(RPP)
Semester/Tahun : I / 2014-2015
Standar Kompetensi : Memahami konsep tawazun (keseimbangan) diri
Kompetensi Dasar : Memahami konsep tawazun dalam kehidupan dan
mengamalkan
Indicator : - Menjelaskan pengertian tawazun
- Menjelaskan konsep tawazun
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta memahami konsep keseimbangan diri dalam kehidupan
b. Peserta memahami kesempurnaan ajaran Islam sehingga berusaha mengamalkan dan
mempelajarinya.
B. Materi Pembelajaran
HIDUP SEIMBANG
“Hewan-hewan yang ada disekitar kita lebih berbahagia daripada kita, manusia. Padahal
seharusnya kebahagiaan itu juga dapat dinikmati oleh manusia. Tetapi kenyataannya, di alam
modern ini manusia tidak dapat menikmati hidup dan kini semakin tampak,…”
(Bertrand Russel)
1. Jasmani
Jasmani atau fisik adalah amanah Allah SWT., karena itu harus kita jaga. Bahkan
beribadah pun membutuhkan fisik yang kuat. Jasmani harus dipenuhi
kebutuhannya agar menjadi kuat, diantara kebutuhannya adalah :
Makanan yang halal lagi baik (QS. Al-Baqarah : 168)
Kebiasaan makan dan minum yang sehat, tidur dan istirahat tepat
(QS. An-Naba’:9)
Olahraga, bekerja, dan beraktivitas, kebutuhan biologis
(QS. Ar-Rum : 20-21)
2. Akal
Yang membedakan manusia dengan hewan adalah akal. Akal pulalah yang
menjadikan lebih mulia dari makhluk-makhluk lainnya. Dengan akal, manusia
mampu mengenali hakikat sesuatu, mencegahnya dari kejahatan dan perbuatan
jelek, membantunya dalam memanfaatkan kekayaan alam oleh Allah
diperuntukkan baginya supaya manusia dapat menjalankan tugasnya sebagai
khalifatullah fil ardhi / wakil Allah di atas bumi.
(baca QS. As-Saba’ : 72).
3. Ruh (Hati)
Pemenuhan kebutuhan ruhani sangat penting, agar ruh atau jiwa tetap memiliki
semangat hidup. Tanpa pemenuhan kebutuhan tersebut jiwa akan mati dan tidak
sanggup mengemban amanah besar yang dilimpahkan kepadanya. (baca QS. Ar-
Ra’du : 28).
Dalam hidupnya, manusia mempunyai keinginan, kecenderungan untuk
mengarahkan hidupnya sesuai kecenderungannya. Tetapi dengan
pengetahuanNya, Allah menginginkan manusia hidup diatas keseimbangan,
berjalan diatas fitrahnya (baca QS. Al-Mulk : 3).
Contoh-contoh manusia yang tidak tawazun
Manusia Atheis
Manusia Materialis
Manusia Pantheis
Kebahagiaan Hakiki
Dengan keseimbangan, manusia dapat meraih kebahagiaan hakiki yang merupakan
nikmat Allah, karena pelaksanaan syariah sesuai dengan fitrahnya.
(baca QS. Al-Baqarah : 143).
Kebahagiaan pada diri manusia itu dapat berupa :
1. Kebahagiaan batin, dalam bentuk ketenangan jiwa.
2. Kebahagiaan zahir,dalam bentuk kestabilan, ketenangan ibadah, bekerja dan aktivitas
lainnya.
Dengan menyeimbangkan dirinya, maka manusia tersebut tergolong sebagai hamba yang
mensyukuri nikmat Allah. So, HIDUPLAH SEIMBANG ya.…
C. Metode Pembelajaran
Dialog
Ceramah
Diskusi
F. Penilaian
LATIHAN dan DISKUSI :
1. Keseimbangan hidup akan dicapai jika manusia hidup sejajar dengan fitrahnya.
(benar/salah)
2. Manusia Patheis, atheis, dan meterialis adalah contoh manusia yang tawazun.
(benar/salah)
3. Kebutuhan hati adalah 4 sehat 5 Sempurna. (benar/salah)
4. Banyak artis yang hidup dengan kemewahan, namun banyak meninggal karena Narkoba.
Menurutmu, apa sebenarnya arti kebahagiaan itu?
5. Sejujurnya, apakah kamu selama ini sudah hidup seimbang?
………………………… …………………………
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Semester/Tahun : I / 2014-2015
Standar Kompetensi : Menambah keimanan kepada Allah SWT
Kompetensi Dasar : Memahami cara mengenal Allah SWT
Indicator : - Menjelaskan pentingnya untuk mengenal Allah
- Menjelaskan cara mengenal Allah
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
1. Menambah keimanan peserta kepada Allah
2. Peserta meyakini bahwa Allah itu eksis (ada)
3. Peserta memahami tentang eksistensi Allah
4. Peserta memahami cara mengenal Allah
B. Materi Pembelajaran
a. CiptaanNya
Bagaimanapun pintarnya manusia, tentu ia tidak akan dapat membuat
makhluk yang hidup dari sesuatu yang belum ada. Allah menantang manusia
untuk membuat seekor lalat jika mereka mampu. (baca QS. Al-Hajji : 73).
b. Kesempurnaan
Kalau kita perhatikan, akan terlihat bahwa ala mini sangat tersusun rapi,
diciptakan dalam kondisi yang sangat sempurna tanpa cacat. Hal ini
menunjukkan kehendak agung yang bersumber dari Sang Pencipta. (baca QS.
Al-Mulk : 3-4)
d. Hidayah (Petunjuk)
Allah memberikan petunjuk kepada makhlukNya untuk dapat menjalankan
hidupnya dengan mudah,sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Pada
manusia sering disebut sebagai ilham dan pada hewan disebut insting. (QS.
Thaha : 50)
3. Dalil Akhlak
Yaitu secara fitrah, manusia memiliki akhlak. Dengan adanya akhlak inilah ia secara
naluriah mau tunduk dan menerima kebenaran agar hidupnya lurus dan urusannya
berjalan teratur dan baik. Keberadaan ‘moral’ yang mendominasi jiwa manusia
merupakan bukti eksistensi Allah. (baca QS. Asy-Syam : 7-8).
4. Dalil Wahyu
Para Rasul diutus keberbagai umat yang berbeda pada zaman yang berbeda. Dengan
membawa bukti yang nyata (Al-Qur’an) mengajak manusia agar beriman kepada
Allah. (QS. Al-An’am : 91).
5. Dalil Sejarah
Semua umat manusia diberbagai budaya, suku, bangsa dan zaman percaya akan
adanya Tuhan yang patut disembah dan di agungkan. Semuanya telah mengenal
iman kepada Allah menurut caranya masing-masing. Konsensus sejarah ini
merupakan bukti yang memperkuat eksistensi Allah (QS. Muhammad : 10)
C. Metode Pembelajaran
Dialog
Ceramah
Diskusi
F. Penilaian
LATIHAN dan DISKUSI :
1. Kursi yang Anda duduki, terbentuk dengan sendirinya secara kebetulan. (benar/salah)
2. Sedemikian jelasnya tanda-tanda eksistensi Allah dalam berbagai fenomena kehidupan,
masih banyak manusia yang kafir, tidak mengakui Allah sebagai Pencipta. Mengapa
demikian?
………………………… …………………………
Semester/Tahun : I / 2014-2015
Standar Kompetensi : Memahami bahwa Rasulullah adalah seorang yang teladan
Kompetensi Dasar : tumbuh kesadaran untuk meneladani Rasulullah
Indicator : - Menjelaskan bahwa Rasulullah adalah teladan yang baik
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta tumbuh kesadarannya untuk meneladani akhlaq Rasulullah SAW
b. Peserta mengetahui contoh akhlak yang mulia dan termotivasi untuk melakukannya
c. Peserta mengetahui contoh akhlak tercela dan termotivasi untuk menjauhi
B. Materi Pembelajaran
MUHAMMAD IDOLAKU
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelummu (Muhammad) melainkan Kami
wahyukan kepadanya: Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku. Maka sembahlah Aku
olehmu sekalian ” . (QS. Al-Anbiya : 25)
Sifat-Sifat Rasul
1. Mereka adalah manusia (QS. Bani Is’rail : 93-94)
2. Mereka memerlukan makan, minum (QS. Al-Furqon : 20), beristri (QS.Ar-Ra’du :
38), ditimpa sakit (QS. Al-Baqarah : 83-84)
3. Ma’shum (terjaga dari kesalahan)
Mereka tidak pernah meninggalkan kewajiban, tidak mengerjakan hal-hal yang
haram, tidak berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran Islam (QS. Ali-Imron :
161)
4. Sebagai suri teladan
Teladan dalam berbagai aspek kehidupan, dalam kesabaran, teguh dalam memegang
prinsip, saling mencintai persaudaraan muslim dan teladan dalam setiap akhlak (QS.
Al-Ahzab : 21) .
Sejak awal Rasulullah SAW memiliki kepribadian yang sempurna, bahkan julukan Al-Amin
(orang yang terpecaya) pun berasal dari orang-orang yang menentang dakwah beliau.
So, tunggu apa lagi kawan … ?
C. Metode Pembelajaran
Dialog
Ceramah
Diskusi
F. Penilaian
LATIHAN dan DISKUSI :
1. Risalah adalah sesuatu yang diwahyukan Allah untuk mengatur kehidupan manusia agar
terwujud kebahagiaan didunia dan akhirat (benar/salah)
2. Rasulullah pasti seorang laki-laki (benar/salah)
3. Rasulullah adalah teladan kita, bagaimana kita meneladaninya ?
………………………… …………………………
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta memahami hakekat penciptaan diri
b. Peserta memahami kesempurnaan penciptaan yang telah diciptakan oleh Sang Maha
Pencipta
B. Materi Pembelajaran
WHO AM I ???
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitraj Allah.
(itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui ”.
(QS. Ar-Ruum : 30)
Siapakah kita (manusia) sebenarnya? Apakah kita sudah mengenal diri kita sendiri ?
dimanakah kedudukan kita sebagai ciptaan Allah?
Dari ayat diatas menjelaskan kepada kita bahwa manusia itu diciptakan sesuai fitrah
Allah, yaitu Allah menghendaki manusia untuk tetap dalam fitrahnya seandainya pun ada
manusia yang tidak beragama tauhid, biasanya diakibatkan pengaruh lingkungan dimana ia
tumbuh dan berkembang.
Kejadian Manusia
1. Proses Manusia (QS. A-Mu’minun :12-14) (QS. Al-Hijr:26-29) (QS.Ath-Thariq :6-7)
2. Selama hidupnya manusia mengalami beberapa masa (QS.Al-Hajj : 5)
3. Kemuliaan yang diberikan Allah kepada manusia :
- Diangkat sebagai khalifah dibumi
- Diberikan bentuk yang terbaik
- Dilengkapi dengan perangkat yang menunjang
- Diberi kekuasaan untuk menundukkan alam
Kedudukan Manusia
1. Sebagai khalifah dibumi (QS. Al-Baqarah :30-32)
2. Pemanfaat, pemelihara, pemakmur bumi
3. Sebagai Abdi Allah (QS. Adz-Dzariyat : 56)
Potensi Manusia
Berdasarkan fitrah Allah, manusia memiliki tiga potensi yaitu jasad, akal, ruh. Ini
termasuk konsep hidup seimbang. Potensi yang diberikan kepada manusia akan berjalan
dan tersalurkan dengan baik apabila manusia mengikuti Allah dan Rasul-Nya.
Sifat-Sifat Manusia
1. Sifat buruk diantaranya bodoh, aniaya, lemah, tergesa-gesa (QS. Bani Israil : 11),
putus asa, banyak menentang, dan enggan bersyukur (QS. Asy-Syuara : 48)
2. Sifat baik, manusia akan menjadi baik bila ia bertakwa kepada Allah SWT.
C. Metode Pembelajaran
Dialog
Ceramah
Diskusi
F. Penilaian
LATIHAN dan DISKUSI :
1. Tuliskan minimal 5 (lima) kebaikan dan 5 (lima) keburukan yang ada pada diri Anda!
2. Adakah upaya Anda untuk mengubah keburukan yang ada pada diri Anda? Jika ada,
coba uraikan !
………………………… …………………………
Semester/Tahun : I / 2014-2015
Standar Kompetensi : Menumbuhkan kecintaan terhadap Al-Qur’an
Kompetensi Dasar : Memahami bahwa Al-Qur’an adalah sumber segala ilmu
Indicator : - Menjelaskan hakikat Al-Qur’an
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta mengetahui Al-Qur’an sebagai dasar ilmu
b. Peserta mengetahui Al-Qur’an menerangkan tentang ilmu
c. Peserta termotivasi untuk membaca, mengetahui, mempelajari dan mengamalkan Al-
Qur’an.
B. Materi Pembelajaran
Dialah Al-Qur’an, kitab suci bukti cinta Allah SWT kepada kita hamba-hambaNya. Yang
menjadi rambu-rambu kehidupan didunia ini, terdiri dari 114 surat yang diturunkan dalam 2
periode Mekah dan Madinah. Al-Qur’an adalah kekuatan ruhiyah yang sangat hebat. Hanya
dengan mengamalkan Al-Qur’an, kita dapat menjadi orang-orang yang berfikir maju dan
seimbang didunia dan diakhirat.
Fungsi Al-Qur’an
Adapun fungsi Al-Qur’an antara lain:
1. Pengganti kedudukan kitab suci sebelumnya yang pernah diturunkan
2. Tuntunan serta hukum untuk menempuh kehidupan
3. Menjelaskan masalah-masalah yang diperselisihkan oleh umat terdahulu
4. Sebagai Mu’jizat Rasulullah Muhammad SAW.
Karakteristik Al-Qur’an
Adapun karakteristik Al-Qur’an antara lain:
1. Diturunkan bukan untuk menyusahkan manusia (QS. Thaha : 2)
2. Bacaan yang teramat mulia dan terpelihara (QS.Al-Waqi’ah :77-78)
3. Tidak seorangpun yang dapat menandingi keindahan dan keagungan Al-Qur’an
(QS.Al-Baqarah : 23)
4. Tersusun secara terperinci dan rapi (QS. Huud : 1)
5. Mudah dipahami dan diambil pelajaran (QS.Al-Qamar : 17)
Keunggulan Al-Qur’an
Adapun keunggulan Al-Qur’an antara lain:
1. Al-Qur’an adalah mu’jizat yang abadi (QS. An-Nisa’ : 174)
2. Keunggulan Al-Qur’an secara ilmiah (QS. Al-‘Alaq : 1-5)
3. Kesempurnaan dan Jaminan Kemurnian Al-Qur’an (QS. Al-An’am : 115)
4. Al-Qur’an bersifat umum dan universal (QS. Al-An’am : 38 dan QS. Al-Furqon :1)
Disamping karena gaya bahasanya yang indah, Al-Qur’an juga sangat hebat. Ia adalah
nur petunjuk yang menerangi jalan kita, rahmat dan nikmat bagi kita dan juga obat ruhiyah
kita. So, yuk sama-sama baca surat cinta dari yang tercinta , Al-Qur’anulkarim…
C. Metode Pembelajaran
Dialog
Ceramah
Diskusi
F. Penilaian
LATIHAN dan DISKUSI :
Temanmu, Ibnu sangat senang dalam membaca Al-Qur’an. Tetapi ia memiliki kegemaran
menuliskan ayat-ayat Al-Qur’an disecarik kertas kecil yang dipergunakannya untuk berbagai
keperluan. Misalnya menolak bahaya yang mungkin akan menimpanya, atau agar ia banyak
disenangi orang lain. Bagaimana pendapatmu mengenai perilaku Ibnu tersebut ?
………………………… …………………………
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Semester/Tahun : I / 2014-2015
Standar Kompetensi : Memahami bahwa Ikhlas adalah sifat terpuji
Kompetensi Dasar : Memahami keuntungan dari ikhlas
Indicator : - Menjelaskan dan memberikan kesadaran untuk senantiasa
ikhlas dalam setiap perbuatan
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta tumbuh kesadarannya untuk senantiasa ikhlas dalam setiap perbuatan yang hendak
dilakukan
b. Peserta mengetahui dan memahami bahwa dengan niat yang ikhlas segala urusannya akan
mudah.
B. Materi Pembelajaran
Makna Keikhlasan
Secara bahasa, ikhlas berasal dari kata khalasha yang berarti murni. Sedangkan niat
berarti al-qashdu artinya, maksud atau tujuan. Ikhlassuniyah berarti memberikan maksud
dan motivasi kepada Allah dari maksud dan niat lain.
Hanya mengkhususkan Allah Azza Wa Jalla sebagai tujuan dalam berbuat. Allah
telah memerintahkan kita untuk ikhlas dalam beramal dan beribadah kepadanya seperti
yang tercantum dalam QS. Al-Bayyinah : 5
Pentingnya Ikhlassuniyah
1. Merupakan ruhnya amal karena seperti badan yang tidak ada ruhnya, maka tanpa
ikhlas amal, sebagus apapun tidak ada artinya.
2. Salah satu syarat diterimanya amal. “Allah Azza Wa Jalla tidak menerima amal
kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas dalam mencari keridhoanNya semata.”
(HR. Abu Daud dan Nasai)
3. Syarat diterimanya amal atau perbuatan
4. Penentu nilai/kualitas suatu amal (QS. An-Nisaa : 125)
5. Mendatangkan berkah dan pahala dari Allah (QS. Al-Baqarah : 262)
Beberapa Unsur dalam Membentuk Keikhlasan
Dibawah ini mengisyaratkan beberapa unsure yang sangat penting dalam
membentuk hakikat ikhlas, diantaranya adalah :
1. Orang yang mukhlis harus memperhatikan pandangan khaliq bukan pandangan
makhluk. Sebab sedikitpun mereka tidak ada artinya bagi Allah
2. Apa yang lahir pada diri orang yang mukhlis harus sinkron dengan batinnya, yang
tampak
3. Menganggap sama antara pujian dan celaan manusia. Engkau tidak lepas dari celaan
manusia walaupun engkau terpuji disisi Allah. Begitu pula sebaliknya.
4. Tidak boleh memandang ikhlasnya, sehingga ia takjub kepada diri sendiri, sehingga
ketakjubannya itu justru merusak dirinya.
5. Melupakan tuntutan pahala amal di akhirat.
6. Takut penyusupan riya dan hawa nafsu kedalam jiwa, sementara dia tidak
menyadarinya.
C. Metode Pembelajaran
Dialog
Ceramah
Diskusi
F. Penilaian
LATIHAN dan DISKUSI :
Suatu ketika disebuah kereta, Amin akan memberikan infaq kepaa pengurus masjid yang
mengumpulkannya lewat kotak-kotak yang disodorkan kepada para penumpang.
Ketika kotak itu hamper mendekati tempat duduknya, ia mengurungkan niatnya memberikan
infaq, karena takut riya kepada orang-orang disekitarnya. Bagaimana menurut pendapatmu?
Tepatkah yang dilakukan Amin tersebut?
………………………… …………………………
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Semester/Tahun : I / 2014-2015
Standar Kompetensi : Memahami hakikat cinta
Kompetensi Dasar : Memahami cara memenejemen perasaan cinta
Indicator : - Menjelaskan dan memberikan kesadaran tentang makna
cinta sebenarnya
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta memahami arti cinta dan hakekatnya
b. Peserta mengetahui tanda-tanda cinta
c. Peserta mengetahui tingkatan-tingkatan cinta
d. Peserta mengetahui dan memahami bagaimana membina cinta
e. Peserta mengetahui bukti nyata cinta
B. Materi Pembelajaran
Mengatakan cinta, memang mudah. Dalam sebuah aksi pemikiran pendek, ada sabotase
antara hati dan lidah saat sebuah tutur harus keluar dengan dua kata, Aku mencintaimu. Jujur
saja, tidak banyak orang tahu dan kenal siapa dan dimana letak cinta. Tanpa berpikir panjang,
kata-kata seperti itu langsung saja dikeluarkan. Benar, sedikit sekali yang tahu, apalagi yang
ingin mencari tahu hakikat cinta.
Hakekat Cinta
Cinta dalam bahasa Arab disebut Al-Mahabbah yang berarti kasih sayang. Cinta adalah
fitrah manusia yang murni, yang tak dapat terpisahkan dari kehidupannya. Diantara tanda-tanda
cinta ialah rasa kagum/simpatik, berharap, takut, rela dan selalu ingat kepada yang dicintai.
Cinta muncul karena kesadaran telah menerima anugerah dan nikmat dari Allah SWT,
pemahaman betapa rasa kasih sayang Allah melingkupi detik-detik kehidupan kita. Refleksi
cinta adalah tunduk patuh, menurut, taat akan segala sesuatunya.
Islam merupakan agama fitrah yang juga mengakui adanya fenomena cinta yang melekat
sebagai fitrah manusia. Allah telah memberikan petunjuk kepada hamba-hambaNya tentang
prioritas cinta dalam cinta dalam QS. At-Taubah : 24.
Prioritas cinta dapat diklasifikasikan atas prioritas tertinggi, menengah dan terendah.
Tingkatan-tingkatan cinta tersebut yaitu :
1. Cinta tingkat tinggi (QS. As-Sajadah :32)
2. Cinta tingkat tengah (QS. Lukman : 14)
3. Cinta tingkat rendah (QS. At-Taubah : 24)
4. Cinta yang paling hina (QS. Al-Mumtahanah : 1)
Cinta tertinggi tak diragukan lagi bahwa seorang mukmin yang telah merasakan
kelezatan iman didalam hatinya akan mencurahkan segala cintanya hanya kepada Allah. Cinta
tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, kerabat. Cinta ini timbul dari
perasaan seseorang, yang terikat hubungan dengan orang yang dicintainya dengan ikatan aqidah,
keluarga, kekerabatan atau persahabatan. Adapun cinta terendah ialah cinta yang lebih
mengutamakan dan menomorsatukan harta dan tempat tinggal, sedangkan cinta jenis yang paling
hina adalah cinta kepada musuh-musuh Allah dan nafsu semata.
Sesungguhnya ketika cinta telah menemukan muaranya maka ia tidak akan salah dalam
menempatinya. Sekuat apapun kita mencari cinta, maka sekuat itu pula gelombang yang akan
menghampiri. Betapa tidak, cinta yang Agung itu terletak pada pemuda yang Agung pula pun
sebaliknya. Wallahualam…
C. Metode Pembelajaran
Dialog
Ceramah
Diskusi
F. Penilaian
………………………… …………………………
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Semester/Tahun : I / 2014-2015
Standar Kompetensi : Memahami tentang hukum berbakti kepada orang tua
Kompetensi Dasar : Memahami cara berbakti kepada orang tua
Indicator : - Menjelaskan hokum dan cara-cara berbakti kepada orang
tua
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta mengetahui hukum berbakti kepada kedua orang tua
b. Peserta mengetahui cara-cara berbakti kepada kedua orang tua yang masih hidup
c. Peserta meneladani dan berbakti kepada kedua orang tua
B. Materi Pembelajaran
Pernahkah kita membayangkan hidup tanpa didamping ibu dan bapak? Bayangkan, tidak
ada tempat mengadu, tidak ada yang dimintai tolong atau uang bila kita sedang butuh, dan
tidak ada yang mencurahkan kasih sayangnya untuk kita. Ada hak orang tua terhadap diri
kita.memberi kebaikan atau berkhidmat kepada keduanya serta menaati perintahnya (kecuali
dalam hal keburukan) dan mendo’akannya apabila keduanya telah wafat.
Berbuat baik kepada orang tua dapat dilakukan dalam dua kesempatan :
1. Saat orang tua masih hidup
a. Menaati selama bukan maksiat. (HR. Muttafaqun ‘Alaihi)
b. Bersikap rendah hati dan berbicara lemah lembut (QS. Bani Isra’il : 23)
c. Memohonkan ampunan baginya kepada Allah (QS. Bani Isra’il :24 )
d. Membantu dengan harta
e. Memintakn restunya terlebihh dahulu atas perbuatan penting yang akan dilakukan.
F. Penilaian
LATIHAN dan DISKUSI :
1. Hani seorang muslimah. Ketika masuk SMA ia ingin mengenakan busana muslimah
yang esmpurna. Namun dilarang oleh orang tuanya dengan alas an akan sulit
mendapatkan jodoh, pekerjaan dianggap terlalu fanatik terhadap agama. Menurutmu
bagaimana sikap Hani sebaiknya, apakah dia tetap mengenakan busana muslimah
atau menurut kata orang tuanya?
2. Agung seorang muslim, tetapi mempunyai ibu dan ayah yang beragama Nasrani.
Suatu saat Agung diminta orang tuanya mengikuti Natalan bersama. Menurutmu
bagaimana sikap Agung seharusnya?
………………………… …………………………
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Semester/Tahun : I / 2014-2015
Standar Kompetensi : Memahami tentang kesempurnaan Islam dalam persaudaraan
yang diatur dalam Al-Qur’an
Kompetensi Dasar : Memahami konsep persaudaraan dalam Islam
Indicator : - Menjelaskan tantang kesempurnaan ajaran Islam dalam
persaudaraan Islam yang diatur dalam Al-Qur’an secara
sempurna dan konsep-konsep persaudaraan dalam Islam.
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta memahami konsep persaudaraan dalam Islam
b. Peserta memahami kesempurnaan ajaran Islam dalam persaudaraan Islam yang di atur
sempurna di Al-Qur’an.
B. Materi Pembelajaran
UKHUWAH CUP
“Tidaklah dua orang muslim berjumpa, lalu keduanya berjabat tangan, kecuali keduanya
diampumni sebelum keduanya berpisah”
(HR. Abu Daud)
Pergaulan yang asli adalah pergaulan dari hati ke hati yang penuh keikhlasan, yang insya
Allah akan terasa sangat indah dan menyenangkan. Pergaulan yang penuh rekayasa dan tipu
daya demi kepentingan yang bernilai rendah tidak akan pernah langgeng dan cenderung
menjadi masalah.
C. Metode Pembelajaran
Dialog
Ceramah
Diskusi
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
F. Penilaian
LATIHAN dan DISKUSI :
………………………… …………………………
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Semester/Tahun : I / 2014-2015
Standar Kompetensi : Memahami tentang bahaya-bahaya lisan
Kompetensi Dasar : Memahami untuk lebih menjaga setiap perkataan
Indicator : - Menjelaskan tantang bahaya-bahaya oleh lisan yang kurang
terjaga
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta mengetahui bahaya-bahaya apabila lisan kurang terjaga
b. Menambah pemahaman peserta untuk menjaga setiap percakapan.
B. Materi Pembelajaran
LIDAH..?? BAHAYAKAH..?!
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia mengatakan yang baik
atau diam” (Dari Abu Hurairah)
Diantara perkataan ada yang buruk dan ada yang lebih buruk, ada yang keji dan ada yang
lebih buruk, ada yang baik dan ada yang lebih baik. Allah menganjurkan kita untuk
mengucapkan perkataan yang baik.
Bahaya lidah sangat besar dan tidak ada orang yang bisa selamat darinya kecuali dengan
diam. Keterlibatan dalam berbagai penyakit lidah ini sangat berbahaya sedangkan diam adalah
jalan keselamatan. Oleh sebab itu, keutamaan diam sangatlah besar, apabila dalam bicaranya
tidak mengandung kebaikan dan manfaat.
Didalam diam terkandung kewibawaan, konsentrasi untuk berpikir, dzikir, dan ibadah.
Keutamaan dari diam karena akibat yang ditimbulkan banyaknya penyakit lidah, seperti salah
ucap, dusta, ghibah, namimah, riya’, debat, terlibat kebatilan, bertengkar, ikut campur urusan
orang lain yang tidak perlu, memalsukan, menambahkan, menyingkap berbagai aib orang lain.
Dalam QS. Qaaf : 18, Allah minta pertanggungjawaban dari setiap apa yang diucapkan lidah.
F. Penilaian
LATIHAN dan DISKUSI :
Coba diskusikan denggan teman-temanmu penyakit lidah yang lainnya??
………………………… …………………………