Anda di halaman 1dari 12

Reformasi Birokrasi

Peraturan Perundang-undangan
Overlapping

Rizka Maharani Prama_14020221140074


Peraturan Perundang-undangan Overlapping

Saat ini di Indonesia memiliki jumlah peraturan perundang-undangan yang


begitu banyak. Dari jumlah yang begitu banyak membuat UU tersebut
menjadi kurang proporsional yang dapat menyebabkan over-regulated.
Adapun permasalahan lainnya, yaitu overlapping atau tumpang tindih
peraturan perundang-undanga yang satu dengan yang lainnya
PERMASALAHAN
Adanya egoisme pada anggota instansi yang terkait dalam
membuat UU karena belum adanya persamaan dalam pendapat
mengenai peraturan perundang-undangan yang menjadi sistem
sehngga pembahasan oleh wakil instansi terkait tidak bersifat
menyeluruh tetapi bersifat yang merujuk pada kepentingan
pribadi.
PEMBAHASAN
Pada pembentukan perundang-undangan terdapat proses yang tidak dijelaskan, yaitu
pengharmonisasian yang dimana pada proses tersebut jika dipertegas dari awal
pembuatan UU maka tidak akan terjadi atau mengurangi permasalahan tumpang tindih
perataturan perundang-undangan. Proses ini dilakukan terhadap rancagan peraturan
perundang-undangan, bukan terhadap perundang-undangan yang sudah jadi. Jika RUU
dilakukan dengan proses bottom-up UU yang dihasilkan akan sesuai dengan keinginan
rakyat dan berlakunya lama.
Penyelesaian Masalah

Penerapan Asas Hukum Secara Tegas Penyempurnaan Sistematika Hukum

Asas Kepastian Hukum dipergunakan jika Merancang kembali norma hukum pokok
terdapat aturan yang berbenturan, yaitu yang mengatur norma-norma hukum yang
hanya satu aturan hukum yang terpakai lahir dari perintah konstitusi, UUD 1945, dan
sehingga tidak menyebabkan keraguan mana yang jabaran dari UU pokok yang
untuk mengesampingkan salah satu aturan dimaksud.
yang berbenturan
REGULASI YANG SESUAI
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (UU PPP) kelak dipercaya bisa


mengatasi obesitas dan tumpang tindih regulasi. Salah satu yang sudah dilakukan
Badan Legislatif dalam mengatasi obesitas dan tumpang tindih itu adalah dengan
menggunakan metode omnibus law. Namun, metode omnibus law belum memiliki
landasan hukum. Hal tersebut sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
91/PUU-XVIII/2020, bahwa metode omnibus law dinyatakan tidak memiliki dasar
hukum. Karena itu, perlu merevisi UU PPP untuk mengakomodir metode omnibus
law. Selain metode omnibus law, beberapa substansi penting dalam RUU PPP adalah
sebagai berikut
SUBSTANSI PENTING DALAM RUU PPP UNDANG-UNDANG
PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
(RUU PPP)
01 02 03 04 05
Pasal 96 Pasal 72 Pasal 73 Pasal 97B Pasal 5 huruf G

penguatan keterlibatan perbaikan kesalahan perbaikan kesalahan pembentukan penyempurnaan


dan partisipasi teknis penulisan oleh teknis penulisan oleh Peraturan Perundang- penjelasan terhadap
masyarakat DPR Pemerintah Undangan berbasis asas keterbukaan
elektronik
Menjadi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019
Undang-Undang Nomor 15 tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan PUU disahkan karena Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan masih
terdapat kekurangan dan belum menampung perkembangan kebutuhan masyarakat
sehingga perlu diubah. Hal yang baru dalam UU 15 tahun 2019 adalah pengaturan
mekanisme pembahasan Rancangan Undang-Undang yang sudah dibahas oleh DPR
bersama Presiden dalam suatu periode untuk dibahas kembali dalam periode
selanjutnya untuk memastikan keberlanjutan dalam pembentukan Undang-Undang
dan pengaturan mengenai Pemantauan dan Peninjauan terhadap Peraturan
Perundang-undangan sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam proses
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Penjelasan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019
Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan merupakan
pelaksanaan dari perintah Pasal 22A Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pembentukan undang- undang diatur lebih lanjut dengan undang-undang”. Sebagai
penyempurnaan terhadap Undang-Undang sebelumnya, terdapat materi muatan baru
yang ditambahkan dalam Undang-Undang ini, yaitu antara lain: pengaturan mekanisme
pembahasan Rancangan Undang-Undang yang sudah dibahas oleh DPR bersama
Presiden dalam suatu periode untuk dibahas kembali dalam periode selanjutnya untuk
memastikan keberlanjutan dalam pembentukan Undang-Undang dan pengaturan
mengenai Pemantauan dan Peninjauan terhadap Peraturan Perundang-undangan sebagai
satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam proses Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
KESIMPULAN

Di Indonesia memiliki permasalahan birokrasi salah satunya adalah Peraturan


Perundang-undangan Overlapping yang dimana terdapat banyak sekali UU di Indonesia
tetapi tidak dijalankan secara maksimal. Terdapat regulasi untuk menangani masalah
tersebut, yaitu UU No.12 Tahun 2011 yang diubah menjadi UU No.15 Tahun 2019 yang
pada awalnya di UU tersebut masih masih terdapat kekurangan dan belum menampung
perkembangan kebutuhan masyarakat sehingga perlu diubah. Sehingga pada UU No.15
tahun 2019 adalah dibuat Peraturan Perundang-undangan sebagai satu kesatuan yang
tak terpisahkan dalam proses Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
DAFTAR PUSTAKA
Konstitusi. (t.thn.). Diambil kembali dari Jogloabang: https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-15-2019-uu-12-
2011-puu
BPK. (2011, Agustus 12). Undang-undang (UU) No. 12 Tahun 2011. Retrieved from Peraturan BPK:
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/39188/uu-no-12-tahun-2011
Ramdani, I. D. (2021, Agustus 4). Ombudsman, kultur birokrasi, birokrasi. Diambil kembali dari Ombudsman
Republik Indonesia: https://ombudsman.go.id/pengumuman/r/artikel--ombudsman-ri-dan-kultur-birokrasi-di-
indonesia
Legislasi, B. (2022, April 22). Diambil kembali dari DPR:
https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/38746/t/RUU+PPP+Solusi+Atasi+Obesitas+dan+Tumpang+Tindih+Regulasi
Legislasi, B. (2022, April 14). Diambil kembali dari DPR:
https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/38637/t/Baleg+DPR+Setujui+Pembahasan+UU+PPP+Dibawa+ke+Rapat+Par
ipurna
Humas, B., Hukum, & Kerjasama. (2022, Mei 24). Berita. Diambil kembali dari kemenkumham:
https://www.kemenkumham.go.id/berita-utama/rapat-paripurna-dpr-sahkan-ruu-ppp
Pratama, G. R. (2017, Oktober 11). Ilmu Administrasi Publik. Diambil kembali dari blog UB:
https://blog.ub.ac.id/gumilangrama95/2017/10/11/peraturan-perundang-undangan-overlapping/
Sucahyo, N. (2021, Februari 3). Diambil kembali dari VOA Indonesia: https://www.voaindonesia.com/a/uu-di-
indonesia-terlalu-banyak-tumpang-tindih-dan-tidak-sinkron/5763310.html

Anda mungkin juga menyukai