Anda di halaman 1dari 28

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Semester/Tahun : I / 2014-2015
Standar Kompetensi : Memahami konsep tawazun (keseimbangan) diri
Kompetensi Dasar : Memahami konsep tawazun dalam kehidupan dan
mengamalkan
Indicator : - Menjelaskan pengertian tawazun
- Menjelaskan konsep tawazun
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta memahami konsep keseimbangan diri dalam kehidupan
b. Peserta memahami kesempurnaan ajaran Islam sehingga berusaha mengamalkan dan
mempelajarinya.

B. Materi Pembelajaran
HIDUP SEIMBANG
“Hewan-hewan yang ada disekitar kita lebih berbahagia daripada kita, manusia. Padahal
seharusnya kebahagiaan itu juga dapat dinikmati oleh manusia. Tetapi kenyataannya, di alam
modern ini manusia tidak dapat menikmati hidup dan kini semakin tampak,…”
(Bertrand Russel)

 Fitrah Akan Keseimbangan


Tawazun berarti seimbang atau memberikan sesuatu akan haknya. Tanpa ada
penambahan dan pengurangan. Allah telah menjadikan alam beserta isinya berada dalam
sebuah keseimbangan. Hal ini menjadi isyarat bagi manusia untuk hidup dalam
keseimbangan pula. Keseimbangan hidup akan dicapai jika manusia hidup sejajar dengan
fitrahnya.
Hidup seimbang harus diciptakan. Kemampuan itu akan tumbuh dari buah
pengetahuan terhadap hakikat sesuatu dan pengetahuan terhadap batasan-batasan, tujuan-
tujuan serta manfaat dari sesuatu itu. Islam mengajarkan hidup yang seimbang, karena
Islam sendiri merupakan agama ciptaan Allah yang sesuai dengan fitrahnya. (baca QS.
Ar-Rum : 30)
Allah menghendaki manusia untuk tetap dalam fitrah itu. Seandainya pun ada
manusia yang tidak beragama tauhid, biasanya diakibatkan pengaruh lingkungan dimana
ia tumbuh dan berkembang.
“Tiap bayi terlahir dalam keadaan fitrah (Islam), orang tuanyalah yang
menjadikan ia sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi” (Al-Hadits).
 Tiga Potensi Manusia
Berdasarkan fitrah Allah, manusia memiliki tiga potensi, yaitu al-jasad (jasmani),
al-‘aql (akal), dan ar-ruh (ruhani).
Islam menghendaki ketiga dimensi tersebut berada dalam keadaan tawazun (seimbang),
memberikan sesuai haknya tanpa penambahan dan pengurangan. Karena Allah
memerintahkan untuk menegakkan neraca keseimbangan. (baca QS. Ar-Rahman :7-9)

1. Jasmani
Jasmani atau fisik adalah amanah Allah SWT., karena itu harus kita jaga. Bahkan
beribadah pun membutuhkan fisik yang kuat. Jasmani harus dipenuhi
kebutuhannya agar menjadi kuat, diantara kebutuhannya adalah :
 Makanan yang halal lagi baik (QS. Al-Baqarah : 168)
 Kebiasaan makan dan minum yang sehat, tidur dan istirahat tepat
(QS. An-Naba’:9)
 Olahraga, bekerja, dan beraktivitas, kebutuhan biologis
(QS. Ar-Rum : 20-21)
2. Akal
Yang membedakan manusia dengan hewan adalah akal. Akal pulalah yang
menjadikan lebih mulia dari makhluk-makhluk lainnya. Dengan akal, manusia
mampu mengenali hakikat sesuatu, mencegahnya dari kejahatan dan perbuatan
jelek, membantunya dalam memanfaatkan kekayaan alam oleh Allah
diperuntukkan baginya supaya manusia dapat menjalankan tugasnya sebagai
khalifatullah fil ardhi / wakil Allah di atas bumi.
(baca QS. As-Saba’ : 72).
3. Ruh (Hati)
Pemenuhan kebutuhan ruhani sangat penting, agar ruh atau jiwa tetap memiliki
semangat hidup. Tanpa pemenuhan kebutuhan tersebut jiwa akan mati dan tidak
sanggup mengemban amanah besar yang dilimpahkan kepadanya. (baca QS. Ar-
Ra’du : 28).
Dalam hidupnya, manusia mempunyai keinginan, kecenderungan untuk
mengarahkan hidupnya sesuai kecenderungannya. Tetapi dengan
pengetahuanNya, Allah menginginkan manusia hidup diatas keseimbangan,
berjalan diatas fitrahnya (baca QS. Al-Mulk : 3).
Contoh-contoh manusia yang tidak tawazun
 Manusia Atheis
 Manusia Materialis
 Manusia Pantheis

 Kebahagiaan Hakiki
Dengan keseimbangan, manusia dapat meraih kebahagiaan hakiki yang merupakan
nikmat Allah, karena pelaksanaan syariah sesuai dengan fitrahnya.
(baca QS. Al-Baqarah : 143).
Kebahagiaan pada diri manusia itu dapat berupa :
1. Kebahagiaan batin, dalam bentuk ketenangan jiwa.
2. Kebahagiaan zahir,dalam bentuk kestabilan, ketenangan ibadah, bekerja dan aktivitas
lainnya.
Dengan menyeimbangkan dirinya, maka manusia tersebut tergolong sebagai hamba yang
mensyukuri nikmat Allah. So, HIDUPLAH SEIMBANG ya.…

C. Metode Pembelajaran
Dialog
Ceramah
Diskusi

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

LANGKAH URAIAN WAKTU


Pembukaan Tutor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 5’
BBQ Tutor membimbing peserta untuk baca Al-Qur’an 10’
Diskusi Pendahuluan Tutor menanyakan pandangan peserta terhadap 10’
keseimbangan
Ceramah Tutor menyampaikan materi 30’
Latihan dan Diskusi Tutor membuka forum pertanyaan dan diskusi 15’
Penutup Tutor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan 10’
do’a

E. Sumber dan Media Pembelajaran


Buku atau jurnal yang relevan

F. Penilaian
LATIHAN dan DISKUSI :
1. Keseimbangan hidup akan dicapai jika manusia hidup sejajar dengan fitrahnya.
(benar/salah)
2. Manusia Patheis, atheis, dan meterialis adalah contoh manusia yang tawazun.
(benar/salah)
3. Kebutuhan hati adalah 4 sehat 5 Sempurna. (benar/salah)
4. Banyak artis yang hidup dengan kemewahan, namun banyak meninggal karena Narkoba.
Menurutmu, apa sebenarnya arti kebahagiaan itu?
5. Sejujurnya, apakah kamu selama ini sudah hidup seimbang?

Mengetahui, Lubuklinggau, 2014


Dosen Mata Kuliah PAI, Mentor,

………………………… …………………………
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Semester/Tahun : I / 2014-2015
Standar Kompetensi : Menambah keimanan kepada Allah SWT
Kompetensi Dasar : Memahami cara mengenal Allah SWT
Indicator : - Menjelaskan pentingnya untuk mengenal Allah
- Menjelaskan cara mengenal Allah
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran
1. Menambah keimanan peserta kepada Allah
2. Peserta meyakini bahwa Allah itu eksis (ada)
3. Peserta memahami tentang eksistensi Allah
4. Peserta memahami cara mengenal Allah

B. Materi Pembelajaran

NGEFANS SAMA ALLAH YUUkkk…


“Ciri umum mata dan sayap adalah hanya berfungsi jika tersusun sepenuhnya. Dengan kata
lain, mata yang setengah jadi (tidak sempurna) tidak bisa melihat, burung dengan setengah
sayap tidak dapat terbang. Dalam hal ini, kita menghadapi pertanyaan yang sangat penting :
siapa yang menciptakan semua unsure mata secara sekaligus….? ” .
(jawabannya ada di QS. Al-Mulk : 23)

 Bukti Eksistensi Allah


Diantara sesuatu yang wajib diterima oleh akal adalah bahwa setiap sesuatu yang ada
pastilah ada yang mengadakan. Begitu pula dengan alam semesta ini, tentu ada yang
menjadikannya. (QS. Ath-Thuur : 35)
Bukti-bukti eksistensi Allah dapat ditinjau dari lima dalil :
1. Dalil Fitrah
Yaitu perasaan alami yang ada pada manusia bahwa ada zat maujud yang mengatur
segala yang ada di alam semesta.
hal ini digambarkan oleh Allah dalam QS. Yunus : 22)
2. Dalil Akal
Yaitu dengan tafakur dan perenungan terhadap alam semesta yang merupakan
manifestasi dan eksistensi Allah SWT. Ada 4 (empat) unsure yang akan ditemui
manusia jika ia merenungkan alam semesta :

a. CiptaanNya
Bagaimanapun pintarnya manusia, tentu ia tidak akan dapat membuat
makhluk yang hidup dari sesuatu yang belum ada. Allah menantang manusia
untuk membuat seekor lalat jika mereka mampu. (baca QS. Al-Hajji : 73).

b. Kesempurnaan
Kalau kita perhatikan, akan terlihat bahwa ala mini sangat tersusun rapi,
diciptakan dalam kondisi yang sangat sempurna tanpa cacat. Hal ini
menunjukkan kehendak agung yang bersumber dari Sang Pencipta. (baca QS.
Al-Mulk : 3-4)

c. Perbandingan ukuran yang tepat dan akurat


Alam ini diciptakan dalam perbandingan ukuran, susunan, timbangan, dan
perhitungan yang tepat dan sangat akurat. Bila tidak, maka tidak akan
mungkin para ilmuwan berhasil menyusun rumus-rumus Matematika, Fisika,
Kimia, bahkan Biologi. (baca QS. Al-Furqon : 2)

d. Hidayah (Petunjuk)
Allah memberikan petunjuk kepada makhlukNya untuk dapat menjalankan
hidupnya dengan mudah,sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Pada
manusia sering disebut sebagai ilham dan pada hewan disebut insting. (QS.
Thaha : 50)

3. Dalil Akhlak
Yaitu secara fitrah, manusia memiliki akhlak. Dengan adanya akhlak inilah ia secara
naluriah mau tunduk dan menerima kebenaran agar hidupnya lurus dan urusannya
berjalan teratur dan baik. Keberadaan ‘moral’ yang mendominasi jiwa manusia
merupakan bukti eksistensi Allah. (baca QS. Asy-Syam : 7-8).

4. Dalil Wahyu
Para Rasul diutus keberbagai umat yang berbeda pada zaman yang berbeda. Dengan
membawa bukti yang nyata (Al-Qur’an) mengajak manusia agar beriman kepada
Allah. (QS. Al-An’am : 91).

5. Dalil Sejarah
Semua umat manusia diberbagai budaya, suku, bangsa dan zaman percaya akan
adanya Tuhan yang patut disembah dan di agungkan. Semuanya telah mengenal
iman kepada Allah menurut caranya masing-masing. Konsensus sejarah ini
merupakan bukti yang memperkuat eksistensi Allah (QS. Muhammad : 10)

 Jalan Mengenal Allah


Adapun jalan yang ditempuh Islam untuk mengenal Allah ialah dengan
menggunakan keimanan dan dilengkapi dengan akal. Kedua potensi tersebut
dioptimalkan dalam proses tafakur dan tadabbur.

C. Metode Pembelajaran
Dialog
Ceramah
Diskusi

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

LANGKAH URAIAN WAKTU


Pembukaan Tutor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 5’
BBQ Tutor membimbing peserta untuk baca Al-Qur’an 10’
Diskusi Pendahuluan Tutor menanyakan pandangan peserta terhadap 10’
keseimbangan
Ceramah Tutor menyampaikan materi 30’
Latihan dan Diskusi Tutor membuka forum pertanyaan dan diskusi 15’
Penutup Tutor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan 10’
do’a

E. Sumber dan Media Pembelajaran

Buku atau jurnal yang relevan

F. Penilaian
LATIHAN dan DISKUSI :
1. Kursi yang Anda duduki, terbentuk dengan sendirinya secara kebetulan. (benar/salah)
2. Sedemikian jelasnya tanda-tanda eksistensi Allah dalam berbagai fenomena kehidupan,
masih banyak manusia yang kafir, tidak mengakui Allah sebagai Pencipta. Mengapa
demikian?

Mengetahui, Lubuklinggau, 2014


Dosen Mata Kuliah PAI, Mentor,

………………………… …………………………

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Semester/Tahun : I / 2014-2015
Standar Kompetensi : Memahami bahwa Rasulullah adalah seorang yang teladan
Kompetensi Dasar : tumbuh kesadaran untuk meneladani Rasulullah
Indicator : - Menjelaskan bahwa Rasulullah adalah teladan yang baik
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta tumbuh kesadarannya untuk meneladani akhlaq Rasulullah SAW
b. Peserta mengetahui contoh akhlak yang mulia dan termotivasi untuk melakukannya
c. Peserta mengetahui contoh akhlak tercela dan termotivasi untuk menjauhi

B. Materi Pembelajaran

MUHAMMAD IDOLAKU
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelummu (Muhammad) melainkan Kami
wahyukan kepadanya: Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku. Maka sembahlah Aku
olehmu sekalian ” . (QS. Al-Anbiya : 25)

Mengidolakan seseorang? Sampai memujanya, menirunya abis-abisan, dan


memikirkannya setiap saat? Hal itu sebetulnya sangat manusiawi, karena didorong oleh
proses kimiawi dan fisiologi, juga kejiwaan. Namun perlu diatur sedemikian rupa supaya
tidak berlebih-lebihan. Mau gaul tapi tetap syar’I gimana caranya ya..??
Untuk mencari sosok idola yang ideal, sebenarnya adalah tugas kita. Namun ada
prinsip yang harus kita pegang supaya tetap dalam koridor yang dibenarkan. Ya salah
satunya adalah kita meneladani sang ‘Real Idol’ didunia ini, Muhammad SAW seorang
Nabi sekaligus Rasul yang diberi wahyu oleh Allah, yang berkewajiban untuk
melaksanakannya dan diperintahkan untuk menyampaikannya pada manusia.

 Pentingnya Mengenal Rasul


Iman kepada Rasul adalah salah satu rukun Iman. Syahadat kita merupakan ikrar,
janji, dan sumpah kepada Allah, berisikan janji untuk mengakui, meneladani, dan mengikuti
Rasulullah Muhammad SAW. Ini diperkuat oleh Allah dalam QS. An-Nisaa : 80.

 Tugas Para Rasul


1. Menyampaikan (tabligh). (QS. Al-Maidah : 67).
2. Mendidik dan membimbing. (QS. Al-Jumu’ah : 2)

 Sifat-Sifat Rasul
1. Mereka adalah manusia (QS. Bani Is’rail : 93-94)
2. Mereka memerlukan makan, minum (QS. Al-Furqon : 20), beristri (QS.Ar-Ra’du :
38), ditimpa sakit (QS. Al-Baqarah : 83-84)
3. Ma’shum (terjaga dari kesalahan)
Mereka tidak pernah meninggalkan kewajiban, tidak mengerjakan hal-hal yang
haram, tidak berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran Islam (QS. Ali-Imron :
161)
4. Sebagai suri teladan
Teladan dalam berbagai aspek kehidupan, dalam kesabaran, teguh dalam memegang
prinsip, saling mencintai persaudaraan muslim dan teladan dalam setiap akhlak (QS.
Al-Ahzab : 21) .

 Contoh Akhlak Mulia yang diperintahkan oleh Rasul


1. Jujur (HR. Muslim)
2. Dermawan (QS. Al-Baqarah : 261)
3. Menepati janji (QS. Al-Maidah :1)
4. Menutupi aib (QS. An-Nuur :19)

 Contoh Akhlak Tercela yang diperingatkan oleh Rasul


1. Marah (HR. Muslim)
2. Ghibah dan Namimah (QS. Al-Hujurat : 12)
3. Riya (QS. Al-Baqarah : 264)
4. Sombong (QS. Bani Isra’il : 37)

Sejak awal Rasulullah SAW memiliki kepribadian yang sempurna, bahkan julukan Al-Amin
(orang yang terpecaya) pun berasal dari orang-orang yang menentang dakwah beliau.
So, tunggu apa lagi kawan … ?

C. Metode Pembelajaran

Dialog
Ceramah
Diskusi

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


LANGKAH URAIAN WAKTU
Pembukaan Tutor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 5’
BBQ Tutor membimbing peserta untuk baca Al-Qur’an 10’
Diskusi Pendahuluan Tutor menanyakan pandangan peserta terhadap 10’
keseimbangan
Ceramah Tutor menyampaikan materi 30’
Latihan dan Diskusi Tutor membuka forum pertanyaan dan diskusi 15’
Penutup Tutor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan 10’
do’a

E. Sumber dan Media Pembelajaran

Buku atau jurnal yang relevan

F. Penilaian
LATIHAN dan DISKUSI :
1. Risalah adalah sesuatu yang diwahyukan Allah untuk mengatur kehidupan manusia agar
terwujud kebahagiaan didunia dan akhirat (benar/salah)
2. Rasulullah pasti seorang laki-laki (benar/salah)
3. Rasulullah adalah teladan kita, bagaimana kita meneladaninya ?

Mengetahui, Lubuklinggau, 2014


Dosen Mata Kuliah PAI, Mentor,

………………………… …………………………

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Semester/Tahun : I / 2014-2015
Standar Kompetensi : Memahami hakikat manusia
Kompetensi Dasar : mengenal diri sendiri
Indicator : - Menjelaskan hakikat manusia berdasarkan Al-Qur’an
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta memahami hakekat penciptaan diri
b. Peserta memahami kesempurnaan penciptaan yang telah diciptakan oleh Sang Maha
Pencipta

B. Materi Pembelajaran

WHO AM I ???
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitraj Allah.
(itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui ”.
(QS. Ar-Ruum : 30)

Siapakah kita (manusia) sebenarnya? Apakah kita sudah mengenal diri kita sendiri ?
dimanakah kedudukan kita sebagai ciptaan Allah?
Dari ayat diatas menjelaskan kepada kita bahwa manusia itu diciptakan sesuai fitrah
Allah, yaitu Allah menghendaki manusia untuk tetap dalam fitrahnya seandainya pun ada
manusia yang tidak beragama tauhid, biasanya diakibatkan pengaruh lingkungan dimana ia
tumbuh dan berkembang.

 Kejadian Manusia
1. Proses Manusia (QS. A-Mu’minun :12-14) (QS. Al-Hijr:26-29) (QS.Ath-Thariq :6-7)
2. Selama hidupnya manusia mengalami beberapa masa (QS.Al-Hajj : 5)
3. Kemuliaan yang diberikan Allah kepada manusia :
- Diangkat sebagai khalifah dibumi
- Diberikan bentuk yang terbaik
- Dilengkapi dengan perangkat yang menunjang
- Diberi kekuasaan untuk menundukkan alam

 Kedudukan Manusia
1. Sebagai khalifah dibumi (QS. Al-Baqarah :30-32)
2. Pemanfaat, pemelihara, pemakmur bumi
3. Sebagai Abdi Allah (QS. Adz-Dzariyat : 56)
 Potensi Manusia
Berdasarkan fitrah Allah, manusia memiliki tiga potensi yaitu jasad, akal, ruh. Ini
termasuk konsep hidup seimbang. Potensi yang diberikan kepada manusia akan berjalan
dan tersalurkan dengan baik apabila manusia mengikuti Allah dan Rasul-Nya.

 Sifat-Sifat Manusia

1. Sifat buruk diantaranya bodoh, aniaya, lemah, tergesa-gesa (QS. Bani Israil : 11),
putus asa, banyak menentang, dan enggan bersyukur (QS. Asy-Syuara : 48)
2. Sifat baik, manusia akan menjadi baik bila ia bertakwa kepada Allah SWT.
C. Metode Pembelajaran

 Dialog
 Ceramah
 Diskusi

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

LANGKAH URAIAN WAKTU


Pembukaan Tutor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 5’
BBQ Tutor membimbing peserta untuk baca Al-Qur’an 10’
Diskusi Pendahuluan Tutor menanyakan pandangan peserta terhadap 10’
keseimbangan
Ceramah Tutor menyampaikan materi 30’
Latihan dan Diskusi Tutor membuka forum pertanyaan dan diskusi 15’
Penutup Tutor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan 10’
do’a

E. Sumber dan Media Pembelajaran


Buku atau jurnal yang relevan

F. Penilaian
LATIHAN dan DISKUSI :
1. Tuliskan minimal 5 (lima) kebaikan dan 5 (lima) keburukan yang ada pada diri Anda!
2. Adakah upaya Anda untuk mengubah keburukan yang ada pada diri Anda? Jika ada,
coba uraikan !

Mengetahui, Lubuklinggau, 2014


Dosen Mata Kuliah PAI, Mentor,

………………………… …………………………

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Semester/Tahun : I / 2014-2015
Standar Kompetensi : Menumbuhkan kecintaan terhadap Al-Qur’an
Kompetensi Dasar : Memahami bahwa Al-Qur’an adalah sumber segala ilmu
Indicator : - Menjelaskan hakikat Al-Qur’an
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta mengetahui Al-Qur’an sebagai dasar ilmu
b. Peserta mengetahui Al-Qur’an menerangkan tentang ilmu
c. Peserta termotivasi untuk membaca, mengetahui, mempelajari dan mengamalkan Al-
Qur’an.

B. Materi Pembelajaran

SURAT DARI YANG TERCINTA


“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka
memperhatikan (tadabbur) ayat-ayatNya dan supaya dapat pelajaran orang-orang yang
mempunyai pemikiran ”.
(QS. Shaad : 29)

Dialah Al-Qur’an, kitab suci bukti cinta Allah SWT kepada kita hamba-hambaNya. Yang
menjadi rambu-rambu kehidupan didunia ini, terdiri dari 114 surat yang diturunkan dalam 2
periode Mekah dan Madinah. Al-Qur’an adalah kekuatan ruhiyah yang sangat hebat. Hanya
dengan mengamalkan Al-Qur’an, kita dapat menjadi orang-orang yang berfikir maju dan
seimbang didunia dan diakhirat.

 Apakah Al-Qur’an itu..??


Secara bahasa, Al-Qur’an berasal dari kata qa-ra-a yang artinya “bacaan”. Didalam
Al-Qur’an itu sendiri Allah menjelaskan kepada Rasul-Nya (QS. Al-Qiyamah :17-18).
Secara syari’at, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang merupakan mu’jizat yang diturunkan
dan diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya merupakan ibadah
(HR. Tirmidzi).

 Fungsi Al-Qur’an
Adapun fungsi Al-Qur’an antara lain:
1. Pengganti kedudukan kitab suci sebelumnya yang pernah diturunkan
2. Tuntunan serta hukum untuk menempuh kehidupan
3. Menjelaskan masalah-masalah yang diperselisihkan oleh umat terdahulu
4. Sebagai Mu’jizat Rasulullah Muhammad SAW.
 Karakteristik Al-Qur’an
Adapun karakteristik Al-Qur’an antara lain:
1. Diturunkan bukan untuk menyusahkan manusia (QS. Thaha : 2)
2. Bacaan yang teramat mulia dan terpelihara (QS.Al-Waqi’ah :77-78)
3. Tidak seorangpun yang dapat menandingi keindahan dan keagungan Al-Qur’an
(QS.Al-Baqarah : 23)
4. Tersusun secara terperinci dan rapi (QS. Huud : 1)
5. Mudah dipahami dan diambil pelajaran (QS.Al-Qamar : 17)

 Keunggulan Al-Qur’an
Adapun keunggulan Al-Qur’an antara lain:
1. Al-Qur’an adalah mu’jizat yang abadi (QS. An-Nisa’ : 174)
2. Keunggulan Al-Qur’an secara ilmiah (QS. Al-‘Alaq : 1-5)
3. Kesempurnaan dan Jaminan Kemurnian Al-Qur’an (QS. Al-An’am : 115)
4. Al-Qur’an bersifat umum dan universal (QS. Al-An’am : 38 dan QS. Al-Furqon :1)

Disamping karena gaya bahasanya yang indah, Al-Qur’an juga sangat hebat. Ia adalah
nur petunjuk yang menerangi jalan kita, rahmat dan nikmat bagi kita dan juga obat ruhiyah
kita. So, yuk sama-sama baca surat cinta dari yang tercinta , Al-Qur’anulkarim…

C. Metode Pembelajaran
Dialog
Ceramah
Diskusi

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

LANGKAH URAIAN WAKTU


Pembukaan Tutor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 5’
BBQ Tutor membimbing peserta untuk baca Al-Qur’an 10’
Diskusi Pendahuluan Tutor menanyakan pandangan peserta terhadap 10’
keseimbangan
Ceramah Tutor menyampaikan materi 30’
Latihan dan Diskusi Tutor membuka forum pertanyaan dan diskusi 15’
Penutup Tutor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan 10’
do’a

E. Sumber dan Media Pembelajaran


Buku atau jurnal yang relevan

F. Penilaian
LATIHAN dan DISKUSI :
Temanmu, Ibnu sangat senang dalam membaca Al-Qur’an. Tetapi ia memiliki kegemaran
menuliskan ayat-ayat Al-Qur’an disecarik kertas kecil yang dipergunakannya untuk berbagai
keperluan. Misalnya menolak bahaya yang mungkin akan menimpanya, atau agar ia banyak
disenangi orang lain. Bagaimana pendapatmu mengenai perilaku Ibnu tersebut ?

Mengetahui, Lubuklinggau, 2014


Dosen Mata Kuliah PAI, Mentor,

………………………… …………………………
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Semester/Tahun : I / 2014-2015
Standar Kompetensi : Memahami bahwa Ikhlas adalah sifat terpuji
Kompetensi Dasar : Memahami keuntungan dari ikhlas
Indicator : - Menjelaskan dan memberikan kesadaran untuk senantiasa
ikhlas dalam setiap perbuatan
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta tumbuh kesadarannya untuk senantiasa ikhlas dalam setiap perbuatan yang hendak
dilakukan
b. Peserta mengetahui dan memahami bahwa dengan niat yang ikhlas segala urusannya akan
mudah.

B. Materi Pembelajaran

IKHLAS,,, GUE BANGET


“Meninggalkan amal karena manusia adalah riya’. Beramal karena manusia adalah syirik.
Ikhlas beramal adalah selamat dari keduanya ” (Fudhail bin ‘Iyadh)

 Makna Keikhlasan
Secara bahasa, ikhlas berasal dari kata khalasha yang berarti murni. Sedangkan niat
berarti al-qashdu artinya, maksud atau tujuan. Ikhlassuniyah berarti memberikan maksud
dan motivasi kepada Allah dari maksud dan niat lain.
Hanya mengkhususkan Allah Azza Wa Jalla sebagai tujuan dalam berbuat. Allah
telah memerintahkan kita untuk ikhlas dalam beramal dan beribadah kepadanya seperti
yang tercantum dalam QS. Al-Bayyinah : 5

 Pentingnya Ikhlassuniyah
1. Merupakan ruhnya amal karena seperti badan yang tidak ada ruhnya, maka tanpa
ikhlas amal, sebagus apapun tidak ada artinya.
2. Salah satu syarat diterimanya amal. “Allah Azza Wa Jalla tidak menerima amal
kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas dalam mencari keridhoanNya semata.”
(HR. Abu Daud dan Nasai)
3. Syarat diterimanya amal atau perbuatan
4. Penentu nilai/kualitas suatu amal (QS. An-Nisaa : 125)
5. Mendatangkan berkah dan pahala dari Allah (QS. Al-Baqarah : 262)
 Beberapa Unsur dalam Membentuk Keikhlasan
Dibawah ini mengisyaratkan beberapa unsure yang sangat penting dalam
membentuk hakikat ikhlas, diantaranya adalah :
1. Orang yang mukhlis harus memperhatikan pandangan khaliq bukan pandangan
makhluk. Sebab sedikitpun mereka tidak ada artinya bagi Allah
2. Apa yang lahir pada diri orang yang mukhlis harus sinkron dengan batinnya, yang
tampak
3. Menganggap sama antara pujian dan celaan manusia. Engkau tidak lepas dari celaan
manusia walaupun engkau terpuji disisi Allah. Begitu pula sebaliknya.
4. Tidak boleh memandang ikhlasnya, sehingga ia takjub kepada diri sendiri, sehingga
ketakjubannya itu justru merusak dirinya.
5. Melupakan tuntutan pahala amal di akhirat.
6. Takut penyusupan riya dan hawa nafsu kedalam jiwa, sementara dia tidak
menyadarinya.

 Cara-Cara Untuk Menumbuhkan Niat Yang Ikhlas


1. Mengetahui arti keikhlasan dan urgensinya dalam beramal
2. Menambah pengetahuan tentang Allah dan hari kiamat
3. Memperbanyak membaca Al-Qur’an karena Al-Qur’an adalah penyembuh dari
segala penyakit dalam hati
4. Memperbanyak amalan rahasia
5. Menghindari / mengurangi saling memuji
6. Berdo’a, dengan tujuan agar selalu diberi keikhlasan dan dijauhi dari syirik.

C. Metode Pembelajaran
Dialog
Ceramah
Diskusi

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

LANGKAH URAIAN WAKTU


Pembukaan Tutor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 5’
BBQ Tutor membimbing peserta untuk baca Al-Qur’an 10’
Diskusi Pendahuluan Tutor menanyakan pandangan peserta terhadap 10’
keseimbangan
Ceramah Tutor menyampaikan materi 30’
Latihan dan Diskusi Tutor membuka forum pertanyaan dan diskusi 15’
Penutup Tutor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan 10’
do’a
E. Sumber dan Media Pembelajaran
Buku atau jurnal yang relevan

F. Penilaian
LATIHAN dan DISKUSI :
Suatu ketika disebuah kereta, Amin akan memberikan infaq kepaa pengurus masjid yang
mengumpulkannya lewat kotak-kotak yang disodorkan kepada para penumpang.
Ketika kotak itu hamper mendekati tempat duduknya, ia mengurungkan niatnya memberikan
infaq, karena takut riya kepada orang-orang disekitarnya. Bagaimana menurut pendapatmu?
Tepatkah yang dilakukan Amin tersebut?

Mengetahui, Lubuklinggau, 2014


Dosen Mata Kuliah PAI, Mentor,

………………………… …………………………
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Semester/Tahun : I / 2014-2015
Standar Kompetensi : Memahami hakikat cinta
Kompetensi Dasar : Memahami cara memenejemen perasaan cinta
Indicator : - Menjelaskan dan memberikan kesadaran tentang makna
cinta sebenarnya
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta memahami arti cinta dan hakekatnya
b. Peserta mengetahui tanda-tanda cinta
c. Peserta mengetahui tingkatan-tingkatan cinta
d. Peserta mengetahui dan memahami bagaimana membina cinta
e. Peserta mengetahui bukti nyata cinta

B. Materi Pembelajaran

HOW DO YOU SAY I LOVE YOU..???


“Mencintai di cintai fitrah manusia, setiap insane didunia akan merasakannya…
Indah ceria kadang merana, itulah rasa cinta…” (The Fikr)

Mengatakan cinta, memang mudah. Dalam sebuah aksi pemikiran pendek, ada sabotase
antara hati dan lidah saat sebuah tutur harus keluar dengan dua kata, Aku mencintaimu. Jujur
saja, tidak banyak orang tahu dan kenal siapa dan dimana letak cinta. Tanpa berpikir panjang,
kata-kata seperti itu langsung saja dikeluarkan. Benar, sedikit sekali yang tahu, apalagi yang
ingin mencari tahu hakikat cinta.

 Hakekat Cinta
Cinta dalam bahasa Arab disebut Al-Mahabbah yang berarti kasih sayang. Cinta adalah
fitrah manusia yang murni, yang tak dapat terpisahkan dari kehidupannya. Diantara tanda-tanda
cinta ialah rasa kagum/simpatik, berharap, takut, rela dan selalu ingat kepada yang dicintai.
Cinta muncul karena kesadaran telah menerima anugerah dan nikmat dari Allah SWT,
pemahaman betapa rasa kasih sayang Allah melingkupi detik-detik kehidupan kita. Refleksi
cinta adalah tunduk patuh, menurut, taat akan segala sesuatunya.
Islam merupakan agama fitrah yang juga mengakui adanya fenomena cinta yang melekat
sebagai fitrah manusia. Allah telah memberikan petunjuk kepada hamba-hambaNya tentang
prioritas cinta dalam cinta dalam QS. At-Taubah : 24.
Prioritas cinta dapat diklasifikasikan atas prioritas tertinggi, menengah dan terendah.
Tingkatan-tingkatan cinta tersebut yaitu :
1. Cinta tingkat tinggi (QS. As-Sajadah :32)
2. Cinta tingkat tengah (QS. Lukman : 14)
3. Cinta tingkat rendah (QS. At-Taubah : 24)
4. Cinta yang paling hina (QS. Al-Mumtahanah : 1)

Cinta tertinggi tak diragukan lagi bahwa seorang mukmin yang telah merasakan
kelezatan iman didalam hatinya akan mencurahkan segala cintanya hanya kepada Allah. Cinta
tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, kerabat. Cinta ini timbul dari
perasaan seseorang, yang terikat hubungan dengan orang yang dicintainya dengan ikatan aqidah,
keluarga, kekerabatan atau persahabatan. Adapun cinta terendah ialah cinta yang lebih
mengutamakan dan menomorsatukan harta dan tempat tinggal, sedangkan cinta jenis yang paling
hina adalah cinta kepada musuh-musuh Allah dan nafsu semata.
Sesungguhnya ketika cinta telah menemukan muaranya maka ia tidak akan salah dalam
menempatinya. Sekuat apapun kita mencari cinta, maka sekuat itu pula gelombang yang akan
menghampiri. Betapa tidak, cinta yang Agung itu terletak pada pemuda yang Agung pula pun
sebaliknya. Wallahualam…

C. Metode Pembelajaran
Dialog
Ceramah
Diskusi

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

LANGKAH URAIAN WAKTU


Pembukaan Tutor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 5’
BBQ Tutor membimbing peserta untuk baca Al-Qur’an 10’
Diskusi Pendahuluan Tutor menanyakan pandangan peserta terhadap 10’
keseimbangan
Ceramah Tutor menyampaikan materi 30’
Latihan dan Diskusi Tutor membuka forum pertanyaan dan diskusi 15’
Penutup Tutor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan 10’
do’a
E. Sumber dan Media Pembelajaran
Buku atau jurnal yang relevan

F. Penilaian

LATIHAN dan DISKUSI :


1. Cinta adalah fitrah manusia yang murni (benar/salah)
2. Cobalah telaah hati kita masing-masing, benar atau tidak bahwa manajemen cinta
dihati kita telah sesuai dengan sang pemberi sebentuk hati kepada kita?
3. Cinta selalu berhubungan dengan nafsu (benar/salah)… Berikan argumentasi anda!

Mengetahui, Lubuklinggau, 2014


Dosen Mata Kuliah PAI, Mentor,

………………………… …………………………
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Semester/Tahun : I / 2014-2015
Standar Kompetensi : Memahami tentang hukum berbakti kepada orang tua
Kompetensi Dasar : Memahami cara berbakti kepada orang tua
Indicator : - Menjelaskan hokum dan cara-cara berbakti kepada orang
tua
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta mengetahui hukum berbakti kepada kedua orang tua
b. Peserta mengetahui cara-cara berbakti kepada kedua orang tua yang masih hidup
c. Peserta meneladani dan berbakti kepada kedua orang tua

B. Materi Pembelajaran

NGEGANK WITH MAMI AND PAPI


“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu bapaknya…”
(QS.Al-Ankabut :8)

Pernahkah kita membayangkan hidup tanpa didamping ibu dan bapak? Bayangkan, tidak
ada tempat mengadu, tidak ada yang dimintai tolong atau uang bila kita sedang butuh, dan
tidak ada yang mencurahkan kasih sayangnya untuk kita. Ada hak orang tua terhadap diri
kita.memberi kebaikan atau berkhidmat kepada keduanya serta menaati perintahnya (kecuali
dalam hal keburukan) dan mendo’akannya apabila keduanya telah wafat.

Berbuat baik kepada orang tua dapat dilakukan dalam dua kesempatan :
1. Saat orang tua masih hidup
a. Menaati selama bukan maksiat. (HR. Muttafaqun ‘Alaihi)
b. Bersikap rendah hati dan berbicara lemah lembut (QS. Bani Isra’il : 23)
c. Memohonkan ampunan baginya kepada Allah (QS. Bani Isra’il :24 )
d. Membantu dengan harta
e. Memintakn restunya terlebihh dahulu atas perbuatan penting yang akan dilakukan.

2. Saat orang tua telah wafat


a. Menyelenggarakan pengurusan jenazahnya seperti : memandikannya, mengafaninya,
mensholatkannya, menguburkannya, dsb.
b. Senantian berdo’a untuk memohonkan ampun atas segala dosanya.
c. Memenuhi segala janjinya semasa hidup yang belum terlaksana seperti wasiat,
hutang piutang, dll
d. Menghormati teman dan sahabat orang tua semasa keduanya hidup.
C. Metode Pembelajaran
Dialog
Ceramah
Diskusi

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

LANGKAH URAIAN WAKTU


Pembukaan Tutor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 5’
BBQ Tutor membimbing peserta untuk baca Al-Qur’an 10’
Diskusi Pendahuluan Tutor menanyakan pandangan peserta terhadap 10’
keseimbangan
Ceramah Tutor menyampaikan materi 30’
Latihan dan Diskusi Tutor membuka forum pertanyaan dan diskusi 15’
Penutup Tutor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan 10’
do’a

E. Sumber dan Media Pembelajaran

Buku atau jurnal yang relevan

F. Penilaian
LATIHAN dan DISKUSI :
1. Hani seorang muslimah. Ketika masuk SMA ia ingin mengenakan busana muslimah
yang esmpurna. Namun dilarang oleh orang tuanya dengan alas an akan sulit
mendapatkan jodoh, pekerjaan dianggap terlalu fanatik terhadap agama. Menurutmu
bagaimana sikap Hani sebaiknya, apakah dia tetap mengenakan busana muslimah
atau menurut kata orang tuanya?
2. Agung seorang muslim, tetapi mempunyai ibu dan ayah yang beragama Nasrani.
Suatu saat Agung diminta orang tuanya mengikuti Natalan bersama. Menurutmu
bagaimana sikap Agung seharusnya?

Mengetahui, Lubuklinggau, 2014


Dosen Mata Kuliah PAI, Mentor,

………………………… …………………………
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Semester/Tahun : I / 2014-2015
Standar Kompetensi : Memahami tentang kesempurnaan Islam dalam persaudaraan
yang diatur dalam Al-Qur’an
Kompetensi Dasar : Memahami konsep persaudaraan dalam Islam
Indicator : - Menjelaskan tantang kesempurnaan ajaran Islam dalam
persaudaraan Islam yang diatur dalam Al-Qur’an secara
sempurna dan konsep-konsep persaudaraan dalam Islam.
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta memahami konsep persaudaraan dalam Islam
b. Peserta memahami kesempurnaan ajaran Islam dalam persaudaraan Islam yang di atur
sempurna di Al-Qur’an.

B. Materi Pembelajaran

UKHUWAH CUP
“Tidaklah dua orang muslim berjumpa, lalu keduanya berjabat tangan, kecuali keduanya
diampumni sebelum keduanya berpisah”
(HR. Abu Daud)
Pergaulan yang asli adalah pergaulan dari hati ke hati yang penuh keikhlasan, yang insya
Allah akan terasa sangat indah dan menyenangkan. Pergaulan yang penuh rekayasa dan tipu
daya demi kepentingan yang bernilai rendah tidak akan pernah langgeng dan cenderung
menjadi masalah.

1. Aku Bukan Ancaman Bagimu


Kita tidak boleh menjadi seorang yang merugikan orang lain, terlebih kalau kita
simak Rasulullah Saw. bersabda, "Muslim yang terbaik adalah muslim yang muslim
lainnya selamat/merasa aman dari gangguan lisan dan tagannya." (HR. Bukhari)
 Hindari penghinaan. Apapun yang bersifat merendahkan, ejekan, penghinaan dalam
bentuk apapun terhadap seseorang, baik tentang kepribadian, bentuk tubuh, dan
sebagainya, jangan pernah dilakukan, karena tak ada masalah yang selesai dengan
penghinaan, mencela, merendahkan, yang ada adalah perasaan sakit hati serta rasa
dendam.
 Hindari ikut campur urusan pribadi. Hindari pula ikut campur urusan pribadi seseorang
yang tidak ada manfaatnya jika kita terlibat. Seperti yang kita maklumi setiap orang
punya urusan pribadi yang sangat sensitif, yang bila terusik niscaya akan menimbulkan
keberangan.
 Hindari memotong pembicaraan. Sungguh dongkol bila kita sedang berbicara kemudian
tiba-tiba dipotong dan disangkal, berbeda halnya bila uraian tuntas dan kemudian
dikoreksi dengan cara yag arif, niscaya kita pun berkecenderungan menghargainya
bahkan mungkin menerimanya. Maka latihlah diri kita untuk bersabar dalam mendengar
dan mengoreksi dengan cara yang terbak pada waktu yang tepat.
 Hindari membandingkan. Jangan pernah dengan sengaja membandingkan jasa, kebaikan,
penamplan, harta, kedudukan seseorang sehingga yang mendengarnya merasa dirinya
tidak berharga, rendah atau merasa terhina.
 Jangan membela musuhnya, mencaci kawannya. Membela musuh maka dianggap
bergabung dengan musuhnya, begitu pula mencaci kawannya berarti memusuhi dirinya.
Bersikaplah yang netral, sepanjang diri kita menginginkan kebaikan bagi semua pihak,
dan sadar bahwa untuk berubah harus siap menjalani proses dan tahapan.
 Jangan mengungkit masa lalu. Apalagi jika yang diungkit adalah kesalahan, aib atau
kekurangan yang sedang berusaha ditutupi. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki
kesalahan yang sangat ingin disembunyikannya, termasuk diri kita, maka jangan pernah
usil untuk mengungkit dan membeberkannya, hal seperti ini sama denga mengajak
bermusuhan.

2. Aku menyenangkan bagimu


 Wajah yang selalu cerah ceria. Rasulullah senantiasa berwajah ceria, beliau pernah
besabda, "Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati.
Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu, sebab bila hati terus dipaksakan
memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta". (Sunan Abu Dawud).
 Senyum tulus. Rasulullah senantiasa tersenyum manis sekali dan ini sangat
menyenangkan bagi siapapun yang menatapnya. Senyum adalah sedekah, senyuman
yang tulus memiliki daya sentuh yang dalam ke dalam lubuk hati siapapun, senyum
adalah nikmat Allah yang besar bagi manusia yang mencintai kebaikan. Senyum tidak
dimiliki oleh orang-orang yang keji, sombong, angkuh, dan orang yang busuk hati.
 Kata-kata yang santun dan lembut. Pilihlah kata-kata yang paling sopan dengan dan
sampaikan dengan cara yang lembut, karena sikap seperti itulah yang dilakukan
Rasulullah, ketika berbincang dengan para sahabatnya, sehingga terbangun suasana yang
menyenangkan. Hindari kata yang kasar, menyakitkan, merendahkan, mempermalukan,
serta hindari pula nada suara yang keras dan berlebihan.
 Senang menyapa dan mengucapkan salam. Upayakanlah kita selalu menjadi orang yang
paling dahulu dalam menyapa dan mengucapkan salam. Jabatlah tagan kawan kita penuh
dengan kehangatan dan lepaslah tangan sesudah diepaskan oleh orang lain, karena
demikianlah yang dicontohkan Rasulullah.
 Jangan lupa untuk menjawab salam dengan sempurna dan penuh perhatian. Rasulullah
jikalau berbincang dengan para sahabatnya selalu berusaha menghormati dengan cara
duduk yang penuh perhatian, ikut tersenyum jika sahabatnya melucu, dan ikut merasa
takjub ketika sahabatnya mengisahkan hal yang mempesona, sehingga setiap orang
merasa dirinya sangat diutamakan oleh Rasulullah.
 Senangkan perasaannya. Pujilah dengan tulus dan tepat terhadap sesuatu yang layak
dipuji sambil kita kaitkan dengan kebesaran Allah sehingga yang dipuji pun teringat akan
asal muasal nikmat yang diraihnya, nyatakan terima kasih dan do’akan. Hal ini akan
membuatnya merasa bahagia. Dan ingat jangan pernah kikir untuk berterima kasih.
 Penampilan yang menyenangkan. Gunakanlah pakaian yang rapi, serasi dan harum.
Menggunakan pakaian yang baik bukanlah tanda kesombongan, Allah Maha Indah dan
menyukai keindahan, tentu saja dalam batas yang sesuai syariat yang disukai Allah.
 Maafkan kesalahannya. Jadilah pemaaf yang lapang dan tulus terhadap kekurangan dan
kesalahan orang lain kepada kita, karena hal ini akan membuat bahagia dan senang
siapapun yang pernah melakukan kekhilafan terhadap kita, dan tentu hal ini pun akan
mengangkat citra kita dihatinya.

3. Aku Bermanfaat Bagimu


Keberuntungan kita bukanlah diukur dari apa yang kita dapatkan tapi dari nilai manfaat
yang ada dari kehadiran kita, bukankah sebaik-baik di antara manusia adalah orang yang
paling banyak manfaatnya bagi hamba-hamba Allah lainnya.
 Rajin bersilaturahim. Silaturahim secara berkala, penuh perhatian, kasih sayang dan
ketulusan walaupun hanya beberapa saat, benar-benar akan memiliki kesan yang
mendalam, apalagi jikalau membawa hadiah, insya Allah akan menumbuhkan kasih
sayang.
 Saling berkirim hadiah. Seperti yang telah diungkap sebelumnya bahwa saling
memberi dan berkirim hadiah akan menumbuhkan kasih sayang. Jangan pernah takut
miskin dengan memberikan sesuatu, karena Allah yang Maha Kaya telah
menjanjikan ganjaran dan jaminan tak akan miskin bagi ahli sedekah yang tulus.
 Tolong dengan apapun. Bersegeralah menolong dengan segala kemampuan, harta,
tenaga, wakt atau setidaknya perhatian yang tulus, walau perhatian untuk mendengar
keluh kesahnya. Apabila tidak mampu, maka do’akanlah, dan percayalah bahwa
kebaikan sekecil apapun akan diperhatikan dan dibalas dengan sempurna oleh Allah.
 Sumbangan ilmu dan pengalaman. Jangan pernah sungkan untuk mengajarkan ilmu
dan pengalaman yang dimiliki, kita harus berupaya agar ilmu dan pengalaman yang
ada pada diri kita bisa menjadi jalan bagi kesuksesan orang lain.
Insya Allah jikalau hidup kita penuh manfaat dengan tulus ikhlas maka, kebahagiaan dalam
bergaul dengan siapapun akan tersa nikmat, karena tidak mengharapkan sesuatu dari orang
melainkan kenikmatan kita adalah melakukan sesuatu untuk orang lain. Semata karena Allah
Swt.

C. Metode Pembelajaran
Dialog
Ceramah
Diskusi
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

LANGKAH URAIAN WAKTU


Pembukaan Tutor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 5’
BBQ Tutor membimbing peserta untuk baca Al-Qur’an 10’
Diskusi Pendahuluan Tutor menanyakan pandangan peserta terhadap 10’
keseimbangan
Ceramah Tutor menyampaikan materi 30’
Latihan dan Diskusi Tutor membuka forum pertanyaan dan diskusi 15’
Penutup Tutor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan 10’
do’a

E. Sumber dan Media Pembelajaran


Buku atau jurnal yang relevan

F. Penilaian
LATIHAN dan DISKUSI :

Mengetahui, Lubuklinggau, 2014


Dosen Mata Kuliah PAI, Mentor,

………………………… …………………………
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Semester/Tahun : I / 2014-2015
Standar Kompetensi : Memahami tentang bahaya-bahaya lisan
Kompetensi Dasar : Memahami untuk lebih menjaga setiap perkataan
Indicator : - Menjelaskan tantang bahaya-bahaya oleh lisan yang kurang
terjaga
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta mengetahui bahaya-bahaya apabila lisan kurang terjaga
b. Menambah pemahaman peserta untuk menjaga setiap percakapan.

B. Materi Pembelajaran

LIDAH..?? BAHAYAKAH..?!
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia mengatakan yang baik
atau diam” (Dari Abu Hurairah)

Diantara perkataan ada yang buruk dan ada yang lebih buruk, ada yang keji dan ada yang
lebih buruk, ada yang baik dan ada yang lebih baik. Allah menganjurkan kita untuk
mengucapkan perkataan yang baik.
Bahaya lidah sangat besar dan tidak ada orang yang bisa selamat darinya kecuali dengan
diam. Keterlibatan dalam berbagai penyakit lidah ini sangat berbahaya sedangkan diam adalah
jalan keselamatan. Oleh sebab itu, keutamaan diam sangatlah besar, apabila dalam bicaranya
tidak mengandung kebaikan dan manfaat.
Didalam diam terkandung kewibawaan, konsentrasi untuk berpikir, dzikir, dan ibadah.
Keutamaan dari diam karena akibat yang ditimbulkan banyaknya penyakit lidah, seperti salah
ucap, dusta, ghibah, namimah, riya’, debat, terlibat kebatilan, bertengkar, ikut campur urusan
orang lain yang tidak perlu, memalsukan, menambahkan, menyingkap berbagai aib orang lain.
Dalam QS. Qaaf : 18, Allah minta pertanggungjawaban dari setiap apa yang diucapkan lidah.

Antara penyakit-penyakit yang ditimbulkan lidah :


1. Pembicaraan yang tidak berguna.
2. Berlebihan dalam berbicara (QS. An-Nisa’ :14)
3. Pembantahan, perdebatan, dan pertengkaran
4. Nyanyian atau syair
5. Senda gurau berbentuk ejekan dan cemoohan (QS. Al-hujurat :11 )
6. Menyebarkan rahasia
7. Janji palsu dan berdusta dalam perkataan
8. Menggunjing (Ghibah) dan menghasut (Namimah)
C. Metode Pembelajaran
Dialog
Ceramah
Diskusi

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

LANGKAH URAIAN WAKTU


Pembukaan Tutor menyampaikan pengantar dan tujuan materi 5’
BBQ Tutor membimbing peserta untuk baca Al-Qur’an 10’
Diskusi Pendahuluan Tutor menanyakan pandangan peserta terhadap 10’
keseimbangan
Ceramah Tutor menyampaikan materi 30’
Latihan dan Diskusi Tutor membuka forum pertanyaan dan diskusi 15’
Penutup Tutor menyimpulkan isi materi dan menutupnya dengan 10’
do’a

E. Sumber dan Media Pembelajaran


Buku atau jurnal yang relevan

F. Penilaian
LATIHAN dan DISKUSI :
Coba diskusikan denggan teman-temanmu penyakit lidah yang lainnya??

Mengetahui, Lubuklinggau, 2014


Dosen Mata Kuliah PAI, Mentor,

………………………… …………………………

Anda mungkin juga menyukai