Anda di halaman 1dari 48

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

si
Nomor : 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr.

ne
ng
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Pekanbaru yang

do
gu
menerima, memeriksa dan mengadili Perkara Perselisihan Hubungan Industrial
telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :

In
A
HARYADI, tempat/tgl lahir : Aceh Timur, 17 Agustus 1971, Pekerjaan :
Perdagangan bertempat tinggal di Jl. Cemara Ujung Nomor : 116
ah

lik
RT.004/RW.002 Kelurahan Suka Maju Kecamatan Sail Kota Pekanbaru,
dalam hal ini memberikan kuasa kepada (1) Nofitri Koto, SH.MH dan
(2) Budhi Setiawan, SH.MH masing-masing Advokat pada Kantor
am

ub
Hukum Cakra Keadilan, beralamat Jl. Unggas Peruahan Bumi Simpang
Tiga Blok b 3 RT.002/RW.001 Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan
ep
Bukit Raya, selanjutnya disebut sebagai ..................... PENGGUGAT ;
k
ah

L a w a n
R

si
PT. SHILED ON SERVICE, berkedudukan di Jl. Teuku Umar No. 28 Kelurahan
Rintis Kecamatan Lima Puluh Kota Pekanbaru, dalam hal ini Herman

ne
ng

Julianto selaku Direktur PT. Shiled On Service beralamat di Graha


Dinamika Lt.3 Jl. Tanah Abang II No. 49-51 Kelurahan Petojo Selatan

do
gu

Kecamatan Gambir Jakarta Pusat memberikan Kuasa kepada (1) Ajeng


Ruvianita Retno Ningrum selaku HRD Coorparete (2) Samson Amando
Putra selaku Coorparete Legal Supervisor (3) Bodi Kencana selaku
In
A

Branch Manager Cabang Pekanbaru dan (4) Monica Triani selaku Staf
HRD Cabang Pekanbaru berasarkan Surat Kuasa No. 006/SK-
ah

lik

LEGAL/SOS/V/2017 tanggal 12 Maret 2017, selanjutnya disebut


sebagai .............................................................................. TERGUGAT ;
m

ub

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri tersebut ;


ka

Setelah membaca, meneliti dan memeriksa berkas perkara yang bersangkutan;


ep

Setelah mendengar kedua belah pihak yang berperkara;


ah

TENTANG DUDUK PERKARA


es
M

ng

Menimbang, bahwa Penggugat dengan Surat Gugatan tanggal 25 April


on

2017, yang dilampiri anjuran atau risalah penyelesaian dari Mediator pada Dinas
Tenaga Kerja Pekanbaru Nomor : Naker/ C.4/565/228/III/2017 tanggal 14 Maret
gu

2017, yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan


d
In
A

Disclaimer
Halaman 1 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Industrial pada Pengadilan Negeri Pekanbaru pada tanggal 26 April 2017 dalam

si
Register Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr, telah mengajukan gugatan sebagai
berikut:

ne
ng
1. Bahwa, Penggugat merupakan karyawan di PT. SHIELD ON SERVICE

(PT.SOS) yang telah bekerja selama ± 4 (empat) tahun 3 (tiga) bulan

do
gu terhitung dari tanggal 25 Mei 2012 sampai dengan Agustus Tahun 2016

dengan status karyawan kontrak sesuai dengan :

In
A
a. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang ditanda tangani pada hari Kamis

tanggal 15 Nopember 2012 yang berlaku untuk 15 Nopember 2012


ah

lik
hingga pada tanggal 15 Nopember 2013 ; Dan terhadap Perjanjian ini
am

ub
pihak Tergugat tidak pernah memberikannya kepada Penggugat ;

b. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang ditanda tangani pada hari Senin
ep
tanggal 15 Desember 2014 yang berlaku untuk 15 Desember 2014
k
ah

hingga pada tanggal 14 Desember 2015 ;


R

si
c. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Nomor : 012 / GJHP / X / 2015 yang

ditanda tangani pada hari Senin tanggal 30 Oktober 2015 yang berlaku

ne
ng

mulai 15 Desember 2015 hingga pada tanggal 14 Maret 2016;

do
Dan semenjak terhitung pada bulan Maret Tahun 2016 Penggugat
gu

dinyatakan tidak lagi sebagai karyawan sesuai Surat Pemberitahuan


In
A

Berakhirnya Kontrak Kerja tertanggal 27 Januari 2016 dengan alasan

kontrak kerja Penggugat telah berakir dan tidak diperpanjang lagi tanpa
ah

lik

alasan yang jelas ;

2. Bahwa dari ke 3 (tiga) Perjanjian Kerja Waktu Tertentu tersebut diatas jelas
m

ub

terlihat di setiap lembarnya dari Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang


ka

Pertama dan yang Kedua ditandatangani oleh kedua belah pihak


ep

(Penggugat dan Tergugat) ; Namun terhadap Perjanjian Kerja Waktu


ah

Tertentu yang ketiga yaitu Nomor : 012 / GJHP / X / 2015 tanggal 30


es

Oktober 2015 setiap lembarnya tidak ditandatangani oleh kedua belah


M

ng

pihak (Penggugat dan Tergugat) ;


on

3. Bahwa terhadap Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang ditandatangani pada


gu

tanggal 30 Oktober 2015 oleh kedua belah pihak terkesan jauh sebelumnya
d
In
A

Halaman 2 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tergugat sudah menyiapkan untuk tidak memakai Penggugat lagi bekerja

si
pada Tergugat ; Sehingga Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang

ditandatangani pada tanggal 30 Oktober 2015 sangat diragukan

ne
ng
keabsahannya dengan alasan :

do
gu a. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu sebelumnya tidak ada memakai Nomor

Surat sedangkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang terakhir

In
A
memakai Nomor Surat ;

b. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu sebelumnya pada setiap lembarnya


ah

lik
ditandatangani oleh Para Pihak sedangkan Perjanjian Kerja Waktu

Tertentu yang terakhir dimana setiap lembarnya tidak ditandatangani


am

ub
oleh Para pihak ;

c. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu sebelumnya dibuat untuk Kontrak Kerja


ep
k

selama 1 (satu) tahun sedangkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang


ah

R
terakhir dibuat untuk Kontrak Kerja selama 3 (tiga) bulan, yang mana

si
kontrak kerja 3 (tiga) bulan tersebut biasanya untuk karyawan masa

ne
ng

percobaan / training ;

Oleh karena itu Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Nomor : 012 /

do
gu

GJHP / X / 2015 tanggal 30 Oktober 2015 wajib dinyatakan berlaku

untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung dari tanggal 15


In
A

Desember 2015 hingga 15 Desember 2016 ;


ah

lik

4. Bahwa disamping alasan diatas, ternyata didalam Perjanjian Kerja Waktu

Tertentu yang ditandatangani pada tanggal 30 Oktober 2015 memuat


m

ub

kalimat jangka waktu 12 bulan namun tanggal dimulai sampai


ka

berakhirnya kontrak kerja hanya 3 bulan seperti yang tertuang pada pasal
ep

2 ayat 2.1 yang berbunyi :


ah

Pasal 2
R

es

2.1. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 12 bulan terhitung mulai sejak
M

ng

tanggal 15 Desember 2015 dan akan berakhirr pada tanggal 14 Maret


on

2016 ;
gu

d
In
A

Halaman 3 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sementara pada waktu penandatanganan Perjanjian Kerja Waktu

si
Tertentu tersebut Penggugat tidak di izinkan membaca setiap pasal demi

pasal sehingga isi perjanjian tersebut pada pasal 2 ayat 2.1. tidak

ne
ng
diketahui oleh Penggugat ; Oleh karena itu Perjanjian Kerja Waktu

do
gu Tertentu pada pasal 2 ayat 2.1. yang ditandatangani pada tanggal 30

Oktober 2015 WAJIB DIPERBAIKI menjadi :

In
A
Pasal 2 :

2.1. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 12 bulan terhitung


ah

lik
mulai sejak tanggal 15 Desember 2015 dan akan berakhirr

pada tanggal 15 Desember 2016


am

ub
Hal ini WAJIB DIPERBAIKI karena kesalahan bukan pada Penggugat,

namun kesalahan tersebut ada pada Tergugat dikarenakan yang


ep
k

membuat dan mengonsep Perjanjian tersebut adalah Tergugat ;


ah

R
5. Bahwa Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Nomor : 012 / GJHP / X / 2015

si
tanggal 30 Oktober 2015 antara Penggugat dengan Tergugat adalah

ne
ng

Perjanjian Kerja Waktu tertentu yang ke 3 (tiga) dimana untuk meneruskan

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang 1 (satu) dan ke 2 (dua) ; Maka jelas

do
gu

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu tersebut dibuat bukan untuk MASA

PERCOBAAN / TRAINING yang maksimal 3 (tiga) bulan lamanya sesuai


In
A

dengan Pasal 60 ayat 1 UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang


ah

lik

Ketenagakerjaan, karena Penggugat telah melewati masa tersebut ;

6. Bahwa apabila Tergugat tidak mau lagi meneruskan sisa Kontrak Kerja dari
m

ub

bulan April 2016 hingga Desember 2016, maka Tergugat memutuskan


ka

Kontrak Kerja secara sepihak : Oleh Karena itu Tergugat DIWAJIBKAN


ep

UNTUK MEMBAYAR GANTI RUGI kepada Penggugat karenakan keinginan


ah

membatalkan kontrak kerja tersebut datangnya dari Terguugat sesuai dengan


R

es

Pasal 62 UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang


M

ng

berbunyi:
on

“ Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum


gu

berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian kerja


d
In
A

Halaman 4 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
waktu tertentu, atau berakhirnya hubungan kerja bukan karena

si
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1), pihak

yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan membayar ganti rugi

ne
ng
kepada pihak lainnya sebesar upah pekerja / buruh sampai batas

do
gu waktu berakhirnya jangka waktu perjanjiankerja “

In
A
Oleh karena itu berdasarkan Undang – Undang Tenaga Kerja tersebut,

maka Tergugat WAJIB memberikan ganti rugi kepada Penggugat berupa


ah

lik
gaji selama 9 (sembilan) bulan terhitung dari bulan April 2016 hingga gaji

bulan Desember 2016 yang mana Gaji Pokok Penggugat Rp. 2.121.600,-
am

ub
X 9 bulan = Rp.19.094.400,- (sembilan belas juta sembilan empat ribu

empat ratus rupiah) ;


ep
k

7. Bahwa Ironisnya Tergugat melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja Kota


ah

R
Pekanbaru bahwa Penggugat berhenti bekerja dikarenakan mengundurkan

si
diri sesuai dengan surat Nomor : HRD / GJHP / LO / 011 – II / 2016

ne
ng

tertanggal 12 Februari 2016 mengenai hal Pemberitahuan Tenaga Kerja

Mengundurkan Diri ; Padahal Penggugat berhenti bekerja pada Tergugat

do
gu

bukan karena menundurkan diri akan tetapi Tergugat menyatakan

kontrak kenja Penggugat telah berakhir ;


In
A

8. Bahwa ternyata selama ± 3 (tiga) tahun 3 (tiga) bulan Pengugat berkerja


ah

lik

dengan Tergugat, tidak pernah melakukan kesalahan atau kelalaian yang

menyebabkan kerugian bagi Tergugat, hal ini dibuktikan dimana Tergugat


m

ub

belum pernah mengeluarkan surat teguran kepada Penggugat selama


ka

menjadi karyawan Tergugat ;


ep

9. Bahwa sampai berakirnya hubungan kerja tersebut pihak Tergugat tidak


ah

pernah mengangkat status Penggugat dari PKWT menjadi PKWTT serta


R

es

memberikan hak-hak kepada Penggugat selaku karyawan yang telah


M

ng

mengabdi selama ± 3 (tiga) tahun 3 (tiga) bulan dikarenakan adanya


on

Peraturan Perusahaan Pasal 62 ayat 2 yang berbunyi :


gu

d
In
A

Halaman 5 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“ pengghargaan masa kerja diberikan kepada semua karyawan yang

si
sudah bekerja di perusahaan sekurang-kurangnya 5 tahun, 8 tahun dan

10 tahun ”

ne
ng
Peraturan Perusahaan tersebut diatas sangat bertentangan dengan

do
gu Undang-undang Ketenagakerjaan pada Pasal 156 ayat (1) yang

berbunyi :

In
A
“ Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, Pengusaha diwajibkan

membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan
ah

lik
uang penggantian hak yang seharusnya diterima “

Sedangkan untuk menghitung uang pesangon dan atau uang


am

ub
penghargaan masa kerja serta uang pengganti hak diatur pada Pasal

156 ayat 2, 3 dan 4 Undang – Undang Tenaga Kerja ; Oleh karena itu
ep
k

Peraturan Perusahaan yang dikeluarkan Penggugat sangat bertentangan


ah

R
dengan Undang – Undang Ketenaga Kerjaan, maka WAJIB

si
DIBATALKAN ;

ne
ng

10. Bahwa antaran Penggugat dan Tergugat, telah melakukan Bipatrit pada hari

Rabu tanggal 6 April 2016 pukul 09.00 WIB ; Namun hasil dari pertemuan

do
gu

Bipartit yang diadakan sebanyak 3 (tiga) kali tidak tercapai hasil kata sepakat

antara Penggugat dan Tergugat ;


In
A

11. Bahwa akibat tidak adanya kesepakatan antara Penggugat dan Tergugat di
ah

lik

Bipartit maka Penggugat meminta diselesaikan pada tingkat Tripartit pada

Dinas Tenaga Kerja Kota Pekanbaru ; Selama pelaksanaan Tripartit


m

ub

Tergugat selalu menyangkal dan tetap tidak mau memberikan hak – hak
ka

Penggugat berdasarkan pada Peraturan Perusahaan Pasal 62 ayat 2 ;


ep

12. Bahwa Tergugat sampai saat Gugatan ini diajukan belum ada menyelesaikan
ah

hak-hak dari pada Penggugat walaupun Anjuran dari hasil Tripartit telah
R

es

dikeluarkan oleh Dinas Tenaga kerja Kota Pekanbaru sesuai dengan Nomor :
M

ng

Naker/C.4/565/545/V/2016 tanggal 26 Mei 2016 ;


on
gu

d
In
A

Halaman 6 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
13. Bahwa adapun yang harus diterima dan menjadi hak-hak dari Penggugat

si
sesuai dengan Undang-Undang No 13 Tahun 2003, Pasal 156 ayat 2, 3 dan

4 :

ne
ng
 Uang Pesangon :

do
gu 
4 X 2 Rp. 2.146.375,-

Uang Penghargaan Masa Kerja :


= Rp. 17.171.000,-

In
A
2 X 1 Rp. 2.146.375,- = Rp. 4.292.750,-

Rp. 21.463.750,-
ah

lik
 Uang Penggantian Hak :

Perumahan & Obat


am

ub
15% X Rp. 21.463.750,- ep = Rp. 3.219.562,-

Jumlah = Rp. 24.683.312,-


k

terbilang (Dua Puluh Empat Juta Enam Ratus Delapan Puluh


ah

si
Tiga Ribu Tiga Ratus Dua Belas Rupiah)

14. Bahwa Berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas, mohon kepada Pengadilan

ne
ng

Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Pekanbaru c.q Majelis Hakim

yang memeriksa perkara ini agar memeriksa dan memberikan putusan

do
gu

sebagai berikut :
In
1. Menerima dan mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
A

2. Menyatakan dan menetapkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Nomor :


ah

lik

012 / GJHP / X / 2015 tanggal 30 Oktober 2015 berlaku untuk jangka

waktu 1 (satu) tahun terhitung dari tanggal 15 Desember 2015 hingga


m

ub

15 Desember 2016 ;
ka

3. Menyatakan dan menetapkan pasal 2 ayat 2.1. pada Perjanjian Kerja


ep

Waktu Tertentu Nomor : 012 / GJHP / X / 2015 tanggal 30 Oktober 2015


ah

berbunyi Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 12 bulan terhitung


R

es

mulai sejak tanggal 15 Desember 2015 dan akan berakhirr pada


M

ng

tanggal 15 Desember 2016 ;


on

4. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi kepada Penggugat


gu

berupa upah Rp. 2.146.375,- dari bulan April 2016 sampai bulan
d
In
A

Halaman 7 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Desember 2016 dengan total Rp. 19.094.400,- (sembilan belas juta

si
sembilan puluh empat ribu empat ratus) ;

5. Menghukum dan mewajibkan Tergugat untuk membayar uang

ne
ng
pesangon dua kali ketentuan dan Uang lembur kepada Penggugat

do
gu dengan perincian sebagai berikut ;

 Uang Pesangon :

In
A
4 X 2 Rp. 2.146.375,- = Rp. 17.171.000,-

 Uang Penghargaan Masa Kerja :


ah

lik
2 X 1 Rp. 2.146.375,- = Rp. 4.292.750,-

Rp. 21.463.750,-
am

ub
 Uang Penggantian Hak : ep
Perumahan & Obat
k

15% X Rp. 21.463.750,- = Rp. 3.219.562,-


ah

si
Jumlah = Rp. 24.683.312,-

terbilang (Dua Puluh Empat Juta Enam Ratus Delapan Puluh

ne
ng

Tiga Ribu Tiga Ratus Dua Belas Rupiah)

6. Menyatakan Peraturan Perusahaan yang dibuat Tergugat untuk tahun

do
gu

2016 bertentangan dengan UU Nomor 13 Tahun 2013 Tentang


In
Ketenagakerjaan ;
A

7. Menyatakan Peraturan Perusahan Tergugat Untuk 2016 tidak berlaku


ah

lik

lagi ;

8. Menghukum Tergugat untuk menanggung biaya yang timbul dalam


m

ub

perkara ini ;
ka

Apabila Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada


ep

Pengadilan Negeri Pekanbaru berpendapat lain mohon putusan yang seadil-


ah

adilnya (Ex Aquo Et Bono).


R

es

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan pihak


M

ng

Penggugat dan Tergugat hadir dalam hal ini diwakili oleh kuasanya tersebut ;
on

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mengupayakan agar Kedua Belah


gu

Pihak yang berperkara dapat menyelesaikan Perselisihannya secara damai, akan


d
In
A

Halaman 8 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tetapi tidak berhasil, kemudian pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan membaca

si
Surat Gugatan Penggugat yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat;

ne
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat

ng
mengajukan Jawaban tertanggal 18 Mei 2017, dengan mengemukakan hal-hal

do
gu
sebagai berikut :

I. DALAM EKSEPSI

In
A
1. Eksepsi Kompetensi Pengadilan Hubungan Industrial Pada

Pengadilan Negeri Pekanbaru Tidak Berwenang Mengadili Perkara


ah

lik
a quo (Exceptie Van Onbevoegdheid)

Majelis Hakim yang Terhormat,


am

ub
Perlu Tergugat kemukakan bahwa Pengadilan Hubungan Industrial
ep
pada Pengadilan Negeri Pekanbaru tidak memiliki kompetensi untuk
k

mengadili perkara a quo (Exceptie Van Onbevoegdheid), dengan dasar


ah

si
alasan sebagai berikut :

a. Bahwa faktanya dalam perkara a quo, terdapat 5 (lima) set Perjanjian

ne
ng

Kerja Waktu Tertentu atas nama Haryadi yang terdiri dari :

1) 3 (tiga) set PKWT antara Haryadi dengan PT. Shield On

do
gu

Service.
In
2) 2 (dua) set PKWT antara Haryadi dengan PT. SOS Indonesia.
A

b. Bahwa ketentuan Pasal 9 ayat (2) dari tiap-tiap Perjanjian Kerja


ah

lik

Waktu Tertentu di atas pada intinya menyatakan bahwa Penggugat

dan Tergugat (untuk 3 set PKWT), serta Penggugat dan PT. SOS
m

ub

Indonesia (untuk 2 set PKWT) sepakat dan setuju memilih tempat


ka

kedudukan hukum (domisili) pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri


ep

Jakarta Barat ;
ah

c. Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata,


R

es

kesepakatan di dalam Perjanjian berlaku sebagai undang-undang


M

ng

bagi Para Pihak yang membuatnya, dan Perjanjian harus


on

dilaksanakan dengan itikad baik ;


gu

d
In
A

Halaman 9 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
d. Oleh karena dalam ketentuan Pasal 9 ayat (2) dari tiap-tiap

si
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Para Pihak (in casu Penggugat dan

Tergugat) telah memilih tempat kedudukan hukum (domisili) pada

ne
ng
Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Barat, maka sesuai

do
gu dengan ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata, kedudukan hukum

(domisili) yang berlaku bagi Penggugat dan Tergugat adalah Kantor

In
A
Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Barat ;

e. Selain daripada itu, perlu Tergugat kemukakan bahwa sesuai dengan


ah

lik
ketentuan Pasal 81 UU No. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian

Perselisihan Hubungan Industrial, telah diatur bahwa Gugatan


am

ub
perselisihan hubungan industrial diajukan kepada Pengadilan

Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya


ep
k

meliputi tempat pekerja/buruh bekerja ;


ah

R
f. Faktanya dalam perkara a quo, walaupun Penggugat bekerja pada

si
Kantor Tergugat yang berlokasi di Kotamadya Pekanbaru, namun

ne
ng

secara hukum, kedudukan pekerjaan Penggugat adalah di

Provinsi DKI Jakarta, yang dibuktikan dengan fakta-fakta sebagai

do
gu

berikut :

1) Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan dari Penggugat adalah di


In
A

wilayah Jakarta (Bukti TE-1) ;


ah

lik

2) Pengupahan yang diberikan oleh Tergugat kepada Penggugat

adalah menggunakan standar pengupahan sesuai Upah


m

ub

Minimum Provinsi (UMP) Jakarta ;


ka

3) Bahkan Tergugat tidak pernah memberikan Surat


ep

Penempatan kepada Penggugat untuk bekerja di kantor


ah

Cabang Tergugat (in casu Kantor Cabang Pekanbaru) ;


R

es

Bertitik tolak dari fakta-fakta dan dasar hukum di atas, oleh karena
M

ng

sesuai dengan Pasal 9 ayat (2) PKWT antara Penggugat dengan


on

Tergugat telah disepakati bahwa kedudukan hukum (domisili) yang


gu

berlaku bagi Penggugat dan Tergugat adalah Kantor Panitera


d
In
A

Halaman 10 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pengadilan Negeri Jakarta Barat, dan secara hukum kedudukan

si
pekerjaan Penggugat adalah di Provinsi DKI Jakarta, maka demi hukum

(ipso jure), Penggugat seharusnya mengajukan gugatan melalui

ne
ng
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;

do
gu Oleh karena itu Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri

Pekanbaru tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara a quo,

In
A
sehingga cukup dasar alasan bagi Majelis hakim yang memeriksa dan

memutus perkara a quo untuk menyatakan gugatan tidak dapat diterima


ah

lik
(Niet Ontvankelijk Verklaard) ;

2. Eksepsi Mengenai Gugatan Tidak Jelas (Exceptie Obscuri Libeli)


am

ub
2.1 Gugatan Penggugat Tidak Jelas Karena Penggugat Tidak

Menjabarkan Subjek Hukum Dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu


ep
k

Secara Jelas ;
ah

R
Majelis Hakim yang Terhormat,

si
Tergugat menyatakan dengan tegas bahwa gugatan Penggugat tidak

ne
ng

jelas karena penggugat tidak menjabarkan subjek hukum dalam

perjanjian kerja waktu tertentu secara jelas, dengan dasar alasan

do
gu

sebagai berikut :

a. Pasal 1320 KUHPerdata yang berbunyi :


In
A

“Supaya terjadi perjanjian yang sah, perlu dipenuhi empat syarat:


ah

lik

1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;


m

ub

3. Suatu pokok persoalan tertentu;


ka

4. Suatu sebab yang tidak terlarang. “


ep

Pasal 50 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


ah

yang berbunyi :
R

es
M

ng

“Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara


on

pengusaha dan pekerja/buruh” ;


gu

d
In
A

Halaman 11 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pasal 1 angka 1 Kepmen 100/MEN/VI/2004 tahun 2004

si
tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Wakktu

Tertentu yang berbunyi :

ne
ng
“Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang selanjutnya disebut

do
gu PKWT adalah perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan

pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu

In
A
tertentu atau untuk pekerjaan tertentu” ;

b. Berdasarkan dasar hukum di atas maka terlihat secara jelas dan


ah

lik
terang benderang (prima facie), bahwa dalam suatu Perjanjian

harus disebutkan secara jelas para pihak yang mengadakan


am

ub
hubungan hukum dalam Perjanjian tersebut ;

c. Faktanya dalam Gugatan pada perkara a quo, Penggugat


ep
k

menggugat dalam angka 1 Gugatannya tidak dapat menjelaskan


ah

R
pihak-pihak yang mengadakan hubungan hukum di dalam

si
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. Penggugat hanya menyebutkan

ne
ng

nomor dan tanggal dari Perjanjian Kerja Waktu Tertentu tersebut;

Bertolak dari fakta-fakta dan dasar hukum di atas maka demi hukum

do
gu

(ipso jure) gugatan Penggugat kabur (Obscuri Libeli) karena Penggugat

tidak mampu menjabarkan objek Gugatan, in casu, Perjanjian Kerja


In
A

Waktu Tertentu, yaitu Pihak-pihak yang terikat dalam Perjanjian Kerja


ah

lik

Waktu Tertentu tersebut. Sehingga dengan demikian cukup dasar

alasan bagi Majelis hakim yang memeriksa dan memutus perkara a quo
m

ub

untuk menyatakan gugatan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk


ka

Verklaard) ;
ep

2.2 Gugatan Penggugat Bersifat Kabur (Obscuur Libel) Karena


ah

Penggugat Tidak Memiliki Dasar Hukum (Rechts Grond) Ataupun


es
M

Legal Standing Yang Jelas dalam Mengajukan Gugatan


ng

on
gu

d
In
A

Halaman 12 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Majelis Hakim yang Terhormat,

si
Perlu Tergugat kemukakan bahwa gugatan Penggugat Bersifat Kabur

(Obscuur Libel) karena Penggugat Tidak Memiliki Dasar Hukum (Rechts

ne
ng
Grond) ataupun Legal Standing yang Jelas dalam Mengajukan gugatan

do
gu dengan dasar alasan sebagai berikut :

a. Gugatan Penggugat pada intinya menyatakan bahwa Penggugat

In
A
seharusnya diangkat menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak

Tertentu atau karyawan tetap karena Penggugat telah bekerja


ah

lik
dengan Tergugat selama 4 tahun 3 bulan. Adapun dalil tersebut

Penggugat dasarkan pada Pasal 59 ayat (7) UU No. 13 tahun


am

ub
2003;

b. Dalil Penggugat tersebut adalah dalil yang bersifat kabur dan tidak
ep
k

memiliki dasar hukum yang jelas karena Penggugat telah keliru


ah

R
memahami ketentuan Pasal 59 ayat (7) UU No. 13 tahun 2003;

si
c. Ketentuan Pasal 59 ayat (7) UU No. 13 tahun 2003 menyatakan

ne
ng

sebagai berikut :

“Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang tidak memenuhi

do
gu

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat

(4), ayat (5) dan ayat (6) maka demi hukum menjadi perjanjian kerja
In
A

waktu tidak tertentu” ;


ah

lik

Adapun ketentuan Pasal 59 ayat (7) UU No. 13 tahun 2003 itu

diterapkan apabila Perjanjian Kerja Waktu Tertentu bertentangan


m

ub

dengan Pasal 59 ayat (1), (2), (4), (5), dan (6) ;


ka

d. Jika benar yang dimaksud Penggugat adalah Perjanjian Kerja


ep

Waktu Tertentu antara Penggugat dan Tergugat (quod non


ah

rechtum), maka Perjanjian Kerja Waktu Tertentu tersebut sama


R

es

sekali tidak melanggar ketentuan Pasal 59 ayat (7) UU No. 13


M

ng

tahun 2003, karena faktanya Perjanjian Kerja Waktu Tertentu


on

antara Penggugat dan Tergugat hanyalah dilakukan selama 3 (tiga)


gu

tahun yang dilakukan ke dalam 3 (tiga) Perjanjian secara terpisah.


d
In
A

Halaman 13 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
e. Sementara itu yang dilarang oleh ketentuan Pasal 59 ayat (7) UU

No. 13 tahun 2003 apabila Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

ne
ng
melebihi jangka waktu 3 (tiga) tahun ;

do
gu f. Bahwa menurut doktrin M. Yahya Harahap, SH dalam bukunya

yang berjudul “Hukum Acara Perdata” tentang Gugatan,

In
A
Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan”

pada alinea ke 2 halaman 449 menyatakan sebagai berikut :


ah

lik
Dalam praktik, dikenal beberapa bentuk eksepsi gugatan

kabur. Masing-masing bentuk didasarkan pada faktor tertentu,


am

ub
antara lain :

a) Tidak jelasnya dasar hukum dalil gugatan, Posita atau


ep
k

fundamentum petendi, tidak menjelaskan dasar hukum


ah

R
(rechts grond) dan kejadian atau peristiwa yang

si
mendasari gugatan.

ne
ng

Bisa juga dasar hukum jelas tetapi tidak dijelaskan dasar

fakta (fetelijke grond). Dalil gugatan seperti itu tidak

do
gu

memenuhi syarat formil ;

Bertolak dari fakta-fakta dan dasar hukum di atas, oleh karena


In
A

Penggugat tidak mampu menjabarkan dasar hukum yang dilanggar oleh


ah

lik

Tergugat, dan Penggugat juga tidak mampu menghubungkan dasar

hukum yang digunakan Tergugat dengan fakta-fakta yang sebenarnya,


m

ub

maka demi hukum gugatan Penggugat Bersifat Kabur (Obscuur Libel)


ka

karena Penggugat Tidak Memiliki Dasar Hukum (Rechts Grond)


ep

ataupun Legal Standing yang Jelas. Sehingga dengan demikian cukup


ah

dasar alasan bagi Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara
R

es

a quo untuk menyatakan gugatan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk


M

ng

Verklaard) ;
on
gu

d
In
A

Halaman 14 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Eksepsi mengenai Error In Persona

si
3.1 Eksepsi Mengenai Error In Persona Dalam Bentuk Keliru

ne
ng
Menyebutkan Pihak Yang Ditarik Sebagai Tergugat

do
gu Majelis Hakim yang Terhormat,

Perlu Tergugat menyatakan secara jelas bahwa Penggugat keliru

In
A
menyebutkan pihak yang ditarik sebagai Tergugat dengan dasar alasan

sebagai berikut :
ah

lik
a. Pasal 50 UU No. 13 UU No. 13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan yang berbunyi :


am

ub
“Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara

pengusaha dan pekerja/buruh”.


ep
k

Pasal 1 angka 1 Kepmen 100/MEN/VI/2004 tahun 2004 tentang


ah

R
Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang

si
berbuny :

ne
ng

“Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang selanjutnya disebut PKWT

adalah perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha

do
gu

untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk

pekerjaan tertentu” ;
In
A

b. Faktanya Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang terkait dengan


ah

lik

perkara a quo adalah Perjanjian Kerja Waktu Tertentu antara PT.

SHIELD ON SERVICE (in casu Tergugat) dengan Haryadi (in casu


m

ub

Penggugat) ;
ka

c. Mohon Majelis Hakim yang Terhormat mencermati identitas Pihak


ep

Tergugat dalam Gugatan Penggugat. Penggugat menarik “PT.


ah

SHILED ON SERVICE” sebagai Tergugat ;


R

es

d. Faktanya dalam PKWT antara Penggugat dengan Tergugat, Pihak


M

ng

yang mengadakan hubungan hukum dengan Penggugat adalah PT.


on

SHIELD ON SERVICE ;
gu

d
In
A

Halaman 15 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
e. Oleh karena Pihak yang ditarik oleh Penggugat adalah “PT. SHILED

si
ON SERVICE” dan bukan “PT. SHIELD ON SERVICE” maka

Tergugat bukanlah pihak yang dimaksud oleh Penggugat ;

ne
ng
Bertolak dari fakta-fakta dan dasar hukum di atas, maka Penggugat

do
gu keliru menyebutkan pihak yang ditarik sebagai Tergugat (Error in

Persona). Sehingga dengan demikian cukup dasar alasan bagi Majelis

In
A
hakim yang memeriksa dan memutus perkara a quo untuk menyatakan

gugatan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard) ;


ah

lik
3.2 Eksepsi Mengenai Kurang Pihak (Exceptio Plurium Litis
am

ub
Consortium) Karena Penggugat Tidak Menarik PT. SOS

INDONESIA Sebagai PIHAK Dalam Perkara a quo ;


ep
Majelis Hakim yang Terhormat ;
k
ah

Perlu Tergugat menyatakan secara jelas bahwa pihak yang ditarik


R

si
Penggugat Kurang Pihak (Exceptio Plurium Litis Consortium) karena

ne
Penggugat tidak menarik PT. SOS Indonesia sebagai PIHAK dalam
ng

perkara a quo, dengan dasar alasan sebagai berikut :

do
gu

a. Berdasarkan doktrin M. Yahya Harahap dalam Bukunya yang

berjudul “Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan,


In
A

Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan” pada huruf c)

halaman 439 menjelaskan mengenai exceptio plurium litis


ah

lik

consortium, dengan menyatakan sebagai berikut :

Alasan pengajukan eksepsi plurium litis consortium ini, yaitu


m

ub

apabila orang yang ditarik sebagai tergugat tidak lengkap.


ka

Masih ada orang yang harus ikut dijadikan sebagai penggugat atau
ep

tergugat, baru sengketa yang dipersoalkan dapat diselesaikan


ah

secara tuntas dan menyeluruh ;


es
M

b. Bahwa selanjutnya Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung No.


ng

621 K/Sip/1975 pernah memberikan pertimbangan terkait dengan


on

exceptio plurium litis consortium ini, yaitu sebagai berikut :


gu

d
In
A

Halaman 16 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Ternyata sebagian objek harta perkara, tidak dikuasai tergugat,

tetapi telah menjadi milik pihak ketiga. Dengan demikian, oleh

ne
ng
karena pihak ketiga tersebut tidak ikut digugat, gugatan

do
gu dinyatakan mengandung cacat plurium litis consortium ;

c. Bahwa dalam angka 1 halaman 2 gugatannya, Penggugat

In
A
menyatakan bahwa Penggugat merupakan karyawan dari Tergugat

yang telah bekerja selama 4 tahun 3 bulan sesuai dengan Perjanjian


ah

lik
Kerja Waktu Tertentu yang dikemukakan Penggugat ;

d. Dalil Penggugat tersebut adalah dalil yang bertentangan dengan


am

ub
fakta karena fakta yang sebenarnya adalah Penggugat merupakan

karyawan dari Tergugat hanya selama 3 tahun, kemudian


ep
k

Penggugat bekerja sebagai karyawan dari PT. SOS Indonesia ;


ah

R
e. Adapun ketentuan Pasal 1340 KUHPerdata menyatakan :

si
Persetujuan hanya berlaku antara pihak-pihak yang

ne
ng

membuatnya;

Persetujuan tidak dapat merugikan pihak ketiga; persetujuan tidak

do
gu

dapat memberi keuntungan kepada pihak ketiga selain dalam hal

yang ditentukan dalam pasal 1317 ;


In
A

f. Oleh karena Penggugat juga merupakan karyawan dari PT. SOS


ah

lik

Indonesia selama 1 tahun 3 bulan, maka sudah seharusnyalah

Penggugat menarik PT. SOS Indonesia sebagai pihak dalam


m

ub

perkara a quo ;
ka

Bertolak dari fakta-fakta dan dasar hukum di atas, oleh karena


ep

Penggugat tidak menarik PT. SOS Indonesia sebagai Pihak dalam


ah

perkara a quo, maka demi hukum (ipso jure), Pihak yang ditarik dalam
R

es

Gugatan Penggugat tidak lengkap (Exceptie Plurium Litis Consurtium).


M

ng

Sehingga dengan demikian cukup dasar alasan bagi Majelis Hakim


on

yang memeriksa dan memutus perkara a quo untuk menyatakan


gu

gugatan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard) ;


d
In
A

Halaman 17 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Eksepsi Gugatan Prematur (Exceptio Dilotoria)

si
Majelis Hakim yang Terhormat,

Perlu Tergugat menyatakan secara jelas bahwa gugatan Penggugat

ne
ng
Prematur (Exceptio Dilotoria) dengan dasar alasan sebagai berikut :

do
gu a. Bahwa ketentuan Pasal 83 ayat (1) dan (2) UU No. 2 tahun 2004

tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial berbunyi

In
A
sebagai berikut :

1) Pengajuan gugatan yang tidak dilampiri risalah


ah

lik
penyelesaian melalui mediasi atau konsiliasi, maka hakim

Pengadilan Hubungan Industrial wajib mengembalikan


am

ub
gugatan kepada penggugat ;

2) Hakim berkewajiban memeriksa isi gugatan dan bila terdapat


ep
k

kekurangan, hakim meminta penggugat untuk


ah

R
menyempurnakan gugatannya ;

si
b. Faktanya dalam perkara a quo, tidak terdapat risalah penyelesaian

ne
ng

melalui mediasi atau konsiliasi yang dilakukan oleh Penggugat dan

Tergugat. Yang ada hanyalah Surat Dinas Tenaga Kerja Kota

do
gu

Pekanbaru No. Naker/C4/565/228/III/2017 tertanggal 14 Maret

2017 perihal Anjuran, yang sama sekali bukan merupakan


In
A

bentuk risalah penyelesaian melalui mediasi atau konsiliasi yang


ah

lik

dilakukan oleh Penggugat dan Tergugat ;

c. Oleh karena terhadap perkara a quo sama sekali belum


m

ub

dilakukan mediasi dan konsiliasi, serta Penggugat dan Tergugat


ka

belum pernah membuat dan menandatangani dokumen „Risalah


ep

Penyelesaian Melalui Mediasi Atau Konsiliasi‟, maka sesuai


ah

dengan ketentuan Pasal 83 ayat (1) dan (2) UU No. 2 tahun 2004
R

es

di atas, demi hukum (ipso jure), sudah sepatutnyalah Majelis


M

ng

Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri


on

Pekanbaru mengembalikan gugatan kepada Penggugat ;


gu

d
In
A

Halaman 18 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sehingga dengan demikian cukup dasar alasan bagi Majelis Hakim yang

si
memeriksa dan memutus perkara a quo untuk menyatakan gugatan tidak

dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard) ;

ne
ng

do
gu
II. DALAM POKOK PERKARA

1. BAHWA FAKTA SEBENARNYA ADALAH PENGGUGAT HANYA

In
A
BEKERJA SELAMA 3 TAHUN SEBAGAI KARYAWAN TERGUGAT

DAN 1 TAHUN 3 BULAN SEBAGAI KARYAWAN PT. SOS


ah

lik
INDONESIA, SEHINGGA HUBUNGAN HUKUM ANTARA

PENGGUGAT DENGAN TERGUGAT, DAN ANTARA PENGGUGAT


am

ub
DENGAN PT. SOS INDONESIA MUTLAK HANYALAH SEBAGAI

KARYAWAN PKWT ;
ep
k

Majelis Hakim yang Terhormat,


ah

R
Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat pada angka 1 halaman

si
2 sampai dengan angka 12 halaman 4 gugatan Penggugat yang pada

ne
ng

intinya menyatakan bahwa Penggugat merupakan karyawan dari

Tergugat yang telah bekerja selama 4 tahun 3 bulan ;

do
gu

Dalil Penggugat tersebut adalah dalil yang penuh dengan itikad buruk

dan sangat bertentangan dengan fakta yang ada, berdasarkan dasar


In
A

alasan sebagai berikut :


ah

lik

a. Bahwa Penggugat SAMA SEKALI TIDAK BEKERJA SELAMA 4

TAHUN 3 BULAN SEBAGAI KARYAWAN TERGUGAT;


m

ub

b. Fakta yang sebenarnya adalah Penggugat hanya bekerja selama 3


ka

tahun sebagai karyawan dari Tergugat ;


ep

c. Setelah Penggugat bekerja selama 3 tahun sebagai karyawan dari


ah

Tergugat, kemudian Penggugat bekerja selama 1 tahun 3 bulan


R

es

sebagai karyawan di PT. SOS Indonesia ;


M

ng

d. Bahwa ketentuan Pasal 59 ayat (1) huruf b UU No. 13 tahun 2003


on

menyatakan sebagai berikut :


gu

d
In
A

Halaman 19 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk

si
pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan

pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu :

ne
ng
b) Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang

do
gu tidak terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun.” ;

e. Oleh karena Penggugat hanya bekerja selama 3 tahun sebagai

In
A
karyawan Tergugat, dan selama 1 tahun 3 bulan sebagai karyawan

PT. SOS INDONESIA, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 59 ayat


ah

lik
(1) huruf b UU No. 13 tahun 2003, PENGGUGAT MERUPAKAN

KARYAWAN PKWT ;
am

ub
Bertitik tolak dari fakta-fakta di atas, maka dalil Penggugat yang

menyatakan Penggugat merupakan karyawan yang bekerja selama 4


ep
k

tahun 3 bulan adalah dalil yang penuh dengan itikad buruk dan sangat
ah

R
bertentangan dengan fakta yang ada, karena faktanya Penggugat hanya

si
bekerja selama 3 tahun sebagai karyawan Tergugat, dan selama 1 tahun

ne
ng

3 bulan sebagai karyawan PT. SOS Indonesia, sehingga demi hukum

(ipso jure), Penggugat merupakan karyawan PKWT ;

do
gu

Sehingga dengan demikian cukup dasar alasan bagi Majelis Hakim yang

memeriksa dan memutus perkara a quo untuk menolak seluruh dalil


In
A

Penggugat ;
ah

lik

2. SELAIN DARIPADA ITU, OLEH KARENA PENGGUGAT HANYA

BEKERJA SELAMA 3 TAHUN SEBAGAI KARYAWAN TERGUGAT,


m

ub

MAKA JANGKA WAKTU PKWT PENGGUGAT DENGAN TERGUGAT


ka

SAMA SEKALI TIDAK MELEWATI JANGKA WAKTU DALAM PASAL


ep

59 AYAT (7) UU No. 13 TAHUN 2003 DAN PASAL 3 KEPUTUSAN


ah

MENAKERTRANS RI No. KEP.100/MEN/VI/2004 TAHUN 2004,


es
M

SEHINGGA DEMI HUKUM (IPSO JURE) PKWT TIDAK BERUBAH


ng

MENJADI PKWTT ;
on

Majelis Hakim yang Terhormat,


gu

d
In
A

Halaman 20 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dalil Penggugat pada angka 1 halaman 2 sampai dengan angka 6

si
halaman 3 gugatan Penggugat pada intinya menyatakan bahwa

Penggugat merupakan karyawan dari Tergugat yang telah bekerja

ne
ng
selama 4 tahun 3 bulan dan sesuai dengan Pasal 59 ayat (7) UU No 13

do
gu tahun 2003 dan Pasal

KEP.100/MEN/VI/2004 tahun 2004, sudah selayaknya Penggugat


3 Keputusan Menakertrans RI No.

In
A
diangkat menjadi PKWTT ;

Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat tersebut berdasarkan


ah

lik
dasar alasan sebagai berikut :

a. Bahwa ketentuan Pasal 59 ayat (7) UU No. 13 tahun 2003


am

ub
menyatakan sebagai berikut :

“Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang tidak memenuhi


ep
k

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat


ah

R
(4), ayat (5) dan ayat (6) maka demi hukum menjadi perjanjian

si
kerja waktu tidak tertentu” ;

ne
ng

Adapun ketentuan Pasal 59 ayat (7) UU No. 13 tahun 2003 itu

diterapkan apabila Perjanjian Kerja Waktu Tertentu bertentangan

do
gu

dengan Pasal 59 ayat (1), (2), (4), (5), dan (6) ;

b. Sebagaimana telah Tergugat kemukakan pada angka 1 dan 3.2


In
A

bagian Eksepsi dan angka 1 bagian Pokok Perkara dari Jawaban ini
ah

lik

di atas, bahwa DALIL YANG DISAMPAIKAN OLEH PENGGUGAT

DALAM GUGATANNYA ADALAH DALIL YANG SANGAT


m

ub

MENYESATKAN DAN BERTENTANGAN DENGAN FAKTA YANG


ka

ADA;
ep

Penggugat sama sekali tidak bekerja selama 4 tahun 3 bulan di


ah

kantor Tergugat. FAKTA YANG SEBENARNYA ADALAH


R

es

PENGGUGAT HANYA BEKERJA SELAMA 3 TAHUN DI KANTOR


M

ng

TERGUGAT, yang setelah itu barulah Penggugat bekerja


on

sebagai karyawan dari PT. SOS Indonesia selama 1 tahun 3


gu

bulan ;
d
In
A

Halaman 21 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
c. Oleh karena Penggugat hanya bekerja selama 3 tahun di kantor

si
Tergugat dan selama 1 tahun 3 bulan di PT. SOS Indonesia, maka

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu antara Penggugat dengan

ne
ng
Tergugat, dan antara Penggugat dengan PT. SOS Indonesia,

do
gu sama sekali tidak melanggar ketentuan Pasal 59 ayat (7) UU No.

13 tahun 2003 dan Pasal 3 Keputusan Menakertrans RI No.

In
A
KEP.100/MEN/VI/2004 tahun 2004 karena yang dilarang oleh

ketentuan tersebut adalah jika Perjanjian Kerja Waktu Tertentu


ah

lik
melebihi jangka waktu 3 (tiga) tahun ;

Bertolak dari fakta-fakta dan dasar hukum di atas, maka dalil Penggugat
am

ub
yang menyatakan bahwa Penggugat merupakan karyawan dari

Tergugat yang telah bekerja selama 4 tahun 3 bulan dan sudah


ep
k

selayaknya Penggugat diangkat menjadi PKWTT, adalah dalil yang


ah

R
sangat menyesatkan dan bertentangan dengan fakta yang ada, karena

si
Penggugat hanya bekerja selama 3 tahun di kantor Tergugat,

ne
ng

sehingga Perjanjian Kerja Waktu Tertentu antara Penggugat

dengan Tergugat sama sekali tidak melanggar ketentuan Pasal 59

do
gu

ayat (7) UU No. 13 tahun 2003 dan Pasal 3 Keputusan Menakertrans

RI No. KEP.100/MEN/VI/2004 tahun 2004, dan demi hukum (ipso


In
A

jure) Tergugat tidak memiliki kewajiban untuk mengangkat status


ah

lik

Penggugat dari PKWT menjadi PKWTT;

Sehingga dengan demikian cukup dasar alasan bagi Majelis Hakim


m

ub

yang memeriksa dan memutus perkara a quo untuk menolak seluruh


ka

dalil Penggugat ;
ep

3. OLEH KARENA TELAH TERBUKTI PENGGUGAT HANYALAH


ah

KARYAWAN PKWT DARI TERGUGAT, MAKA TINDAKAN


es
M

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA ATAS PENGGUGAT YANG


ng

DILAKUKAN OLEH PT. SOS INDONESIA KARENA BERAKHIRNYA


on
gu

d
In
A

Halaman 22 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
JANGKA WAKTU PKWT, ADALAH TINDAKAN YANG SAH DAN

si
MEMILIKI DASAR HUKUM ;

Majelis Hakim yang Terhormat,

ne
ng
Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat pada angka 1 sampai

do
gu dengan angka 3 halaman 2 gugatan Penggugat yang pada intinya

menyatakan bahwa Tergugat mengakhiri Perjanjian Kerja Waktu

In
A
Tertentu dengan Penggugat tanpa alasan yang jelas, berdasarkan

dasar alasan sebagai berikut ;


ah

lik
a. Bahwa sesuai dengan fakta-fakta dan dasar hukum yang telah

Tergugat kemukakan di atas, Penggugat merupakan karyawan


am

ub
PKWT dari Tergugat dan PT. SOS Indonesia ;

b. Bahwa pengakhiran Perjanjian Kerja Waktu Tertentu tertanggal 24


ep
k

Agustus 2016 yang dipermasalahkan oleh Penggugat pada angka 1


ah

R
sampai dengan angka 3 halaman 2 gugatan, pada dasarnya adalah

si
pengakhiran hubungan kerja antara Penggugat dengan PT. SOS

ne
ng

Indonesia ;

c. Bahwa hubungan kerja antara Penggugat dengan PT.SOS Indonesia

do
gu

didasari oleh 2 (dua) PKWT dengan PKWT yang terakhir adalah

PKWT NPK : 99916120525 tertanggal 25 Mei 2016 (Bukti T-1) ;


In
A

d. Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 2 PKWT NPK : 99916120525


ah

lik

tertanggal 25 Mei 2016 (Vide Bukti T-1), jangka waktu PKWT

Penggugat dengan PT. SOS Indonesia adalah selama 3 bulan yang


m

ub

berakhir pada tanggal 24 Agustus 2016 ;


ka

e. Bahwa faktanya PT. SOS Indonesia telah mengirimkan Surat kepada


ep

Penggugat Nomor 068/VIII/2016/HRDCORP tertanggal 15 Agustus


ah

2016 perihal Konfirmasi Berakhirnya Hubungan Kerja (Bukti T-2),


R

es

yang pada intinya PT. SOS Indonesia menyatakan PKWT berakhir


M

ng

tanggal 24 Agustus 2016 dan menyatakan tidak melanjutkan


on

hubungan kerja dengan Penggugat per tanggal 25 Agustus 2016 ;


gu

d
In
A

Halaman 23 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
f. Bahwa ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata jo. Pasal 61 ayat (1) huruf

si
b UU No. 13 tahun 2003 menyatakan sebagai berikut :

“Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang

ne
ng
berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.

do
gu Persetujuan ini tidak dapat

kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang


ditarik kembali selain dengan

In
A
ditentukan oleh undang-undang ;

“Perjanjian kerja berakhir apabila :


ah

lik
b) berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.”

g. Oleh karena hubungan hukum Penggugat dengan PT. SOS


am

ub
Indonesia adalah PKWT dan PKWT Penggugat dengan PT. SOS

Indonesia berakhir pada tanggal 24 Agustus 2016, maka demi


ep
k

hukum (ipso jure) sesuai dengan ketentuan Pasal 1338


ah

R
KUHPerdata jo. Pasal 61 ayat (1) huruf b UU No. 13 tahun 2003,

si
tindakan pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh PT.

ne
ng

SOS Indonesia terhadap Penggugat, adalah tindakan yang sah

dan memiliki dasar hukum ;

do
gu

Bertolak dari fakta-fakta dan dasar hukum di atas, maka dalil Penggugat
In
A

yang menyatakan bahwa Tergugat mengakhiri PKWT dengan


ah

lik

Penggugat tanpa alasan yang jelas, adalah dalil yang sangat mengada-

ada dan tidak memiliki dasar hukum, sehingga cukup dasar alasan bagi
m

ub

Majelis hakim yang memeriksa dan memutus perkara a quo untuk


ka

menolak seluruh dalil Penggugat ;


ep

4. OLEH KARENA TELAH TERBUKTI BAHWA TINDAKAN


ah

PENGAKHIRAN PKWT YANG DILAKUKAN OLEH PT. SOS


es
M

INDONESIA TERHADAP PENGGUGAT, MERUPAKAN TINDAKAN


ng

YANG SAH, MAKA DEMI HUKUM (IPSO JURE), PENGGUGAT


on

SAMA SEKALI TIDAK BERHAK MENUNTUT UANG PESANGON (2


gu

d
In
A

Halaman 24 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
KALI KETENTUAN PASAL 156 AYAT (2)), UANG PENGHARGAAN

si
MASA KERJA, DAN UANG PENGGANTIAN HAK ;

Majelis Hakim yang Terhormat,

ne
ng
Dalil Penggugat pada angka 11 sampai dengan angka 12 halaman 4

do
gu gugatan Penggugat pada intinya Penggugat menyatakan bahwa

pemutusan hubungan kerja telah memenuhi unsur Pasal 164 butir 3 UU

In
A
No. 13 tahun 2003, sehingga Penggugat berhak atas uang pesangon 2

kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja, dan
ah

lik
uang penggantian hak ;

Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat tersebut dengan dasar


am

ub
alasan sebagai berikut :

a. Bahwa ketentuan Pasal 164 butir 3 UU No. 13 tahun 2003


ep
k

menyatakan sebagai berikut :


ah

R
“Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap

si
pekerja/buruh karena perusahaan tutup bukan karena mengalami

ne
ng

kerugian 2 (dua) tahun berturut-turut atau bukan karena keadaan

memaksa (force majeur) tetapi perusahaan melakukan efisiensi,

do
gu

dengan ketentuan pekerja/buruh berhak atas uang pesangon

sebesar 2 (dua) kali ketentuan Psal 156 ayat (2), uang penghargaan
In
A

masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan
ah

lik

uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).” ;

b. Penggugat keliru menerapkan ketentuan Pasal 164 butir 3 UU No. 13


m

ub

tahun 2003 terhadap perkara a quo karena faktanya pengakhiran


ka

hubungan kerja yang dilakukan oleh PT. SOS Indonesia sama sekali
ep

tidak memenuhi unsur-unsur di dalam ketentuan tersebut, karena


ah

tindakan pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh PT. SOS


R

es

Indonesia merupakan tindakan yang sah dan memiliki dasar hukum


M

ng

sebagaimana telah Tergugat kemukakan pada angka 3 bagian Pokok


on

Perkara dari Jawaban ini di atas ;


gu

d
In
A

Halaman 25 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
c. Oleh karena tindakan pengakhiran hubungan kerja yang

si
dilakukan oleh PT. SOS Indonesia merupakan tindakan yang sah

dan memiliki dasar hukum serta tidak memenuhi unsur dalam

ne
ng
ketentuan Pasal 164 butir 3 UU No. 13 tahun 2003, maka demi

do
gu hukum (ipso jure), Penggugat tidak tidak berhak menuntut uang

pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian

In
A
hak ;

Bertolak dari fakta-fakta dan dasar hukum di atas, maka dalil Penggugat
ah

lik
yang menyatakan bahwa pemutusan hubungan kerja telah memenuhi

unsur Pasal 164 butir 3 UU No. 13 tahun 2003, sehingga Penggugat


am

ub
berhak atas uang pesangon 2 kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang

penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak, adalah dalil yang
ep
k

sangat tidak memiliki dasar hukum dan penuh dengan itikad buruk,
ah

R
sehingga cukup dasar alasan bagi Majelis hakim yang memeriksa dan

si
memutus perkara a quo untuk menolak seluruh dalil Penggugat ;

ne
ng

Bahwa berdasarkan alasan-alasan yang telah diuraikan di atas, Tergugat

do
gu

mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara Nomor 37/Pdt.Sus-

PHI/2017/PN.Pbr agar berkenan memutuskan perkara ini sebagai berikut :


In
A

I. Dalam Eksepsi:

1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi Tergugat seluruhnya.


ah

lik

2. Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima.

3. Menghukum Penggugat membayar biaya perkara.


m

ub

II.Dalam Pokok Perkara :


ka

1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya.


ep

2. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara ini.


ah

Menimbang, bahwa atas Jawaban Tergugat tersebut, Penggugat


es
M

mengajukan Replik tertanggal 29 Mei 2017 dan atas Replik tersebut Tergugat
ng

mengajukan Duplik tertanggal 2 Juni 2017 ;


on
gu

d
In
A

Halaman 26 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatan Penggugat telah

si
mengajukan bukti-bukti surat bertada P-1 sampai dengan P-12 dan mengajukan

seorang saksi yang bernama Muhammad Deki ;

ne
ng
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil Jawaban Tergugat telah

do
gu
mengajukan bukti-bukti surat bertada T-1 sampai dengan T-5 dan mengajukan 2

(dua) orang saksi dalam persidangan masing-masing Rinto Azwar Samosir dan

In
A
Beni Indra ;

Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat mengajukan Kesimpulan


ah

lik
dalam persidangan tanggal 20 Juli 2017 ;

Menimbang, bahwa selanjutnya segala sesuatu yang termuat dalam berita


am

ub
acara persidangan perkara ini, yang untuk ringkasnya putusan ini dianggap telah

termuat dan menjadi satu bagian yang tak terpisahkan dengan putusan ini;
ep
k

Menimbang, bahwa akhirnya Penggugat menyatakan tidak ada hal - hal


ah

R
yang akan diajukan lagi, dan mohon putusan ;

si
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian dalam Putusan ini, maka

ne
ng

segala sesuatu yang tercatat dalam Berita Acara Sidang harus dianggap sudah

termuat dan merupakan satu kesatuan serta bagian yang tidak terpisahkan dalam

do
gu

Putusan ini;
In
A

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM


DALAM EKSEPSI
ah

lik

Menimbang, bahwa dalam Jawabannya Tergugat mengajukan Eksepsi,


m

ub

yang salah satu Butir Eksepsinya mengenai Kewenangan Mengadili Pengadilan

Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Pekanbaru;


ka

ep

Menimbang, bahwa terhadap Tangkisan atau Butir Eksepsi Tergugat


ah

tersebut, Majelis Hakim telah mempertimbangkannya dan telah diputus dalam


R

Putusan Sela Nomor : 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr tanggal 12 Juni 2017 yang


es
M

merupakan Satu Kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Putusan ini, sehingga
ng

on

tidak perlu diuraikan kembali;


gu

d
In
A

Halaman 27 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa disamping Butir Eksepsi mengenai Kewenangan

si
tersebut, Tergugat juga mengajukan Eksepsi lain mengenai : Gugatan Tidak

Jelas (Obscuur Libel) karena Penggugat tidak menjabarkan Subjek Hukum Dalam

ne
ng
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu secara jelas dan oleh karena Penggugat tidak

do
gu
memiliki Legal Standing/Kedudukan Hukum secara jelas, Error in Persona, dan

Kurang Pihak serta Gugatan Tidak Dilampiri Risalah Penyelesaian ;

In
A
Menimbang, bahwa Butir-butir Eksepsi Tergugat tersebut diatas bukanlah

mengenai Kewenangan, maka berdasarkan Ketentuan dalam Pasal 159 dan 162
ah

lik
RBg atas Butir-Butir eksepsi tersebut dapat dipertimbangkan dan diputus bersama-

sama dengan Pertimbangan Pokok Perkara;


am

ub
Menimbang, bahwa terhadap Butir-Butir Eksepsi tersebut diatas, Majelis

Hakim mempertimbangkan sebagai Berikut :


ep
k

TENTANG GUGATAN PENGGUGAT TIDAK JELAS;


ah

R
Menimbang, bahwa Dasar pemikiran Tergugat pada Butir Eksepsi ini

si
adalah Penggugat tidak mampu menjabarkan siapa saja pihak yang terikat dalam

ne
ng

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dan Penggugat tidak memiliki Legal Standing

dalam mengajukan Gugatan;

do
gu

Menimbang, bahwa terhadap alasan tersebut, Majelis mempertimbangkan

sebagai berikut ;
In
A

Menimbang, bahwa Gugatan Kabur atau Tidak Jelas adalah menyangkut


ah

lik

Penulisan Gugatan yang tidak jelas, Maksud dan Tujuan Gugatan tidak Jelas,

adanya Pertentangan antara Petitum atau Posita yang satu dengan Petitum atau
m

ub

Posita lainnya dan adanya Pertentangan antara Posita dan Petitum atau
ka

sebaliknya, sedangkan Menurut Majelis tidak terdapat pertentangan dan


ep

ketidakjelasan penulisan dan maksud serta tujuan Gugatan dalam perkara aquo;
ah

Menimbang, bahwa disamping itu, Kedudukan Hukum (Legal Standing)


R

es

Penggugat dalam perkara aquo, telah diakui secara nyata oleh Tergugat dalam
M

ng

Jawabannya bahwa Penggugat adalah Karyawan Tergugat yang ditempatkan


on

bekerja di Pekanbaru dan telah diputuskan hubungan kerjanya oleh Tergugat


gu

dengan alasan Habis Masa Kontrak, sedangkan terhadap Kuasa Penggugat, pada
d
In
A

Halaman 28 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
awal persidangan telah dilakukan pemeriksaan dan telah memenuhi syarat yang

si
diperlukan sebagai Kuasa Hukum yang dapat beracara di persidangan, oleh

karena itu Kedudukan Penggugat Prinsipal dan Kedudukan Kuasa Penggugat

ne
ng
merupakan Pihak yang memiliki Legal Standing/Kedudukan Hukum dalam perkara

do
gu
aquo;

Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan Perkara aquo dengan PT.

In
A
SHILED ON SERVICE sebagai Tergugatnya, sedangkan disamping Butir ini,

Tergugat juga mengajukan Eksepsi mengenai Eror in Persona dan Kurang


ah

lik
Pihak, oleh karena itu, Majelis berpendapat Pemeriksaan atas Kemampuan

menjabarkan Pihak yang terikat dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, yakni
am

ub
apakah Kedudukan Hukum Tergugat sudah tepat atau salah, apakah cukup Pihak

Tergugat yang berkedudukan sebagai Tergugat atau masih terdapat pihak lain,
ep
k

sebagaimana dimaksud dalam Dasar Pemikiran Tergugat pada Butir Eksepsi ini
ah

R
akan dipertimbangkan dan menjadi satu kesatuan pertimbangan dalam Butir

si
Eksepsi mengenai Error ini Persona dan Kurang Pihak, olehnya, Butir Eksepsi ini

ne
ng

dikesampingkan;

TENTANG KESALAHAN PIHAK DALAM GUGATAN (ERROR IN PERSONA);

do
gu

Menimbang, bahwa dasar Pemikiran Tergugat dalam Butir Eksepsinya ini

adalah bahwa Penggugat salah/keliru dqalam menyebutkan Pihak yang ditarik


In
A

sebagai Tergugat, oleh karena itu Gugatan Penggugat tersebut salah alamat ;
ah

lik

Menimbang, bahwa terhadap Butir Eksepsi ini, Majelis Hakim

mempertimbangkan sebagai berikut ;


m

ub

Menimbang, bahwa Penggugat mengajukan gugatan dengan menarik


ka

Tergugat dalam Perkara aquo adalah PT. SHILED ON SERVICE, yang


ep

seharusnya adalah PT. SHIELD ON SERVICE;


ah

Menimbang, bahwa Kedudukan Tergugat PT. SHILED ON SERVICE


R

es

berlamat sama dengan PT. SHIELD ON SERVICE, yang olehnya relaas panggilan
M

ng

sidang Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Pekanbaru


on

dipenuhi oleh PT. SHIELD ON SERVICE, sehingga dengan demikian, Tergugat


gu

yang dimaksud oleh Penggugat adalah PT. SHIELD ON SERVICE;


d
In
A

Halaman 29 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa disamping itu berdasarkan Gugatan dan Jawaban

si
terdapat Pengakuan yang sama (Expresis Verbis) bahwa Hubungan Kerja

Penggugat pada Hakekatnya adalah juga dengan PT. SHIELD ON SERVICE, oleh

ne
ng
karena itu Tergugat yang dimaksud oleh Penggugat adalah PT. SHIELD ON

do
gu
SERVICE;

Menimbang, bahwa dengan demikian terdapat kesalahan Penulisan nama

In
A
Pihak Tergugat, yang olehnya Majelis berpendapat bahwa Kesalahan Penulisan

nama tersebut merupakan Kesalahan yang tidak prinsip dalam pengajuan


ah

lik
gugatan, sepanjang secara materiil, hubungan kerja yang dimaksud oleh

Penggugat memang dapat dibuktikan adanya perselisihan dengan perusahaan


am

ub
yang dimaksudnya, oleh karena itu Kedudukan PT. SHILED ON SERVICE sebagai

Tergugat dalam perkara aquo harus dimaknai sebagai PT. SHIELD ON SERVICE,
ep
k

dengan demikian Butir Eksepsi ini, harus dikesampingkan;


ah

R
TENTANG KURANG PIHAK;

si
Menimbang, bahwa dasar Pemikiran Tergugat dalam Butir Eksepsinya ini

ne
ng

adalah bahwa Penggugat memiliki hubungan kerja dengan Tergugat selama 3

(tiga) tahun sedangkan dengan PT. SOS Indonesia selama 1 Tahun 3 bulan, oleh

do
gu

karena itu Penggugat harus menarik PIhak PT. SOS Indonesia sebagai Tergugat

dalam perkara aquo;


In
A

Menimbang, bahwa terhadap Butir Eksepsi ini, Majelis Hakim


ah

lik

mempertimbangkan sebagai berikut ;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-1, P-2, P-3, P-4, P-5 dan T-1, T-3
m

ub

yakni Perjanjian Kerja Waktu Tertentu terdapat 2 (dua) Perusahaan yang memiliki
ka

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dengan Penggugat yakni PT. SOS Indonesia dan
ep

PT. Shield On Service, namun format kalimat dalam perjanjian, format


ah

surat/perjanjian, nomor surat/perjanjian menunjukkan kedua perusahaan tersebut


R

es

memiliki berbagai kesamaan, disamping itu, Bukti T-2, P-7, P-8, P-9, P-10, P-11,
M

ng

mengenai Konfirmasi berakhirnya hubungan kerja, Surat Keterangan Kerja, Slip


on

Upah, Kepesertaan BPJS/Saldo JHT, MASIH TETAP dengan menggunakan


gu

Kepala Surat PT. Shield On Service sekalipun perjanjian kerja menggunakan


d
In
A

Halaman 30 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
nama PT SOS Indonesia, dihubungkan pula dengan bukti P-12 Pembayaran Upah

si
kepada Penggugat dengan menggunakan Nomor Rekening yang sama selama

masa hubungan kerja, sekalipun berdasarkan Bukti T-4 dan T-5 menunjukkan

ne
ng
bahwa PT. SOS Indonesia merupakan badan hukum tersendiri;

do
gu Menimbang, bahwa Pengaturan Hubungan Kerja secara Hukum telah diatur

secara oleh Hukum Positif Ketenagakerjaan dan secara Teknis Pelaksanaan

In
A
Pekerjaan diatur pula oleh Sistem Managemen, oleh karenanya Hukum dan

Sistem Managemen tidak dapat dipisahkan dalam Menganalisa Hubungan Kerja;


ah

lik
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan diatas tersebut,

Majelis berpendapat bahwa PT. Shield On Service dan PT. SOS Indonesia dalam
am

ub
hubungannya dengan Penggugat memiliki satu kesatuan Managemen, oleh

karenanya, sekalipun Penggugat tidak mencantumkan PT. SOS Indonesia sebagai


ep
k

Tergugat dalam Perkara Aquo, Kedudukan Tergugat dalam perkara aquo harus
ah

R
dimaknai sebagai PT. SHIELD ON SERVICE dan PT. SOS INDONESIA yang oleh

si
karenanya, kedua Perusahan tersebut harus turut bertanggungjawab secara

ne
ng

tanggung renteng atas segala akibat hokum dari Putusan ini, dengan demikian

Eksepsi Tergugat pada Butir ini Patut untuk, Ditolak;

do
gu

TENTANG GUGATAN PREMATUR;

Menimbang, bahwa dasar Pemikiran Tergugat dalam Butir Eksepsinya ini


In
A

adalah bahwa Penggugat tidak melampirkan Risalah Penyelesaian dalam


ah

lik

Gugatannya tetapi melampirkan Anjuran;

Menimbang, bahwa terhadap dalil tersebut diatas Majelis


m

ub

mempertimbangkan bahwa Syarat Materil Pengajuan Gugatan Perselisihan


ka

Hubungan Industril di Pengadilan Hubungan Industrial harus terlebih dahulu


ep

melalui tahapan/Mekanisme Perundingan Tripartit, yang kemudian ditunjukkan


ah

dengan adanya Anjuran atau Risalah Penyelesaian dari Mediator pada Dinas yang
R

es

bertanggungjawab dalam bidang ketenagakerjaan setempat, yang kemudian


M

ng

merupakan syarat Formil kelengkapan Gugatan, untuk mana terhadap Syarat


on

Materil dan Syarat Formil tersebut Majelis Hakim mempertimbangkan sebagai


gu

berikut ;
d
In
A

Halaman 31 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Bahwa berdasarkan Pasal 136 ayat (1,2) UU No. 13 Tahun 2003

si
tentang Ketenagakerjaan dihubungkan dengan Pasal 3 ayat (1), Pasal

4 ayat (1), Pasal 23 ayat (1) dan dihubungkan pula dengan Pasal 44

ne
ng
ayat (1) UU No. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan

do
gu Hubungan Industrial, serta Pasal 151 ayat (2) UU Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan, mengisyaratkan bahwa Mekanisme

In
A
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial diwajibkan terlebih

dahulu melalui Proses Perundingan atau Upaya Perdamaian pada


ah

lik
tingkatan Bipartit dan Tripartit yakni Mediasi atau Konsiliasi maupun

Penyelesaian Perselisihan melalui Arbitrase;


am

ub
- Bahwa dalam hal Upaya Damai tersebut Gagal, khususnya pada

Tingkatan Mediasi atau Konsiliasi, maka Mediator atau Konsiliator


ep
k

mengeluarkan Anjuran Tertulis sebagaimana dimaksud dalam


ah

R
Pasal 13 ayat (2) dan Pasal 23 ayat (2) UU No. 2 tahun 2004

si
tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial;

ne
ng

- Bahwa berdasarkan Pasal 14 ayat (1) dan Pasal 24 ayat (1) UU No.

2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan

do
gu

Industrial, Para Pihak atau Salah satu Pihak yang Menolak

Anjuran dapat melanjutkan Penyelesaian Perselisihan ke


In
A

Pengadilan Hubungan Industrial;


ah

lik

- Bahwa esensi dasar atau Ketentuan Materil dari Penyelesaian

Perselisihan Hubungan Industrial adalah Dilakukannya


m

ub

Perundingan, dimana setiap Pihak yang terkait dalam Hubungan


ka

Kerja termasuk Pemerintah harus berupaya sekeras-kerasnya untuk


ep

menghindari terjadinya Perselisihan, dalam hal segala upaya telah


ah

dilakukan namun Perselisihan tidak dapat dihindari, maka terhadap


R

es

Perselisihan tersebut harus terlebih dahulu dilakukan Upaya


M

ng

Penyelesaian dalam bentuk Upaya Perundingan, sebagaimana


on

dimaksud dalam Pasal 151 ayat (1-3) UU No. 13 tahun 2003


gu

tentang Ketenagakerjaan;
d
In
A

Halaman 32 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Pasal 83 ayat (1) UU No. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian

si
Perselisihan Hubungan Industrial yang menyatakan “Pengajuan

Gugatan yang tidak dilampiri risalah penyelesaian melalui

ne
ng
mediasi atau konsiliasi, maka Hakim Pengadilan Hubungan

do
gu Industrial wajib mengembalikan gugatan kepada Penggugat”

memiliki makna bahwa Tahap Akhir Perundingan sebagai Upaya

In
A
Penyelesaian Perselisihan HARUS melalui tahapan Perundingan

Tripartit yakni dengan melibatkan Mediator atau Konsiliator,


ah

lik
sebelum Para Pihak mengajukan Gugatan ke Pengadilan

Hubungan Industrial, untuk mana Risalah Penyelesaian dari


am

ub
Mediator dan Konsiliator dapat berfungsi sekaligus Bukti telah

dilaksanakannya Tahapan atau Proses Mediasi/ Konsiliasi tersebut;


ep
k

2. Bahwa berdasarkan Pasal 13 ayat (2) dan Pasal 23 ayat (2) UU No. 2
ah

R
tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial,

si
Mediator atau Konsiliator tidak mengeluarkan Risalah Penyelesaian,

ne
ng

melainkan Anjuran, sehingga dengan demikian Anjuran juga dapat

berfungsi sebagai bukti bahwa tahapan Perundingan Tripartit

do
gu

melalui Mediasi atau Konsiliasi telah dipenuhi;

3. Bahwa berdasarkan Pasal 83 ayat (1) dihubungkan dengan Pasal 13


In
A

ayat (2), Pasal 23 ayat (2) UU No. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian
ah

lik

Perselisihan Hubungan Industrial tersebut diatas, Risalah

Penyelesaian dan Anjuran memiliki Kesamaan Fungsi yakni sama-


m

ub

sama berfungsi sebagai Bukti bahwa Tahapan Perundingan


ka

Tripartit melalui Mediasi atau Konsiliasi telah dipenuhi;


ep

4. Bahwa ditinjau dari aspek Materi dan Kekuatan Administrasi


ah

Kenegaraan,
R

es

a. Uraian Materi Permasalahan yang terdapat dalam Anjuran merupakan


M

ng

uraian yang sangat detail/rinci dibandingkan dengan Uraian Materi


on

Permasalahan yang terdapat dalam Risalah Penyelesaian ;


gu

d
In
A

Halaman 33 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
b. Anjuran dan Risalah Penyelesaian – sebagaimana bentuk aslinya dalam

si
Format C-5 dan C-6 yang tertuang dalam SK Dirjen. Pembinaan

Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial ketenagakerjaan Nomor KEP-

ne
ng
96/PHIJSK/2006 -, menunjukkan bahwa Anjuran merupakan Produk

do
gu Administrasi Negara yang ditandatangani

Ketenagakerjaan setempat disertai dengan Nomor Surat diatas Kertas


oleh Kepala Dinas

In
A
yang memiliki Kepala Surat pada Dinas tersebut, sedangkan Risalah

Penyelesaian merupakan catatan seorang Mediator atau Konsiliator


ah

lik
tanpa Kepala Surat dan Tanpa Nomor serta tandatangan Kepala Dinas

yang menangani Ketenagakerjaan setempat, untuk mana dari aspek ini


am

ub
Anjuran lebih memiliki Bobot Materi dan Bobot Keabsahan sebagai

Produk Administrasi Negara/Daerah;


ep
k

c. Bahwa Tujuan Hukum adalah adanya Keadilan, Kepastian, dan


ah

R
Kemanfaatan, untuk mana dengan melampirkan Anjuran dalam

si
Gugatannya, sebagaimana juga diberlakukan di Pengadilan Hubungan

ne
ng

Industrial lainnya di Indonesia, Para Pencari Keadilan di Pengadilan

Hubungan Industrial tidak memerlukan waktu untuk berulang-ulang

do
gu

mendatangi Mediator atau Konsiliator, sehingga Efektifitas, Kecepatan

dan Efisiensi Penyelesaian Perselisihan melalui Proses Pengadilan


In
A

sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 103 UU Nomor 2 Tahun 2004


ah

lik

tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, dan

sebagaimana Tujuan Hukum tersebut. telah lebih terakomodir;


m

ub

d. Bahwa dalam hal Ketentuan Materil yang merupakan syarat Utama


ka

Lengkapnya Gugatan yakni Perundingan Tripartit telah terpenuhi, maka


ep

Persyaratan Administratif dalam Perselisihan Hubungan Industrial


ah

sebagai bukti telah terpenuhinya syarat Materil tersebut, dapat dalam


R

es

bentuk Anjuran atau Risalah Penyelesaian;


M

ng

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas,


on

Majelis menyimpulkan bahwa Gugatan Penggugat yang melampirkan Anjuran


gu

Tertulis menunjukkan bahwa para pihak telah memenuhi Seluruh Mekanisme


d
In
A

Halaman 34 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang diisyaratkan oleh Undang-

si
Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan UU No. 2 tahun 2004

tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, yakni TAHAPAN

ne
ng
PERUNDINGAN BIPARTIT dan TRIPARTIT melalui Mediasi atau Konsiliasi,

do
gu
dimana Anjuran Tertulis sekaligus juga berfungsi sebagai Bukti telah

dilakukannya Upaya Damai melalui Tahapan Perundingan, yang menyangkut

In
A
Uraian Materi Perkara yang lebih menyeluruh, dan yang Memiliki Kekuatan

Administrasi Negara/Daerah serta Memiliki Rasa Keadilan, Kepastian dan


ah

lik
Kemanfaatan bagi Para Pihak, sehingga terhadap Pihak yang menolak Anjuran

dapat langsung dan segera melanjutkan Upaya Penyelesaian Perselisihan ke


am

ub
Pengadilan Hubungan Industrial;

Menimbang, bahwa berdasar pertimbangan dan uraian diatas, Eksepsi


ep
k

Tergugat pada butir ini patut untuk, Ditolak;


ah

R
Menimbang, bahwa dengan uraian dan pertimbangan diatas, maka Eksepsi

si
Tergugat Ditolak seluruhnya;

ne
ng

DALAM POKOK PERKARA

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat adalah sebagaimana telah

do
gu

diuraikan di atas:
In
Menimbang, bahwa Gugatan Penggugat pada pokoknya adalah sebagai
A

berikut :
ah

lik

- Bahwa , Penggugat merupakan karyawan di PT. SHIELD ON

SERVICE yang telah bekerja di perusahaan Tergugat selama (-/+) 4


m

ub

(empat) tahun 3 (tiga) bulan terhitung dari tanggal 25 Mei 2012


ka

sampai dengan tanggal 25 Agustus 2016 dengan status karyawan


ep

kontrak;
ah

- Bahwa, sampai dengan berakhirnya hubungan kerja tersebut. Pihak


R

es

Tergugat tidak tidak pernah mengangkat status Penggugat dari


M

ng

PKWT menjadi PKWTT serta tidak memberikan hak pesangon


on

kepada Penggugat selaku karyawan pada perusahaan Tergugat yang


gu

d
In
A

Halaman 35 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
telah mengabdi selama (-/+) 4 (empat) tahun 3 (tiga) bulan di

si
perusahaan Tergugat;

ne
Menimbang, bahwa atas Gugatan Penggugat tersebut, Tergugat

ng
mengajukan Jawaban yang pada pokoknya sebagai berikut;

do
gu - Bahwa Penggugat bekerja pada PT. Shield On Service selama 3

Tahun sedangkan pada PT. SOS Indonesia selama 1 Tahun 3 Bulan,

In
A
dengan status Karyawan PKWT

- Bahwa Penggugat di PHK oleh Tergugat karena berakhirnya jangka


ah

lik
waktu PKWT;

Menimbang, bahwa setelah mencermati Gugatan Penggugat dihubungkan


am

ub
dengan Jawaban Tergugat atas Gugatan tersebut, maka persoalan Pokok antara
ep
Penggugat dengan Tergugat adalah berkenaan dengan Tindakan Tergugat yang
k

memutuskan Hubungan Kerja terhadap Penggugat dan dalam pemutusan


ah

si
hubungan kerja tersebut Tergugat tidak memberikan hak-hak Penggugat sesuai

ketentuan yang berlaku ;

ne
ng

Menimbang, bahwa beranjak dari hal tersebut diatas, maka masalah Yuridis

yang harus dijawab adalah : “apakah Tindakan Tergugat yang telah melakukan

do
gu

Pemutusan Hubungan Kerja terhadap Penggugat, dengan alasan berakhirnya


In
A

jangka waktu Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, telah sesuai dengan ketentuan

yang berlaku ?”
ah

lik

Menimbang, bahwa, gugatan Para Penggugat disangkal kebenarannya oleh

Tergugat maka menurut ketentuan pasal 283 RBg Jo Pasal 1865 KUH Perdata,
m

ub

Para Penggugat sebagai pihak yang mendalilkan dibebani kewajiban untuk


ka

membuktikan dalil-dalil gugatannya sedangkan pihak Tergugat dapat mengajukan


ep

bukti lawan (legen bewijs), dihubungkan dengan asas Eines Manres Rede Ist
ah

Keines Mannes atau Azas Audi et alteram Partem, dan pendapat Prof DR.
es

Achmad Ali, SH, MH dan Dr. Wiwie Heryani, SH, MH dalam Bukunya “ASAS
M

ng

ASAS HUKUM PEMBUKTIAN PERDATA”, yang mengatakan bahwa “Penggugat


on

tidak diwajibkan membuktikan Kebenaran sangkalan Tergugat, demikian pula


gu

sebaliknya, Tergugat tidak diwajibkan untuk membuktikan kebenaran Peritiwa


d
In
A

Halaman 36 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang diajukan oleh Penggugat”, maka dengan demikian Azas dan Pendapat

si
tersebut “menempatkan kedua pihak memiliki kedudukan prosesuil yang sama di

hadapan Pengadilan” dengan demikian berdasarkan Ketentuan, Asas dan

ne
ng
Pendapat para Ahli tersebut diatas, maka pembagian beban pembuktian harus

do
gu
dilakukan secara Patut ;

Menimbang, bahwa terhadap Kepatutan Pembebanan Pembuktian tersebut,

In
A
dengan mengutip pendapat Paton yang mengatakan “Should not be forced on a

person without very strong reasons” yang berarti bahwa Pembebanan pembuktian
ah

lik
tidak dapat dilakukan kepada seseorang tanpa alasan yang sangat kuat;

Menimbang, bahwa berdasarkan Landasan Hukum, Azas dan Pendapat


am

ub
Para Ahli tersebut diatas, Majelis berpendapat bahwa Pembuktian dalam Perkara
ep
Aquo dibebankan terhadap Pihak yang paling mungkin untuk membuktikan
k

atau terhadap Pihak yang paling sedikit dirugikan ketika upaya pembuktian
ah

si
dilakukan ;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil gugatannya, Penggugat

ne
ng

mengajukan alat bukti surat sebagai berikut ;

do
Menimbang, bahwa bukti P-1 berupa Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
gu

(PKWT) Nomor : 99916120525 tanggal 25 Mei 2012 selama 1 tahun yang dimuali
In
sejak 25 Mei 2012 s.d 24 Mei 2013 ;
A

Menimbang, bahwa bukti P-2 berupa Perjanjian Kerja Waktu Tertentu


ah

lik

(PKWT) Nomor : 99916120525 tanggal 25 Mei 2013 selama 1 tahun yang dimulai

sejak 25 Mei 2013 s.d 24 Mei 2014 ;


m

ub

Menimbang, bahwa bukti P-3 yang identik dengan T-3 berupa Perjanjian
ka

Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Nomor : 99916120525 tanggal 25 Mei 2014 selama
ep

12 bulan yang dimulai sejak 25 Mei 2014 s.d 24 Mei 2015 ;


ah

Menimbang, bahwa bukti P-4 berupa Perjanjian Kerja Waktu Tertentu


R

es

(PKWT) Nomor : 99916120525 tanggal 25 Mei 2015 selama 12 bulan yang dimulai
M

ng

sejak 25 Mei 2015 s.d 24 Mei 2016 ;


on
gu

d
In
A

Halaman 37 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa bukti P-5 yang identik dengan bukti T-1 berupa

si
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Nomor : 99916120525 tanggal 25 Mei

2016 selama 3 bulan yang dimulai sejak 25 Mei 2016 s.d 24 Agustus 2016 ;

ne
ng
Menimbang, bahwa bukti P-6 berupa Konfirmasi Penerimaan Karyawan

do
gu
Nomor : S.102/V/2012/SOS-PKU tanggal 21 Mei 2012 ;

Menimbang, bahwa bukti P-7 berupa History Saldo Tenaga Kerja a.n

In
A
Penggugat Periode 2016;

Menimbang, bahwa bukti P-8 berupa Payrol Statement / Slip Upah a.n
ah

lik
Penggugat tanggal 28 Januari 2016 ;

Menimbang, bahwa bukti P-9 yang identik dengan bukti T-2 berupa
am

ub
Konfirmasi Berakhirnya Hubungan Kerja Penggugat No :

068/VIII/2016/HRDDCORP TANGGAL 15 Agustus 2016 ;


ep
k

Menimbang, bahwa bukti P-10 berupa Surat Keterangan Kerja A.N


ah

R
Penggugat No : 235/SKK/HRDCORP/SOS/IX/2016 tanggal 21 September 2016 ;

si
Menimbang, bahwa bukti P-11 berupa Surat Keterangan Kerja A.N

ne
ng

Penggugat No : 236/SKK/HRDCORP/SOS/IX/2016 tanggal 21 September 2016 ;

Menimbang, bahwa bukti P-12 berupa Print Out Account Statement Bank

do
gu

Sinarmas a.n Penggugat sejak 31 Mei 2012 s.d 23 Agustus 2016 yang diprint

tanggal 9 September 2016 ;


In
A

Menimbang, bahwa disamping mengajukan alat bukti Surat, Penggugat


ah

lik

mengajukan 3 (tiga) orang saksi yaitu Muhammad Deki, Rinto Azwar Samosir

dan Beni Indra yang secara melengkapi pada pokoknya memberikan keterangan
m

ub

dibawah sumpah sebagai berikut :


ka

- Bahwa Tergugat adalah Perusahaan outsourcing pada bidang Jasa


ep

Pengamanan sedangkan Penggugat adalah Karyawan Tergugat pada


ah

Bidang Administrasi Security dengan masa kerja lebih dari 3 (tiga) Tahun;
R

es

- Bahwa Saksi bekerja pada Tergugat selama 5 Tahun dengan status


M

ng

Karyawan Kontrak, dimana Kontrak Kerja diperpanjang setiap tahun;


on

- Bahwa pola perpanjangan Kontrak di Perusahaan Tergugat bersifat


gu

Tahunan, terus menerus tanpa masa jeda;:


d
In
A

Halaman 38 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil bantahan dalam

si
Jawabannya, Tergugat mengajukan alat bukti surat tanpa mengajukan Saksi,

sebagai berikut ;

ne
ng
Menimbang, bahwa Bukti T-1 berupa Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

do
gu
(PKWT) Nomor : 99916120525 tanggal 25 Mei 2016 selama 3 bulan yang dimulai

sejak 25 Mei 2016 s.d 24 Agustus 2016 ;

In
A
Menimbang, bahwa Bukti T-2 berupa Konfirmasi Berakhirnya Hubungan

Kerja Penggugat No : 068/VIII/2016/HRDDCORP TANGGAL 15 Agustus 2016 ;


ah

lik
Menimbang, bahwa Bukti T-3 berupa Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

(PKWT) Nomor : 99916120525 tanggal 25 Mei 2014 selama 12 bulan yang dimulai
am

ub
sejak 25 Mei 2014 s.d 24 Mei 2015 ;

Menimbang, bahwa bukti T-4 berupa Akta Pendirian PT. SOS Indonesia
ep
k

tanggal 22 April 2009 ;


ah

si
Menimbang, bahwa bukti T-5 berupa Akta Perubahan Terakhir PT. SOS

Indonesia tanggal No : 7 tanggal 16 Februari 2017 ;

ne
ng

Menimbang, bahwa terhadap seluruh alat bukti dan keterangan Para Saksi

tersebut, yang akan diperiksa dan dipertimbangkan hanyalah yang ada

do
gu

hubungannya dengan Pokok Perkara, sedangkan alat bukti lainnya - baik karena
In
tidak berkaitan dengan Pokok Perkara atau karena terbantahkan oleh alat bukti
A

lain yang telah dipertimbangkan maupun karena ketidaksahihannya - harus


ah

lik

dikesampingkan ;

Menimbang, bahwa dari Gugatan Penggugat dan Jawaban Tergugat yang


m

ub

didukung/dikuatkan oleh Alat Bukti Surat dan Keterangan Para Saksi, terdapat
ka

Pengakuan yang bersesuaian dan tidak terbantahkan sebagai Fakta-fakta Hukum


ep

dalam persidangan yakni :


ah

1. Bahwa antara Penggugat dan Tergugat terdapat hubungan kerja,


es

dimana Penggugat bekerja di Wilayah hukum Pengadilan Hubungan


M

ng

Industrial pada Pengadilan Negeri Pekanbaru dan Perselisihan


on

antara Penggugat dan Tergugat telah dimediasi oleh Mediator pada


gu

Dinas Tenaga Kerja Pekanbaru;


d
In
A

Halaman 39 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Bahwa Tergugat merupakan Perusahaan Outsourcing bidang Jasa

si
Pengamanan, sedangkan Penggugat bekerja di perusahaan

Tergugat sebagai Administrasi Tenaga Pengamanan, dengan status

ne
ng
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan dengan upah Rp.

do
gu 3.473.000,- per bulan; (Vide : Bukti P-1 s/d P-6, P-7, P-8, P-12 dan T-

1, T-3)

In
A
3. Bahwa Penggugat diputuskan hubungan kerja oleh Tergugat sejak

tanggal 25 Agustus 2016 karna tidak lagi diperpanjang masa kerjanya


ah

lik
oleh Tergugat; (Vide : Bukti P-9, P-10, P-11 dan T-2);

Menimbang, bahwa berdasarkan Fakta Hukum dalam Peridangan Butir 1


am

ub
tersebut diatas, maka Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri

Pekanbaru berwenang untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara aquo;


ep
k

Menimbang, bahwa sebelum Majelis memeriksa Permasalahan Pokok


ah

R
antara Penggugat dan Tergugat, sebagaimana diterangkan pada Butir 2 dan 3

si
Fakta Persidangan tersebut, maka Majelis terlebih dahulu akan memeriksa

ne
ng

keabsahan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu antara Penggugat dan Tergugat, untuk

kemudian Majelis akan menentukan bagaimana Status Hubungan Kerja antara

do
gu

Penggugat dan Tergugat, apakah dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu atau

telah beralih menjadi Hubungan Kerja dengan Perjanjian Kerja Waktu Tidak
In
A

Tertentu, sebagai berikut ;


ah

lik

Menimbang, bahwa Tergugat merupakan Perusahaan Penyedia Jasa

Pekerja/Buruh (Outsourcing) yang diperoleh dari hasil kemenangan atas


m

ub

tender/lelang terbuka, sehingga dengan demikian Jenis Pekerjaan yang dikerjakan


ka

oleh Penggugat BUKAN merupakan Kegiatan Pokok atau yang berhubungan


ep

langsung dengan Proses Produksi, melainkan Kegiatan Jasa Penunjang dan juga
ah

merupakan Jenis Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada Pihak Lain,


R

es

sebagaimana juga telah ditegaskan dalam Pasal 17 ayat (3) Peraturan Menteri
M

ng

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun 2012 tentang Syarat-Syarat


on

Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain ;


gu

d
In
A

Halaman 40 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa Ketentuan mengenai Penyediaan Jasa Pekerja/Buruh

si
diatur juga dalam Ketentuan Pasal 64 dan 66 jo Pasal 59 UU Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan;

ne
ng
Menimbang, bahwa Ketentuan Pasal 66, khususnya ayat 2(b) UU Nomor 13

do
gu
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, merupakan salah satu Objek Judicial

Review di Mahkamah Konstitusi dalam perkara Nomor 27/PUU-IX/2011, yang

In
A
putusannya bersifat mengatur ketentuan baru/ tambahan mengenai pemaknaan

Pasal tersebut menjadi Ketentuan Bersyarat (conditionally unconstitutional), yang


ah

lik
berbunyi sebagai berikut :

Menyatakan :
am

ub
 Mengabulkan permohonan Pemohon untuk sebagian;
ep
 Frasa “…Perjanjian Kerja Waktu Tertentu” dalam pasal 65 ayat
k

(7) dan frasa …Perjanjian Kerja Waktu Tertentu” dalam Pasal 66


ah

si
ayat (2) huruf b Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

ne
ng

2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik

do
Indonesia Nomor 4279) Bertentangan dengan Undang Undang
gu

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang dalam


In
A

Perjanjian Kerja tersebut tidak disyaratkan adanya pengalihan

perlindungan hak-hak bagi pekerja/buruh yang objek kerjanya


ah

lik

tetap ada, walaupun terjadi pergantian perusahaan yang

melaksanakan sebagian pekerjaan borongan dari perusahaan


m

ub

lain atau perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh;


ka

 Frasa “…Perjanjian Kerja Waktu Tertentu” dalam pasal 65 ayat


ep

(7) dan frasa …Perjanjian Kerja Waktu Tertentu” dalam Pasal 66


ah

ayat (2) huruf b Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


es

Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun


M

ng

2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik


on

Indonesia Nomor 4279) Tidak Memiliki Kekuatan Hukum


gu

Mengikat sepanjang dalam Perjanjian Kerja tersebut tidak


d
In
A

Halaman 41 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
disyaratkan adanya pengalihan perlindungan hak-hak bagi

si
pekerja/buruh yang objek kerjanya tetap ada, walaupun terjadi

pergantian perusahaan yang melaksanakan sebagian pekerjaan

ne
ng
borongan dari perusahaan lain atau perusahaan penyedia jasa

do
gu 
pekerja/buruh;

Menolak permohonan Pemohon untuk selain dan selebihnya;

In
A
 Memerintahkan untuk memuat putusan ini dalam Berita Negara

Republik Indonesia sebagaimana mestinya;


ah

lik
Menimbang, bahwa dalam Pertimbangan butir {3.18} pada Putusan
am

Mahkamah tersebut, Mahkamah mengisyaratkan bahwa Pola Hubungan Kerja

ub
melalui Penyediaan Jasa Pekerja/Buruh (Outsourcing) merupakan Kebijakan
ep
Usaha dari suatu Perusahaan dalam rangka efisiensi usaha, yang harus
k

memenuhi Ketentuan Pasal 66 UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang


ah

si
Ketenagakerjaan, namun dengan memperhatikan syarat dan prinsip outsourcing

melalui perusahaan penyedia jasa Pekerja/Buruh dapat berakibat hilangnya

ne
ng

jaminan kepastian hukum yang adil bagi pekerja/buruh dan hilangnya hak setiap

do
orang untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak
gu

dalam hubungan kerja. Hal itu terjadi karena dengan berakhirnya masa kontrak
In
A

penyediaan pekerja/buruh maka berakhir pula hubungan kerja antara perusahaan

outsourcing dengan pekerja/buruh, sehingga pekerja/buruh kehilangan pekerjaan


ah

lik

serta hak-hak lainnya yang seharusnya diperoleh;

Menimbang, bahwa menurut Mahkamah, pekerja/buruh yang melaksanakan


m

ub

pekerjaan dalam perusahan outsourcing tidak boleh kehilangan hak-haknya yang


ka

ep

dilindungi oleh konstitusi, untuk itu Mahkamah harus memastikan bahwa hubungan

kerja antara pekerja/buruh dengan perusahaan outsourcing yang melaksanakan


ah

pekerjaan outsourcing dilaksanakan dengan tetap menjamin perlindungan atas


es
M

hak-hak pekerja/buruh, untuk mana Mahkamah menawarkan 2 (dua) model


ng

hubungan kerja untuk melindungi hak-hak pekerja/buruh tersebut yakni :


on
gu

d
In
A

Halaman 42 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. Dengan mensyaratkan hubungan kerja berdasarkan Perjanjian Kerja

si
Waktu Tertentu (PKWTT) antara Perusahaan outsourcing dengan

pekerja/buruhnya; dan

ne
ng
b. Dengan menerapkan prinsip pengalihan tindakan perlindungan bagi

do
gu pekerja/buruh yang bekerja pada Perusahaan outsourcing (Transfer of

undertaking Protection of Employment atau TUPE) dalam Perjanjian

In
A
Kerja Waktu Tertentu antara Perusahaan outsourcing dengan

Pekerja/Buruhnya;
ah

lik
Menimbang, bahwa dengan demikian, hal itu bermakna bahwa Putusan
am

ub
Mahkamah tersebut Tidak Melarang adanya Hubungan Kerja dengan Pola

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)/Kontrak Kerja, sepanjang menjamin


ep
k

adanya perlindungan terhadap hak-hak pekerja/buruh yang bekerja pada


ah

perusahaan outsourcing, hak-hak mana berdasarkan Surat Edaran Direktur


R

si
Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

ne
ng

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor B.31/PHIJSK/I/2012 tentang

Pelaksanaan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 27/PUU-IX/2011 dihubungkan

do
gu

dengan Bab III Butir C.2.B Surat Edaran Menakertrans Nomor :

SE.04/MEN/VIII/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Tenaga


In
A

Kerja dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun 2012 tentang Syarat-Syarat Penyerahan

Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan kepada Perusahan Lain, mencakup hak atas :


ah

lik

- Upah berikut Peningkatannya/Penyesuaiannya sesuai Peningkatan Upah

Minimum yang berlaku atau akumulasi masa kerja;


m

ub

- Cuti, apabila telah memenuhi syarat masa kerja


ka

ep

- Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, melalui Jaminan Kecelakaan Kerja, Hari

Tua, Kesehatan dan Kematian serta Jaminan Pensiun;


ah

- Tunjangan Hari Raya;


es
M

- Istirahat 1 (satu) hari dalam 1 (satu) minggu;


ng

on

- Karier dan Jabatan berikut Peningkatannya yang dihubungkan dengan


gu

Masa Kerja;
d
In
A

Halaman 43 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Hak menerima ganti rugi, dalam hal hubungan kerja diakhiri oleh

si
perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh sebelum perjanjian kerja waktu

tertentu berakhir, bukan karena kesalahan pekerja;

ne
ng
Dan hak-hak lain yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan

do
gu
mengenai Hubungan Kerja PKWT dan atau perjanjian kerja sebelumnya;

Menimbang, bahwa dengan demikian menurut Pertimbangan Majelis,

In
A
apabila Hubungan Kerja PKWT antara Perusahaan outsourcing dan

Pekerja/Buruhnya memberlakukan Hubungan Kerja Terputus (Tidak terus


ah

lik
menerus) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (5) dan (6) UU Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sedangkan Perjanjian (Kontrak Induk)


am

ub
antara Perusahaan Pemberi ep Pekerjaan dan Perusahaan Penyedia Jasa

Pekerja/Buruh (outsourcing) terputus sesuai Periodesasi Kontrak Induk, MAKA


k

Kelangsungan/Kontuinitas/Kesinambungan hubungan kerja antara Perusahaan


ah

si
outsourcing dengan Pekerja/Buruhnya Tidak Terjamin dan Akan Terputus, oleh

karena itu, untuk meminimalisir hilangnya pekerjaan akibat kontrak yang tidak

ne
ng

terus menerus dan harus terputus baik karena Pergantian Perusahaan

Outsourcing ataupun karena Perpanjangan atau Pembaharuan kontrak/perjanjian

do
gu

antara Perusahaan outsourcing (yang lama) dengan Perusahaan Pemberi Kerja,,


In
Mahkamah lebih mengutamakan Perlindungan atas Kelangsungan/Kontinuitas/
A

Kesinambungan bekerjanya Pekerja/Buruh pada Perusahaan outsourcing serta


ah

lik

hak-hak lainnya yang seharusnya diperoleh dengan menerapkan pola Prinsip

Pengalihan Tindakan Perlindungan (P2TP) atau Transfer of Undertaking Protection


m

ub

of Employment (TUPE) tersebut;


ka

Menimbang, bahwa disamping itu, dalam Pertimbangannya Butir [3.18]


ep

tersebut, Mahkamah juga mengamanatkan bahwa selama pekerjaan yang


ah

diperintahkan untuk dikerjakan masih ada dan berlanjut, perusahaan penyedia jasa
es

baru tersebut harus melanjutkan kontrak kerja yang telah ada sebelumnya, tanpa
M

ng

mengubah ketentuan yang ada dalam kontrak, kecuali untuk perubahan yang
on

bersifat lebih baik, hal ini bermakna bahwa dalam hal Pekerjaan yang
gu

diperintahkan tersebut Tidak Ada Lagi dan atau Tidak Berlanjut dan atau
d
In
A

Halaman 44 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berkurang Volume atau jumlahnya maka Perusahaan Penyedia Jasa

si
Pekerja/Buruh (outsourcing) diperkenankan untuk TIDAK melanjukan Kontrak

Kerja/PKWT;

ne
ng
Menimbang, bahwa dengan demikian Hal ini bermakna, bahwa Pola/Jenis

do
gu
Hubungan Kerja dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, selain Tidak Dilarang,

dapat juga dilakukan secara terus menerus dan tidak terputus dengan

In
A
Perusahaan yang ditunjuk sebagai Pemenang Lelang/ Tender, baik perusahaan

outsourcing yang lama maupun perusahaan outsourcing yang baru, dengan


ah

lik
tujuan agar Pekerja/Buruh tetap bekerja pada bidang pekerjaan yang masih ada-
am

ub
seiring dengan Pembaharuan/Perpanjangan Kontrak antara Perusahaan

Outsourcing dengan Perusahaan Pemberi Pekerjaan-, sepanjang adanya jaminan


ep
perlindungan terhadap hak-hak pekerja / buruh dalam keberlangsungan /
k

kelanjutan / kesinambungan hubungan kerja tersebut;


ah

si
Menimbang, bahwa Penggugat diputuskan hubungan kerjanya oleh

ne
ng

Tergugat dengan alasan bahwa Perjanjian Kerja Waktu Tertentu telah berakhir

yakni pada tanggal 25 Agustus 2016 dihubungkan dengan Petitum Butir 2 Gugatan

do
gu

Penggugat, Majelis berpendapat bahwa PHK yang dilakukan Tergugat terhadap

Penggugat dengan sendirinya menegaskan bahwa Prinsip Pengalihan Tindakan


In
A

Perlindungan (P2TP) atau Transfer of Undertaking Protection of Employment

(TUPE) sebagaimana diamanatkan dalam Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut


ah

lik

tidak dilaksanakan oleh Tergugat, oleh karena itu, Hubungan Kerja antara

Penggugat dan Tergugat hanya dapat menggunakan Pola Perjanjian Kerja Waktu
m

ub

Tertentu (PKWT) untuk waktu selama 3 (tiga) Tahun yakni sebagaimana


ka

ep

diamanatkan dalam Ketentuan Pasal 59 ayat (4) UU Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan, sedangkan Hubungan Kerja antara Penggugat dan


ah

Tergugat setelah masa 3 (tiga) Tahun tersebut merupakan Hubungan Kerja


es
M

dengan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT), dengan demikian,


ng

berdasarkan Ketentuan Pasal 59 ayat (7) UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang


on
gu

d
In
A

Halaman 45 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Ketenagakerjaan Hubungan Kerja antara Penggugat dan Tergugat beralih menjadi

si
PKWTT sejak tanggal 25 Mei 2015;

Menimbang, bahwa Hubungan Kerja antara Penggugat dan Tergugat telah

ne
ng
beralih menjadi Hubungan Kerja dengan PKWTT sejak tanggal 25 Mei 2015,

do
gu
sedangkan Penggugat dan Tergugat telah menandatangani Perjanjian Kerja

Waktu Tertentu dengan Periode 25 Mei 2015 s/d 24 Mei 2016 dan Periode 25 Mei

In
A
2016 s/d 24 Agustus 2016, maka Majelis berpendapat bahwa Kedua Perjanjian

Kerja Waktu Tertentu tersebut hanya dapat digunakan sebagai bentuk Komitmen
ah

lik
dan Kesepakatan antara Penggugat dan Tergugat mengenai waktu berakhirnya

masa hubungan kerja, yakni tanggal 25 Agustus 2016, yang atas berakhirnya
am

ub
hubungan kerja tersebut Tergugat dikualifikasikan telah melakukan efisiensi;

Menimbang, bahwa dengan Putusnya Hubungan Kerja antara Para


ep
k

Penggugat dan Tergugat sejak 25 Agustus 2016 dengan alasan Efisiensi


ah

R
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 164 ayat (3) UU Nomor 13 Tahun 2003

si
tentang Ketenagakerjaan, dihubungkan dengan Petitum Butir 3 dan 4 Gugatan

ne
ng

Penggugat, maka Hak-hak Penggugat dalam Pemutusan Hubungan Kerja

tersebut adalah Uang Pesangon sebesar 2 (dua) kali Ketentuan pasal 156 ayat (2),

do
gu

Uang Penghargaan Masa Kerja sebesar 1 (satu) kali Ketentuan pasal 156 ayat (3)
In
dan Uang Penggantian Hak sesuai Ketentuan Pasal 156 ayat (4) UU Nomor 13
A

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dengan perincian sebagai berikut ;


ah

lik

Masa Kerja 1 Tahun 3 Bulan

Jumlah Upah Rp. 3.473.000,- per bulan


m

ub

Uang Pesangon Rp. 3.473.000 x 2 x 2 = Rp. 13.892.000


ka

Uang Penggantian Perumahan


ep

Dan Pengobatan 15% x 13.892.000 = Rp. 2.083.800


ah

Jumlah = Rp. 15.975.800


R

es

(Lima Belas Juta Sembilan Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Delapan
M

ng

Ratus Rupiah)
on
gu

d
In
A

Halaman 46 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa atas pertimbangan tersebut Majelis Hakim

si
mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian dan menolak selain dan

selebihnya;

ne
ng
Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan kurang dari Rp. 150.000.000,-

do
gu
(seratus lima puluh juta rupiah), maka berdasarkan ketentuan pasal 58 Undang –

Undang No.2 Tahun 2004 maka biaya perkara dibebankan pada negara ;

In
A
Mengingat dan memperhatikan Undang-undang No 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan, Undang-undang No.2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian


ah

lik
Perselisihan Hubungan Industrial, R.Bg. dan ketentuan hukum lain yang berkenan

dengan perkara ini;


am

ub
M E N G A D I L I

DALAM EKSEPSI :
ep
k

Menolak Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya


ah

R
DALAM POKOK PERKARA :

si
ne
ng

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian ;

2. Menyatakan status hubungan kerja Penggugat yang sebelumnya Perjanjian

do
gu

Kerja Waktu Tertentu (PKWT) berubah menjadi Perjanjian Kerja Waktu

Tidak Tertentu (PKWTT) sejak 25 Mei 2015;


In
A

3. Menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat PUTUS

sejak 25 Agustus 2016 ;


ah

lik

4. Menghukum Tergugat untuk membayar hak-hak Penggugat atas

Pemutusan Hubungan Kerja sejumlah : Rp. 15.975.800,- (Lima Belas Juta


m

ub

Sembilan Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Delapan Ratus Rupiah)


ka

ep

5. Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya ;

6. Membebankan biaya perkara kepada negara ;


ah

Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim


es
M

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Pekanbaru, pada Hari


ng

Kamis 27 Juli 2017, oleh kami MARTIN GINTING, SH.MH sebagai Ketua Majelis
on

dan MUHAMMAD FAUZI, SE serta ELIAS HAMONANGAN, SE, SH, MH masing-


gu

d
In
A

Halaman 47 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
masing sebagai Hakim-Hakim Anggota, yang diucapkan dalam sidang yang

si
terbuka untuk umum pada hari Kamis 3 Agustus 2017 oleh Ketua Majelis dengan

didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota, dibantu oleh Dita Triwulany, SH Panitera

ne
ng
Pengganti Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Pekanbaru,

do
gu
dengan dihadiri oleh Penggugat dan kuasa Tergugat ;

In
A
Hakim-Hakim Anggota, Ketua Majelis,
ah

lik
am

MUHAMMAD FAUZI, SE MARTIN GINTING, SH. MH

ub
ep
k
ah

ELIAS HAMONANGAN, SE, SH, MH


R

si
ne
Panitera Pengganti,
ng

do
gu

DITA TRIWULANY, SH
In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Halaman 48 dari 48 Putusan Nomor 37/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Pbr


Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48

Anda mungkin juga menyukai