Ditetapkan,
RUMKIT TK.IV Tgl. Terbit Kepala RS TK.IV 05.07.02
05.07.02 KEDIRI : 7 Januari
2019
dr. Eko Lulus BudiantoMayor
Ckm
NRP 11050020320176
FRAKTUR SHAFT
HUMERUS
1. Pengertian Fraktur humerus adalah fraktur pada tulang humerus yang disebabkan oleh
(Definisi) benturan/trauma langsung maupun tidak langsung
Nyeri terus menerus dan meningkat karena adanya spasme otot dan
kerusakan sekunder sampai fragmen tulang tidak bisa digerakkan
Deformitas
2. Anamnesis Gangguan fungsi musculoskeletal
Bengkak
Pemendekan
Gangguan neurovaskuler
Krepitasi
1. Inspeksi (Look)
3. Pemeriksaan fisik 2. Palpasi (feel)
3. Pergerakan (Move)
4. Auskultasi
Riwayat trauma
Tanda pasti fraktur humerus
4. Kriteria Diagnosis Angulasi, perpendekan, rotasi
Kondisi klinis nervus radialis
Foto polos adanya fraktur humerus
5. Diagnosa Banding -
6. Pemeriksaan Foto polos humerus AP/lat
Penunjang
Non Bedah
- Reposisi dengan pembiusan
7. Terapi - Gips U-slab Hanging cast
Bedah
- Nailing / plate and screw
8. Prognosis Baik
9. Edukasi Edukasi pasien pada reduksi tertutup fraktur mencakup edukasi mengenai
trauma
yang terjadi ke tulang, tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki
kondisi,
dan langkah-langkah yang perlu diperhatikan dan dilakukan pasien untuk
penyembuhan yang optimal.
10. Kepustakaan PABI, Standar Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia,
2002
(Revisi 2003)
FRAKTUR SHAFT FEMUR
Ditetapkan,
RUMKIT TK.IV Kepala RS TK.IV 05.07.02
05.07.02 Tgl. Terbit
KEDIRI
: 7 Januari
2019 dr. Eko Lulus BudiantoMayor
Ckm
NRP 11050020320176
FRAKTUR SHAFT FEMUR
Fraktur shaft femur adalah fraktur diafisis femur, 5 cm distal dari trochanter
1. Pengertian minor
(Definisi) dan 5 cm proximal dari tuberkulum adductor.
1. Nyeri hebat di daerah paha kanan
2. Ketidakmampuan untuk menggerakkan tungkai bawah
2. Anamnesis 3. Adanya deformitas
4. Krepitasi
5. Bisa disertai gangguan pembuluh darah dan saraf
1. Inspeksi (Look)
3. Pemeriksaan fisik 2. Palpasi (feel)
3. Pergerakan (Move)
4. Auskultasi
Riwayat trauma
4. Kriteria Diagnosis Tanda pasti fraktur femur
Angulasi, perpendekan, rotasi
Foto polos adanya fraktur femur
5. Diagnosa Banding -
Pemeriksaan Foto polos femur AP
6. Penunjang
1. Non Bedah
Sebagian besar patah tulang shaft femoralis memerlukan operasi untuk
menyembuhkan . Hal ini tidak biasa untuk patah tulang shaft femoralis
diterapi tanpa operasi . Kecuali Anak-anak yang sangat muda kadang-
7. Terapi kadang diilakukan pemasangan cast
2. Bedah
Jika fraktur terbuka maka tindakan bedah harus segera dilakukan. Jika tidak
terbuka maka :
- Fiksasi eksternal
- Fiksasi internal. Baik menggunakan nail ataupun screw
Ad vitam : dubia ad bonam
8. Prognosis Ad sanationam : dubia ad
bonam Ad fungsionam : dubia
ad malam
Edukasi pasien pada reduksi tertutup fraktur mencakup edukasi mengenai
9 Edukasi trauma yang terjadi ke tulang, tindakan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki kondisi,
dan langkah-langkah yang perlu diperhatikan dan dilakukan pasien
untuk penyembuhan yang optimal.
PABI, Standar Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia,
10. Kepustakaan 2002
(Revisi 2003)
FRAKTUR RADIUS
Ditetapkan,
Kepala RS TK.IV 05.07.02
RUMKIT TK.IV Tgl. Terbit
05.07.02 : 7 Januari
KEDIRI
2019 dr. Eko Lulus BudiantoMayor
Ckm
NRP 11050020320176
FRAKTUR RADIUS
Fraktur Radius adalah fraktur yang terjadi pada tulang radius akibat jatuh dan
1. Pengertian
tangan
(Definisi)
menyangga dengan siku ekstensi
Kejadian trauma (low-high energy accident)
2. Anamnesis Nyeri akut
Keterbatasan pergerakan atau terganggunya fungsi
Vital sign
Look : adanya luka bersih/kotor, menembus tulang
3. Pemeriksaan fisik Feel : pulsasi nadi distal (radial dan ulnar), sensasi sensorik
Movement : motoric distal fraktur, fungsi motoric dan sensori nervus
median, radial dan ulna
Nyeri hebat pada daerah fraktur dan nyeri bertambah bila diraba atau
ditekan
Tidak mampu menggerakkan lengan atau tangan
Spasme otot
Perubahan bentuk atau posisi berlebihan bila dibandingkan pada keadaan
4. Kriteria Diagnosis normal
Ada atau tidak adanya luka pada daerah fraktur
Kehilangan sensasi pada daerah distal karena terjadi jepitan syaraf oleh
fragmen tulang
Krepitasi jika digerakkan
Perdarahan
Hematoma
Syok
Keterbatasan mobilisasi
5. Diagnosa Banding Fraktur distal radius ulna, fraktur montegia
Pemeriksaa Foto rontgen pada daerah fraktur
n Darah lengkap
6. Penunjang Golongan darah
Masa pembekuan dan perdarahan
EKG
Kimia darah
1. Non Operatif
9 Terapi Fraktur 2/3 shaft ulna distal atau Fraktur ulna non displaced
terisolasi
2. Operatif
ORIF : fraktur 2/3 shaft ulna distal terisolasi displaced, Fraktur
1/3 proximal ulna terisolasi, semuafraktur shaft radius, Fraktur
shaft radius ulna, Frakturterbuka
Fiksasieksternal: Fraktur terbuka Gustillo IIIb dan IIIC
Ad vitam : dubia ad bonam
10. Prognosis Ad sanationam : dubia ad
bonam Ad fungsionam : dubia
ad bonam
Edukasi initial management
11. Edukasi Edukasi pre operatif
Edukasi program rehabilitasi
12. Kepustakaan PABI, Standar Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia,
2002
(Revisi 2003)
FRAKTUR ULNA
Ditetapkan,
Kepala RS TK.IV 05.07.02
RUMKIT TK.IV Tgl. Terbit
05.07.02 : 7 Januari
KEDIRI
2019 dr. Eko Lulus BudiantoMayor
Ckm
NRP 11050020320176
FRAKTUR ULNA
1. Pengertian Fraktur ulna adalah fraktur yang terjadi pada tungkai depan
(Definisi)
Nyeri pada bagian tungkai depan
2. Anamnesis Deformitas dapat timbul bersamaan dengan fraktur atau dislokasi
Sering ditemukan pembengkakan dan ekimosis
1. Vital sign
2. Look : adanya luka bersih/kotor, menembus tulang
3. Pemeriksaan fisik 3. Feel : pulsasi nadi distal (radial dan ulnar), sensasi sensorik
4. Movement : motoric distal fraktur, fungsi motoric dan sensori nervus
median, radial dan ulna
Nyeri hebat pada daerah fraktur dan nyeri bertambah bila diraba atau
ditekan
Tidak mampu menggerakkan lengan atau tangan
Spasme otot
Perubahan bentuk atau posisi berlebihan bila dibandingkan pada keadaan
normal
4. Kriteria Diagnosis Ada atau tidak adanya luka pada daerah fraktur
Kehilangan sensasi pada daerah distal karena terjadi jepitan syaraf oleh
fragmen tulang
Krepitasi jika digerakkan
Perdarahan
Hematoma
Syok
Keterbatasan mobilisasi
5. Diagnosis Banding -
1. Foto rontgen pada daerah fraktur
2. Darah lengkap
6. Pemeriksaa 3. Golongan darah
n 4. Masa pembekuan dan perdarahan
Penunjang 5. EKG
6. Kimia darah
1. Non Operatif
7. Terapi Fraktur 2/3 shaft ulna distal atau Fraktur ulna non displaced
terisolasi
2. Operatif
ORIF : fraktur 2/3 shaft ulna distal terisolasi displaced, Fraktur
1/3 proximal ulna terisolasi, semuafraktur shaft radius, Fraktur
shaft radius ulna, Fraktur terbuka
Fiksasieksternal: Fraktur terbuka Gustillo IIIb dan IIIC
Ad vitam : dubia ad bonam
8. Prognosis Ad sanationam : dubia ad
bonam Ad fungsionam : dubia
ad bonam
Edukasi pasien pada reduksi tertutup fraktur mencakup edukasi mengenai
9 Edukasi trauma yang terjadi ke tulang, tindakan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki kondisi, dan langkah-langkah yang perlu diperhatikan dan
dilakukan pasien untuk
penyembuhan yang optimal.
PABI, Standar Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia,
10. Kepustakaan 2002
(Revisi 2003)
FRAKTUR PATELA
5. Diagnosis Banding -
Pemeriksaan Foto polos lutut AP/lat
6.
Penunjang
1. Bedah
Pemasangan tension band wiring
7. Terapi 2. Non Bedah
Pemasangan kocher gips untuk kasus undisplaced (I-II)
- Kedua fragmen patella tereposisi dan rigid
8. Prognosis
- Fragmen terangkat
9 Kepustakaan Buku “PERSATUAN DOKTER SPESIALIS BEDAH UMUM INDONESIA
2002”
FRAKTUR
Ditetapkan,
RUMKIT TK.IV Tgl. Terbit Kepala RS TK.IV 05.07.02
05.07.02 KEDIRI
: 7 Januari
2019
dr. Eko Lulus BudiantoMayor
Ckm
NRP 11050020320176
FRAKTUR
Ditetapkan,
RUMKIT TK.IV Tgl. Terbit Kepala RS TK.IV 05.07.02
05.07.02 KEDIRI
: 7 Januari
2019
dr. Eko Lulus BudiantoMayor
Ckm
NRP 11050020320176
DISLOKASI BAHU
(ANTERIOR)
1. Pengertian 1. Pindahnya atau lepasnya permukaan sentuh tulang yang
(Definisi) menyusun sendi disebabkan gaya yang membuat sendi
melampaui batas normal anatomisnya.
kejadian sebaliknya
2. Anamnesis
5. Diagnosa Banding
1. - Dislokasi akromioklavikula
6. Pemeriksaan foto polos untuk menentukan diagnosis pasti dan penting untuk
Penunjang perencanaan penatalaksanaan
1. Non operatif : reposisi tertutup dengan manuver kocher,
imobilisasi
dengan
7. Terapi verban atau collar cuff selama 3 minggu.
Operatif : prosedur bristow pada dislokasi anterior bahu rekuren.
8. Prognosis Baik
1. Pembekaan
3. Pemeriksaan fisik
2. Deformitas angulasi
3. Nyeri Tekan
4. Gangguan Ruang Lingkup.
1. Riwayat trauma
2. Deformitas disertai pembengkakan dan nyeri tekan
4. Kriteria Diagnosis
3. Gambaran radiologis
7. Terapi
8. Prognosis Baik
10. Kepustakaan Bucholz, et al. 2006. Rackwood & green’s fractures in children,
6th edition. Lippincott williams & wilkins
FRAKTUR HUMERUS 1/3
TENGAH
Ditetapkan,
RUMKIT TK.IV Tgl. Terbit Kepala RS TK.IV 05.07.02
05.07.02 KEDIRI
: 7 Januari
2019
dr. Eko Lulus BudiantoMayor
Ckm
NRP 11050020320176
FRAKTUR HUMERUS 1/3
TENGAH
1. Pengertian Patah tulang tertutup pada bagian diafisis dari humerus
(Definisi)
1. Nyeri pada bagian tengah dari lengan atas
2. Riwayat trauma (jatuh saat bermain dengan lengan posisi
ekstensi),menahan benturan dengan menangkis
2. Anamnesis
3. Bengkak dan kaku saat menggerakkan lengan atas, siku
4. Keluhan kesemutan dan kelemahan pada jari – jari tangan
ataupun pergelangan tangan
1. Pembengkakan, hematom
3. Pemeriksaan fisik
2. Ada tidaknya riwayat trauma di tempat lain (child abuse)
3. Deformitas angulasi
4. Nyeri pada lengan atas
5. Diagnosa Banding
1. Fraktur Prosimal Humerus
2. Fraktur Humerus Segmental
6. Pemeriksaan Foto polos x-ray humerus ap/lateral/oblique tampak garis fraktur bisa
Penunjang
dalam berbagai macam varian (inkomplit, komplit,
kominutif,transverse, oblik). Orthogonal view untuk melihat
keterlibatan dari bahu dan siku
8. Prognosis Baik
Ditetapkan,
RUMKIT TK.IV Tgl. Terbit Kepala RS TK.IV 05.07.02
05.07.02 KEDIRI
: 7 Januari
2019
dr. Eko Lulus BudiantoMayor
Ckm
NRP 11050020320176
FRAKTUR TERTUTUP SUPRACONDYLER HUMERUS
1. Pembekaan Betanom
3. Pemeriksaan fisik
2. Deformitas angulasi
3. Gangguan pada ruang lingkup sendi
.
5. Diagnosa Banding
-1. Fraktur Olecranon
2. Fraktur Humerus 1/3
8. Prognosis Baik
10. Kepustakaan Bucholz, et al. 2006. Rackwood & green’s fractures in children,
6th edition. Lippincott williams & wilkins