Anda di halaman 1dari 15

SOUNDSCAPE ISLAM : EVALUASI RUANG LINGKUNGAN

BERKELANJUTAN (KUALA ENOK DESA TANAH MERAH)

UIN SUSKA RIAU


PROPOSAL

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam


Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Untuk melengkapi Nilai Matakuliah Sosiologi dan Antropologi Dakwah
Oleh:

HASBIA RUKMANA (12040425400)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS


DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Puji syukur kehadirat allah SWT yang karena


anugerah dari nya saya dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul
“Soundscape Islam.” Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan proposal ini. Di
samping itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami selama pembuatan proposal ini berlangsung
sehingga terselesaikan proposal ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga laporan ini bisa
bermanfaat dan saran terhadap tugas ini kedepannya bisa di perbaiki.

Pekanbaru,30 Desember 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ ..... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................... ..... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. ..... 4
A. Latar Belakang .............................................................................. ..... 5
B. Penegasan Istilah ............................................................................ ..... 5
C. Rumusan Masalah .......................................................................... ..... 5
D. tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ..................................... .... 5
E. Sistematika Penulisan ..................................................................... ..... 5
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................... ..... 7
A. Kajian Terdahulu .......................................................................... ..... 7
B. Kajian Teori .................................................................................. ..... 8
C. Kerangka Pemikiran ...................................................................... ..... 8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................... ..... 9
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ..................................................... ..... 9
B. Sumber Data .................................................................................. ...... 9
C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... ...... 9
D. Teknik Analisis Data .................................................................... ...... 10
BAB IV HASIL PEMBAHASAN ...................................................... .... 11
A. Pengertian Soundscape Islam ........................................................ ..... 11
B. Soundscape Evaluasi Ruang Lingkungan Berkelanjutan ................ ... 13
BAB V PENUTUP.............................................................................. ...... 14
A. Kesimpulan .................................................................................... ..... 14
B. Saran .............................................................................................. ..... 14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... ..... 15

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di zaman yang penuh akan kebisingan ini, kehadiran studi mengenai
soundscape menjadi sangat penting dalam mengantisispasi hilangnya kepekaan dan
kepedulian terhadap peristiwa bunyi yang terjadi dilingkungan sekitar kita
(konteks Indonesia). Edukasi mengenai pendengaran dan soundscape yang cukup
langka mengakibatkan kurang tajamnya penedengaran manusia terhadap
penelahaan dari keseluruhan konten bunyi yang ada, dari aspek perseptual maupun
aspek wujud fisik bunyi itu sendiri (audio).
Beberapa contoh penelahaan yang dimaksud seperti kesadaran akan kebutuhan
decibel yang aman bagi telinga, pemahaman mengenai bahaya dampak dari polusi
bunyi yang disebabkan oleh manusia terhadap lingkungan, pengenalan terhadap
keunikan bunyi-bunyi dari lokasi tertentu hingga pembangunan ruang bunyi yang
sehat bagi ekosistem.
Sebagai pendukung, salah satu metode edukasi dan studi mengenai
soundscape adalah dengan melakukan metode soundwalk. Metode ini berperan
sebagai salah satu metode terbuka yang sangat cair, dimana praktik dari metode ini
dapat menggunakan intruksi tertentu atau improvisasi dan memungkinkan untuk
dilakukan secara perorangan, duet, maupun berkelompok.
Soundscape, lingkungan dan pendengaran, seorang peneliti ekologi manusia
dari Indonesia yang bernama Rusli Cahyadi (kandidat dokter school of earth and
environment sciences di the university of queensland, austraalia) memaparkan
banyak contoh kecil dari isu mengenai kurangnya kepekaan dan kepedulian
terhadap peristiwa bunyi didalam artikelnya.
Menurut Jay Afrisando, seorang komponis dan sonic artist dari Indonesia
(kandidat doctor komposisi music di university of Minnesota, amerika serikat)
berpendapat: “edukasi mengenai pendengaran dan soundscape juga dapat berguna
untuk meningkatkan kesadaran manusia akan ekosistem fauna flora. Dengan
meningkatkan kualitas dalam mendengarkan, diharapkan kita bisa menciptakan
ruang suara yang lebih baik dan berguna bagi hewan dan vegetasi, yang akhirnya

4
5

bisa membawa kebaikan bagi manusia. Konsep menciptakan ruang suara ini juga
cukup penting, karena kemudian dapat menjadi langkah nyata dari peningkatan
kualitas mendengarkan, dimulai dari hal sederhana seperti apresiasi suara disekitar
hingga menciptakan kebijkan-kebijakan hukum dan sosial yang memihak pada
ruang yang sehat.

B. Penegasan Istilah
1. Soundscape
Schafer mengatakan bahwa soundscape adalah bunyi lingkungan, yang
terlihat sebagai suatu pemandangan. Terkadang manusia mengabaikan
bunyi lingkungan dan menganggapnya sebagai bunyi bising yang
mengganggu, namun ditangan Schafer bunyi menjadi suatu yang menrik.
2. Ruang berkelanjutan
Yang dimaksud dengan keberlanjutan adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan menjamin kelestarian dan kelangsungan daya
dukung dan daya tamping lingkungan dengan memperhatikan kepentingan
generasi mendatang.

C. Rumusan Masalah
Bagaimana evaluasi ruang lingkungan berkelanjutan di masyarakat kuala
enok desa tanah merah

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Untuk mengetahui bagaimana evaluasi ruang lingkungan berkelanjutan di
masyarakat kuala enok desa tanah merah

E. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh pembahasan yang sistematik, maka penulis perlu
menyusun sistematika sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan hasil
penelitian yang baik dan dapat dipahami. Adapun sistematika penulisan
tersebut sebagai berikut:
6

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan
sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN TEORI


Bab ini berisikan landasan yang merupakan landasan yang berpijak bagi
penelitian yang membahas bab selanjutnya. Diantaranya meliputi tentang
evaluasi ruang lingkungan berkelanjutan.

BAB II : METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini merupakan metodologi penelitian yang terdiri dari jenis
pendekatan penelitian, waktu dan tempat penelitian, sumber data
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PEMBAHASAN


Bab ini merupakan hasil pembahasan dari penelitian berupa observasi,
wawancara, dan dokumentasi yang telah dilakukan oleh peneliti terkait
judul evaluasi ruang lingkungan berkelanjutan .

BAB V : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran mengenai penelitian yang telah
dilakukan.
A.
BAB II KAJIAN TEORI

Kajian Terdahulu
Untuk membandingkan penelitian lain dan sekaligus untuk melihat posisi
penelitian ini, maka perlu dilihat penelitian lain yang pernh dilakukan. Adapun
penelitian yang hampir mirip dengan penelitian ini adalah soundscape kawasan ,
studi kasus pada Nur Rachmawati Syamsiyah, Atyanto Dharoko, Sentagi Sesotya
Utami program studi arsitektur fakultas teknik, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, jurnal ini membahas tentang soundscape kawasan. perbedaan penelitian
ini adalah penelitian ini membahas mengenaai soundscape kawasan dilingkungan
yang berbeda.

B. Kajian Teori
1. Lingkungan
Lingkungan atau bisa juga disebut lingkungan adalah kombinasi antara
kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energy
surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh diatas tanah maupun didalam
lautan. Dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan dapat didefenisikan sebagai elemen biologis dan abiotic yang
mengelilingi organisme individual atau spesies, termasuk banyak yang
berkontribusi pada kesejahteraannya. Lingkungan juga dapat didefenisikan
sebagai semua komponen alami bumi (udara, air, tanah, vegestasi, hewan dll).
Beserta semua proses yang terjadi didalam dan diantara komponen ini.
Otto Soemarwato (1983) mendefenisikan lingkungan atau lingkungan hidup
merupakan segala sesuatu yang ada pada setiap makhluk hidup atau organisme
dan berpengaruh pada kehidupanya. Sebagai contoh pada hewan seperti kucing,
segala sesuatu di sekeliling kucing dan berpengaruh pada kelangsungan hidupnya
maka itulah lingkungan hidup bagi kucing. Demikian juga pada manusia, segala

7
8

sesuatu yang berada di sekeeliling manusia yang berpengaruh pada kelangsungan


hidupnya itulah lingkungan hidup manusia. 1
Menurut Salim Emil (1990) lingkungan hidup adalah segala benda, kondisi,
keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan
mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia. Dari defenisi-
defenisi mengenai lingkungan hidup tersebut terdapat kesamaan yang
menyebutkan mengenai pengaruh, mempengaruhi hidup, jadi dapat disimpulkan
bahwa lingkungan atau lingkungan hidup adalah segala sesuatu (benda, keadaan,
situasi) yang berada disekeliling dari mkahluk yang mempengaruhi kehidupanya
(sifat, pertumbuhan, dan persebaran). 2

C. Kerangka Pemikiran
Kerangka berfikir merupakan konseptual mengenai bagaimana suatu teori
saling berhubungan diantara berbagai factor yang telah diidentifikasikan.
Penelitian ini berdasarkan kerangka konseptual yang menjelaskan mengenai
soundscape islam: evaluasi ruang lingkungan berkelanjutan.

1
Salim Emil, Konsep Pembangunan Berkelanjutan, (Jakarta) 1990
2
O Soemarwoto, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Jakarta)
1983
A.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jenis dan Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan metode
kualitatif. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail
mengenai suatu gejala atau fenomena dan menjelaskan bagaimana evaluasi ruang
lingkungan berkelanjutan.

B. Sumber Data
data primer adalah data yang secara langsung berhubungan dengan responden,
sumber data primer adalah data yang diperoleh dari lapangan. Peneliti
menggunakan data primer ini sebagai sumber data penelitian yang dilakukan
secara langsung menganalisis studi kasus yang terkait untuk mendapatkan
informasi dengan evaluasi ruang lingkungan berkelanjutan.

C. Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi. Metode observasi adalah metode yang digunakan dengan cara
mengadakan pengamatan dilokasi penelitian untuk mendapatkan gambaran
yang tepat mengenai subjek penelitain. Bentuk penelitian yang penulis
lakukan adalah pengamatan secara tidak langsung yang berkaitan dengan
studi kasus baik secara tulisan terdahulu atau kondisi masyarakat.
2. Wawancara. Wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data
dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada subjek penelitian.
3. Dokumentasi. Dokumentasi adalah pengumpulan data dari
dokumendokumen yang berhubungan dengan pembahasan penelitian.
Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental seseorang. Dokumentasi dari penelitian ini berupa gaambar
atau foto yang dilakukan saat wawancara berlangsung.

9
10

D. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif kualitatif, yaitu setelah semua data berhasil dikumpulkan dan dilakukan
penganalisisan lalu digambarkan dalam bentuk uraian maka penulis menjelaskan
secara rinci dan sistematis sehingga dapat tergambar secara utuh dan dapat
dipahami secara kesimpulan akhirnya.
A.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian Soundscape
Soundscape adalah bunyi apapun yang berada pada ruang akustik lingkungan
tertentu yang dapat ditangkap oleh manusia, melibatkan aspek-aspek persepsi
manusia tentang bunyi dan pendengaran. Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh
Osten Axelsson, Catherine Guatavino dan Sarah R. Payne, dituliskan defenisi
terkait dengan soundscape sebagai lingkungan akustik yang dirasakan atau dialami
dan dipahami oleh seseorang atau masyarakat.
Dalam studi mengenai soundscape terdapat beberapa takaran penilaian umum
yang dapat mempengaruhi kualitas dari soundscape yang ditelaah. Nicholas Miller
menjelaskan didalam artikelnya mengenai takaran-takaran nilai pada pengamatan
soundscape. Dirinya mengatakan penilaian terhadap soundscape tergantung atas
lokasi spesifik dan wujud visualnya, ragam aktivitas atau kegiatan yang terjadi
dilokasi tersebut, ekspektasi dan sejarah personal dari pengamat, konten
emosional, budaya dan usia. Takaran-takaran ini dapat dilihat sebagai bagian dari
penilaian terhadap 3 objek besar didalam studi mengenai soundscape yang
dikemukakan oleh Bernie Krause. Tiga objek besar tersebut adalah biophony,
geophony, anthrophony.
Biophony, membahas hasil bunyi-bunyi yang berasal dari organisme hidup,
geophony, membahas hasil bunyi-bunyi yang berasal dari sumber nonbiologis,
anthrophony, membahas hasil bunyi-bunyi yang berasal dari buatan tangan
manusia. Ketiga objek besar tersebut menjadi induk dari banyak pendalaman dari
studi mengenai soundscape.

11
12

B. Soundscape Evaluasi Ruang Lingkungan Berkelanjutan


Penelitian soundscape dibeberapa Negara lebih banyak mengambil objek
kawasan perkotaan atau ruang terbuka hijau atau public space. Sumber suara
dikawasan tersebut akan lebih banyak variasinya dengan tingkat tekanan bunyi
yang berbeda-beda, sehingga akan mempengaruhi persepsi terhadap suara.
Persepsi terhadap suara merupakan proses yang sangat subyektif. Khusus ditaman-
taman kota, tidak jelas sampai sejauh mana karaktersitik fisik lansekap visual
mempengaruhi persepsi terhadap suara, meskipun efek lansekap termasuk estetika
dan fungsi berhubungan dengan pengalaman soundscape.
Karakteristik fisik lansekap visual dapat sangat bervariasi dari satu tempat ke
tempat lain, dan pengujian sangat diperlukan untuk memperkuat hubungan antara
fitur lansekap tertentu dan persepsi soundscape. Di lingkungan masyarakat jalan
kandis tangkerang utara kota pekanbaru, menganalisis efek karakteristik lansekap
visual pada persepsi soundscape. Metode yang digunakan adalah soundwalks,
karakteristik fisik lansekap visual dianalisis dari dua perspektif, yaitu situs
komposisi lansekap dan pola tata ruang lansekap. Hasil menunjukan bahwa
bangunan, vegetasi dan kondisi langit atau udara terbuka sekitar lingkungan
3
adalah elemen lansekap paling berpengaruh terhadap persepsi soundscape.
Tiga elemen tersebut memiliki komposisi terhadap lingkungan hingga
membentuk pola tata ruang lansekap lokal. Udara terbuka merupakan variable
yang secara positif terkait dengan suara alami. Keberadaan bangunan dan daerah
air memiliki efek posistif pada persepsi soundscape, dan vegestasi adalah
komponen lansekap paling berpengaruh terhadap persepsi soundscape secara
keseluruhan.
Menerapkan pendekatan soundscape dalam perencanaan perkotaan dengan
mengambil studi kasus sekitar lingkungan masyarakat jalan kandis tangkerang
utara kota pekanbaru, hasil penelitian menunjukan bahwa 80% lebih responden
memiliki perasaan senang ketika mendengar suara air dan kicauan burung.,

3
Hidayatul Astar, Wawancara, Pekanbaru, 20 Desember 2022, pukul
08.00 wib
13

material penutuh permukaan tanah yang mudah menyerap bunyi dan bernilai
sejarah atau sesuai lingkungan, unsur air, bahkan ditonjolkan nilai sejarah
arsitektur islam melalui bentuk air mancur dan terakhir adalah pengahalang
kebisingan berupa vegetasi atau dinding yang sekaligus berfungsi sebagai simbol
suatau kawasan agar lingkungan masyarakat jalan kandis mencapai suasana
tenang da tidak terganggu kebisingan.45
Studi soundscape adalah studi tentang subjek ekologi akustik. Unsur ekologi
ini berperan dalam menjaga keberlangsungan arsitektur (sustainable architecture),
termasuk di dalamnya keberlanjutan untuk kawasan. Arsitektur berkelanjutan
adalah bagian dari komitemen internasional tentang pembangunan berkelakutan.
Yang menekankan pada aspek pengembangan lingkungan, termasuk ekonomi dan
sosial. Prinsip keberlanjutan yang diperoleh dari arsitektur vernacular meliputi
tanggap iklim, hemat energy, atau siklus energy tertutup penggunaan bahan local,
6
selaras alam, bentuk bangunan sederhana dan memiliki ruang komunal.

4
M Mansyur, Dampak Kebisingan Terhadap Kesehatan, (Yogyakarta),
5

6
K. J. Liu Iang J, Effects of Landscape on Soundscape Perseption ,
(China), 2014
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari paparan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa soundscape ini adalah
Soundscape adalah bunyi apapun yang berada pada ruang akustik lingkungan
tertentu yang dapat ditangkap oleh manusia, melibatkan aspek-aspek persepsi
manusia tentang bunyi dan pendengaran. Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh
Osten Axelsson, Catherine Guatavino dan Sarah R. Payne, dituliskan defenisi
terkait dengan soundscape sebagai lingkungan akustik yang dirasakan atau dialami
dan dipahami oleh seseorang atau masyarakat.
Biophony, membahas hasil bunyi-bunyi yang berasal dari organisme hidup,
geophony, membahas hasil bunyi-bunyi yang berasal dari sumber nonbiologis,
anthrophony, membahas hasil bunyi-bunyi yang berasal dari buatan tangan
manusia. Ketiga objek besar tersebut menjadi induk dari banyak pendalaman dari
studi mengenai soundscape
B. Kritik dan saran
Dari hasil pembahasan proposal yang saya buat tentang Soundscape Islam:
Evaluasi Ruang Lingkungan Berkelanjutan (jalan kandis ujung tangkerang utara
kota pekanbaru), di harapkan dapat menambah wawasan umumnya dan ilmu
yang saya bahas ini. Dengan selesainya penyusunan proposal ini, saya harapkan
masukan maupun kritik dan saran dari pendamping pada mata kuliah ini,
agar pembuat proposal selanjutnya lebih baik lagi.

14
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Emil Salim, Konsep Pembangunan Berkelanjutan, (Jakarta) 1990


Soemarwoto O, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Jakarta)
1983
Astar Hidayatul, Wawancara, Pekanbaru, 20 Desember 2022,

Mansyur M, Dampak Kebisingan Terhadap Kesehatan, (Yogyakarta),


2003
J Lang Liu. J.K, Effects of Landscape on Soundscape Perseption , (China),
2014

Anda mungkin juga menyukai