
2) Berat kehamilan aterm 1100 gr, tidak hamil 70 gram
3) Dinding lebih tipis (dinding korpus uteri 1,5 cm/kurang).
Menurut Karjatin (2016), uterus dibagi menjadi 3 bagian yaitu
fundus (bagian atas), isthmus (bagian bawah), serviks (bagian paling
bawah), sering disebut sebagai leher rahim.
1) Peningkatan jumlah estrogen dan progesteron, sehingga menyebabkan
pembesaran uterus untuk mengakomodasi perkembangan janin dan
plasenta.
2) Keadaan pH vagina berubah menjadi asam, dan terjadi hipertropi
(pembesaran) pada dinding uterus.
3) Pertumbuhan uterus, dapat dipalpasi di atas simpisis pubis pada
kehamilan 12–14 minggu.
4) Setelah 4 bulan kehamilan, kontraksi uterus dirasakan pada dinding
abdomen (Braxton Hicks sign) dengan ciri:
 kontraksi/mulas ireguler/tidak teratur,
 kontraksi tidak terasa sakit yang terjadi berselang seling selama
kehamilan.
 Ujung servix lembut (goodell sign),
 tanda ini terjadi karena peningkatan vaskularisasi, hiperplasi,
hipertropi.
 Gerakan pasif fetus yang tidak terikat (ballotement).
 Gerakan bayi (quickening) biasanya sulit dibedakan dari
peristaltik.
c. Vagina dan Vulva
Menurut Wigoyo dan Putrono (2016)
1) Serviks akan menjadi lunak, perubahan warna kebiruan karena
peningkatan vaskularisasi dan edema seluruh serviks, hipertrofi dan
hiperplasi kelenjar serviks.
2) Vagina dan lubang kemaluan akan mengalami peningkatan
vaskularisasi dan hiperemi pada kulit dan otot perineum dan vulva
3) Perlunakan jaringan ikat yang sering disebut tanda cadwick
4) Ovarium tidak akan mengalami ovulasi selama kehamilan terjadi
5) Maturasi folikel tidak tertunda
Menurut Karjatin (2016)
1) Peningkatan vaskularisasi menghasilkan warna ungu kebiru–biruan
pada mukosa vagina dan cervix (chadwick sign).
2) Leukorhea adalah lendir putih kental, cairan yang kental dan banyak
ini terjadi karena respon rangsangan serviks oleh progesteron &
estrogen.
3) Kondisi pH sekresi vagina berkisar 3,5–6 selama kehamilan. pH
vagina yang asam dapat menghambat pertumbuhan bakteri namun
candida albicans dapat tumbuh pada pH asam ini. Hal ini yang
menyebabkan ibu hamil berisiko terjadi kandidiasis.
2. Sistem Kardiovaskular
Menurut Wigoyo dan Putrono (2016)
a. Denyut nadi waktu istirahat meningkat sekitar 10-15 kali per menit
b. Aspek jantung berpindah sedikit ke lateral,
c. Bising sistolik paada saat inspirasi
d. Cardiac output meningkat sekitar 30-50% selama kehamilan dan tetap
tinggi sampai persalinan.
e. Cardiac output menurun bila ibu berbaring terlentang pada akhir
kehamilan karena pembesaran uterus menekan vena cava interior,
mengurangi venous return ke jantung sehingga menurunkan cardiac
output.
f. Ibu akan mengalami sipne hypotension syndrome yaitu pusing, mual,
dan seperti hendak pingsan
Menurut Kartjatin (2016)
a. Hemodelusi (volume darah meningkat 40–50%, volume plasma
meningkat, hemoglobin menurun) atau anemia fisiologis kehamilan.
b. Peningkatan volume darah mengakibatkan
c. peningkatan curah jantung sehingga jantung memompa dengan kuat dan
terjadi sedikit dilatasi.
d. Progesteron menimbulkan relaksasi otot polos dan dilatasi pembuluh
darah yang akan mengimbangi peningkatan kekuatan jantung sehingga
tekanan darah mendekati normal dan mudah terjadi hipotensi supinasio
karena vena cava inferior tertekan oleh isi uterus.
e. Tekanan pada vena iliaka dan vena cava inferior oleh uterus
menyebabkan peningkatan tekanan vena dan mengurangi aliran darah ke
kaki terutama pada posisi lateral sehingga menyebabkan edema, varises
vena dan vulva, hemoroid.
3. Sistem Respirasi
Menurut Wigoyo dan Putrono (2016)
a. Kecepatan pernapasan mungkin tidak berubah atau menjadi sedikit lebih
cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat selama
kehamilan.
b. Tidal volume meningkat 30 hingga 40%
c. Ibu cenderung menggunakan pernaoasan dada daripada pernapasan perut
atau abdominal, walaupun diafragma tetap memegang peran penting
d. Saluran napas atas menjadi lebih vaskuler sebagai respons terhadap
peningkatan estrogen pembuluh kapiler membesar edema dan hiperemia
pada hidung, faring, epistaksis, perubahan suara, kecenderungan
mengalami infeks saluran napas atas ringan
e. Peningkatan vaskularisasi pada saluran napas atas juga dapat
menyebabkan edema membran timpani dan tuba eustachius nyeri telinga,
ganggua pendengaran, rasa penuh di dalam telinga.
f. Tidal volume meningkat pergerakan diafragma lebih besar dan penurunan
karbondioksida alkalosis respiratorik
Menurut Karjatin (2016)
Peningkatan konsumsi oksigen 15–20 %, gejala dan tanda klinis yang timbul
berupa peningkatan tidal volume 30–40 %, dan dispnea.
4. Sistem Pencernaan
Menurut Wagiyo dan Putrono (2016)
a. Tonus dan gerakan traktus gastrointestinal berkurang karena perpanjangan
waktu pengosongan lambung
b. Memperlambat perjalanan dalam intestinum, terjadi hemoroid karena
konstipasi
c. Peningkatan tekanan vena sekunder terhadap pembesaran uterus
Menurut Kartajin (2016)
a. Peningkatan Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dan perubahan
metabolisme karbohidrat dapat menyebabkan mual muntah pada trimester
I.
b. Peningkatan progesteron menyebabkan penurunan tonus otot dan
memperlambat proses digestif sehingga menyebabkan konstipasi dan
pengosongan lambung menjadi lambat.
c. Perubahan mengecap dan membaui sehingga menyebabkan mual.
5. Sistem perkemihan
Menurut Wagiyo dan Putrono (2016)
a. Glomerulo Filtration Rate (GFR) dan aliran plasma ginjal meningkat
b. Konsentrasi kreatinin dan urea plasma menurun
c. Glukosuria sehingga GFR turun dapat menimbulkan infeksi
Menurut Karjatin (2016)
a. Peningkatan level progesteron menyebabkan relaksasi otot polos. Gejala
dan tanda klinis yang timbul berupa
 Dilatasi renal pelvis dan ureter sehingga meningkatkan risiko infeksi
saluran kemih (ISK),
 Penurunan tonus bladder disertai peningkatan kapasitas bladder
sehingga frekuensi berkemih meningkat dan terjadi inkontinensia.
 Edema sering terjadi karena penurunan aliran renal (aliran darah ke
ginjal) pada trimester ketiga.
b. Perubahan pada saluran perkemihan tejadi karena faktor hormonal dan
mekanis.
c. Progesteron memiliki efek relaksan pada serabut otot polos, terjadi
dilatasi, pemanjangan dan penekukan ureter; penumpukan urin (terjadi
pada ureter bawah), penurunan tonus kandung kemih sehingga
pengosongan kandung kemih tidak tuntas.
d. Frekuensi berkemih meningkat akibat pembesaran kehamilan terutama
pada akhir kehamilan.
e. Penurunan tonus otot dasar panggul dan penurunan tekanan akibat
penambahan berat isi uterus sehingga mengakibatkan stres inkontinensia
akibat desakan yang ditimbulkan peningkatan tekanan intrabdomen yang
mendadak.
6. Sistem Muskuloskeletal
Menurut Kajatin (2016)
a. Peningkatan estrogen menyebabkan peningkatan elastisitas dan relaksasi
ligament sehingga menimbulkan gejala nyeri sendi.
b. Peregangan otot abdomen karena pembesaran uterus menyebabkan
diastasis recti.
7. Sistem Endokrin
Menurut Wigoyo dan Putrono (2016)
a. Setelah implantasi, villi vhoriocnic memproduksi hcg untuk
mempertahankan produksi estrogen dan progesterone corpus kuteum
hingga plasenta terbentuk sempurna.
b. Plasenta yang terbentuk sempurna dan berfungsi 16 minggu setelah
konsepsi mengambil alih tugas korpus luteum untuk memproduksi
estrogen dan progesterone seperti FSH dan LH tidak terjadi maturasi
folikel dan maturasi
c. Prolaktin (dari pituitary) mulai diproduksi pada awal kehamilan tetapi
diblok ikatannya dengan jaringan mammae oleh tingginya kadar estrogen
d. Progesterone sehingga tidak terkadi/laktasi
e. Oksitoksin dapat merangsang kontraksi uterus namun dapat dicegah oleh
tingginya kadar progesterone selama kehamilan
f. Plasenta juga memproduksi Human Chronic Somatommamotropin (HCS)
atau Human Placenta Lactogen (HPL) perkembangan mammae untuk
persiapan laktasi.
Menurut Karjatin (2016)
Peningkatan prolaktin dan oksitosin memfasilitasi laktasi, menstimulasi
kontraksi uterus.
8. Sistem Integumen
Menurut Wigoyo dan Putrono (2016)
a. Peningkatan ketebalan kulit dan lemak subkutan
b. Hipermegtansi, distimulasi oleh hormon melanotropin yang meningkat
selama kehamilan
 Penghitaman warna puting dan areola; aksila, vulva, pada pipi,
hidung dan dahi (cholasma); garis tengah (linea nigra).
 Striae gravidarum adanya retaknya jaringan ikat (kolagen) di bawah
kulit akibat peregangan. Umumnya pada area yang mengalami
peregangan maksimum seperti abdomen, paha, mammae.
Peregangan ini dapat menyebabkan rasa seperti gatal. Warna striae
tergantung warna kulit ibu.
 Prurtus gravidarum dapat terjadi dan umumnya disebabkan oleh
intrahepatik cholestatis selama kehamilan (retensi dan akumulasi
cairan empedu) menghilang setelah kelahiran.
 Epuils (gingiva granula gravidarum) adalah nodul pada gusi,
kemerahan, dan mudah berdarah dapat pula dialami oleh ibu akibat
dipertrofi gusi.
c. Pertumbuhan kuku dan rambut menjadi lebih cepat
d. Peningkatan aktivitas kelenjar keringat
Keringat berlebihan akibat peningkatan BMR
e. Peningkatan sirkulasi ke kulit dan pada kulit eajah akan timbul bintik-
bintik hitam yang disebut closms gravidarum karena peningkatan estrogen
dan progesteron.
f. Aktivas vasomotor
9. Sistem Metabolik
Menurut Wagiyo dan Putrono (2016)
a. Basal metabolisme rate umumnya meningkat 15-20% terutama pada
trimester III dan akan kembali ke kondisi sebelum hamil pada 5-6 hari
postpartum.
b. Peningkatan BMR menunjukkan peningkatan kebutuhan dan pemakaian
oksigen.
c. Vasodilatasi perifer dan peningkatan kelenjar keringat membantu
mengeluarkan kelebihan panas akibat peningkatan BMR selama hamil
d. Ibu mungkin tidak dapat menoleransi suhu lingkungan yang sedikit panas.
C. Adaptasi Psikologis Antenatal
Menurut Karjatin (2016)
Kehamilan akan memberi waktu pada seorang perempuan untuk
mempersiapkan persalinan, melengkapi tugas kehamilan kemudian akan
berperan menjadi seorang ibu. Perubahan psikososial yang sering terjadi pada
kehamilan antara lain pada trimester I, menerima kehamilan; trimester II
menerima bayi, dan trimester III menyiapkan kelahiran bayi sebagai akhir
dari kehamilan.
 Ibu hamil akan menunjukkan respon yang ambivalen, yaitu respon
terhadap kehamilannya dirasakan ada 2 yakni senang dan sedih. Perasaan
ibu hamil yang senang dan sedih sering dapat merusak hubungan suami
istri karena ibu biasanya mengalami emosi yang labil.
 Hal ini disebabkan karena masa menjadi orang tua dianggap sebagai
suatu transisi peran dan didasarkan pada tahapan tugas perkembangan.
Selain ibu, ayah pun memerlukan persiapan sosial untuk menjadi orang
tua walaupun perannya lebih sedikit dibandingkan dengan ibu, dan hanya
ada sedikit hal yang dapat disiapkan dalam menghadapi kehamilan
istrinya, kecuali bila pasangan suami istri mengikuti kelas pendidikan
melahirkan yang dapat mereka hadiri bersama dengan pasangannya. Ibu
hamil diperbolehkan melakukan hubungan seksual dengan pasangannya.
Namun prinsip terpenting adalah tidak menekan perut ibu hamil/janin
dalam kandungan.
Menurut Kumalasari (2015)
a. Trisemester I
Trisemester pertama sering dikatakan sebagai masa penentuan.
Penentuan untuk membuktikan bahwa wanita dalam keadaan hamil. Pada
saat inilah tugas psikologis pertama sebagai calon ibu untuk dapat
menerima kenyataan akan kehamilannya. Keadaan ini menciptakan
kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dengan suami. Banyak
wanita merasa butuh dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun
tanpa berhubungan seks. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa
mual, pembesaran payudara, keprihatinan, kekhawatiran. Semua ini
bagian normal dari proses kehamilan trisemester pertama.
b. Trisemester II
Trisemester kedua sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan,
saat ibu merasa sehat. Ini disebabkan selama trisemester ini umunya
wanita sudah merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan.
Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan
rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Ibu sudah menerima
kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi serta pikirannya
secara konstruktif.
c. Trisemester III
Trisemester ketiga ini sering disebut sebagai periode penantian. Periode
ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, dia
menjadi tidak sabar untuk segera melihat bayinya. Trisemester tiga
adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai
orangtua, seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi. Sejumlah
ketakutan terlihat selama trisemester ketiga. Wanita mungkin khawatir
terhadap hidupnya dan bayinya, dia tidak akan tahu kapan dia akan
melahirkan.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas klien meliputi umur, pendidikan, pekerjaan,suku, agama,
identitas suami dam alamat
2. Riwayat kesehatan sekarang
a. Keluhan utama : ditanyakan alasan klien datang dengan kehamilan
dan keluhan-keluhannya
b. Riwayat kesehatan : ditanyakan penyakit yang diderita dan pernah
diderita baik akut maupun kronis serta penyakit menular dan keturunan
c. Riwayat menstruasi : ditanyakan fisiologi reproduksi (usia menarche.
siklus, lama menstruasi, masalah-masalah menstruasi, perdarahan
ireguler, nyeri hebat, perdarahan sampai menggumpal selama
menstruasi, dan lain-lain)
d. Riwayat penyakit seksual termasuk penggunaan alat kontrasepsi
e. Riwayat penyakit ginekologi (molahidatidosa, tumor kandungan,
tumor ovarium)
f. Riwayat kesehatan keluarga : ditanyakan penyakit-penyakit dan
masalah kesehatan dalam keluarganya
3. Riwayat Obstetrik
Untuk mengetahui riwayat kehamilan, persalinan,abortus dan anak hidup
yang dimiliki saat periksa kehamilan sekarang.
a. Paritas ibu hamil dituliskan G P A , yang artinya G = jumlah
kehamilan sampai saat ini ; P = jumlah kelahiran; A = abortus yang
pernah di alami.
b. Hari pertama haid terakhir/HPHT : ditanyakan untuk menghitung
perkiraan waktu persalinan, tanggal taksiran partus bagi siklus
menstruasinya 28 hari, maka perkiraan persalinannya dihitung dengan
penambahan 7 pada tanggal, atau mengurangi 3, penambahan 9 untuk
bulan, dan penambahan1 atau tetap untuk tahun (+7, -3, +1 atau +7,
+9, +1_. Bagi siklus menstruasi 35 hari, tanggal ditambahkan 14 (+14,
-3, +1). Tahun kadang bisa tetap.
c. Usia kehamilan dituliskan dalam minggu.
d. Gerak janin pertama kali dirasakan ibu hamil ditanyakan untuk
mengetahui masalah yang mungkin terjadi pada janin yang
dikandungnya, serta adakah kemungkinan adanya kehamilan ekstra
uterin/kehamilan abdomen.
e. Keluhan yang dirasakan selama kehamilan saat memeriksakan
kehamilannya.
f. Penggunaan obat-obat selama kehamilan, paparan penyakit, dan
paparan toksin ditanyakan untuk mengetahui efek yang dapat
ditimbulkan dari masalah-masalah tersebut.
g. Adaptasi kehamilan serta reaksinya bagi ibu hamil,
pasangan/suaminya, maupun keluarga ditanyakan untuk mengetahui
penerimaan klien, pasangan, dan keluarga terhadap kehamilan yang
dapat berpengaruh terhadap pemeliharaan kehamilan.
4. Kebutuhan dasar manusia/klien
a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan: pengetahuan tentang
keperawatan kehamilan sekarang.
b. Pola nutrisi/metabolik: intake makanan dan cairan selama kehamilan.
c. Pola eliminasi, defekasi, dan miksi.
d. Pola aktivitas dan latihan: kemampuan perawatan diri meliputi;
makan dan minum.
e. Mandi, toileting, berpakaian, mobilitas, ambulasi, termasuk oksigenasi.
f. Pola tidur dan istirahat: lama tidur, gangguan tidur, bantuan dan
kebiasaan untuk membantu tidur, serta perasaan saat bangun tidur.
g. Pola persepsual: penglihatan, pendengaran, pengecap, dan sensasi.
h. Pola persepsi diri: pandangan klien tentang kehamilannya, kecemasan
dan konsep diri.
i. Pola seksualitas dan reproduksi: fertilitas, libido,
menstruasi,kontrasepsi dan lain-lain.
j. Pola peran hubungan: komunikasi, hubungan dengan orang lain,
kemampuan keuangan.
k. Pola manajemen koping-stress: perubahan terbesar dalam hidup
akhir-akhir ini.
l. System nilai dan keyakinan: pandangan klien tentang agama dan
kegiatan keagamaan.
B. Pemeriksaan Fisik dan Data Pendukung
Pemeriksaan dilakukan berurutan dari kepala sampai ujung kaki, meliputi
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi, terutama pemeriksaan yang spesifik
klien hamil (antenatal care) yang meliputi:
1. Pemeriksaan kepala: amati kemungkinan adanya cloasma gravidarum,
edema, konjungtiva anemis, mulut/bibir kering, stomatitis, gingivitis
maupun karies gigi.
2. Pemeriksaan leher: kemungkinan adanya pembesaran kelenjar tiroid.
3. Pemeriksaan dada: pada payudara diperiksa ukuran, areola, keadaan
putting susu serta kebersihannya.
4. Pemeriksaan abdomen: adakah striae gravidarum (line alba/nigra) serta
memeriksa tinggi fundus uteri untuk menentukan umur kehamilan serta
letak presentasi janin yang berada di fundus uteri, dan memeriksa letak
atau posisi punggung janin untuk menentukan letak denyut jantung janin,
menentukan bagian janin terhadap pintu atas panggul.
Pemeriksaan denyut jantung janin dapat terdeteksi menggunakan USG
sejak usia kehamilan 12-16 minggu, kalau menggunakan fetoskope dapat
terdeteksi sejak usia kehamilan18-20 minggu, sedangkan bila
menggunakan monoaural dari Pinard dapat terdeteksi setelah usia
kehamilan 24 minggu. Frekuensi denyut jantung janin/DJJ yang normal
adalah teratur kira-kira 120-160 denyut/menit. Cara penghitungannya
adalah 5 menit pertama dihitung, 5 menit kedua istirahat, 5 menit ketiga
dhitung, 5 menit keempat istirahat, 5 menit kelima dihitung lalu jumlahkan
dikalikan 4.
a. Pemeriksaan Leopold
1) Leopold I
Sebelum melakukan pemeriksaan leopold, anjurkan ibu untuk BAK,
agar ibu merasa nyaman saat dilakukan pemeriksaan. Kemudian
posisikan ibu supinasi/terlentang dengan satu bantal di bawah kepala
dan dengan posisi lutut fleksi/menekuk. Tempatkan gulungan handuk
kecil di bawah pinggang kanan atau kiri klien untuk memindahkan
uterus jauh dari pembuluh darah mayor (untuk mencegah terjadinya
sindrom hipotensi akibat supinasi). Jika menggunakn tangan kanan,
berdiri di sebelah kanan klien, lihat wajah klien.
Leopold I bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada
fundus uterus ibu hamil. Jika pada saat mempalpasi merasakan bulat,
keras, mudah digerakkan makan bagian itu adalah kepala janin. Jika
merasakan lembut, agak meleting, maka bagian itu adalah bagian
bokong. Jika bagian fundus itu teraba bagian-bagian kecil maka itu
adalah ekstremitas janin.
2) Leopold II
Leopold II bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat
pada bagian kanan dan kiri uterus ibu hamil. Jika pada saat
mempalpasi merasakan bulat, keras, mudah digerakkan maka bagian
itu adalah kepala janin. Jika merasakan lembut, agak melenting, maka
itu adalah bokong janin. Jika bagian kanan atau kiri uterus itu teraba
memanjang dan keras makan bagian itu adalah punggun janin. Jika
bagian kanan atau kiri teraba bagian-bagian kecil maka bagian itu
adalah ekstremitas janin.
3) Leopold III
Leopold III bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat
pada bagian presentasi/bawah uterus ibu hamil. Jika pada saat
mempalpasi merasakan bulat, keras, mudah digerakkan, maka bagian
itu adalah kepala janin. Jika merasakan lembut, agak melenting, maka
bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian kanan atau kiri uterus itu
teraba memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung janin.
Jika bagian kanan atau kiri itu teraba bagian-bagian kecil, maka bagian
itu adalah ekstremitas janin. Jika saat di palpasi hasilnya adalah kepala,
maka goyangkan bagian kepala janin, apakah kepala masih goyang
atau terfiksasi. Jika kepala masih dapat digoyangkan dengn tangan
maka tidak perlu melakukan pemeriksaan leopold IV.
4) Leopold IV
Leopold IV bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepala masuk ke
dalam pintu atas panggul )PAP). Tempatkan jari-jari tangan dengan
tertutup di sebelah kiri dan kanan pada segmen rahim kemudian
tentukan letak dari bagian presentasi tersebut (konvergen/divergen).
b. Tentukan TFU
Untuk mengetahui TFU, pastikan apakah ibu hamil sudah memasuki
trimester II atau III atau belum. Jika sudah memasuki trimester II atau
III, maka menentukan TFU dengan cara mengumpulkan rahim uterus
ibu kemudian tentukan fundus uterus. Lalu gunakan metline dan
lakukan pengukuran dengan cara mengukur fundus uterus ibu hamil
sampai simfisis pubis ibu. Lihat berapa cm TFU ibu hamil.
c. Mendengarkan DJJ
Jika punggung janin berada pada uterus kiri ibu dan kepala janin
berada di simfisis pubis maka tarik garis lurus dari pusat kearah
selengkangan/SIAS (Supra Iliaka Anterior posterior) kiri, kemudian
tempelkan monaural atau dopler. DJJ selama 1 menit penuh. Hitung
nilai frekuensi, keteraturan, kekuatan, detak jantung. Kaji berapakah
frekuensi DJJ, keteraturan, kekuatan, detak jantung janin.
5. Pemeriksaan genitalia luar dan pemerisaan genitalia dalam termasuk
palpasi bimanual dan rektovaginal.
6. Pemeriksaan panggul: dilakukan pada ibu hamil yang diprediksi resiko
adanya panggul sempit seperti bertubuh sangat pendek, berjalan pincang,
adanya kelainan tulang belakang dan pada kehamilan primi gravida.
Pengukuran panggul meliputi:
a. Distansia spinarum adalah jarak antara spina iliaka anterior kanan dan
kiri, normalnya 23-26 cm.
b. Distansia kristarium adalah jarak terjauh antara krista iliaka kanan dan
kiri normalnya 26-29 cm, bila kurang dari 26 cm kemungkinan
panggul sempit.
c. Distansia tuberum adalah ukuran melintang dari pintu bawah panggul,
atau jarak antara tuber ischiadikum kanan dan kiri, normalnya 10,5-11
cm.
d. Konyugata eksterna adalah jarak antara tepi atas symphisis dan
prosesus spinosus lumbal ke-V, normalnya 18-20 cm, bila kurang dari
18 cm kemungkinan panggul sempit.
e. Linggar panggul adalah jarak dari atas sympihisi pubis ke pertengahan
pubis spina iliaka anterior superioir dan kritas iliaka kiri dan kanan,
kembali ke symphisis pubis, normalnya 80-90 cm.
7. Pemeriksaan ekstremitas: pada ekstremitas bawah kemungkinan adanya
edema bila ditekan menggunakan jari telunjuk cekungan 2 mm maka
nilanya positif 1, bila cekungan 4 mm, positif 2, bila cekungan 6 mm,
positif 3, bila cekungan lebih dari 6 mm maka positif 4. Kemungkinan
adanya tanda pre eklampsia, termasuk adanya tanda refleks hamer patella
berlebihan dan cepat. Bila patella negative kemungkinan ibu hamil
kekurangan vitamin B1.
C. Diagnosis dan Rencana Keperawatan
Setiap wanita dan keluarganya memiliki suatu rangkaian respons unik
terhadap kehamilannya, maka perawat mulai menyusun diagnosis
keperawatan yang sesuai,
contoh:
1. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran terhadap diri sendiri,
perubahan fisik selama hamil, perasaannya/orang lain terhadap kehamilan,
rasa tidak nyaman pada awal kehamilan.
2. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan: respons keluarga
terhadap diagnosis kehamilan.
3. Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan: peran diri sendiri pada
penatalaksanaan kesehatan kehamilan.
4. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
morning sickness.
5. Perubahan pola seksual yang berhubungan dengan rasa kurang nyaman
pada awal kehamilan, rasa takut bahwa senggama akan mencederai janin
Contoh rencana keperawatan diagnosis pada trimester pertama kehamilan:
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan nausea
dan tenggorokan yang kering pada awal kehamilan.
Hasil Akhir yang Diharapkan
1. Wanita akan memahami perawatan diri.
2. Ibu akan mengenali gejala-gejala yang mengindikasi penyimpangan dari
kemajuan normal dan mengetahui protokol kemudian melaporkannya.
3. Mendiskusikan perubahan fisik berkenaan dengan persalinan.
4. Mengidentifikasi sumber-sumber untuk mendapatkan informasi tentang
perawatan bayi.
5. Mencari pertolongan medis dengan tepat jika terdapat tanda-tanda dan
gejala yang berbahaya.
6. Mengungkapkan pemahaman tentang faktor resiko individu yang potensial
terhadap cedera dan komplikasi.
Perawatan Kolaboratif
Kemungkinan tenaga kesehatan lain juga terlibat dalam memberikan
perawatan kesehatan prenatal kepada ibu-ibu hamil walaupun klien-perawat
merupakan aspek yang penting untuk menentukan intensitas interaksi
selanjutnya.
D. Evaluasi Keperawatan
Keadaan janin dan ibu secara kontinu dievaluasi menurut kriteria yang
ditetapkan dan dapat diukur, temuan klinis yang menunjukkan respons normal
disajikan sebagai hasil yang diharapkan/rencana dalam rencana keperawatan
untuk setiap pasien. Kriteria ini dipakai sebagai dasar untuk memilih tindakan
keperawatan yang sesuai dan mengevaluasi efektivitasnya. Trimester kedua
dan ketiga untuk evaluasi keperawatan disesuaikan dengan hasil pengkajian,
analisa data yang didapatkan, masalah-masalah keperawatan/diagnosis
keperawatan yang muncul untuk selanjutnya pembuatan rencana keperawatan,
implementasi dan evaluasi keperawatan yang selanjutnya didokumentasikan
sesuai proses keperawatan maternitas yang telah dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Karjatin.2016.Keperawatan maternitas.kementrian kesehatan republik indonesia
Kumalasari, I.2015. Panduan praktik laboratorium dan klinik perawatan
antenatal, intranatal, postnatal, bayi baru lahir dan kontrasepsi. Jakarta:
Salemba Medika
Sukarta dan Yuliana.2018. Jurnal ilmiah kesehatan iqra. Pengetahuan tentang
perubahan adaptasi psikologi trimester III. Volume 6 nomor 2 bulan
desember 2018
Wagiyo.dan Putrono.2016. Asuhan keperawatan antenatal, intranatal, postnatal,
bayi baru lahir fisiologis dan psikologis. Yogyakarta: Cv. Andi Offset

Anda mungkin juga menyukai