JURNAL PENAIsytiaroh
MEDIKA, ISSN : 2086-843X
Vol. 6, No. 2, Desember 2016 : 112 – 124
ABSTRAK
Latar Belakang. Anak usia sekolah yang dirawat di rumah sakit sering mengalami
kecemasan dengan respon gugup, tidak bisa tidur dan stres, sehingga anak sulit diajak
berperan dalam menjalani perawatan dan pengobatan. Tujuan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan kecemasan anak usia sekolah
yang dirawat di rumah sakit kabupaten Pekalongan. Metode. Pengumpulan data tingkat
kecemasan menggunakan kuesioner the short form of CSAS – C (Chinese version of the
State Anxiety Scale for Children). Desain yang digunakan adalah cross sectional,
dengan sampel 70 responden, analisis data menggunakan regresi linear ganda. Hasil
penelitian menunjukkan dua faktor yang berhubungan dengan kecemasan anak yang
dirawat di rumah sakit yaitu fisik yang lemas dengan p value 0,001 dan rasa nyeri
dengan p value 0,001, sedangkan yang paling berhubungan adalah faktor fisik yang
lemas dengan p value 0,033. Saran bagi perawat diharapkan mampu menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk menenangkan anak dan berperilaku caring terhadap
anak secara menyeluruh, sehingga anak akan terpenuhi kebutuhan fisik dan
psikologisnya.
Key word: Anak Usia Sekolah, CSAS-C, kecemasan
ABSTRACT
Background. School-age children were treated in hospital often experience anxiety in
response to nervousness, sleeplessness and stress, so that the child is difficult to be
invited to play a role for treatment and medication. Aim. This study aims to determine
the factors associated with anxiety among school-age children who were treated at the
hospital in Pekalongan district. Methods. Anxiety level collected by using
questionnaires “the short form of CSAS - C (Chinese version of the State Anxiety Scale
for Children)”. The design was cross-sectional, with a sample of 70 respondents. Data
analyzed by multiple linear regression. Results. The results showed two factors
associated with anxiety of children who are hospitalized, that are physically weak with
a p value of 0.001 and pain with a p value of 0.001, while the most closely related is the
physical factor limp with p value 0.033. Recommendation. Nurses are expected to creat
situation that comfortable for children and give “caring” comprehensively, to meet
their physiological needs of children so that they do not feel weak.
112
Prediktor Kecemasan Anak Usia Sekolah Yang Dirawat Di Rumah Sakit Kabupaten
Pekalongan
113
Siti Rofiqoh, Isytiaroh
114
Prediktor Kecemasan Anak Usia Sekolah Yang Dirawat Di Rumah Sakit Kabupaten
Pekalongan
115
Siti Rofiqoh, Isytiaroh
116
Prediktor Kecemasan Anak Usia Sekolah Yang Dirawat Di Rumah Sakit Kabupaten
Pekalongan
117
Siti Rofiqoh, Isytiaroh
adalah 23,17 dari rentang nilai 10-30 responden yang merasa bermasalah
dengan nilai minimal 16 dan maksimal dengan keluarga mempunyai rerata
27. Penelitian Solikhah, et all (2011) kecemasan 23,17 dengan nilai p value
juga menunjukkan rerata skor 0,974. Nilai p value 0,974 menunjukkan
kecemasan anak usia sekolah selama tidak ada hubungan antara perpisahan
hospitalisasi 15,27 dari rentang 0-28. dengan keluarga terhadap kecemasan
Hasil ini menunjukkan angka anak usia sekolah yang dirawat di
kecemasan anak usia sekolah yang rumah sakit. Hasil sebaran data
dirawat di rumah sakit masih cukup menunjukkan semua responden
tinggi. ditunggui oleh keluarganya. 63 (90%)
Kecemasan anak yang cukup responden ditunggui oleh orang tuanya
tinggi beresiko anak akan bereaksi selama hospitalisasi, sedangkan sisanya
iritabilitas dan agresi terhadap orang 7 (10%) responden ditunggui oleh
tua, menarik diri dari petugas kesehatan, keluarga lain seperti nenek atau
gelisah dan ketegangan fisik (Wong et kakaknya. Hasil ini menunjukkan
all, 2009). Dampak lebih lanjutnya kondisi yang sudah baik bahwa anak
adalah mengganggu efektifitas program yang dirawat di rumah sakit semuanya
pengobatan dan perawatan, seperti ditunggu keluarganya. Keadaan seperti
menolak prosedur perawatan. ini menunjukkan perawatan anak di
Penelitian ini juga bertujuan untuk rumah sakit sudah sesuai dengan prinsip
mencari hubungan antara faktor perawatan anak yaitu tidak memisahkan
perpisahan dengan keluarga, perpisahan antara anak dengan keluarganya selama
dengan teman, pelajaran di sekolah, hospitalisasi (Wong et all, 2009;
keterbatasan aktivitas, fisik yang lemas Supartini, 2004). Namun hasil
dan rasa nyeri terhadap kecemasan anak penelitian menunjukkan pada responden
usia sekolah yang dirawat di rumah yang merasa bermasalah maupun yang
sakit. Hasil penelitian pada karakteristik merasa tidak bermasalah dengan
perpisahan dengan keluarga perpisahan keluarga mempunyai rerata
menunjukkan dari 7 (10%) responden skor kecemasan yang hampir sama yaitu
yang merasa tidak bermasalah dengan sekitar 23. Hal ini dapat terjadi karena
perpisahan keluarga mempunyai nilai kecemasan anak tidak hanya
rerata kecemasan 23,14 dan 63 (90%) dipengaruhi oleh kehadiran orang tua
118
Prediktor Kecemasan Anak Usia Sekolah Yang Dirawat Di Rumah Sakit Kabupaten
Pekalongan
119
Siti Rofiqoh, Isytiaroh
120
Prediktor Kecemasan Anak Usia Sekolah Yang Dirawat Di Rumah Sakit Kabupaten
Pekalongan
tubuh. Hal ini yang menimbulkan rasa merasa cemas dibandingkan dengan
nyeri atau ketidaknyamanan pada anak anak yang merasa tubuhnya tidak
seperti sakit kepala, rasa tidak nyaman lemas.
di perut, maupun di area yang lain. Hasil analisis statistik pada
Hasil penelitian menunjukkan ada penelitian ini menunjukkan variabel
hubungan yang signifikan antara adanya paling dominan yang berhubungan
rasa nyeri terhadap kecemasan anak dengan kecemasan anak usia sekolah
usia sekolah yang dirawat di rumah adalah fisik yang lemas. Artinya anak
sakit dengan p value 0,001. usia sekolah yang dirawat di rumah
Perkembangan kognitif anak usia sakit yang merasakan adanya fisik yang
sekolah menurut Piaget dalam Supartini lemas paling besar berpeluang
(2004) berada pada konkret operasional. mengalami kecemasan yang berat. Hasil
Perkembangan tahap ini berarti anak penelitian menunjukkan persamaan
sudah mulai berfikir berdasarkan logika regresi kecemasan anak usia sekolah
tertentu. Pemikiran anak sudah mulai yang dirawat di rumah sakit = 18,57 +
teratur, terarah dan dapat membuat 1,386 fisik yang lemas + 1,344 rasa
kesimpulan secara probabilitas. Anak nyeri. Persamaan tersebut menunjukkan
dapat menyimpulkan suatu kejadian bahwa pada anak usia sekolah yang
dengan membandingkan antara hal dirawat di rumah sakit yang merasa
yang terjadi dengan kemungkinan yang fisiknya lemas mengalami kecemasan
terjadi. Adanya rasa tidak nyaman yang dengan skor 20 pada rentang skor 10-
dialami anak menyebabkan anak merasa 30.
khawatir dan takut tubuhnya mengalami Kelemahan fisik adalah kondisi di
penyakit berat dan tidak sembuh, mana seorang anak memiliki
sehingga menambah kecemasan pada keterbatasan kemampuan terutama
anak. secara fisik. Lemas fisik adalah suatu
Pada karakteristik fisik yang gejala atau sensasi kurangnya tenaga.
lemas juga menunjukkan ada hubungan Lemas adalah suatu gejala yang
yang signifikan terhadap kecemasan disebabkan oleh suatu sebab, bukan
anak usia sekolah yang dirawat di sebuah penyakit tersendiri, namun
rumah sakit dengan p value 0,001. Anak kondisi sakit seperti infeksi paru,
yang merasa fisiknya lemas lebih tuberkulosis, penyakit jantung,
121
Siti Rofiqoh, Isytiaroh
122
Prediktor Kecemasan Anak Usia Sekolah Yang Dirawat Di Rumah Sakit Kabupaten
Pekalongan
123
Siti Rofiqoh, Isytiaroh
124