Anda di halaman 1dari 4

Paket Untuknya

"Paket !"
Ini pertama kalinya aku mengantarkan paket ke rumah ini. Menurutku ini rumah yang
nyaman. Rumahnya tidak terlalu besar dan hiasannya tidak terlalu banyak. Ini rumah ideal
yang ingin kumiliki jika aku memiliki lebih banyak uang.
Krieet
Pintu terbuka, terdengar seseorang berbicara "iya tolong taruh saja di depan ya mas," Dia
hanya memunculkan sebagian wajahnya dari balik pintu. Walaupun begitu aku masih bisa
melihat wajah mengantuknya.
"Atas nama kak fely ya?" Aku bertanya, berusaha memastikan bahwa aku tidak pergi ke
alamat yang salah.
Dia hanya mengangguk.
"Baik kak saya taruh disini ya" Aku menaruh paket itu seperti yang dia katakan. Aku segera
berbalik dan pergi dari sana.

»»——⍟——««

Aku tak tau sudah berapa kali aku kemari. Walaupun hanya untuk mengantar paket, aku
sudah cukup hafal dengan arah rumah ini.
"Paket! "
Grusuk grusuk grusuk
Tak terdengar suara jawaban, hanya ada suara bising seseorang seolah dia sedang terburu
buru keluar. Namun, tak lama setelah itu terdengar suara agak lantang dari dalam rumah.
"iyaa tunggu sebentar yaa"
Seperti ucapannya itu hanya sebentar.
Pintu terbuka dengan buru buru. Seseorang keluar dari sana dengan sedikit berlari.
"Ah itu paket saya ya mas?"
Dia berdiri di depanku dan bertanya padaku. Suaranya memang lembut, tetapi itu tidak
dapat menyembunyikan bahwa dia antusias dengan paket yang ku bawa.
"Atas nama kak Fely ya? "
Seperti yang biasa kulakukan, aku memastikan kembali bahwa aku tidak mengirimkan paket
di rumah yang salah.
"Iya iya benar saya Fely" Ucapnya lebih ceria, senyum kecil terbit dari wajahnya. Sepertinya
dia sangat menantikan paket ini.
"Oh baik ini ya kak paketnya" Aku menyerahkan paket itu padanya.
"Makasih mas" Ucapnya seraya memberikan senyuman padaku.
Cantik
"Iya sama sama kak" Aku tersenyum sambil menjawabnya.
Ini bukan pertama kalinya kita bertemu, namun sepertinya ini pertama kalinya kita benar
benar bertemu. Biasanya sih aku hanya melihat setengah wajahnya saja.
Aku berpaling dan segera menaiki motorku. Sebelum aku pergi dari pekarangan rumah itu,
aku menoleh ke arah gadis itu. Dia masih ada di depan pintu menungguku untuk segera
pergi dari sana. Senyumnya belum juga luntur dari wajahnya.
Aku sedikit terperangah melihatnya. Dengan cepat aku menggelengkan kepalaku. Aku harus
segera pergi, masih banyak paket yang harus ku antarkan hari ini.

»»——⍟——««
Aku berada di cafe milik temanku sekarang.
Aku bukan berada disini sebagai pelanggan, tapi aku disini sebagai pekerja paruh waktu.
Pekerja temanku sedang cuti karena sakit dan dia tidak bisa menghandle cafe sendirian,
jadi dia menawariku untuk membantunya.
Dan seperti yang kalian lihat sekarang, aku menerimanya. Kupikir itu tidak masalah karena
aku sedang tidak ada kerjaan dari kantor pengiriman. Sepertinya tidak banyak paket yang
harus diantarkan hari ini.
Kling kling
Dengan cepat aku melihat ke arah pintu masuk. Dengan cepat aku bersiap dibalik tempat
pemesanan, menunggu pelanggan yang baru datang untuk mencatat dan membuatkan
pesanannya.
" Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu? " Aku menyapa pelangganku dengan ramah.
"Aku mau ice americano nya 2, yang satunya less ice ya mas"
Dengan cepat aku melihat orang yang berdiri didepanku. Itu dia. Gadis dengan senyuman
tercantik yang pernah kutemui.
"Eh loh mas paket ya?" Lamunanku buyar karena pertanyaannya. Aku terkejut karena tak
menyangka bahwa dia mengingatku.
"Eh iya kak" Aku menjawab seadanya. Aku tak tau harus bereaksi bagaimana.
"Ice americano 2, satunya less ice ya kak. Ada lagi yang lain kak?" Aku memastikan kembali
pesanannya
"Iya, udah itu aja mas" Jawabnya.
"Loh udah nggak kerja jadi mas paket lagi mas?" Dia bertanya sembari aku memasukkan
pesanannya di mesin kasir.
" Oh nggak kak, ini kebetulan lagi bantuin temen aja"
"Ohh gitu.. " Dia hanya mengangguk dan melihat sekitar cafe.
"Totalnya 50 ribu kak, mau bayar pakai cash atau mau pakai debit aja kak?"
" Cash aja mas, " Dia berkata seraya membuka dompetnya " Ini ya mas" Dia memberikan
lembaran biru padaku.
" Baik, ini struknya kak, silahkan ditunggu ya kak" Aku memberikan selembar kertas
padanya.
Dia segera pergi dari sana dan mencari tempat duduk di area cafe. Aku segera pergi ke
dapur untuk membuat pesanannya.
Kling kling
Aku menoleh ke arah pintu. Ada lagi pelanggan yang datang.
"Selamat pagi selamat datang" Aku menyapa pelanggan itu, tapi dia tidak menghiraukanku.
Sepertinya ada yang menunggunya. Pelanggan itu berjalan mendekati salah satu meja di
cafe ini.
Dia berjalan kearah meja gadis itu. Gadis itu berdiri menyambut dengan riang pelanggan
yang datang tadi. Sepertinya itu kenalannya.
Aku sedikit iri dengan pelanggan itu karena bisa terlihat dekat dengan gadis itu. Ya aku akui
aku sedikit menyukai dia. Ingat itu hanya sedikit.
Tak ingin membuat para pelanggan menunggu lebih lama, aku segera menyelesaikan
pesanan yang sedang kubuat.
Setelah selesai aku segera mengambil nampan dan mengantarkan 2 gelas americano
dingin ke meja gadis itu dan temannya. Sedikit banyak aku penasaran dengan apa yang
membuat gadis itu bisa tertawa sangat lebar.
"Permisi kak, ini pesanannya Ice Americano 2 satunya less ice ya kak" Ucapku seraya
menurunkan semua pesanan gadis itu.
"Oh iya mas terima kasih ya" Ucapnya.
Dia tersenyum padaku.
Ah itu hanya sisa dari tawanya tadi. Walaupun begitu aku tetap membalas senyumannya
kembali.
Aku tak tau apa yang mereka bicarakan, tapi kupikir apapun itu aku harus pergi dan
melakukan pekerjaanku yang lainnya. Lagipula aku tak berhak untuk mendengarkannya, Oh
atau kupikir itu untuk kebaikan hatiku juga.
Jam berlalu begitu cepat. Ini sudah waktunya aku menyelesaikan pekerjaanku hari ini. Aku
sedang menunggu temanku dan berpamitan padanya.
"Ah sorry sorry gue telat bro" Itu temanku Bima, dia pemilik cafe ini.
"Sans bro, " Ucapku menenangkan.
"Oh iya ini udah semua kan ya? Gue cabut dulu ya bro" Percayalah pertanyaan ini hanya
basa basi, sesungguhnya aku ingin segera kembali pulang kerumah dan rebahan.
"Oh iya bro, udah semua kok ini. Makasih banyak ya bro sorry ngerepotin" Dia berkata
dengan tidak enak.
"Alah gapapa santuy" "Yaudah gue cabut ya, dah.. " Aku melambaikan tanganku dan pergi
dari cafe itu. Dan aku segera pulang ke rumah.

»»——⍟——««

emang ya ada ada aja yang bikin aku gagal buat rebahan. Sekarang perutku keroncongan,
dan di rumah tidak ada makanan sama sekali.
Duh laper, beli bubur aja deh monolog ku dalam hati.
Aku berjalan kearah tukang bubur langgananku. Bubur langgananku ini tidak terlalu jauh dari
rumahku. Jadi itu selalu jadi pilihanku jika dirumah tidak ada makanan dan aku sedang
kelaparan begini. Asal kalian tau aku ini suka banget sama bubur ayam. Dan paling anti
banget sama bubur diaduk. Hiih
"Mang buburnya 1 ya, kayak biasanya ya" Teriakku kepada mamang bubur disana.
" Okeh" Terdengar sahutan dari mamang. Segera aku mencari tempat duduk yang masih
tersedia dan duduk disana. Aku memainkan ponselku sembari menunggu pesanan datang.
"Yah pada penuh," "Eh mas paket ya? " Aku mengenali suara ini. Spontan Aku mendongak
dan melihat orang itu.
Ah itu dia
"Eh iya kak" Aku sedikit gugup dan terkejut melihatnya disini.
"Saya duduk disini ya mas, kursi yang lain pada penuh" Dia bertanya padaku. Sedikit
memaksa sih tapi aku tidak masalah. Sedikit banyak aku merasa senang. Kupikir ini salah
satu kesempatan untuk bisa mengenalnya.
"Oh silakan kak" Aku membiarkan dia duduk didepanku.
"Mang, bubur ayamnya 1 nggak pakai kacang ya" Teriaknya.
"Oke neng" Jawab mamang bubur tanpa menoleh ke arah kami.
"Kamu sering dateng kesini?" Dia bertanya padaku membuka pembicaraan.
"Yah lumayan, rumah saya dekat sini soalnya" Jawabku menjelaskan.
"Oh iya? Aku juga sering kesini sih"
"Loh bukannya rumah mu lumayan jauh ya dari sini" "Ah bukan, saya bukan stalker kak.
Cuman ya karena sering nganterin paket, jadinya saya hafal jalan rumah kakak" Aku segera
mengoreksinya agar dia tidak salah paham
"Ahahaha iya mas nggak usah panik gitu, saya paham kok. Ya habisnya disini enak, jadi
saya sering kesini deh" Dia tertawa.
"Oh iya nggak enak banget manggilnya kakak, kenalin namaku fely. Namamu siapa? "
Tanyanya penasaran.
"Oh iya namaku chandra, panggil aja chan" Jawabku dengan tersenyum.
"Halo chan aku fely salam kenal" Dia melambaikan tangannya dan senyumnya muncul di
wajahnya. Senyum yang membuatku jatuh padanya untuk pertama kalinya.
Dan kali ini aku jatuh padanya untuk kedua kali.
Kupikir kali ini akan berbeda karena sekarang kami saling mengenal.
Aku tak tau apa yang akan terjadi di masa depan, tapi aku harap kami bisa lebih dekat dari
sekarang.

Anda mungkin juga menyukai