Anda di halaman 1dari 4

Hujan di bulan Desember membawanya kembali

Aku sedang menjaga toko kue milik keluargaku. Pengunjung sangat ramai hari ini, hingga
semua orang mulai kewalahan. Aku sangat bersyukur mereka bisa mengantri dengan tertib
tanpa rasa ingin mendahului satu sama lain, dengan itu kami setidaknya sedikit lebih tenang.
Toko biasanya buka pukul 08.00 sampai dengan pukul 21.00.

Klinting... klinting...

Bunyi lonceng pertanda bahwa ada yang memasuki pintu toko, seorang laki-laki cukup tinggi
memiliki wajah tampan dan senyum yang manis memasuki toko. Laki-laki itu berjalan ke
arah kasir.

"Selamat siang, Mau pesan apa?".

"Saya ingin pesan cheese cake satu, Red Velvet, brownies, dan satu box donat".

"Ada lagi? ". Tiba-tiba ada seorang perempuan yang membuka pintu dan sangat kencang dan
berlari ke arah laki-laki di depanku, dia merangkul tangan laki-laki di tersebut.

"Sayang kenapa Kamu ninggalin aku sih?".

Laki-laki di depanku berusaha untuk melepaskan rangkulan tangan dari perempuan di


sampingnya.

"Apa sih jauh-jauh sana, jangan ganggu gue lagi bisa nggak!".

Perempuan tadi tersenyum sambil berkata

"Nggak papa dong aku kan tunangan kamu, Oh ya Kak tolong pesanannya dibungkus
semuanya ya".

Aku yang sedari tadi hanya menyimak percakapan Mereka pun tersenyum.

"Baik kak pembayarannya mau cash atau pakai kartu?".

Laki-laki tersebut mulai membuka dompet ngambil salah satu kartu kemudian
menyerahkannya kepadaku. Setelah selesai melakukan transaksi aku segera mengembalikan
kartu milik laki-laki tersebut.

"Pembayarannya sudah selesai, Mohon tunggu pesanannya akan segera kami antar".

Pasangan tersebut menunggu pesanan dengan duduk di salah satu kursi di samping pintu
keluar.

Ada seseorang yang menepuk pelan pundak ku

"Kak Bella! ini udah waktunya Kakak istirahat". Aku menoleh kepada Nanda salah satu
karyawan yang bekerja di toko roti ini.
"Oh udah waktunya Aku istirahat?".

"CK...CK... CK... CK... Kak Bella Semangat banget ya jaga kasirnya sampai lupa waktu
istirahat. Udah kakak istirahat aja biar Nanda yang gantiin kakak". Aku tersenyum kepada
Nanda

"Tolong jaga kasirnya ya Nanda Kakak istirahat dulu"

kemudian aku pergi menuju tempat favoritku di waktu jam istirahat.

***

Di sinilah aku menghabiskan jam istirahat. Di belakang toko roti milik keluargaku ada sebuah
taman di dalam rumah kaca, Bunda adalah salah satu orang yang maniak dengan tanaman
maka dari itu Ayah menghadiahkan sebuah rumah kaca yang di dalamnya terdapat berbagai
jenis bunga dan tanaman. Aku mengisi perut dengan sandwich dan juga milkshake
strawberry."Ah, hujan lagi? Sepertinya bulan Desember ini hujan sering turun ya?".

Aku menutup mata dan menikmati suara rintik hujan yang jatuh membasahi bumi.

"Dulu hujan membawanya pergi, Akankah hujan di bulan Desember ini bisa membawanya
kembali?". Aku tersenyum sambil menggigit sandwich milikku. "Aku harus berpura-pura
tidak melihatnya walau dia tepat ada di hadapanku, aku harus tersenyum seolah-olah tidak
terjadi apapun walau kenyataannya aku sangat ingin mengatakan kepadanya bahwa aku
terluka dan Aku sangat merindukannya".

Setelah hujan reda dan perut sudah kenyang, aku kembali ke dalam toko untuk membantu
karyawan yang lain.

***

Aku berdiri di pinggir jalan menunggu lampu merah berganti hijau, masih ditemani dengan
rintik hujan. Tiba-tiba di sampingku Ada seorang nenek yang sedang menggerutu. karena aku
melihatnya tidak membawa payung dan hujan masih cukup lebat, tanpa menawarkan aku
langsung mendekat dan memayunginya. Kurasakan nenek di sampingku menoleh kepadaku,
karena lampu merah sudah berwarna hijau Aku berjalan menyeberangi jalan dengan
merangkul nenek di sampingku.

"Harusnya hujan-hujan begini nenek ditemani anak atau cucu, memangnya mereka Sesibuk
apa hingga membiarkan nenek sendirian seperti ini?".

Aku rasa nenek di sampingku sedikit terkejut entah apa alasannya, aku hanya fokus
menyeberangi jalan karena sangat ramai. Setelah sampai di seberang jalan ternyata seorang
laki-laki telah menunggu nenek di sampingku. Saat aku menatap wajahnya, Betapa
terkejutnya beliau adalah orang yang kukenal, aku tidak bisa mengontrol ekspresi saat ini.
Sedangkan nenek yang berbagi payung denganku tadi bahkan tidak berkedip sama sekali,
karena tidak ingin membuat suasana menjadi lebih buruk lagi aku segera berpamitan dan
pergi.

"Semoga hari Anda menyenangkan, Saya permisi". Tidak lupa aku tersenyum dan sedikit
menunduk. Saat aku benar-benar pergi dari hadapannya barulah aku bisa merasa tenang.

"Ternyata dunia sangat sempit".

***

pengunjung toko hari ini sangat ramai walau hujan sedang deras mengguyur. Rere datang
menghampiriku dengan membawa Secangkir Americano panas. "Silakan pesanannya nona".

"Berhenti menggoda Rere". Rere hanya menanggapi dengan senyuman.

"BTW cowok yang datang sama tunangannya dengan sangat heboh jadi sering ke sini ya
sekarang.".

"Ya nggak nggak papa dong, pelanggan tetap nya bertambah".

" Kalau Rangga sampai tahu . . .".

Bella langsung memotong ucapan Rere.

"Kalau Rangga sampai tahu, Kamu tahu kan yang terjadi selanjutnya?". Rere langsung
berwajah muram

"Udah kakak istirahat aja, Sekalian bawa americanonya".

"Makasih Rere atas pengertiannya". Bella pergi dari meja kasir dengan membawa secangkir
americano.

***

Aku selalu menikmati istirahat di tempat favoritku, rumah kaca belakang belakang toko.
Karena hujan sudah reda aku duduk di depan rumah kaca, aku aku menikmati secangkir
Americano pemberian Rere dan juga roti lapis selai kacang." Boleh aku duduk di sini?". Aku
menoleh pada sumber suara, Ah ternyata dia.

"Silakan". Kemudian dia pun duduk di sampingku.


"Apa Kita pernah bertemu sebelumnya". Aku tersenyum kecil

"Bukankah sekarang setiap hari kita hampir bertemu?".

"Bukan di toko, tapi tempat lain?".

"Entahlah saya tidak ingat".

"Ella bagaimana kalau seandainya aku sudah ingat semuanya".

Bella yang mendengar itu terkejut dan langsung menoleh ke arah laki-laki di sampingnya.

"Apa maksud anda?".

"Apakah semuanya sangat sulit dilalui sendiri?".

Jantungku rasanya ingin meledak." Apa yang baru saja kamu katakan?".

"Aku ingat semuanya sekarang Ella".

“Kevin Apa yang sedang kamu bicarakan saat ini?". Aku bertanya dengan suara Lirih

"Bukankah kamu beberapa lalu bertemu dengan nenek?". Kevin menoleh kepadaku.

"Nenek tiba-tiba datang kepadaku dan bertanya, apakah aku masih ingin bertunangan dengan
Angel? aku langsung menjawabnya, tidak. Lalu nenek bertanya lagi kepadaku, Apakah aku
kehilangan sosok terpenting dalam hidupku, yang terlupakan olehku. Waktu itu aku bingung
dengan pertanyaan nenek yang tiba-tiba, nenek memberikan banyak sekali foto kita berdua.
Aku heran Kenapa foto ini bisa ada, dan seperti ini sekarang berkat bantuan nenek aku bisa
mengingat semuanya”.

Kevin menatap mataku.

“Bella, maukah kamu menikah denganku?”

“Bagaimana dengan nenek?”.

“Nenek sudah merestui, bukankah aku tadi sudah bilang bahwa nenek yg membantuku
mengingat semuanya”

Mataku berkaca-kaca dan akupun mengangguk. Kevin memelukku dengan erat.

Akhirnya Hujan di bulan Desember membawanya kembali.

Anda mungkin juga menyukai