Anda di halaman 1dari 3

PENGARUH PANDEMI COVID TERHADAP SEKTOR PERTANIAN CABAI

ARTIKEL PENELITIAN

O L E H : BIMA SINAR MAYA

NIM 190543636438

UNIVERSITAS NEGRI MALANG


1. Latar Belakang
Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu sayuran yang permintaannya cukup tinggi,
baik untuk pasar domestik maupun ekspor ke mancanegara, seperti Malaysia dan Singapura
(Sembiring 2009). Selama ini dikenal tiga jenis cabai, yakni cabai merah besar, cabai rawit dan cabai
merah keriting. Sebagian besar penduduk Indonesia mengonsumsi cabai dalam bentuk segar, kering
atau olahan. Cabai termasuk komoditas unggulan nasional dan sumber vitamin C
Indonesia adalah negara agraris yang memberi konsekuensi pertumbuhan kehidupan hampir
keseluruhan masyarakat Indonesia, maka perlunya perhatian pemerintah pada sektor pertanian yang
kuat dan tangguh. Oleh karena itu, salah satu sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi adalah
sektor pertanian.
Indonesia merupakan negara pertanian, hal ini berarti petani memegang peranan yang amat
penting dari perekonomian nasional Indonesia. Hal ini, ditunjukkan dari banyaknya rakyat atau tenaga
kerja pada sektor pertanian . Pertanian merupakan basis besar perekonomian Indonesia. Indonesia
memiliki banyak wilayah yang kondusif untuk pengembangan pertanian cabai, dengan keunggulan
komparatif yang dimiliki dalam hal wilayah dan tenaga kerja diharapkan mampu untuk meningkatkan
pendapatan usaha tani cabai. Usaha tani cabai skalanya relatif kecil dan adanya ketergantungan
terhadap harga jual yang selalu berfluktuasi akan mempengaruhi hasil usaha tani serta pendapatan
petani.
Sentra produksi cabai di Indonesia terdapat di pulau Jawa yang memberikan kontribusi
sebesar 58,3 persen pada tahun 2009 terhadap produksi cabai nasional. Namun, belakangan ini mulai
dikembangkan sentra produksi cabai di luar pulau Jawa. Daerah ‐daerah yang menjadi sentra produksi
cabai besar antara lain berada Garut, Tasikmalaya, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Magelang,
Temanggung, Malang dan Banyuwangi. Sentra utama cabai keriting terdapat di Bandung, Brebes,
Rembang, Tuban, Rejanglebong, Solok, Karo dan Banyuasin. Sementara itu, sentra utama cabai rawit
berada di Lombok Timur, Kediri, Jember, Boyolali, Sampang, Banyuwangi, Blitar, dan Lumajang
(Laporan Ditjen Hortikultura, 2008).
Prof. Zun Peneliti Pertanian di salah satu University Venezuela dan juga pemegang nabel dari
PBB mengatakan bawa, sektor pertanian pasti akan tergilas kalau tidak ada perhatian yang tinggi dari
pemerintah dalam suatu negara agraris. Bila pada titik itu ada bencana, maka barulah kita sadar betapa
pentingnya bahan makanan yang dihasilkan oleh sektor pertanian.
Maka dari itu, pembangunan sektor pertanian jangan dilupakan bahkan sangat perlu perhatian
dan fokus pemerintah. Sebetulnya, Indonesia bisa menjadi negara maju, meski harus berbasis
pertanian. Kalau hal itu dapat dilakukan, maka ada saatnya semua negara di sekitar Indonesia, akan
sangat tergantung bahan pangannya dari bumi pertiwi ini. Selandia Baru, Vietnam, dan negara lainnya
adalah contoh dari negara-negara yang pembangunan ekonomi berbasis pertanian.
Indonesia perlu membenahi sistem pemberdayaan pertanian guna meningkatkan kualitas dan
kuantitas hasil pertanian Indonesia untuk memenuhi kebutuhan makanan pokok di negara kita. Harga
cabai yang sering berubah-ubah membuat petani menderita karena menunggu hasil yang tidak pasti,
tidak jarang juga para petani cabai merugi diakibatkan Ketidaksetabilanya harga jual cabai, menjadi
petani cabai juga memerlukan modal yang cukup untuk perawatan karena tanaman cabai sering
diserang hama yang membuat para petani gagal panen. Seperti diketahui Kementerian Pertanian
menunda perdagangan sayur, hewan dan buah-buahan menuju dan dari China dan juga negara-negara
lain guna mencegah wabah Coronavirus (Covid-19) atau Corona masuk ke Indonesia.
Keputusan ini diambil menyusul Organisasi kesehatan dunia atau WHO menetapkan status
global (Pandemi) terkait Covid-19, pandemi ini akan mengakibatkan kesejahteraan para petani
terancam. Harga cabai yang terus menurun sedangkan biaya perawatan cabai tetap akan berdampak
pada Kurangnya pendapatan petani yang mengakibatkan para petani cabai bangkrut dan tidak
menanam cabai lagi.
2. Rumusan Masalah
 Bagaimana kondisi harga cabai dimasa pandemi covid-19 ?
 Bagaimana nasib petani cabai dimasa pandemi covid-19 ?
 Bagaimana solusi untuk menangani fluktuasi harga jual cabai dimasa pandemi covid-19 ?

3. Tujuan Penulisan
 Mengetahui kondisi harga cabai dimasa pandemi covid-19
 Mengetahui nasib petani cabai dimasa covid-19
 Memahami solusi untuk menangani fluktuasi harga jual cabai dimasa pandemi covid-19

4. Penegasan Judul
Pada penulisan artikel ini menjelaskan tentang dampak pandemi covid-19 terhadap
kehidupan petani cabai dan terhadap harga cabai yang tidak stabil.

Anda mungkin juga menyukai