Anda di halaman 1dari 37

Sortasi

Alur proses awal buah masuk yaitu truk pengangkut TBS akan menuju ke post
satpam menyerahkan surat pengantar buah (SPB) lalu diperiksa kemudian truk akan
menuju ke jembatan timbang. Penimbangan bertujuan untuk mengetahui berat TBS
yang berada di dalam truk sehingga diketahui jumlah TBS yang akan diolah,
rendemen minyak, inti dan berat tandan rata-rata. Penimbangan dilakukan dengan
cara :
 Truk membawa TBS harus tepat berada diatas jembatan timbang.
 Penimbangan pertama dihitung sebagai truk ditambah TBS (Brutto).
 Setelah ditimbang TBS dibongkar di loading ranp, kemudian truk kembali
ditimbang (Tarra).
 Setelah di dapat bruto dan tarra maka akan didapat berat bersih TBS dengan
rumus berat bersih (Netto) = Brutto-Tarra.
Sortasi adalah rangkaian awal dari alur proses pengolahan sawit, yang mana
sebagai penentu TBS yang berkualitas untuk diolah. Sortasi bertugas untuk menilai
dan mensortir TBS yang layak dan tidak layak diterima agar bahan baku yang akan
diolah menjadi CPO berkualitas baik.
Varietas buah sawit :
 Dura
Dura memiliki ciri-ciri cangkang tebal 2-8 mm, daging buah tipis, kernel
besar dengan rendemen minyak rendah, yaitu sekitar 16-18%. Dalam persilangan,
varietas dura digunakan sebagai pohon induk betina.
 Pisifera
Pisifera memiliki ciri-ciri cangkang sangat tipis, daging buah tebal, inti kecil,
rendemen minyak tinggi. Dalam persilangan, varietas pisifera digunakan sebagai
pohon induk jantan.
 Tenera
Tenera merupakan hasil persilangan antara varietas dura dan pisifera.
Memiliki ciri-ciri cangkang sedang, daging buah sangat tebal, tandan buah lebih
banyak dengan ukuran kecil dan rendemen minyak, yaitu sekitar 22-24%.
Klasifikasi buah :
 Masak/Matang
Kulit buah berwarna merah, daging buah berwarna oranye dan membrondol.
 Mengkal
Kulit buah berwarna merah kehitaman, daging buah berwarna orange sampai
kuning pucat dan tidak membrondol.
 Mentah
Kulit buah berwarna hitam, daging buah berwarna kuning pucat, hijau dan
putih. Tidak membrondol.
 Restain
Buah telah mengalami kerusakan akibat terlalu lama disimpan. Memiliki ciri-
ciri daging buah yang lembek.
Kriteria potongan :
 Buah Mentah
Jika buah KKPA dan buah inti maka akan dipotong 50%. Jika buah luar maka
akan dipulangkan/dikembalikan.
 Buah Mengkal
Jika buah KKPA dan buah inti maka akan dipotong 10-20%. Jika buah luar
maka akan dipotong 50% atau dipulangkan/dikembalikan.
 Abnormal
Jika buah dalam keadaan matang maka akan diterima tanpa potongan. Jika
buah dalam keadaan mengkal dan matang maka akan diberi potongan sesuai
ketentuan yang berlaku.
 Tangkai Panjang
Dipotong berdasarkan estimasi 0,25/0,3 atau lebih tergantung dengan panjang
tankainya.
 Tandan Kosong
Jumlah tandan kosong akan dihitung lalu dikurangi berat dari keseluruhan
buah.
 Sampah
Berat sampah dihitung menggunakan metode visual lalu diestimasi beratnya
lalu dikurangi berat buah keseluruhan.
 Kondisi Buah
Kondisi buah sawit yang berpasir, basah/berair, tanah menggunakan metode
visual lalu diestimasi beratnya lalu dikurangi berat buah keseluruhan.
Rumus potongan :
 Mentah
Jumlah TBS mentah dikali BJR (berat janjangan rata-rata) dikali % potongan
yaitu 50% dibagi tonasi TBS (%). Maka adalah persen potongan.
 Mengkal
Jumlah TBS mengkal dikali BJR dikali % potongan yaitu 10-20% dibagi
tonasi TBS (%). Maka adalah persen potongan.
 Tangkai Panjang
Jumlah TBS tangkai panjang dikali 0,25 sampai 0,3 atau lebih dikali tonasi
(%). Maka adalah persen potongan.
Loading Ramp
Loading Ramp adalah tempat penampungan TBS sebelum dimasukan ke
dalam lori. Lori berisi dan lori kosong ditarik menggunakan capstand dengan
bantuan slink, untuk memindahkan lori kosong ke sterilizer lain digunakan transfer
carriage.
Spesifikasi Loading Ramp :
 Panjang pintu : 2 m
 Tinggi pintu : 1 m
 Tebal pintu : 6 mm
 Jumlah pintu : 40 buah
 Kemiringan : 45˚
Spesifikasi Lori :
 Kapasitas : 9 ton
 Panjang : 5,20 m
 Lebar : 2,50 m
 Tinggi : 1,60 m
Fungsi Loading Ramp :
 Memudahkan penampungan buah dari truk ke lori dengan system
FIFO (first in first out).
 Memisahkan sampah dari TBS berupa kelopak buah serta pasir dan
tanah yang menempel pada buah menggunakan kisi-kisi.
 Sebagai tempat penampungan sementara buah sebelum diolah.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada Loading Ramp :
 Saat penempatan buah dalam lori, buah tidak boleh terlalu tinggi untuk
menghindari buah terjatuh pada saat lori masuk ke dalam sterilizer
yang mengakibatkan rusaknya steam spreader dan penyumbatan pada
saringan pembuangan kondensat.
 Lori yang telah terisi penuh harus segera ditarik kedepan agar lori
kosong selanjutnya dapat terisi.
Sterilizer
Sterilizer adalah bejana yang di gunakan untuk proses perebusan
menggunakan steam dengan total waktu 93 menit. Akan tetapi, jika buah sawit restain
maka waktu perebusan akan dipercepat untuk menghindari loses. Sedangkan, jika
buah lebih banyak mentah atau mengkal maka waktu perebusan akan ditambah untuk
menghindari buah yang tidak terlepas dari tandan.
Adapun fungsi perebusan yaitu :
 Menonaktifkan enzim lipase
Enzim lipase yang terkandung di dalam buah sawit harus dinonaktifkan
karena enzim tersebut berperan dalam kenaikan kadar asam lemak bebas
(FFA).
 Mengurangi kadar air dalam buah sawit
Pada saat perebusan, tekanan steam yang masuk akan mengurangi kadar air
buah sawit sehingga terbentuk rongga-rongga kosong pada daing buah untuk
memudahkan proses pengepresan.
 Mempermudah pelepasan buah sawit dari tandan
Zat polisakarida yang bersifat sebagai perekat, apabila di beri uap panas akan
pecah dan membentuk monosakarida yang larut.
 Memudahkan penguraian serabut dari biji
Perebusan juga dapat memudahkan pemisahan serabut yang masih tersisa
pada nut sehingga pada saat pemecahan biji di ripple mill lebih mudah.
 Memisahkan antara inti dengan cangkang
Perebusan juga akan mengurangi kadar air pada inti sehingga inti akan
menyusut. Karena inti menyusut, maka inti akan mudah lepas dari cangkang.
Sterilizer menggunakan system 3 peak atau 3 puncak dimana :
 Puncak pertama : dengan tekanan 1-1,5 bar dan waktu 16 menit.
 Puncak kedua : dengan tekanan 2-2,5 bar dan waktu 34 menit.
 Puncak ketiga : dengan tekanan 3 bar dan waktu 53 menit.
Step-Step perebusan
Step Inlet Exhaust Condensate Time (menit)
1 2
2 14
3 2
4 2
5 14
6 3
7 2
8 14
9 -
10 11
11 -
12 11
13 -
14 11
15 -
16 2
17 5
Keterangan
Hijau = terbuka
Merah = tertutup
Inlet = Steam masuk
Exhaust = Steam keluar
Condensate = Air keluar
Puncak pertama bertujuan untuk menurunkan kadar air pada buah sawit.
Puncak kedua bertujuan untuk mematikan enzim lipase dan memudahkan pelepasan
brondolan dari tandan. Puncak ketiga bertujuan untuk memastikan buah sawit telah
matang.
Spesifikasi :
 Type : double door
 Panjang : 28,50 m
 Lebar : 2,7 m
 Kapasitas : 5 lori
 Jumlah : 4 unit
 Pipa inlet : panjang 20 m, diameter 8 inch.
 Pipa exhaust : panjang 20 m, diameter 8 inch.
 Pipa condensate : panjang 20 m, diameter 8 inch.
???
Tippler
Tippler berfungsi untuk menjatuhkan isi lori ke inclened bunch elevator untuk
selanjutnya menuju ke tresher. Kapasitas satu tippler yaitu 1 lori dengan waktu
penuangan 1 lori maksimal 9-10 menit. Penuangan dilakukan secara perlahan untuk
menghindari kerusakan pada inclened serta menghindari penumpukan yang dapat
mengakibatkan beban yang terlalu besar pada inclened dengan cara menyisakan 2
kotak kosong.
Spesifikasi
 Panjang : 7,024 mm
 Diameter : 2,718 mm
 Jumlah : 4 unit
Tresher
Tresher merupakan alat yang digunakan untuk melepaskan brondolan dari
tandannya dengan system kerja bantingan. Didalam tresher terdapat plat yang
berfungsi agar TBR (tandan buah rebus) tidak langsung keluar selama proses
bantingan dengan kemiringan 5-7˚. TBR yang telah di banting akan dibawa elevator
menuju ke bunch crusher, yang berfungsi menggiling tandan agar brondolan yang
masih menempel pada tandan dapat terlepas dari tandan. Tandan kemudian dibawa
kembali ke horizontal, pada horizontal terdapat kisi yang fungsinya untuk bypass
brondolan dari horizontal ke bottom cross conveyor yang bertujuan meringankan
beban tresher. Tandan kemudian kembali dibanting di tresher untuk benar-benar
memastikan tidak ada USB (unstrap-bunch) yaitu, tandan yang masih terdapat banyak
brondolan yang menempel. Tandan kemudian menuju ke empty bunch shereder
conveyor sedangkan brondolan akan menuju ke under tresher conveyor menuju ke
stasiun press.
Spesifikasi :
 Kecepatan putaran tresher : 23 rpm
 Kecepatan putaran bunch crusher : 45-50 rpm
Press
1. Digester
Brondolan yang keluar dari proses bantingan di tresher di bawa ke digester
melalui cross bottom conveyor lalu ke fruit elevator kemudian top cross conveyor
terakhir ke distribusi conveyor sebelum menuju ke digester. Di distribusi conveyor,
terkadang terjadi overfull yaitu brondolan yang telah penuh di digester sehingga
untuk menghindari overload maka inclened bunch elevator akan dihentikan
sementara. Lalu brondolan yang telah berada di distribusi conveyor akan menuju
recyle kembali ke cross bottom conveyor.
Proses pelumatan di dalam digester dilakukan menggunakan parang-parang
dibantu siku-siku yang menempel pada dinding digester agar pelumatan yang terjadi
lebih sempurna. Isi di digester pada saat pelumatan minimal yaitu ¾ dari volume
digester atau penuh. Hal ini bertujuan untuk lebih menyempurnakan proses
pelumatan. Pada saat proses pelumatan ditambahkan steam yang bertujuan untuk
menjaga suhu brondolan dan mempermudah proses pelumatan. Brondolan yang telah
dilumat akan didorong keluar menuju ke screw press melalui expeller. Pada saat
pelumatan ada minyak yang keluar dari brondolan akan turun kebawah melalui
bottom plate ke oil gutter. Bottom plate berada di bagian paling bawah digester
dengan diameter 1,2 m dilengkapi dengan lubang sebesar 6 mm dengan jarak antar
lubang 20 mm.
Hal yang harus diperhatikan selama proses pelumatan di digester :
 Pada saat proses pelumatan awal, pintu inlet yang menghubungkan
antara digester dan screw press ditutup selama 15 menit agar proses
pelumatan lebih sempurna.
 Jika di digester terjadi overfull maka inclened harus segera dihentikan
sementara untuk menghindari overload.
 Digester harus terisi minimal ¾ dari volume digester atau penuh agar
proses pelumatan yang terjadi lebih sempurna.
Spesifikasi :
 Jumlah : 8 unit
 Volume : 3,5 ton
 Kecepatan putaran parang : 25-28 rpm
 Isi digester : minimal ¾ dari volume
 Waktu pelumatan : 15 menit
 Jumlah siku : 20 buah
 Jumlah parang : 10 buah
 Beban kerja motoran : 30 kw
2. Screw Press
Brondolan yang telah dilumatkan selanjutnya masuk ke screw press agar
minyak yang terkandung di daging buah dapat dikeluarkan. Screw berbentuk spiral
yang bertujuan untuk mendorong daging buah di press dengan bantuan adjusting cone
(kempa). Kempa digerakan dengan bantuan hidrolik yang mempunyai beban kerja
hidrolik press low 48 ampere dan high 50 ampere. Jika beban mencapai 48 ampere
maka hidrolik akan bergerak maju, jika beban menjcapai 50 ampere maka hidrolik
akan bergerak mundur. Pada saat proses pengempaan ditambahkan delution water
(air panas) untuk memudahkan proses pengempaan sehingga mengurangi beban kerja
screw. Selain mengurangi beban kerja, penambahan delution water bertujuan untuk
menurunkan kekentalan minyak sehingga tidak menggumpal di press cage dan
minyak lancar mengalir pada oil gutter. Minyak hasil pengepresan akan pergi ke oil
gutter sedangkan fiber dan nut akan ke cake breaker conveyor.
Hal yang harus diperhatikan selama proses pengempaan
 Fiber yang telah dikempa harus secara rutin diperhatikan karena jika
terlalu kering maka akan menyebabkan kerusakan pada material press
dan jika terlalu basah akan menaikan oil loses yang terkandung pada
fiber.
 Tekanan di screw press harus selalu diperhatikan karena jika tekanan
terlalu rendah maka loses pada fiber akan bertambah sehingga terjadi
penurunan rendemen CPO, fiber dan nut akan sulit dipisahkan karena
fiber basah akan sulit dipisahkan di fiber cylone dan pembakaran fiber
di boiler akan kurang sempurna, jika tekanan terlalu tinggi maka akan
menyebabkan inti pecah dan terjadi kerusakan material screw press.
 Pengujian sampel di stasiun press disarankan dilakukan rutin dan
terjadwal agar dapat diketahui loses yang terjadi dan segera diketahui
penyebabnya.
Spesifikasi :
 Jumlah : 8 unit
 Kecepatan screw : 10-12 rpm
 Kapasitas : 15 ton/jam
 Tekanan kempa : 40-60 ton
 Beban kerja motoran : 30 kw
Kernel
1. Cake Breaker Conveyor
Cake breaker conveyor adalah conveyor yang membawa gumpalan fiber dan
nut, karena adanya piringan persegi pada conveyor yang berfungsi mencacah
gumpalan fiber dan nut agar mudah dipisahkan di fiber cyclone. Piringan persegi juga
berfungsi untuk melempar fiber ke atas agar kadar air berkurang dengan keceoatan
putaran cake breaker conveyor 68 rpm.
2. Fiber Cyclone
Fiber cyclone dilengkapi dengan fan atau kipas yang menghisap fiber kasar
dan menjatuhkan nut. Loses yang terjadi yaitu nut dan inti pecah saat proses
pengepresan yang terhisap dengan maksimal loses < 2,5 %. Masalah yang sering
terjadi yaitu daya hisap kurang karena kipas didalamnya yang berdebu.
3. Polishing Drum
Polishing drum merupakan alat yang berbentuk drum horizontal yang
berputar. Alat ini juga dilengkapi siku pengarah untuk mengarahkan nut ke ujung
drum. Polishing drum berfungsi sebagai pemisah antara nut dengan sisa-sisa fiber
kasar, batu, dan kotoran lain serta untuk melepaskan fiber yang masih menempel
pada nut dengan bantuan gaya gesekan. Pada ujung polishing drum terdapat lubang
yang berfungsi untuk mengeluarkan nut sedangkan fiber kasar akan tetap berputar
dan diambil oleh operator. Polishing drum memiliki kecepatan putaran 15 rpm. Nut
yang telah dipisahkan akan pergi ke nut to destoner conveyor.
4. Destoner Fan
Destoner fan berfungsi mengantarkan nut ke nut grading dan fiber halus akan
pergi ke boiler serta batu, besi, kawat akan jatuh kebawah bersama nut berukuran
besar. Pada destoner fan terdapat air lock yang berfungsi mengatur laju masuknya
umpan ke boiler.
5. Nut Grading
Nut grading berbentuk tabung terbuka dan berlubang-lubang berfungsi untuk
mengelompokan nut berdasarkan ukuran dengan cara perputaran. Lubang-lubang
pada nut grading semakin kedepan maka akan semakin besar. Pengelompokan
menyesuaikan efisiensi pada ripple mill.
6. Nut Silo
Nut silo adalah tempat penampungan sementara dan tempat nut diperam agar
pada saat dipecahkan di ripple mill akan mudah terpisah. Nut silo memiliki 5 ruang
pada masing-masing sisi untuk pengelompokan nut berdasarkan efisiensi ripple mill.
Nut silo memiliki volume masing-masing ruang 10 ton dengan masing-masing sisi
memiliki 5 ruang.
7. Ripple Mill
Ripple mill berfungsi untuk memecahkan nut agar cangkang dan inti berpisah.
Rotor bar yang berada pada ripple mill berjumlah 40 buah. Nut lalu dihempaskan ke
rotor plat dengan jumlah 36 buah untuk meringankan beban kerja rotor bar serta
untuk lebih menyempurnakan pada saat proses pemecahan nut. Cangkang yang
bercampur dengan inti akan jatuh ke mixture craked conveyor lalu ke mixture craked
elevator. Setelah itu akan cangkan dan inti akan menuju LTDS 1 dan LTDS 2. Ripple
mill memiliki efisiensi 97% untuk nut sedang dan nut besar serta efisiensi 98% untuk
nut kecil. Kapasitas ripple mill yaitu 5 ton/jam dengan kecepatan putaran rotor bar
1500 rpm.
8. LTDS 1 dan LTDS 2
LTDS 1 terjadi pemisahan dengan prinsip perbedaan berat jenis dengan
bantuan fan. Fiber halus, nut kecil, inti halus akan pergi ke atas untuk selanjutnya ke
boiler. Nut yang berukuran besar akan pergi kebawah menuju ke nut grading kecil
utnuk selanjutnya diambil operator dan ditempatkan kembali ke inclened bunch
elevator. Kernel halus, nut kecil dan cangkan akan pergi ke LTDS 2 yang berfungsi
agar pemisahan menjadi lebih sempurna. Pada LTDS terdapat loses berupa nut dan
kernel halus yang ter hisap ke boiler maksimal 2%.
9. Clay Bath
Clay bath adalah alat pemisah antara cangkang dan inti dengan bantuan media
pemisah, yaitu kalsium karbonat (CaCO3). Clay bath memisahkan berdasarkan
perbedaan berat jenis. Berat jenis cangkang yaitu 1,15-1,20 gr/cm 3, berat jenis kernel
1,07 gr/cm3. Berat jenis CaCO3 yaitu 2,71 gr/cm3 dilarutkan didalam air sehingga
berat jenis larutan campuran antara kalsium karbonat dan air berada antara berat jenis
cangkang dan inti. Cangkang yang mempunyai berat jenis lebih besar akan tenggelam
ke bawah sedangkan inti yang mempunyai berat jenis lebih kecil akan mengapung
keatas sehingga terjadi pemisahan. Larutan terkadang mengalami kejenuhan akibat
kotoran yang ikut tercampur ke dalam larutan sehingga harus segera ditambahkan
kalsium karbonat dengan rasio 150 kg per 1 ton air. Larutan yang jenuh akan
menyebabkan loses akibat tidak lagi mampu memisahkan cangkan dan inti. Loses
yang terjadi di clay bath disebut wet shell yaitu kernel yang terikut pada shell
maksimal 1%.
10. Kernel Silo
Setelah kernel dipisahkan di clay bath, kernel akan diantar menuju ke kernel
silo melalui wet kernel conveyor, wet kernel elevator, above kernel silo conveyor lalu
ke kernel silo. Pada kernel silo ditambahkan uap panas dari heater dengan suhu 90˚C
yang bertujuan mengurangi moist (air) sampai 7%. Waktu pemanasan jika kernel silo
kosong yaitu 16-17 jam sedangkan jika kernel silo penuh maka waktu pemanasannya
yaitu 6-7 jam. Perbedaan waktu ini dikarenakan jika kernel silo kosong maka uap
panas hanya akan naik keatas karena tidak sedikitnya inti yang dipanasakan. Jika
kernel silo berisi maka uap panas akan naik secara perlahan-lahan sehingga
pemanasan terjadi lebih sempurna. Kernel silo memiliki volume 35 ton. Kernel yang
telah dipanaskan dan masak akan jatuh ke dry kernel conveyor menuju kernel
transport fan. Kernel transport fan kemudian mengantarkan kernel menuju kernel
bulking silo.
11. Bulking Silo
Bulking kernel silo memiliki kapasitas 100 ton yang berfungsi menyimpan
kernel kernel yang telah masak dan siap untuk penjualana dengan maksimal kadar air
dan kotoran 7%.

Standar kernel
Moist : < 7%
Dirt : <7%
Rendemen : 5 – 7%
Clarification
1. Sand Trap Tank
Minyak dari oil gutter akan menuju ke sand trap tank yang bertujuan untuk
mengendapkan pasir akan berpisah dengan minyak maka penambahan steam
dilakukan steam. Steam akan memecahkan minyak sehingga minyak akan berada
diatas sedangkan minyak akan turun kebawah.
2. Vibrating Screen
Vibrating Screen memisahkan miyak dari sampah, serat dan pasir yang masih
tersisa setelah diendapkan di sand trap tank. Cara memisahkannya yaitu dengan cara
menggetarkan drum dibantu dengan saringan dengan mesh 30. Selama proses
pernyaringan dibantu dengan delution water agar minyak cepat turun kebawah.
3. Crude Oil Tank
COT merupakan tempat penampungan sementara sebelum minyak dialirkan
ke CST. Pada COT terjadi pemisahan. Crude oil dipisahkan dari sisa kotoran yang
masih tersisa dari vibrating screen. COT terbagi dari 3 ruangan. Crude oil masuk ke
ruangan pertama, dimana sisa kotoran diendapkan. Lalu crude oil masuk ke ruangan
kedua dimana steam ditambahkan untuk menjaga suhu crude oil. Setelah itu crude oil
masuk ke ruangan ketiga dan crude oil akan dipompakan menuju CST untuk proses
selanjutnya.
4. Continous Settling Tank
CST adalah bak tipe bersambung yang dapat memisahkan minyak dengan
sludge. Pemisahan pada CST menggunakan pronsip gravitasi dimana berat jenis
minyak yaitu 0,8 g/cm3 akan berada pada lapisan atas, sedangkan sludge yang
mempunyai berat jenis 1,3 g/cm3 akan ke bawah menuju underflow. Minyak yang
menuju ke atas akan dikutip oleh skimmer dengan ketebalan minyak 30-40 cm
menuju ke storage tank. Sludge yang menuju ke underflow akan menuju ke sludge
tank. Di dalam CST ada pengadukan dengan kecepatan 3 rpm agar minyak dan
sludge terpisah. CST ditambahkan steam suhu 90-95˚C dan memiliki volume 120 ton.
5. Sludge tank
Sludge tank berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sludge dari
CST sebelum masuk ke vibrating sludge dengan penambahan steam suhu 90-95˚C.
6. Vibrating Sludge
Vibrating sludge berfungsi menyaring kotoran berupa pasir, fiber halus, dan
kotoran-kotoran lainnya. Di vibrating ditambahkan delution water jika diperlukan
sebagai membantu mempercepat proses penyaringan.
7. Bak Pre Cleaner
Bak precleaner berfungsi untuk menampung sementara sludge sebelum masuk
ke buffer tank. Sebelum sludge masuk ke buffer tank terjadi proses pemisahan pasir
di sand cyclone.
8. Sand Cyclone
Sand cyclone berfungsi utnuk memisahkan pasir dari sludge dengan prinsip
gaya sentrifugal dan gaya gravitasi. Sand cyclone berbentuk silinder dan di bagian
bawah berbentuk kerucut. Bagian bawah merupakan tempat pengendapan pasir
dilengkapi pipa drain utnuk mengeluarkan pasi secara otomatis setiap 10-15 menit.
9. Buffer Tank
Buffer tank merupakan tempat penampungan sludge sementara sebelum
sludge masuk ke Centrifuge. Pada buffer tank ditambahkan steam 90-95˚C. untuk
menjaga suhu sludge.
10. Centrifuge
Centrifuge merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan minyak yang
terkandung didalam sludge. Centrifuge memiliki nozzle housing, yang berputar
dengan kecepatan 1500 rpm. Dengan begitu, minyak dan sludge dapat terpisah.
Dimana minyak akan mendekati titik pusat dan keluar melalui sudut-sudut kemudian
dilairkan ke bak hasil centrifuge, sebelum masuk ke CST kembali. Sedangkan sludge
akan keluar melalui nozzle dan dialirkan ke recovery box untuk selanjutnya dikirim
ke final effluent. Centrifuge memiliki kapasitas 8 ton/ jam dan memisahkan heavy
phase (sludge) dan light phase (minyak).
11. Oil Tank
Oil tank merupakan tempat menampung minyak sementara dari CST sebelum
ke vacum dryer. Pada oil tank ditambahkan steam 80˚C.
12. Vaccum Dryer
Vaccum dryer merupakan alat pemisahan antara air dan minyak menggunakan
pompa vakum. Cara kerjanya yaitu minyak dihisap dan melebihi nozzle akan
disempurnakan sehingga air berbentuk uap akan terhisap keatas, sedangkan minyak
akan jatuh mengalir kebawah lalu dipompakan ke storage tank.
13. Storage Tank
Storage tank adalah tangki penyimpanan hasil produksi untuk kemudian
dipasarkan. Ditambahkan pemanas steam coil 50-55˚C agar minyak tidak membeku.
14. Bak Sirkulasi
Bak sirkulasi berfungsi untuk menurunkan beban kerja CST agar tidak terjadi
penyumbatan pada pipa.

Standar CPO
FFA = < 5%
Moist = < 0,5%
Rendemen = 19,50-20%
Boiler
Boiler adalah perangkat untuk menghasilkan steam dari memanaskan air
dengan bahan bakar fiber dan cangkang untuk keperluan produksi di pabrik karena
sangat diperlukan untuk produksi, maka boiler menjadi stasiun yang vital sehingga
harus sesuai dengan SOP (standar operasi proses).
Spesifikasi
Boiler No. 1
Nama : Vickers Hoskins
Type : Water Tube Boiler
Model : TW 16/44-65
Kapasitas : 27.200 kg/jam
Design Pressure : 2.400 N/mm2
Hydro Pressure : 3.600 N/mm2
Work Pressure : 2.400 N/mm2
Boiler No. 2
Nama : BoilerMech
Type : Water Tube Boiler
Model : MWT-30-25
Kapasitas : 30.000 kg/jam
Design Pressure : 2.500 KPA
Hydro Pressure : 3.750 KPA
Work Pressure : -
Bagian-bagian Boiler :
a. Furnance
Furnance tempat terjadinya pembakaran cangkang dan boiler yang berfungsi
untuk menghasilkan gas panas.di furnance terdapat fire grate yang memiliki lubang
inlet udara yang dihembuskan dari forced draft fan (FDF). Untuk menghindari
terjadinya penyumbatan, maka kerak hasil dari pembakaran di dalam boiler di
bersihkan dengan cara ditarik oleh karyawan yang bertugas dengan besi khusus setiap
4 jam sekali.
b. Upper Drum
Upper drum berfungsi untuk menampung air umpan yang berasal dari
dearator. Selain sebagai penampung air umpan, upper drum juga berfungsi untuk
menampung steam hasil pemanasan kemudian dipisahkan dari air agar tidak basah.
c. Lower Drum
Lower drum berfungsi untuk menerima air dari upper drum yang
didistribusikan melalui pipa menuju header feed water yang ada disamping kanan dan
kiri boiler.
d. Header Feed Water
Header feed water berfungsi untuk menampung air umpan yang selanjutnya
menuju ke pipa pembangkit uap (waterwall).
e. Steam Header
Steam header berfungsi untuk menampung air dari pipa yang selanjutnya
menuju upper drum.
f. Waterwall Pipe
Waterwall pipe berfungsi untuk mengubah air menjadi uap dengan pemanasan
gas panas dari furnance.
g. Shot Blowing
Shot blowing berfungsi untuk membuang debu di pipa bagian luar setiap 2
jam.
h. Blowdown
Blowdown berfungsi untuk membuang air jika level air terlalu tinggi dan
menurunkan kadar Total Disolved Solid (zat padat terlarut).
i. Dumper
Dumper berfungsi untuk mengatur suplai udara ke boiler.
j. Starter Pendulum
Starter pendulum berfungsi untuk pembagi umpan ke boiler.
k. Safety Pum
Safety pum berfungsi membatasi steam yang berlebih.
l. Leher Angsa
Leher angsa berfungsi mengosongkan steam di drum jika tidak beroperasi.
m. Ash Hopper
Ash hopper berfungsi sebagai tempat keluarnya abu halus kasar yang tidak
masuk ke dust collector.
n. Dust Collector
Dust collector berfungsi sebagai tempat keluarnya debu halus dari boiler
dengan bantuan cone sebanyak 50 buah.
o. Chimney
Chimney berfungsi sebagai gas sisa pembakaran dan menurunkan
temperature.
p. Induced Draft Fan
Induced draft fan berfungsi untuk menghisap udara dan sisa pembakaran
dalam furnance.
q. Forced Draft Fan
Forced draft fan berfungsi untuk mencegah bahan bakar menumpuk di fire
grate dengan cara menghembuskan udara melalui lubang-lubang yang berada di
bawah.
r. Fuel Feeder Fan
Fuel feeder fan berfungsi untuk menyebarkan bahan bakar yang diumpankan
dari fuel distributing conveyor agar mempercepat proses pembakaran.
s. Secondary Air Fan
Sencondary air fan berfungsi untuk membantu pembakaran pada furnance
dengan cara menghembuskan udara dari pinggir depan dan belakang agar membentuk
angina yang berputar.
t. Fiber Shell Conveyor
Fiber shell conveyor berfungsi menampung fiber dan shell menuju fuel
distributing conveyor.
u. Fuel Distributing Conveyor
Fuel distributing conveyor untuk menerima bahan bakar dari horizontal fiber
shell conveyor dan membagi bahan bakar pada boiler.
v. Softener
Softener berfungsi untuk menghilangkan ion-ion dengan cara menyaring air
umpan menggunakan resin dengan voume ¾ tabung.
w. Feed Tank
Feed tank berfungsi untuk menampung air sebelum menuju ke hot water tank
dengan volume 60 ton dengan suhu 80˚C.
x. Hot Water Tank
Hot water tank berfungsi untuk menampung air umpan sebelum menuju ke
vacum dearator dengan volume 20 ton dengan suhu 90˚C.
y. Vacum Dearator
Vacum dearator berfungsi untuk memisahkan udara atau oksigen dengan cara
menyemprotkan air sehingga udara akan terhisap ke atas dan air akan jatuh kebawah,
setelah itu air akan menujun ke boiler.
Water Treatment
1. Clarifier
Clarifier adalah tangki berbentuk kerucut yang digunakan untuk menampung
air dari waduk. Clarifier berfungsi untuk mengendapkan kotoran dan menaikan pH.
Alumunium sulfat diinjeksikan ke clarifier yang berfungsi mengikat kotoran agar
jatuh ke bawah untuk dibuah melalui pipa drain. Soda ash diinjeksikan untuk
menaikan pH 6,5-7,5.
2. Water Basin
Water basin berfungsi untuk mengendapkan kotoran yang masih terikut
dengan prinsip gravitasi dan dibuat dengan banyak ruang agar pengendapan lebih
optimal dengan kedalam 2,8 m.
3. Sand Filter
Sand filter berfungsi untuk menyaring kotoran halus yang tidak mengendap
pada water basin dengan bentuk tabung silinder. Penyaring pada sand filter berupa
pasir kuarsa dengan volume ¾ dari volume sand filter.
4. Tower Tank
Tower tank berfungsi untuk menampung air umpan sebelum diolah ke boiler
dan juga untuk kebutuhan domestic dengan kapasitas 40 ton.
Engine Room
1. Turbin
Turbin adalah perangkat yang mengubah tenaga uap menjadi energi listrik,
yaitu dengan memutar altenator menggunakan steam sehingga menghasilkan energi
listrik. Prinsip kerja dari turbi yaitu steam dari boiler akan menuju ke filter separator.
Fungsi filter separator yaitu menyaring air yang masih terkandung pada steam yang
akan masuk ke dalam turbin. Steam dengan tekanan kurang lebih 19-20 kg/cm 2 akan
memutar altenator sehingga menghasilkan energi listrik. Turbin dilengkapi dengan
governor yang berfungsi mengatur putaran turbin agar selalu konstan dengan cara
mengatur bukaan adjusting valve. Pada saat suplai steam tinggi putaran turbin
cenderung naik, dengan begitu governor akan mengurangi bukaan adjusting valve
begitu pula sebaliknya.
Spesifikasi turbin 1 model RB4
Output : 1000 kw
Steam press : 20 kg/cm2
Steam temperature : 214˚C
Exhaust press : 3,16 kg/cm2
Turbine speed : 5294 rpm
Output shift speed : 1500 rpm
Weight : 6450 kg
Spesifikasi turbin 2 model RB4
Output : 1200 kw
Steam press : 20 bar
Steam temperature : 215˚C
Exhaust press : 3,1 bar
Turbine speed : 5294 rpm
Output shift speed : 1500 rpm
Weight : 6650 kg
2. Genset (generator set)
Genset adalah perangkat yang menghasilkan atau membangkitkan listrik
dengan cara sama dengan turbin, tetapi ada perbedaan nya yaitu turbin menggunakan
steam sebagai sumber tenaga sedangkan genset menggunakan solar sebagai bahan
bakarnya. Sinkronisasi generator turbin dan genset dilakukan jika pressure steam
turbin kurang dari 20 bar agar beban turbin tidak terlalu berat serta supply listrik tidak
berkurang. Syarat sinkronisasi yaitu :
 Tegangan terminal sama
 Frekuensi sama
 Tegangan keluaran altenator sama
 Urutan phasa sama
3. Back Pressure Vessel
BPV merupakan bejana tekanan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
steam dari turbin dan mendistribusikan ke berbagai stasiun. Apabila tekanan yang
berada didalam BPV melebihi 3,14 bar maka safety valve akan membuang steam
yang berlebih tersebut untuk menghindari turbin trip karena adanya tekanan balik dari
BPV.
Laboratorium
1. Final Effluent
Uji : Loses minyak < 1%
Alat : Kondensor, ekstraktor, labu didih alas datar, cawan porselin,
microwave, heating matel, neraca analitik, tisu.
Bahan : Sampel dari final effluent dan heksan.
Cara uji :
a. Sampel dari final effluent diaduk terlebih dahulu agar homogen, kemudian
dimasukan ke dalam wadah gelas plastik
b. Sampel ditimbang ke dalam cawan kosong berisi tisu yang telah diketahui
beratnya kemudian dicatat beratnya
c. Cawan berisi sampel dan tisu dimasukan ke dalam microwave selama 10
menit pada suhu medium. Setelah itu didiamkan sampai dingin lalu
ditimbang dan dicatat beratnya
d. Labu didih alas datar diisi heksan hingga lebih dari setengah volumenya.
Kemudian tisu yang berisi sampel dimasukan ke dalam ekstraktor lalu
dirangkai alat ekstraksi
e. Heating mantel dihidupkan kemudian ditunggu hingga heksan naik dan
mengekstrak minyak di sampel jika heksan sudah jernih maka heksan dapat
dikeluarkan hingga habis seluruhnya
f. Setelah heksan yang berada di labu didih telah habis, maka labu didih
dimasukan ke dalam oven agar sisa heksan menguap
g. Kemudian labu didih alas datar berisi sampel minyak ditimbang kemudian
dihitung losesnya dengan rumus :
Labu didihberisi minyak−labu didih kosong
berat sampel basah
2. Condensat
Uji : Loses minyak < 0,9%
Alat : Kondensor, ekstraktor, labu didih alas datar, cawan porselin,
microwave, heating matel, neraca analitik, tisu.
Bahan : Sampel dari kolam condensat dan heksan.
Cara uji :
a. Sampel dari kolam condensat diaduk terlebih dahulu agar homogen, kemudian
dimasukan ke dalam wadah gelas plastik
b. Sampel ditimbang ke dalam cawan kosong berisi tisu yang telah diketahui
beratnya kemudian dicatat beratnya
c. Cawan berisi sampel dan tisu dimasukan ke dalam microwave selama 10
menit pada suhu medium. Setelah itu didiamkan sampai dingin lalu ditimbang
dan dicatat beratnya
d. Labu didih alas datar diisi heksan hingga lebih dari setengah volumenya.
Kemudian tisu yang berisi sampel dimasukan ke dalam ekstraktor lalu
dirangkai alat ekstraksi
e. Heating mantel dihidupkan kemudian ditunggu hingga heksan naik dan
mengekstrak minyak di sampel jika heksan sudah jernih maka heksan dapat
dikeluarkan hingga habis seluruhnya
f. Setelah heksan yang berada di labu didih telah habis, maka labu didih
dimasukan ke dalam oven agar sisa heksan menguap
g. Kemudian labu didih alas datar berisi sampel minyak ditimbang kemudian
dihitung losesnya dengan rumus :
Labu didihberisi minyak−labu didih kosong
berat sampel basah
3. Centrifuge
Uji : Loses minyak < 0,9%
Alat : Kondensor, ekstraktor, labu didih alas datar, cawan porselin,
microwave, heating matel, neraca analitik, tisu.
Bahan : Sampel dari centrifuge dan heksan.
Cara uji :
a. Sampel dari kolam centrifuge diaduk terlebih dahulu agar homogen, kemudian
dimasukan ke dalam wadah gelas plastik
b. Sampel ditimbang ke dalam cawan kosong berisi tisu yang telah diketahui
beratnya kemudian dicatat beratnya
c. Cawan berisi sampel dan tisu dimasukan ke dalam microwave selama 10
menit pada suhu medium. Setelah itu didiamkan sampai dingin lalu ditimbang
dan dicatat beratnya
d. Labu didih alas datar diisi heksan hingga lebih dari setengah volumenya.
Kemudian tisu yang berisi sampel dimasukan ke dalam ekstraktor lalu
dirangkai alat ekstraksi
e. Heating mantel dihidupkan kemudian ditunggu hingga heksan naik dan
mengekstrak minyak di sampel jika heksan sudah jernih maka heksan dapat
dikeluarkan hingga habis seluruhnya
f. Setelah heksan yang berada di labu didih telah habis, maka labu didih
dimasukan ke dalam oven agar sisa heksan menguap
g. Kemudian labu didih alas datar berisi sampel minyak ditimbang kemudian
dihitung losesnya dengan rumus :
Labu didihberisi minyak−labu didih kosong
berat sampel basah
4. Oil Produksi
Uji : FFA maksimal 5% dan moist+dirt maksimal 0,5%
Alat : Digital buret, neraca analitik, cawan porselin, microwave,
Erlenmeyer.
Bahan : Sampel minyak produksi, methanol, NaOH/KOH, indikator PP.
Cara uji
FFA
a. Sampel ditimbang didalam erlenmeyer lalu dicatat beratnya.
b. Kemudian sampel ditambahkan methanol sebanyak 50 ml dan indikator PP
secukupnya lalu dipanaskan di hot plate sampai mendidih
c. Sampel kemudian dititrasi dengan larutan NaOH/KOH sampai smapel
berubah warna menjadi merah kunyit minimal selama 10 detik
d. Catat volume titrasi kemudian hitung FFA dengan rumus :
V Titrasi ×25,6 × N NaOH /KOH
berat sampel
Kadar Air
a. Cawan porselin kosong ditimbang lalu dicatat beratnya. Kemudian sampel
minyak di ditimbang kemudian dicatat beratnya
b. Cawan berisi sampel dimasukan kedalam microwave selama menit dengan
suhu medium
c. Setelah itu cawan didinginkan terlebih dahulu, kemudian ditimbang dan
dihitung kadar airnya dengan rumus :
Cawan kosong+ sampel−cawan setelah dipanaskan
sampel (%)
5. Underflow
Uji : Kandungan underflow 8%
Alat : Tabung reaksi dan alat sentrifugasi
Bahan : Sampel dari underflow
Cara uji
a. Sampel yang diambil di underflow diaduk hingga homogen
b. Setelah homogen, sampel dimasukan ke dalam tabung reaksi 15 ml lalu
dimasukan ke dalam alat sentrifugasi dan di set waktunya
c. Kemudian di ukur masing-masing fasa yaitu minyak-air-nos lalu dihitung
dengan rumus :
Minyak : ml minyak : volume keseluruhan sampel (%)
Nos : ml nos : volume keseluruhan sampel (%)
Air : 100% - % minyak - % nos
6. COT
Uji : Kandungan COT
Alat : Tabung reaksi dan alat sentrifugasi
Bahan : Sampel dari COT

Cara uji
a. Sampel yang diambil di COT diaduk hingga homogen
b. Setelah homogen, sampel dimasukan ke dalam tabung reaksi 15 ml lalu
dimasukan ke dalam alat sentrifugasi dan di set waktunya
c. Kemudian di ukur masing-masing fasa yaitu minyak-air-nos lalu dihitung
dengan rumus :
Minyak : ml minyak : volume keseluruhan sampel (%)
Nos : ml nos : volume keseluruhan sampel (%)
Air : 100% - % minyak - % nos
7. LTDS
Uji : Kadar loses kernel maksimal 8 %
Alat :-
Bahan : Sampel dari LTDS
Cara uji
a. Sampel diambil dari LTDS kemudian ditaruh pada wadah plastik
b. Kemudian diambil sampel secukupnya lalu ditimbang dan dicatat beratnya
c. Lalu dipisahkan antara kernel dan cangkang. Kernel disini sihitung sebagai
loses
d. Kemudian kernel ditimbang dan di catat beratnya dan dihitung dengan rumus :
Berat kernel : berat sampel keseluruhan (%)
8. Kernel Silo
Uji : Kadar air maksimal 8%
Alat : Cawan porselin, microwave, lumpang besi, blender sendok
Bahan : Sampel dari kernel silo
Cara uji
a. Sampel dari kernel silo diambil kemudian dihancurkan menggunakan
lumpang besi agar mudah saat di blender
b. Setelah hancur, sampel kernel diblender hingga halus kemudian diambil
menggunakan sendok lalu diaduk hingga homogeny
c. Sampel yang telah di homogenkan kemudian di timbang ke dalam cawan
porselin yang telah diketahui beratnya lalu dicatat beratnya
d. Kemudian sampel dimasukan ke dalam microwave dan dipanaskan pada suhu
medium selama lima menit. Setelah itu sampel didinginkan kemudian
ditimbang lalu dihitung kadar airnya dengan rumus :
Berat cawankosong + sampel−cawan setelah dipanaskan
sampel (%)
9. Clay Bath
Uji : Dirt maksimal 1,5 – 2 %
Alat : Timbangan
Bahan : Sampel dari clay bath
Cara uji
a. Sampel dari clay bath berupa wet shell diambil secukupnya kemudian
dimasukan ke dalam plastik
b. Sampel kemudian dipisahkan antara broken nut, whole nut, dan shell
kemudian di hitung dengan rumus :
Whole nut × 30 %
Whole nut :
Berat sampel (%)
Broken nut ×50 %
Broken nut :
Berat sampel( %)
Berat shell
Shell :
Berat sampel (%)
10. Kernel Produksi
Uji : Dirt maksimal 8%
Alat : Timbangan
Bahan : Sampel dari wet kernel conveyor
Cara uji
c. Sampel dari wet kernel conveyor berupa wet kernel diambil secukupnya
kemudian dimasukan ke dalam plastik
d. Sampel kemudian dipisahkan antara broken nut, whole nut, dan shell
kemudian di hitung dengan rumus :
Whole nut × 70 %
Whole nut :
Berat sampel (%)
Broken nut ×50 %
Broken nut :
Berat sampel( %)
Berat shell
Shell :
Berat sampel (%)
11. Unstrip Bunch
Uji : Tandan yang tidak terpipil maksimal 2,5%
Alat : Count tangan
Bahan : Tandan yang sudah keluar dari tresher
Cara uji
a. Sampel dihitung dengan jumlah 200 – 300 tandan kosong
b. Dilihat apakah masih ada janjangan yang masih mengandung brondolan
minimal 50 %
c. Dihitung jumlah tandan yang masih menempel brondolan lalu dihitung
unstrap bunch dengan rumus :
Jumlah USB : jumlah sampel (%)
12. Oil Gutter
Uji : Kandungan minyk pada oil guter
Alat : Kondensor, ekstraktor, labu didih alas datar, cawan porselin,
microwave, heating matel, neraca analitik, tisu.
Bahan : Sampel dari oil gutter dan heksan.
Cara uji :
a. Sampel dari oil gutter diambil dengan mematikan delusion water terlebih
dahulu agar sampel yang diambil hanya minyak murni
b. Sampel ditimbang ke dalam cawan kosong berisi tisu yang telah diketahui
beratnya kemudian dicatat beratnya
c. Cawan berisi sampel dan tisu dimasukan ke dalam microwave selama 10
menit pada suhu medium. Setelah itu didiamkan sampai dingin lalu ditimbang
dan dicatat beratnya
d. Labu didih alas datar diisi heksan hingga lebih dari setengah volumenya.
Kemudian tisu yang berisi sampel dimasukan ke dalam ekstraktor lalu
dirangkai alat ekstraksi
e. Heating mantel dihidupkan kemudian ditunggu hingga heksan naik dan
mengekstrak minyak di sampel jika heksan sudah jernih maka heksan dapat
dikeluarkan hingga habis seluruhnya
f. Setelah heksan yang berada di labu didih telah habis, maka labu didih
dimasukan ke dalam oven agar sisa heksan menguap
g. Kemudian labu didih alas datar berisi sampel minyak ditimbang kemudian
dihitung losesnya dengan rumus :
Labu didihberisi minyak−labu didih kosong
berat sampel basah
13. Press
Uji : Loses minyak maksimal 4%
Alat : Kondensor, ekstraktor, labu didih alas datar, cawan porselin,
microwave, heating matel, neraca analitik.
Bahan : Sampel dari screw press dan heksan.
Cara uji :
a. Sampel dari crew berupa nut dan fiber diaduk lalu dipisahkan
b. Sampel masing-masing ditimbang ke dalam cawan kosong yang telah
diketahui beratnya kemudian dicatat beratnya
c. Cawan berisi sampel dimasukan ke dalam microwave selama 10 menit pada
suhu medium. Setelah itu didiamkan sampai dingin lalu ditimbang dan dicatat
beratnya
d. Labu didih alas datar diisi heksan hingga lebih dari setengah volumenya.
Kemudian sampel dimasukan ke dalam ekstraktor lalu dirangkai alat ekstraksi
e. Heating mantel dihidupkan kemudian ditunggu hingga heksan naik dan
mengekstrak minyak di sampel jika heksan sudah jernih maka heksan dapat
dikeluarkan hingga habis seluruhnya
f. Setelah heksan yang berada di labu didih telah habis, maka labu didih
dimasukan ke dalam oven agar sisa heksan menguap
g. Kemudian labu didih alas datar berisi sampel minyak ditimbang kemudian
dihitung losesnya dengan rumus :
Labu didihberisi minyak−labu didih kosong
berat sampel basah
14. Storage Tank
Uji : FFA maksimal 5% dan moist+dirt maksimal 0,5%
Alat : Digital buret, neraca analitik, cawan porselin, microwave,
Erlenmeyer.
Bahan : Sampel minyak produksi, methanol, NaOH/KOH, indikator PP.
Cara uji
FFA
a. Sampel ditimbang didalam erlenmeyer lalu dicatat beratnya.
b. Kemudian sampel ditambahkan methanol sebanyak 50 ml dan indikator PP
secukupnya lalu dipanaskan di hot plate sampai mendidih
c. Sampel kemudian dititrasi dengan larutan NaOH/KOH sampai smapel
berubah warna menjadi merah kunyit minimal selama 10 detik
d. Catat volume titrasi kemudian hitung FFA dengan rumus :
V Titrasi ×25,6 × N NaOH /KOH
berat sampel
Kadar Air
a. Cawan porselin kosong ditimbang lalu dicatat beratnya. Kemudian sampel
minyak di ditimbang kemudian dicatat beratnya
b. Cawan berisi sampel dimasukan kedalam microwave selama menit dengan
suhu medium
c. Setelah itu cawan didinginkan terlebih dahulu, kemudian ditimbang dan
dihitung kadar airnya dengan rumus :
Cawan kosong+ sampel−cawan setelah dipanaskan
sampel (%)
15. Boiler dan Feed Tank
Uji : Total Disolved Solid maksimal di boiler 1000-2000 ppm dan feed
tank 60 ppm
Alat : Analog total dissolved solids meter
Bahan : Steam pada boiler dan air pada feed tank
Cara uji
Boiler
a. Sampel diambil dari boiler berupa steam, dengan cara menunggu pada saat
blowdown dan yang keluar hanya steam
b. Kemudian steam didinginkan hingga suhu ruang kemudian air sampel boiler
dihitung TDS dengan cara memasukan sampel ke analog total dissolved solids
meter dan di set ke angka 1000 dan ditekan tombolnya kemudian dilihat
meterannya.
Feed tank
a. Sampel diambil dari feed tank berupa air, dengan cara menunggu pada saat air
keluar beberapa saat lalu diambil sampelnya
b. Kemudian air didinginkan hingga suhu ruang kemudian air sampel feed tank
dihitung TDS dengan cara memasukan sampel ke analog total dissolved solids
meter dan di set ke angka 100 dan ditekan tombolnya kemudian dilihat
meterannya

Anda mungkin juga menyukai