Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman yang penuh akan kebisingan ini, kehadiran studi mengenai
soundscape menjadi sangat penting dalam mengantisispasi hilangnya kepekaan dan
kepedulian terhadap peristiwa bunyi yang terjadi dilingkungan sekitar kita
(konteks Indonesia). Edukasi mengenai pendengaran dan soundscape yang cukup
langka mengakibatkan kurang tajamnya penedengaran manusia terhadap
penelahaan dari keseluruhan konten bunyi yang ada, dari aspek perseptual maupun
aspek wujud fisik bunyi itu sendiri (audio).
Beberapa contoh penelahaan yang dimaksud seperti kesadaran akan kebutuhan
decibel yang aman bagi telinga, pemahaman mengenai bahaya dampak dari polusi
bunyi yang disebabkan oleh manusia terhadap lingkungan, pengenalan terhadap
keunikan bunyi-bunyi dari lokasi tertentu hingga pembangunan ruang bunyi yang
sehat bagi ekosistem.
Sebagai pendukung, salah satu metode edukasi dan studi mengenai
soundscape adalah dengan melakukan metode soundwalk. Metode ini berperan
sebagai salah satu metode terbuka yang sangat cair, dimana praktik dari metode ini
dapat menggunakan intruksi tertentu atau improvisasi dan memungkinkan untuk
dilakukan secara perorangan, duet, maupun berkelompok.
Soundscape, lingkungan dan pendengaran, seorang peneliti ekologi manusia
dari Indonesia yang bernama Rusli Cahyadi (kandidat dokter school of earth and
environment sciences di the university of queensland, austraalia) memaparkan
banyak contoh kecil dari isu mengenai kurangnya kepekaan dan kepedulian
terhadap peristiwa bunyi didalam artikelnya.
Menurut Jay Afrisando, seorang komponis dan sonic artist dari Indonesia
(kandidat doctor komposisi music di university of Minnesota, amerika serikat)
berpendapat: “edukasi mengenai pendengaran dan soundscape juga dapat berguna
untuk meningkatkan kesadaran manusia akan ekosistem fauna flora. Dengan
meningkatkan kualitas dalam mendengarkan, diharapkan kita bisa menciptakan
ruang suara yang lebih baik dan berguna bagi hewan dan vegetasi, yang akhirnya
4
5
bisa membawa kebaikan bagi manusia. Konsep menciptakan ruang suara ini juga
cukup penting, karena kemudian dapat menjadi langkah nyata dari peningkatan
kualitas mendengarkan, dimulai dari hal sederhana seperti apresiasi suara disekitar
hingga menciptakan kebijkan-kebijakan hukum dan sosial yang memihak pada
ruang yang sehat.
B. Penegasan Istilah
1. Soundscape
Schafer mengatakan bahwa soundscape adalah bunyi lingkungan, yang
terlihat sebagai suatu pemandangan. Terkadang manusia mengabaikan
bunyi lingkungan dan menganggapnya sebagai bunyi bising yang
mengganggu, namun ditangan Schafer bunyi menjadi suatu yang menrik.
2. Ruang berkelanjutan
Yang dimaksud dengan keberlanjutan adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan menjamin kelestarian dan kelangsungan daya
dukung dan daya tamping lingkungan dengan memperhatikan kepentingan
generasi mendatang.
C. Rumusan Masalah
Bagaimana evaluasi ruang lingkungan berkelanjutan di masyarakat kuala
enok desa tanah merah
E. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh pembahasan yang sistematik, maka penulis perlu
menyusun sistematika sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan hasil
penelitian yang baik dan dapat dipahami. Adapun sistematika penulisan
tersebut sebagai berikut:
6
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran mengenai penelitian yang telah
dilakukan.
A.
BAB II KAJIAN TEORI
Kajian Terdahulu
Untuk membandingkan penelitian lain dan sekaligus untuk melihat posisi
penelitian ini, maka perlu dilihat penelitian lain yang pernh dilakukan. Adapun
penelitian yang hampir mirip dengan penelitian ini adalah soundscape kawasan ,
studi kasus pada Nur Rachmawati Syamsiyah, Atyanto Dharoko, Sentagi Sesotya
Utami program studi arsitektur fakultas teknik, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, jurnal ini membahas tentang soundscape kawasan. perbedaan penelitian
ini adalah penelitian ini membahas mengenaai soundscape kawasan dilingkungan
yang berbeda.
B. Kajian Teori
1. Lingkungan
Lingkungan atau bisa juga disebut lingkungan adalah kombinasi antara
kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energy
surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh diatas tanah maupun didalam
lautan. Dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan dapat didefenisikan sebagai elemen biologis dan abiotic yang
mengelilingi organisme individual atau spesies, termasuk banyak yang
berkontribusi pada kesejahteraannya. Lingkungan juga dapat didefenisikan
sebagai semua komponen alami bumi (udara, air, tanah, vegestasi, hewan dll).
Beserta semua proses yang terjadi didalam dan diantara komponen ini.
Otto Soemarwato (1983) mendefenisikan lingkungan atau lingkungan hidup
merupakan segala sesuatu yang ada pada setiap makhluk hidup atau organisme
dan berpengaruh pada kehidupanya. Sebagai contoh pada hewan seperti kucing,
segala sesuatu di sekeliling kucing dan berpengaruh pada kelangsungan hidupnya
maka itulah lingkungan hidup bagi kucing. Demikian juga pada manusia, segala
7
8
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka berfikir merupakan konseptual mengenai bagaimana suatu teori
saling berhubungan diantara berbagai factor yang telah diidentifikasikan.
Penelitian ini berdasarkan kerangka konseptual yang menjelaskan mengenai
soundscape islam: evaluasi ruang lingkungan berkelanjutan.
1
Salim Emil, Konsep Pembangunan Berkelanjutan, (Jakarta) 1990
2
O Soemarwoto, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Jakarta)
1983
A.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
B. Sumber Data
data primer adalah data yang secara langsung berhubungan dengan responden,
sumber data primer adalah data yang diperoleh dari lapangan. Peneliti
menggunakan data primer ini sebagai sumber data penelitian yang dilakukan
secara langsung menganalisis studi kasus yang terkait untuk mendapatkan
informasi dengan evaluasi ruang lingkungan berkelanjutan.
9
10
Pengertian Soundscape
Soundscape adalah bunyi apapun yang berada pada ruang akustik lingkungan
tertentu yang dapat ditangkap oleh manusia, melibatkan aspek-aspek persepsi
manusia tentang bunyi dan pendengaran. Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh
Osten Axelsson, Catherine Guatavino dan Sarah R. Payne, dituliskan defenisi
terkait dengan soundscape sebagai lingkungan akustik yang dirasakan atau dialami
dan dipahami oleh seseorang atau masyarakat.
Dalam studi mengenai soundscape terdapat beberapa takaran penilaian umum
yang dapat mempengaruhi kualitas dari soundscape yang ditelaah. Nicholas Miller
menjelaskan didalam artikelnya mengenai takaran-takaran nilai pada pengamatan
soundscape. Dirinya mengatakan penilaian terhadap soundscape tergantung atas
lokasi spesifik dan wujud visualnya, ragam aktivitas atau kegiatan yang terjadi
dilokasi tersebut, ekspektasi dan sejarah personal dari pengamat, konten
emosional, budaya dan usia. Takaran-takaran ini dapat dilihat sebagai bagian dari
penilaian terhadap 3 objek besar didalam studi mengenai soundscape yang
dikemukakan oleh Bernie Krause. Tiga objek besar tersebut adalah biophony,
geophony, anthrophony.
Biophony, membahas hasil bunyi-bunyi yang berasal dari organisme hidup,
geophony, membahas hasil bunyi-bunyi yang berasal dari sumber nonbiologis,
anthrophony, membahas hasil bunyi-bunyi yang berasal dari buatan tangan
manusia. Ketiga objek besar tersebut menjadi induk dari banyak pendalaman dari
studi mengenai soundscape.
11
12
3
Hidayatul Astar, Wawancara, Pekanbaru, 20 Desember 2022, pukul
08.00 wib
13
material penutuh permukaan tanah yang mudah menyerap bunyi dan bernilai
sejarah atau sesuai lingkungan, unsur air, bahkan ditonjolkan nilai sejarah
arsitektur islam melalui bentuk air mancur dan terakhir adalah pengahalang
kebisingan berupa vegetasi atau dinding yang sekaligus berfungsi sebagai simbol
suatau kawasan agar lingkungan masyarakat jalan kandis mencapai suasana
tenang da tidak terganggu kebisingan.45
Studi soundscape adalah studi tentang subjek ekologi akustik. Unsur ekologi
ini berperan dalam menjaga keberlangsungan arsitektur (sustainable architecture),
termasuk di dalamnya keberlanjutan untuk kawasan. Arsitektur berkelanjutan
adalah bagian dari komitemen internasional tentang pembangunan berkelakutan.
Yang menekankan pada aspek pengembangan lingkungan, termasuk ekonomi dan
sosial. Prinsip keberlanjutan yang diperoleh dari arsitektur vernacular meliputi
tanggap iklim, hemat energy, atau siklus energy tertutup penggunaan bahan local,
6
selaras alam, bentuk bangunan sederhana dan memiliki ruang komunal.
4
M Mansyur, Dampak Kebisingan Terhadap Kesehatan, (Yogyakarta),
5
6
K. J. Liu Iang J, Effects of Landscape on Soundscape Perseption ,
(China), 2014
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa soundscape ini adalah
Soundscape adalah bunyi apapun yang berada pada ruang akustik lingkungan
tertentu yang dapat ditangkap oleh manusia, melibatkan aspek-aspek persepsi
manusia tentang bunyi dan pendengaran. Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh
Osten Axelsson, Catherine Guatavino dan Sarah R. Payne, dituliskan defenisi
terkait dengan soundscape sebagai lingkungan akustik yang dirasakan atau dialami
dan dipahami oleh seseorang atau masyarakat.
Biophony, membahas hasil bunyi-bunyi yang berasal dari organisme hidup,
geophony, membahas hasil bunyi-bunyi yang berasal dari sumber nonbiologis,
anthrophony, membahas hasil bunyi-bunyi yang berasal dari buatan tangan
manusia. Ketiga objek besar tersebut menjadi induk dari banyak pendalaman dari
studi mengenai soundscape
B. Kritik dan saran
Dari hasil pembahasan proposal yang saya buat tentang Soundscape Islam:
Evaluasi Ruang Lingkungan Berkelanjutan (jalan kandis ujung tangkerang utara
kota pekanbaru), di harapkan dapat menambah wawasan umumnya dan ilmu
yang saya bahas ini. Dengan selesainya penyusunan proposal ini, saya harapkan
masukan maupun kritik dan saran dari pendamping pada mata kuliah ini,
agar pembuat proposal selanjutnya lebih baik lagi.
14
DAFTAR KEPUSTAKAAN