Anda di halaman 1dari 2

Polusi Udara dari Pabrik Pengolahan Ban Bekas PT Citra Mas

Mandiri, Mateseh Boja

Asap hitam yang ditimbulkan PT Citra Mas Mandiri, Meteseh Boja menuai keluhan warga.

Polusi udara akibat limbah PT Citra Mas Mandiri di Desa Meteseh, Kecamatan Boja,
Kendal kembali dikeluhkan warga. Kali ini, sejumlah perwakilan warga Desa Meteseh, Kecamatan
Boja, dan Desa Merbuh, Kecamatan Singorojo mengadukan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
Kendal. Sebelumnya, pada pertengahan Januari lalu warga Meteseh khususnya Perumahan
Bancar Residence 2 telah berkirim surat dan mengadukan keluhan yang sama ke Gubernur
Jateng dan Bupati Kendal. Bahkan pertengahan Oktober lalu, warga sudah beraudiensi dengan
Komisi D DPRD Jateng.
“Tapi sampai saat ini belum juga membuahkan hasil. Entah sudah ada tidak lanjut atau
belum, tapi sampai sekarang warga masih mengeluhkan polusi,” kata Abdul Arif, warga
Perumahan Bancar Residence 2.
Warga Desa Merbuh selain mengeluhkan bau menyengat dan asap hitam, juga
mengeluhkan limbah arang bekas pembakaran ban bekas. Sebab, menurutnya, arang atau
material ban yang habis dibakar tidak dikelola dengan baik. “Secara geografis Boja dan Singorojo
ini berbukit dan bergandengan. Letak Desa Merbuh ini berada di bawah PT Citra Mas Mandiri.
Sehingga saat hujan, air dari atas itu warnanya hitam. Jadi, mengganggu area permukiman,
pertanian dan perkebunan warga,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala DLH Kendal Aris Irwanto mengaku akan segera
menindaklanjuti aduan warga tersebut. Menurutnya, pihaknya sudah mengirim surat teguran
kepada PT Citra Mas Mandiri. Tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut. “Kami bersama tim
dan warga nanti akan mengecek langsung. Sehingga apa yang menjadi keluhan warga bisa
segera tertangani,” tuturnya.
Pihaknya akan mengecek pengelolaan limbah PT Citra Mas Mandiri. Apakah memang
bermasalah atau pengelolaannya kurang baik. “Kami akan pelajari lebih dulu, nanti akan kami
laporkan ke pimpinan dalam hal ini bupati. Keputusannya ada di tangan bupati selaku kepala
daerah,” katanya.
Ancaman kesehatan akibat pembakaran terbuka merupakan ancaman yang cukup serius
bagi masyarakat. Pembakaran terbuka dapat membentuk senyawa beracun yang dapat merusak
paru, penciuman dan senyawa beracun akibat pembakaran dapat lengket di tanah, tanaman dan
air.
Seperti diketahui emisi pembakaran ban bekas mengandung sejumlah zat beracun yang
membahayakan kesehatan, seperti karbon monoksida, sulfur oksida, nitrogen oksida serta partikel
partikel beracun lainnya. Dan sisa pembakaran ban bekas juga akan meracuni tanah dan juga air.
Bahan Berbahaya dan beracun (B3) sangat berbahaya dan dapat merusak lingkungan
hidup disekitarnya. Baik akibat dari pembakaran yang menyebabkan pencemaran udara, air, tanah
dan tanaman. Belum lagi bahan kimia lain yang mudah terbakar atau memiliki zat kimia berbahaya
yang jika mengalir ke sungai akan merusak ekosistim.

Anda mungkin juga menyukai