Machine Translated by Google

Jurnal Pendidikan Statistika

ISSN: (Cetak) 1069-1898 (Online) Halaman muka jurnal: http://www.tandfonline.com/loi/ujse20

Menciptakan Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa

Lingkungan Online

William Rayens & Amanda Ellis

Mengutip artikel ini: William Rayens & Amanda Ellis (2018) Creating a Student-Centered
Learning Environment Online, Journal of Statistics Education, 26:2, 92-102, DOI:
10.1080/10691898.2018.1475205

Untuk menautkan ke artikel ini: https://doi.org/10.1080/10691898.2018.1475205

© 2018 Penulis. Diterbitkan dengan lisensi oleh Taylor & Francis

Dipublikasikan secara online: 21 Agustus 2018.

Kirimkan artikel Anda ke jurnal ini

Tampilan artikel: 251

Lihat data Tanda silang

Syarat & Ketentuan lengkap akses dan penggunaan dapat ditemukan di

http://www.tandfonline.com/action/journalInformation?journalCode=ujse20
Machine Translated by Google

JURNAL PENDIDIKAN STATISTIK

2018, VOL. 26, TIDAK. 2, 92-102
https://doi.org/10.1080/10691898.2018.1475205

Menciptakan Lingkungan Belajar Online yang Berpusat pada Siswa

William Rayensa dan Amanda Ellisb

b
Departemen Statistik, Universitas Kentucky, Lexington, KY; Departemen Matematika dan Statistik, Universitas Kentucky Timur, Richmond, KY
sebuah

ABSTRAK KATA KUNCI

Tak lama setelah kami membuat kelas pendidikan umum tatap muka, berpusat pada siswa di University of Giat belajar; penilaian rekan;
Kentucky, kami diminta untuk membuat lingkungan serupa secara online. Dalam artikel ini, kami menjelaskan apa yang kami lakukan instruksi rekan
dan apa yang kita pelajari dalam prosesnya. Ini bukan studi komparatif dan terkontrol, tetapi sebuah antologi dari
contoh dan refleksi. Tujuan kami adalah untuk berbagi pengalaman yang mungkin berguna bagi instruktur lain ketika
membangun kelas online mereka.

1. Kursus yang Didesain Ulang

Kursus penalaran statistik telah diajarkan di universitas kami
selama lebih dari tiga puluh tahun. Faktanya, Universitas Kentucky adalah
salah satu yang pertama di negara ini yang melakukannya, sebagian besar terima kasih kepada
visi anggota fakultas saat itu Dr. Dennis Haack, yang
menulis apa yang bisa dibilang sebagai buku teks pertama untuk mengajar
penalaran statistik. Kursus tingkat pengantar kami mencakup sebagian besar
topik yang sama seperti kursus statistik pengantar, tapi
menekankan alasan yang diperlukan untuk konsumsi cerdas
argumen statistik atas perhitungan. Itu sudah lama
kelas dasar yang digunakan siswa untuk memenuhi alasan inferensial dalam
persyaratan pendidikan umum. Selama kurang lebih 25 tahun,
setiap kelas terdiri dari enam bagian dari sekitar 24 siswa
per bagian. Siswa akan bertemu bersama dengan yang utama
instruktur selama dua jam kelas per minggu dan membagi menjadi a
bacaan hanya dengan bagian mereka untuk jam ketiga kursus
setiap minggu. Sampai tahun 2010 waktu yang dihabiskan dengan instruktur
utama dalam format kuliah (biasanya, presentasi PowerPoint) dan waktu yang
dihabiskan dalam pengajian dengan asisten pengajar
adalah untuk penemuan dan diskusi. Pada tahun 2010 kami menguji coba format
baru yang berpusat pada siswa untuk kursus ini dan pada tahun 2011 semua bagian—
mencakup sekitar 3000 siswa per tahun—dialihkan ke format serupa.
Orang mengartikan hal yang berbeda dengan "berpusat pada siswa."
Meminjam kata STEM (science, technology, engineering, and .)
matematika) pendidik Robert Talbert, tujuan kami untuk kelas yang berpusat
pada siswa adalah untuk mengubah pola pikir siswa dari
“penyewa” menjadi “pemilik”. Di kelas penyewa, biaya dibayar
dan manajemen diharapkan untuk memberikan. Di ruang kelas
pemilik, siswa dipaksa untuk menyadari bahwa itu adalah tanggung jawab
mereka untuk terlibat, menyerap, dan mempertahankan. Tugas instruktur
adalah menyiapkan lingkungan di mana hal itu bisa terjadi.
Salah satu motivasi utama kami untuk mengadopsi tikar baru pada tahun
2010 adalah struktur dan staf pengajian. Sebagai
lembaga penelitian peringkat satu kami, seperti banyak rekan kami
di seluruh negeri menggunakan mahasiswa pascasarjana untuk menjadi staf
bacaan kami. Ini lebih rumit dalam kursus konsep kami, daripada itu
berada di kursus metode tradisional tahun pertama kami. Di bekas,
bacaan dirancang sebagai bagian diskusi, bukan masalah
sesi, dan terserah asisten pengajar untuk memperkuat
konsep inti dengan kegiatan dan diskusi. Lebih sering dari
tidak, mahasiswa pascasarjana baru datang ke program kami tanpa resume
matematika yang menonjol, tetapi terkadang mereka seperti
ditantang oleh materi konseptual sebagai mahasiswa
adalah. Tidaklah adil untuk mengatakan ini adalah kesalahan mahasiswa
pascasarjana. Mereka tidak mungkin pernah benar-benar berdiskusi, karena
contoh, apa sebenarnya nilai-p dan apa yang menambah intelektual
nilai yang dibawanya ke lencana hasil statistik, sebagai lawan
bagaimana menghitungnya dalam berbagai konteks. Pada akhirnya, bahkan
meskipun kami bekerja keras untuk membuat naskah dan mengawasi pengajian,
kami tidak melakukan pekerjaan yang luar biasa dengan memberikan banyak
konsep inti dalam struktur itu.
Di satu sisi, tidak rasional bahwa kami paling banyak pergi
penting, atau setidaknya bagian tersulit dari pedagogi kelas
kepada asisten dosen. Untuk mengubah praktik ini, kami harus
membayangkan kembali apa yang akan kita lakukan di kelas dan bagaimana kita
akan melakukannya. Kami akhirnya harus menggeser banyak bagian hafalan
dari kuliah tradisional di luar waktu kelas, pertama ke video,
dan kemudian ke pilihan video atau bacaan pendek yang terfokus
yang harus dipersiapkan siswa sebelum masuk kelas. Di
gilirannya, bacaan disusun untuk menangkap bakat
asisten pengajar dan untuk memenuhi kebutuhan siswa.
Kami mulai menggunakannya untuk perhitungan (misalnya, bekerja dengan
proporsi) yang akan muncul sebagai hal yang penting untuk dipahami
ide-ide yang lebih sulit (misalnya, Simpson's Paradox, atau sensitivitas dan
spesifisitas), dan untuk latihan dengan alat lain (misalnya, Excel dan CamS
canner) yang kita butuhkan di kelas. Profesor mempertahankan
tanggung jawab untuk menyampaikan ide-ide yang mendalam, baik melalui
kegiatan di kelas atau cara lain, tetapi dia bisa fokus pada
ide, karena beberapa perhatian telah dicurahkan untuk

HUBUNGI William Rayens rayens@uky.edu Departemen Statistik, Universitas Kentucky, Lexington, KY 40506.
© 2018 Penulis. Diterbitkan dengan lisensi oleh Taylor & Francis
Ini adalah artikel Akses Terbuka yang didistribusikan di bawah ketentuan Lisensi Atribusi Creative Commons (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/), yang memungkinkan penggunaan tidak terbatas,
distribusi, dan reproduksi dalam media apa pun, asalkan karya aslinya dikutip dengan benar. Hak moral dari penulis yang disebutkan namanya telah ditegaskan.
Machine Translated by Google
kosakata dan perhitungan sederhana yang sering membatasi kemampuan siswa
untuk berhasil memahami ide-ide tersebut.
Namun, motivasi utama untuk desain ulang kami adalah untuk meningkatkan
keterlibatan siswa. Kami ingin mengalihkan tanggung jawab utama untuk belajar
kepada siswa, dan jauh dari profesor dan PowerPoint-nya. Kami menjadi khawatir
tentang bagaimana siswa bergantung pada kami untuk menyajikan konten yang
kemudian mereka tulis dan ambil secara pasif. Dan kami disadarkan oleh beberapa
studi penelitian yang menunjukkan bahwa siswa hanya mengingat sedikit tentang
apa yang kami ajarkan kepada mereka di luar beberapa minggu pertama setelah
semester berakhir. Penggunaan kegiatan untuk melibatkan siswa dan meningkatkan
ingatan materi pelajaran didukung oleh Cherney (2008) dan terus menjadi berita,
dibuktikan dengan kejadian baru-baru ini di University of Vermont (Cornish, 2017).
Seperti disebutkan di atas, untuk memberi ruang bagi perubahan pedagogis
kami, kami harus memindahkan beberapa konten kami keluar dari ruang kelas.
Awalnya, serangkaian video kuliah dibuat menggunakan Camtasia Studio dan
PowerPoint dengan narasi audio yang dikembangkan dari transkrip. Baik transkrip
maupun versi video yang sesuai dengan ADA masih tersedia bagi siswa.
Penggunaan video konten dibahas dan didukung oleh Choi dan Johnson (2005, p.
215). Mereka menemukan bahwa
Ada perbedaan yang signifikan dalam motivasi peserta didik
dalam hal perhatian antara instruksi berbasis video dan instruksi
berbasis teks tradisional. Selain itu, pelajar melaporkan bahwa
instruksi berbasis video lebih berkesan daripada instruksi berbasis
teks tradisional. Studi ini menyiratkan bahwa video berbasis
konteks dalam kursus online memiliki potensi untuk meningkatkan
retensi dan motivasi pelajar.”
Untuk lebih memfasilitasi keterlibatan dalam lingkungan kelas baru kami,
Rayens menulis dan menerbitkan buku kegiatan (Ray ens, 2017) untuk digunakan
dalam kursus. Buku ini disusun sekitar lebih dari 100 latihan harian, beberapa proyek
yang sedikit lebih besar, dan dua proyek batu penjuru yang luas. Banyak petunjuk
buku kerja mengharuskan siswa untuk mengakses bahan bacaan tambahan dari
web untuk menyelesaikan kegiatan. Biasanya, beberapa di antaranya diselesaikan
sebagai pekerjaan rumah, dan sisanya diselesaikan di kelas, baik dalam kelompok
atau sebagai bagian dari dinamika kelas yang diatur. Dalam hampir semua kasus,
waktu disisihkan bagi siswa untuk melaporkan apa yang telah mereka lakukan. Ini
terjadi dengan berbagai cara, tergantung pada instruktur dan ruang kelas fisik.
Sampai saat ini, konten hanya tersedia di video konten, tetapi buku ini baru-baru ini
diadaptasi untuk memuat mini-bab berdasarkan transkrip video. Penambahan ini
datang dari mendengarkan siswa, banyak dari mereka menyukai instruksi video,
tetapi beberapa di antaranya melewatkan sumber sentuhan yang lebih tradisional
untuk kontennya. Untuk mendorong siswa menonton video atau melakukan bacaan
singkat, instruktur secara rutin meminta siswa untuk menyelesaikan lembar kerja
atau mengikuti kuis singkat yang terkait dengan konten.
Singkatnya, perubahan mendasar yang kami buat pada pertemuan kami
kelas wajah dapat diringkas sebagai berikut: Hasil
yang lebih sulit dipindahkan kembali ke tangan para profesor.
Ruang dibuat dalam waktu kuliah tradisional dengan tidak memuat konten
rutin ke video atau bacaan singkat.
Siswa dipaksa untuk bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri
dengan menyiapkan konten di luar kelas dan berpartisipasi dalam lingkungan
yang berpusat pada siswa di dalam kelas.
JURNAL PENDIDIKAN STATISTIK 93
Ini bukan cara berpikir yang sangat baru tentang pendidikan statistik. Perubahan
pedagogis semacam ini didukung oleh Woodard dan McGowan (2012) yang
menjelaskan desain ulang kursus pengantar untuk memasukkan Pedoman Penilaian
dan Instruksi dalam Pendidikan Statistik (GAISE).
Makalah tersebut membahas tentang rekomendasi GAISE untuk mata kuliah
pengantar kuliah. Yaitu: 1. Menekankan literasi statistik dan mengembangkan
statistik
pemikiran.
2. Gunakan data nyata.
3. Tekankan pemahaman konseptual daripada pengetahuan prosedur belaka.
4. Menumbuhkan pembelajaran aktif di kelas.
5. Gunakan teknologi untuk mengembangkan pemahaman konseptual
dan menganalisis data.
6. Gunakan penilaian untuk meningkatkan dan mengevaluasi pembelajaran siswa.
Kursus tatap muka kami dikembangkan dengan jenis
rekomendasi dalam pikiran.
2. Menciptakan Kursus di Lingkungan Online Kami belum cukup melalui
semester kedua kami untuk menguji coba perubahan yang disebutkan di atas pada
lingkungan tatap muka kami ketika administrasi perguruan tinggi kami meminta kami
untuk menawarkan kelas yang sama secara online. Mereka meminta agar kami
memasukkan sebanyak mungkin fokus baru kami yang berpusat pada siswa. Sejauh
yang kami bisa tentukan, ini belum pernah dilakukan sebelumnya, dan tantangan
untuk mengikuti kursus online ini awalnya menakutkan. Kami tidak menginginkan
kursus yang pada dasarnya adalah kursus pembelajaran jarak jauh yang berkisar
pada PowerPoint statis, dan memungkinkan siswa untuk diisolasi dari segala jenis
dinamika kelas yang sebenarnya. Tetapi tidak jelas bagaimana kami dapat
menangkap apa yang paling kami hargai tentang kursus tatap muka dan
menyampaikan hal yang hampir sama secara online. Kami mengetahui sesuatu
tentang gaya belajar, harapan dan kebutuhan umum siswa online dari Mupinga,
Nora, dan Yaw (2006, p. 186). Dalam makalah mereka, mereka menulis: "... tiga
harapan teratas dari siswa online adalah komunikasi dengan profesor, umpan balik
instruktur, dan kursus online yang menantang." Sementara komunikasi dan umpan
balik instruktur saja tidak selalu sama dengan kursus yang berpusat pada siswa,
mereka menggambarkan lingkungan online yang tidak statis. Ini adalah bagian dari
apa yang kami inginkan. Kami menambahkan personalisasi dan keterlibatan harian
ke komunikasi dan umpan balik tepat waktu, dan menganggap ini sebagai prinsip
desain yang digunakan untuk mengembangkan kursus kami. Pada akhirnya, kami
mengembangkan struktur online dengan karakteristik sebagai berikut: Sebuah
“jendela bergerak” yang mengontrol kecepatan untuk aktivitas ruang kelas, latihan,
petunjuk dan konten serta memerlukan keterlibatan siswa yang berkelanjutan.
Sebuah "pesan harian" saat ini dari instruktur.
Respons video yang diperlukan secara berkala dari siswa untuk perintah
yang dipilih.
Fasilitasi diskusi, respon, dan interaksi secara real-time.
Peer grading, baik untuk memfasilitasi umpan balik yang tepat waktu dan
untuk menjaga siswa dalam lingkaran pembelajaran pada semua petunjuk
pekerjaan rumah.
Pekerjaan sebelumnya dalam pendidikan online mendukung pilihan yang kami
buat dan kebutuhan untuk itu. Tudor (2006) membahas pengajaran
Machine Translated by Google
94 W. RAYENS DAN A. ELLIS
kursus statistik pengantar online dan menekankan pentingnya interaksi
antara instruktur dan siswa. Peda gogy dan metode yang dia gunakan
mirip dengan yang ada di makalah kami, dengan perbedaan mencolok
termasuk pemasangan buku kerja dan video, jendela ketersediaan
bergerak, video harian dan diskusi penilaian siswa. Mills dan Raju (2011)
memberikan ringkasan terperinci dari kursus online hingga 2009, dan jelas
dari pekerjaan mereka bahwa banyak dari kursus ini tidak sesuai dengan
jenis kursus yang kami coba buat. Berikut ini, kami akan menguraikan
secara singkat masing-masing karakteristik mata kuliah berpoin yang
disebutkan di atas. Kami akan mengakhiri dengan refleksi tentang apa
yang kami rasa paling berhasil dan apa yang tidak berhasil dengan baik.
2.1. Memindahkan Windows untuk Tugas
Saat mengembangkan kursus kami, kami mencoba mengantisipasi
prakonsepsi siswa bahwa "online" identik dengan korespondensi. Banyak
siswa melihat kursus korespondensi sebagai salah satu yang menyajikan
mereka dengan semua tugas di awal, dan memungkinkan mereka
kebebasan untuk menyerahkan tugas kapan saja selama durasi kursus.
Ternyata mengantisipasi prasangka ini patut menjadi perhatian. Pertama
kali kursus diajarkan adalah selama sesi musim panas enam minggu kami
memiliki banyak siswa dengan harapan tersebut. Siswa lain diminta untuk
tidak tersedia untuk sebagian besar kursus. Kami memiliki permintaan
untuk cuti sebanyak 3 minggu dari masa 6 minggu, dengan janji bahwa
mereka akan menyelesaikan pekerjaan setelah mereka kembali. Alasannya
bervariasi, dengan liburan keluarga dan pelatihan militer menjadi dua
alasan paling umum. Namun, kami merasa bahwa jika siswa akan dapat
memiliki sesuatu yang dekat dengan pengalaman imersi yang kami coba
ciptakan di kelas tatap muka kami, maka kami perlu dengan lembut
memaksa paparan materi yang berkelanjutan. Kami mencoba membangun
ini dengan membuat dan menggunakan jendela bergerak untuk tugas.
Berikut adalah contoh berapa banyak instruktur kami yang telah
menerapkan jendela bergerak. Topik untuk hari itu, bersama dengan
instruksi dan persyaratan untuk aktivitas terkait, bacaan, atau petunjuk
pekerjaan rumah, muncul di situs web manajemen kursus pada pukul
12:01 pagi dan menghilang pada pukul 6 sore keesokan harinya. Semua
pekerjaan yang terkait dengan topik itu, termasuk pekerjaan rumah atau
bacaan di luar, harus diselesaikan dan diserahkan selama periode 42 jam
ini. Hal ini memungkinkan siswa memiliki banyak fleksibilitas untuk
mengakses dan mengerjakan materi selama waktu yang paling sesuai
dengan jadwal mereka, tetapi pada saat yang sama mengharuskan mereka
untuk menjaga kecepatan yang serupa dengan versi kursus di kelas.
Gambar 1. Tampilan tugas harian siswa.
Meskipun rinciannya berbeda-beda di antara instruktur, biasanya folder
elektronik muncul di sistem manajemen kursus yang berisi semua materi
untuk jangka waktu 42 jam berikutnya, dan kemudian menghilang begitu
tenggat waktu berlalu.
Pilihan jendela 42 jam adalah sewenang-wenang. Jendela apa pun yang
menyediakan waktu yang cukup untuk memungkinkan jadwal kerja yang
berbeda, sementara cukup pendek untuk meniru paparan berkelanjutan di
kelas tatap muka kita akan bekerja dengan cara yang sama. Dalam
retrospeksi, ide ini tampak sangat sederhana, tetapi dalam beberapa hal
itu mendasar bagi nada kursus dan pengalaman pencelupan paksa.
Gambar 1 menunjukkan contoh apa yang dilihat siswa ketika mereka
mengakses pekerjaan untuk kursus kami di sistem manajemen kursus kami.
Angka-angka dalam artikel ini menunjukkan kutipan dari saat kami
menggunakan BlackboardTM sebagai sistem manajemen kursus kami.
Kami sekarang menggunakan CanvasTM, tetapi strategi manajemen dasar
tetap sama. Kursus online 6 minggu secara alami dipartisi menjadi tiga
modul mata pelajaran, dengan masing-masing modul berlangsung sekitar
2 minggu. Ketika siswa masuk ke sistem manajemen kursus, mereka
memiliki akses ke folder “Tugas Harian” (atau dengan nama serupa).
Dalam folder ini, siswa kemudian dapat mengakses folder untuk masing-
masing dari tiga modul. Setelah siswa membuka folder modul, mereka
akan diperlihatkan tugas yang saat ini dapat diakses. Perhatikan bahwa
dalam Tugas Harian, kemampuan info detail setiap tugas ditampilkan.
Kami telah menemukan bahwa sangat berguna untuk memiliki tanggal dan
waktu ini di banyak tempat karena tugas akan kedaluwarsa saat jendela
pindah ditutup.
Mengelola ketersediaan folder dapat disederhanakan dengan mengatur
tanggal dan waktu kedaluwarsa folder sebelumnya, asalkan sistem
manajemen kursus Anda mengizinkan opsi itu. Di bawah ini adalah
tampilan instruktur dari folder kerja yang tersedia, yang menunjukkan
informasi tersebut pada subfolder. Dengan menempatkan tanggal
kedaluwarsa untuk mengontrol visibilitas dan aksesibilitas folder, kita tidak
perlu menempatkan tanggal kedaluwarsa pada setiap item dalam folder.
Ini memberikan cara mudah untuk mengontrol akses siswa ke tugas dan
sangat mengurangi pekerjaan instruktur, karena setiap folder kemungkinan
berisi beberapa tugas.
Kami telah bereksperimen dengan menempatkan penghitung waktu
yang sebenarnya di folder setelah dibuka. Artinya, sementara tanggal dan
waktu kedaluwarsa diatur secara otomatis dalam sistem manajemen
kursus, pengatur waktu eksplisit juga dapat ditempatkan di folder itu sendiri
dan disinkronkan dengan waktu penutupan folder. Timer ini adalah item
pertama yang dilihat siswa saat folder dibuka. Timer (literal) ini relatif
mudah disematkan menggunakan kode html. Tepat di bawah pengatur
waktu, siswa melihat deskripsi singkat tentang pekerjaan untuk hari itu,
deskripsi masing-masing
Machine Translated by Google
tugas, dan instruksi untuk setiap tugas. Setelah penghitung waktu di bagian
atas halaman berhenti, folder secara otomatis ditutup dan siswa tidak dapat
lagi mengakses tugas.
Gambar 2 menunjukkan contoh dari apa yang siswa lihat.
Meskipun folder tugas menghilang pada waktu yang tetap membantu
menjaga kecepatan siswa, faktanya tetap bahwa mereka mungkin secara
sah menginginkan akses ke konten di lain waktu. Untuk mengakomodasi
kebutuhan ini, beberapa instruktur kami hanya membuat tautan terpisah
pada sistem manajemen kursus yang berfungsi sebagai arsip untuk materi
apa pun yang mungkin ingin dirujuk oleh siswa nanti. Arsip itu akan berisi
semua video, catatan, dan tugas yang pernah dihadapi siswa sebelumnya.
Tentu saja dengan sebagian besar sistem manajemen kursus, siswa dapat
mengakses semua materi yang dikirimkan sebelumnya dari dalam pusat
kelas.
Beberapa instruktur membuat panduan video informal yang menjelaskan
struktur folder ini dan ide jendela bergerak. Kami telah menautkan tiga di
antaranya di bawah ini dari iterasi awal kursus online kami. Sekali lagi,
video semacam ini sering disediakan di hari pertama tentunya http://
screencast.com/t/hOfWY2lw06v; http://screencast.com/t/NwYaoRePSFd;
http://screencast.com/t/qjUEXKd2.
Video di atas dibuat menggunakan JING, yang akan kami bahas lebih
lanjut nanti. Informasi tambahan tentang JING dapat ditemukan di https://
www.techsmith.com/jing-features.html.
2.2. Pesan Harian dari Instruktur
Kami juga sangat menginginkan kelas online kami bersifat pribadi. Kami
ingin siswa merasa seperti mereka mengenal instruktur dan, dalam
beberapa hal kecil, memiliki rasa kebersamaan yang mirip dengan apa
yang kami coba bangun dalam versi tatap muka di kelas. Jadi kami
membangun ke dalam desain kami sebuah "pesan harian" dari instruktur.
Pesan ini secara singkat memperkenalkan topik yang akan dibahas hari itu,
menjelaskan bagaimana materi itu terhubung dengan apa yang baru saja
diselesaikan hari sebelumnya, dan jenis kegiatan dan latihan apa yang
diharapkan di jendela aktivitas berikutnya. Bagi kebanyakan dari kita, ini
adalah video yang kita buat dan muncul di tengah malam, yang merupakan
awal dari jendela bergerak berikutnya. Beberapa instruktur mencampur
video dengan pesan yang diketik, tetapi intinya adalah bahwa video tersebut
baru dibuat, cara agar instruktur menyapa kelas di awal setiap jendela
bergerak. Beberapa instruktur menyematkan video yang direkam di situs
manajemen kursus, sementara yang lain hanya
Gambar 2. Tampilan folder kerja harian siswa.
JURNAL PENDIDIKAN STATISTIK 95
memposting tautan YouTube di situs itu. Tidak masalah, tujuannya adalah
untuk menciptakan komunikasi sehari-hari dengan instruktur yang juga
berfungsi untuk menjelaskan apa yang diharapkan siswa pelajari dan capai
untuk hari itu. Rose (2009, p. 1), menemukan bahwa
…persepsi siswa terhadap strategi pembelajaran ini (Instruktur membuat
video) sangat positif, dengan semua siswa yang disurvei menyatakan kepuasan
dengan metode interaksi pembelajar instruktur ini. Jawaban terbuka
mengungkapkan bahwa siswa merasa lebih terhubung dengan instruktur ketika
dapat melihat video yang dibuat instruktur.
Sulit untuk memberi pembaca perasaan pesan harian di media cetak
seperti ini. Namun, tautan berikut ke salah satu di YouTube yang akan
memberi Anda ide dasar tentang apa yang kami lakukan: https://
www.youtube.com/watch?vDlO4OBx3w2zk. Ingat, mungkin tidak ada
sesuatu yang sangat mendalam yang dikatakan dalam video apa pun.
Sebaliknya, pentingnya mereka adalah bahwa mereka hadir setiap pagi
ketika jendela 42 jam terbuka, menciptakan hubungan antara siswa dan
instruktur.
Video-video tersebut bukanlah produksi yang rumit dalam arti apa pun,
melainkan video pendek dari instruktur yang dengan santai berbicara ke
kamera di komputer atau tablet mereka. Pesannya adalah salam pribadi,
baru dan bukan daur ulang dari instruktur, menjelaskan apa yang akan
terjadi dan bagaimana kaitannya dengan apa yang baru saja terjadi di
jendela terakhir. Dalam video yang disajikan di atas, instruktur memberikan
pengantar singkat tentang pekerjaan untuk hari itu, dan menekankan
pentingnya pekerjaan itu dalam konteks kursus yang lebih luas. Video
khusus ini memperkenalkan parameter kosakata, populasi, statistik dan
sampel. Instruktur memberikan contoh dan juga menjelaskan bahwa tugas
yang ada akan fokus pada kata-kata ini.
Tanpa video, siswa mungkin tidak memahami peran penting kata-kata
tersebut selama sisa kursus.
Seperti disebutkan di atas, tidak semua pesan harian ada di video,
meskipun itu adalah media yang menurut sebagian besar dari kita adalah
yang terbaik untuknya. Beberapa hanya catatan dari instruktur. Sebagai contoh:
Pesan Harian 31/7
Karena kita akan memasuki minggu terakhir kelas, saya ingin berterima kasih
kepada semua orang atas semua kerja keras Anda. Anda semua hebat, saya
lebih dari terkesan dengan semua orang. Saya tahu mengambil kelas online
memiliki tantangannya sendiri, tetapi Anda telah menghadapinya.
Saya tahu modul terakhir ini menantang dan paling sulit dari ketiganya. Pastikan
untuk meluangkan waktu untuk melihat semua jawabannya
kunci.
Untuk membantu Anda mempersiapkan Ujian dan Melampaui Kelas 3, saya
akan memulai utas di papan diskusi berjudul "Modul 3, Tinjau materi" di utas ini
tinggalkan apa pun yang Anda bermasalah dan ingin saya menjelaskan. Malam
ini saya akan menyiapkan video untuk membahas topik apa pun yang ingin
Anda bantu. Ketika meninggalkan pesan cobalah untuk sespesifik mungkin
tentang apa yang Anda ingin saya diskusikan, juga jika ada masalah yang tidak
Anda mengerti (setelah melihat kuncinya) saya dapat mengerjakannya dan
menjelaskan jawabannya. Sama seperti Ujian lainnya, Anda akan memiliki
lembar ulasan sehari sebelum ujian.
Kami mendekati peregangan rumah jadi teruslah bekerja keras!
Sekali lagi, intinya adalah bahwa kontak itu harian dan pribadi. Tujuan
kami adalah untuk menciptakan koneksi yang cepat, real-time, antara
instruktur dan siswa. Kami ingin menegaskan kepada siswa bahwa instruktur
secara aktif terlibat dalam
Machine Translated by Google
96 W. RAYENS DAN A. ELLIS
materi dan bermitra dengan mereka dalam kemajuan harian kursus. Kami merasa
bahwa penting agar pesan harian tidak dibuat terlalu jauh sebelumnya. Semakin
segar semakin baik. Kami telah menemukan bahwa produksi hampir real-time
dapat mengatasi masalah yang dimiliki siswa dengan materi sehari sebelumnya,
dan memungkinkan untuk memasukkan referensi budaya pop saat itu terjadi.
Misalnya, selama debat presiden pada musim gugur 2016, penggunaan konsep
statistik berulang kali disalahgunakan, dan salah satu instruktur kami memunculkan
kesalahan ini dalam video hariannya, yang memberikan elemen dinamis pada
kursus online.
2.3. Tanggapan Video untuk Anjuran
Ketika kami pertama kali mulai membayangkan versi online kursus ini, kami tahu
kami ingin dapat menilai kedalaman dan integritas respons siswa terhadap
petunjuk. Dalam lingkungan tatap muka, kita dapat melakukannya dengan
berbagai cara, beberapa yang sederhana seperti memberikan kuis atau tes di
bawah keadaan yang dikontrol ketat. Ini telah lama menjadi masalah untuk kelas
online dan terus berlanjut. Peramban penguncian dan perjanjian etis memenuhi
beberapa kebutuhan. Baru-baru ini layanan video dan audio proctoring online
telah tersedia secara luas dan selain dari biaya tambahan untuk siswa memiliki
potensi nyata. Kami mengambil pendekatan yang lebih sederhana, dan mencoba
mengatasi masalah ini dengan meminta jawaban tertentu melalui pengiriman
video. Artinya, siswa diminta untuk menjelaskan konsep atau perhitungan tertentu
dan memfilmkan diri mereka sendiri melakukan hal itu. Kami biasanya membatasi
durasi respons (misalnya, tidak lebih dari 3 menit) dan mengontrol jenis video
sesuai dengan alasan. Kami juga mengharuskan video tersebut dipraktikkan lebih
dari sekali sehingga produk akhir agak halus dan teratur. Biasanya, kami membuat
rubrik terlebih dahulu, dan menggunakannya untuk menilai submisi video. Dua
contoh diberikan di bawah ini. Kami tidak dapat menautkan ke tanggapan siswa
yang sebenarnya karena masalah privasi.
Contoh Anjuran
1. Prompt ini membahas parameter dan statistik. Tugas Anda adalah
membuat video 3 menit di mana Anda melakukan hal berikut. Pastikan
Anda memposting video itu di situs manajemen kursus kami sebelum
tanggal jatuh tempo.
Berikan contoh yang menggambarkan parameter, sampel, statistik,
dan populasi.
Jelaskan perbedaan antara statistik dan parameter. Yang mana yang
biasanya kita ketahui?
Jelaskan peran statistik dan parameter dalam penggunaan interval
kepercayaan (CI).
2. Prompt ini membahas korelasi dan sebab-akibat. Tugas Anda adalah
membuat video 3 menit di mana Anda melakukan hal berikut. Pastikan
Anda memposting video itu di situs manajemen kursus kami sebelum
tanggal jatuh tempo.
Apa itu korelasi? Apa bedanya dengan sebab-akibat?
Berapakah koefisien korelasinya? Gunakan tiga gambar untuk
membantu jawaban Anda. Anda perlu menunjukkan gambar dalam
video.
Berikan contoh ketika korelasi dan sebab-akibatnya kemungkinan
besar sama.
Berikan contoh ketika keduanya kemungkinan tidak sama.
Jelaskan mengapa mereka mungkin tidak sama.
Apa yang dimulai sebagai cara memaksakan pemeriksaan kontrol kualitas
sederhana pada pekerjaan siswa menjadi jauh lebih. Ini telah menciptakan
semacam penerimaan pribadi bagi siswa yang tidak kami antisipasi. Memang,
pada umumnya para siswa sangat suka merespons dengan cara ini, begitu
khawatir tentang mekanisme bagaimana membuat video memudar. Siswa
sekarang memiliki cara untuk menyampaikan pesan yang dipersonalisasi kepada
instruktur, sama seperti instruktur menyampaikan pesan harian yang dipersonalisasi
ke kelas. Sejauh ini, kami telah mendapatkan video dari pertanian di pedesaan
Georgia, rumah liburan di Olinas Mobil, dan ruang makan dari beberapa negara
bagian! Kami memiliki siswa yang menunjukkan kepada kami PowerPoint, menulis
di atas kertas, di papan penghapus kering, dan hanya berbicara. Seorang siswa
bahkan menggunakan kapur trotoar dan melakukan presentasinya di luar di atas
permukaan batu, sementara anjing pemburunya menunjukkan ketidaksetujuannya
di latar belakang.
Siswa biasanya menggunakan webcam atau ponsel mereka untuk merekam
video mereka, dan sebagian besar dari mereka memilih untuk kemudian
mengunggah video ke YouTube dan mengirimkan url yang sesuai untuk tugas
mereka. Perlu juga dicatat bahwa video ini tidak lebih sulit untuk dinilai daripada
makalah pendek. Dalam beberapa hal mereka lebih mudah karena ketika jelas
bahwa seorang siswa tahu apa yang dia bicarakan dan telah menghabiskan waktu
dengan prompt, mudah untuk meluncur cepat melalui video mencari bagian-bagian
penting yang diidentifikasi oleh rubrik. Jarang, kita harus mendengarkan seluruh
video 3 menit untuk menilai kualitas responsnya.
Sejujurnya, mereka sering sangat menyenangkan untuk dinilai.
2.4 Papan Diskusi dan Akses Instruktur Online
Siswa dalam versi kelas dari kursus kami memiliki kesempatan untuk bekerja
dalam kelompok kecil serta memiliki akses waktu nyata ke instruktur. Kami ingin
siswa di kelas online memiliki kesempatan serupa yang masih menawarkan
fleksibilitas jadwal dan lokasi. Kami mencoba untuk mengatasi hal ini dengan
penggunaan papan diskusi dan jam kantor virtual.
Papan diskusi jauh dari novel, tetapi kami berakhir dengan beberapa tikungan
yang menarik dan mungkin unik dalam implementasi kami. Tujuan utama kami
adalah memiliki cara bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan sehingga siswa
lain dapat melihat pertanyaan dan jawabannya, dan untuk menghindari duplikasi
pertanyaan. Banyak instruktur kami bersikeras bahwa semua pertanyaan tentang
materi kursus diposting di papan diskusi. Pertanyaan tentang nilai atau masalah
pribadi lainnya harus dikirim melalui email langsung ke instruktur.
Berikut ini khusus untuk satu instruktur, tetapi tipikal dari apa yang dilakukan
orang lain. Ketika seorang siswa awalnya memasuki papan diskusi, mereka
memiliki lima forum yang tersedia untuk mereka sebagai berikut.
Perkenalan—Forum ini untuk memperkenalkan siswa satu sama lain di
kelas. Siswa diminta untuk menulis beberapa kalimat tentang diri mereka
sendiri, termasuk kampung halaman, hobi, tahun sekolah, film favorit, dll.
Pertanyaan Materi Modul 1—Forum ini untuk bertanya, menjawab, dan
mengarsipkan pertanyaan tentang Modul 1.
Pertanyaan materi Modul 2—Forum ini untuk bertanya, menjawab, dan
mengarsipkan pertanyaan tentang Modul 2.
Pertanyaan Materi Modul 3—Forum ini untuk bertanya, menjawab, dan
mengarsipkan pertanyaan tentang Modul 3.
Masalah dengan Kuis—Forum ini untuk mengajukan pertanyaan tentang
kuis.
Miscellaneous—Forum ini untuk apa saja yang tidak sesuai dengan kelima
di atas.
Machine Translated by Google
Forum pengenalan digunakan pada hari pertama kursus, di mana siswa
diminta untuk memposting pesan pengantar ke papan diskusi. Seperti disebutkan
di atas, siswa diminta untuk memasukkan beberapa informasi pribadi, meskipun
tidak invasif. Kami merasa ini menyelesaikan dua hal. Pertama, ketika siswa
memperkenalkan diri satu sama lain dan kepada instruktur, ini menambah
nuansa kursus yang dipersonalisasi. Kedua, mensyaratkan posting awal ini
memaksa pengenalan hari pertama tentang cara mengakses papan diskusi dan
membuat posting.
Forum untuk pertanyaan materi dari tiga modul adalah tempat sebagian
besar pertanyaan konten diposting.
Setelah siswa memasuki salah satu modul, dia melihat postingan yang dibuat
untuk setiap hari kursus. Lihat Gambar 3 untuk sebagian tampilan halaman ini.
Utas diperbaiki dan, untuk meminimalkan kebingungan, siswa tidak dapat
membuat utas baru. Siswa mengklik tautan yang sesuai dengan materi hari itu
yang mereka ingin tanyakan.
Setelah dipilih, mereka dapat mengajukan pertanyaan atau menanggapi
pertanyaan siswa lain. Siswa dapat mengakses bagian mana pun dari papan
diskusi selama kursus, bahkan jika modul sudah selesai. Instruktur memantau
forum-forum ini dan menindaklanjuti seperlunya ketika jawaban rekan kurang
atau tidak lengkap. Banyak instruktur kami akan menanggapi kesalahpahaman
umum yang muncul dengan memposting video tutorial singkat yang disesuaikan.
Forum "Masalah dengan Kuis" digunakan untuk mengatasi masalah apa pun
dengan kuis. Siswa diminta untuk meninggalkan tanggal kuis dengan deskripsi
singkat tentang apa yang mereka bingungkan, apa yang mungkin salah, atau
tidak jelas. Mereka dilarang memposting jawaban kuis apa pun.
Hal ini berguna bagi kita sebagai instruktur karena jika ada kesalahan pada kuis,
siswa dapat melihat bahwa itu sudah dibawa ke perhatian instruktur melalui
forum ini. Ini menyelamatkan instruktur dari keharusan menjawab beberapa email
tentang masalah yang sama.
Siswa diarahkan untuk melihat forum terlebih dahulu jika muncul pertanyaan
seperti ini.
Sebagaimana dicatat, menggunakan papan diskusi bukanlah hal baru.
Salah satu tantangan terkenal untuk menggunakannya adalah potensi kesulitan untuk
Gambar 3. Organisasi utas modul.
JURNAL PENDIDIKAN STATISTIK 97
instruktur untuk mengikuti. Tidak ada jawaban yang sempurna untuk ini. Semakin
interaktif kelas online, semakin banyak pekerjaan yang berpotensi untuk
instruktur. Dalam kasus kami, kami melakukan hal berikut dan menemukan
bahwa beban kerja cukup dapat dikelola.
Batasi kebutuhan untuk trolling—Setelah siswa memposting ke salah satu
utas di salah satu forum, instruktur menerima email yang memperingatkan
mereka bahwa ada postingan baru. Dengan cara ini instruktur tidak harus
terus-menerus mengatur situs manajemen kursus. Beberapa dari kami
mengarahkan email ini ke folder khusus sehingga kami dapat
memeriksanya ketika kami punya waktu. Kami telah mencoba meminta
posting dan bahkan memiliki sistem manajemen kursus secara otomatis
menilai partisipasi. Keuntungannya adalah bahwa semua siswa harus
terlibat. Kelemahannya adalah instruktur mendapat banyak email alert
dan banyak posting yang tidak mendesak. Lagi pula, jika sistem
manajemen kursus menilai posting secara otomatis, itu hanya dapat
memberikan kredit untuk siswa yang mengakses dan memposting sesuatu.
Ia tidak memiliki cara untuk menilai apakah pos itu dengan cara apa pun
substantif. Jadi kecenderungan kami adalah membuat papan diskusi
menjadi sukarela, suatu cara untuk menciptakan versi interaksi yang
berguna meskipun tidak sempurna yang dapat digunakan siswa di kelas
tatap muka.
Memiliki waktu yang telah ditentukan untuk merespons—Sementara siswa
diberitahu untuk tidak mengharapkan tanggapan langsung terhadap
postingan, kami sering menetapkan waktu tertentu dalam sehari ketika
siswa mengetahui postingan akan dibaca dan ditanggapi. Kecepatan
bervariasi menurut instruktur. Kami memiliki beberapa yang suka
merespons dalam waktu satu jam dan yang lain setuju untuk merespons
hanya sekali atau dua kali sehari. Perlu diingat bahwa bahkan dalam versi
tatap muka kursus sayangnya siswa tidak mengajukan banyak pertanyaan.
Pengalaman online kami tidak jauh berbeda. Sebaliknya, tujuan kami
adalah membuat pengalaman online ini berbeda dari stereotip, di mana
instruktur mungkin tidak tersedia sama sekali, atau jarang.
Biarkan rekan mengambil sebagian beban—Pertanyaan tidak selalu atau
bahkan paling sering tentang beberapa masalah konten yang halus. Itu
Machine Translated by Google
98 W. RAYENS DAN A. ELLIS
hal yang sama berlaku dalam kursus tatap muka kita. Banyak pertanyaan
menyangkut masalah umum seperti di mana menemukan definisi
tertentu dalam bacaan atau video, apa arti kalimat kedua di prompt
TM
ketiga, atau bagaimana menggunakan Excel memakan sebar.untuk
Rekan-
membuat
rekan sangat pandai menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam ini.
Sekali lagi, dengan risiko membuat poin ini berlebihan, kepribadian
instruktur sangat bervariasi di sini, bahkan dalam kelompok kecil
instruktur online kami di Kentucky. Beberapa lebih nyaman daripada
yang lain memungkinkan rekan-rekan untuk menangani pertanyaan
tanpa terlalu banyak pengawasan, yang lain tidak begitu banyak.
Pertahankan tanggung jawab pada penanya bila perlu— Untuk banyak
pertanyaan, jawabannya sederhana: lihat di silabus, tinjau bacaan
sebelumnya, Google di “scatter plots in ExcelTM,” dll. Ini tidak hanya
membuat beban kerja lebih masuk akal bagi instruktur, itu dalam
pandangan kami hal yang benar untuk dilakukan bagi siswa. Sebisa
mungkin kami mencoba untuk menjaga tekanan di tempatnya.
Seperti disebutkan di atas, meminta siswa memposting ke papan diskusi
mengurangi kebutuhan untuk menjawab pertanyaan yang sama berulang-
ulang. Untuk membantu siswa menjadi nyaman dengan papan diskusi, kami
menyertakan informasi tentang papan diskusi di kedua silabus dan informasi
yang diberikan pada hari pertama kursus. Jika siswa mengirim email kepada
kami dengan pertanyaan yang tidak terlalu pribadi, kami sering hanya meminta
mereka untuk memposting pertanyaan di papan diskusi dan mencari jawaban
di sana. Jika kita kebetulan melihat seorang siswa mencoba untuk mengatasi
item konten yang lebih sulit (misalnya, "mengapa nilai p tidak sama dengan
tingkat alfa"), kami campur tangan, baik dengan pesan yang mendorong yang
menegaskan bahwa responsnya benar atau menawarkan saran jika tidak.
Bagaimanapun, yang terbaik adalah memastikan siswa menyadari bahwa
papan diskusi dapat diandalkan seperti diskusi rekan di kelas. Mereka perlu
menyadari bahwa meskipun interaksi itu bermanfaat, tanggapan teman sebaya
tidak datang dengan jaminan dan tanggung jawab utama untuk mengetahui
tanggapan yang benar terletak pada siswa.
Catatan yang menarik adalah bahwa siswa pada umumnya tidak mencari
jawaban untuk pekerjaan rumah. Dalam pengalaman kami sejauh ini siswa
menggunakan papan diskusi sebagaimana dimaksud dan mengajukan
pertanyaan yang tulus, meskipun sebagian besar tentang pelaksanaan dan
prosedur dan bukan tentang konten halus. Tepat di bawah, kami telah
menyertakan contoh interaksi di salah satu papan diskusi. Kami telah
mengulangi sintaks siswa dengan tepat. "3.14" mengacu pada latihan tertentu
dalam buku kerja kelas yang diperlukan.
Siswa 1
3.14
Pada Masalah 2 apakah kita harus mencoba dan menyelesaikannya untuk
fpr? Bagaimana kita tahu phat dan Po itu?
Siswa 2
RE: 3.14
Saya pikir Anda hanya harus mengatakan apa itu Ho dan Ha dan kemudian
menulis apa FPR karena hasilnya tidak signifikan secara statistik seperti yang
kami lakukan beberapa hari yang lalu.
Pengajar
RE: 3.14
[Siswa 2] benar. Kerja bagus.
Ini adalah contoh yang cukup khas dari papan diskusi
interaksi, dan contoh yang baik dari rekan membantu.
Kami juga menggunakan jam kantor online sehingga siswa dapat melakukan
kontak tatap muka dengan instruktur. Instruktur yang berbeda menggunakan
metode yang berbeda, dan kami tidak mengelola mikro apa yang digunakan
instruktur selama mereka menyediakan beberapa versi dari kontak yang
dipersonalisasi ini. Meskipun demikian, sebagian besar instruktur di sini
menggunakan Adobe Connect atau Skype. Adobe Connect adalah perangkat
lunak web-conferencing yang memungkinkan instruktur untuk mengatur waktu
pertemuan dengan individu atau kelompok siswa. Dengan Adobe Connect,
instruktur dapat menyajikan materi kepada siswa, serta memiliki diskusi yang
diketik, audio, atau video. Instruktur memiliki kontrol yang luas atas interaksi,
dengan kemampuan, misalnya, untuk melakukan percakapan pribadi dengan
siswa jika siswa ingin, atau kemampuan untuk membungkam siswa yang
mungkin menghadiri sesi hanya untuk mengeluh. Memang, kita tidak pernah
harus melakukan yang terakhir! Universitas kami memiliki lisensi untuk
menggunakan perangkat lunak ini sehingga setiap siswa yang mendaftar untuk
kursus kami dapat mengaksesnya secara gratis. Segera setelah instruktur
memulai sesi Adobe Connect, siswa diberi tahu dan dapat bergabung jika
mereka mau. Skype juga menawarkan alat yang mudah dan familier bagi siswa
dan instruktur untuk terhubung secara tatap muka. Memang, siswa cenderung
lebih akrab dengan Skype dan beberapa dari kita merasa lebih mudah
menggunakannya daripada Adobe Connect meskipun faktanya Skype memiliki
lebih sedikit fitur dan instruktur memiliki kontrol yang lebih kecil atas komunikasi dan interaksi.
Awalnya, kami semua menawarkan jam kantor yang telah ditentukan
sebelumnya di mana kami akan mengadakan sesi terbuka di Adobe Connect
dan siswa dapat bergabung selama waktu itu. Siswa biasanya tidak datang
pada waktu yang telah ditentukan ini dan sebaliknya sering meminta untuk
bertemu di lain waktu. Tentu hal ini tidak mengherankan karena hal serupa
terjadi dengan jam kantor di semua kelas tatap muka kita! Hasilnya adalah
beberapa instruktur kami berhenti mengadakan jam tetap dan mengadakan
sesi virtual sesuai permintaan. Pola yang kami lihat adalah sebagian besar
pertanyaan rutin dijawab oleh dewan diskusi. Siswa yang membutuhkan
bantuan di luar papan diskusi biasanya hanya menghubungi kami untuk sesi
virtual satu lawan satu.
Ini mungkin tampak menakutkan pada awalnya, karena, secara teori,
seseorang bisa berakhir dengan jumlah permintaan yang tidak mungkin. Kami
tidak memiliki itu terjadi. Bahkan, permintaannya sangat mirip dengan apa
yang kami lihat di kelas reguler kami. Sebaliknya kita hanya melihat satu atau
dua sesi virtual di sana-sini diminta. Mari kita tidak melupakan poin yang lebih
besar, yaitu bahwa kita ingin memastikan bahwa kontak ditawarkan dan
tersedia dalam pengaturan online, seperti halnya di kelas tatap muka. Jika
karena alasan tertentu lusinan siswa mulai meminta sesi individu, kami harus
mengubah pendekatan kami dan kembali ke jam tetap. Konsisten dengan
mendorong lebih banyak tanggung jawab siswa, itu mungkin hal terbaik untuk
dilakukan. Sekali lagi, instruktur kami sendiri berbeda dalam cara mereka
memilih untuk menangani kontak online.
Perlu juga dicatat bahwa metode teknologi lain mungkin lebih baik
(misalnya, Google Hangouts), tetapi kami belum mencobanya. Kami mendorong
Anda untuk menggunakan apa yang paling nyaman bagi Anda, asalkan Anda
mengizinkan semacam kontak pribadi dengan cara ini. Kami mendapat banyak
umpan balik yang baik dari siswa tentang bagaimana ini membantu
menghubungkan mereka dengan instruktur dan kursus. Salah satu penulis
bahkan berhenti di kampus setahun setelah mengajar kursus ini secara online
dan disambut oleh seorang mahasiswa online yang mengenalinya dari musim
panas sebelumnya. Itu sangat tidak biasa untuk kelas online. Kami cukup
terpikat dengan gagasan di sini di Universitas Kentucky yang kami miliki
Machine Translated by Google
bahkan membuatnya menjadi gelar master terapan online baru yang baru
saja kami mulai. Sesi-sesi ini disebut sebagai sesi "Temui Pakar" dan
terbukti sangat populer di kalangan mahasiswa pascasarjana juga.
2.5. Penilaian Sejawat
Buku kerja yang diperlukan untuk kursus ini menekankan jawaban singkat
tanggapan siswa. Sementara tanggapan jawaban singkat ini bermanfaat
bagi pembelajaran siswa, mereka juga cenderung menciptakan beban
penilaian yang menantang bagi instruktur. Banyak instruktur kami untuk
kursus ini menggunakan penilaian sejawat, yang sangat mudah untuk
beradaptasi dengan kelas online. Kami telah menggunakan dua metode
penilaian rekan secara otomatis. Salah satunya disebut "Calibrated Peer
ReviewTM," sering disebut sebagai CPR, yang merupakan utilitas dari
UCLA. Untuk setiap pekerjaan rumah, siswa dikalibrasi secara elektronik,
diberikan dokumen rekan untuk dinilai, dan kemudian diminta untuk menilai
tugas mereka sendiri juga. Setiap langkah dari proses ini dinilai secara
otomatis sebagai bagian dari nilai tugas secara keseluruhan. Tentu saja,
kami harus membangun semua bahan kalibrasi dan rubrik untuk kursus
kami ke situs sponsor UCLA. Ada kurva pembelajaran bagi instruktur dan
siswa untuk membiasakan diri dengan CPR, dan beberapa siswa awalnya
berjuang dengan kerumitannya, tetapi pengembalian investasi waktu itu
bisa sangat baik. Alat peer review di Canvas juga merupakan pilihan yang
sangat baik. Meskipun alat ini memiliki lonceng dan peluit yang jauh lebih
sedikit daripada CPR, alat ini jauh lebih mudah digunakan oleh siswa dan
instruktur. Itu bisa menjadi pertukaran yang baik dan keduanya dapat
digunakan secara online tanpa hambatan seperti dalam pengaturan tatap
muka. Saat ini kami menggunakan keduanya di sini di University of Kentucky. menjadi kuis untuk matras, dan terkadang kami menggunakan kuis yang
Mengapa kita menyukai penilaian sejawat? Bahkan jika kami dapat
mengatur sendiri untuk menilai sejumlah besar kiriman, menjadi jelas bagi
kami sejak lama bahwa siswa jarang melihat hasil dari upaya itu. Dalam hal
itu kami merasa seperti lingkaran pembelajaran tidak ditutup. Kami ingin
siswa mengetahui apa yang dihargai tentang tugas tersebut dan untuk
melihat saran tentang jawaban yang masuk akal. Dengan menggunakan
penilaian sejawat yang digerakkan oleh rubrik, kami dapat dengan lembut
memaksakan pertemuan antara siswa dan rubrik dan, karenanya,
mengomunikasikan apa yang dihargai tentang tugas secara lebih efektif. Ini
adalah bagian dari tugas di beberapa kelas kami dan kredit penuh untuk
tugas tersebut tidak mungkin dilakukan jika peer review yang diberikan tidak
diselesaikan. Memang, kami menganggap penutupan lingkaran pembelajaran berbeda tidak terlalu tergantung pada kita memiliki grader. Jika kita harus
itu sebagai bagian penting dari tugas pekerjaan rumah.
Kami mendorong Anda untuk tidak menganggap penilaian sejawat
hanya sebagai cara untuk menghadapi sejumlah besar siswa, meskipun itu
sendiri merupakan hasil yang baik. Gunersel dkk. (2008) menyarankan
bahwa menggunakan CPR sebenarnya membantu siswa mengembangkan
keterampilan menulis dan meninjau dalam biologi. Pittard (2014) membahas
CPR dalam konteks kursus yang dimaksud, dan informasi lebih lanjut dapat
ditemukan di halaman beranda CPR: http://cpr.molsci.ucla.edu/Home. aspx.
3. Penilaian Siswa
Hodgson dan Pang (2012) membuat kasus untuk memberikan siswa
beberapa tempat penilaian, dan kami setuju. Untuk kursus kami, siswa
dinilai dengan berbagai cara. Mereka memiliki tugas dan tes yang dinilai
setiap hari atas jumlah materi yang lebih besar. Mereka
JURNAL PENDIDIKAN STATISTIK 99
juga dinilai sejawat pada pekerjaan rumah, dan terkadang dinilai sendiri,
tergantung pada instruktur dan alat penilaian sejawat yang digunakan.
Sebagian besar dari kita membagi nilai mata pelajaran mereka menjadi tiga
sumber: Pekerjaan Harian [tugas Melampaui Angka (BN)], Pekerjaan
Melampaui Kelas (BC), dan Ujian. Bobot untuk setiap kategori, dan apa
yang sebenarnya termasuk dalam setiap kategori, tergantung pada masing-
masing instruktur. Pekerjaan Harian biasanya mencakup kegiatan sehari-
hari yang dilakukan siswa, termasuk kuis dan lembar kerja BN, beberapa di
antaranya dapat dinilai oleh rekan sejawat. Penugasan BC adalah proyek
mini dan ini dibahas secara lebih rinci di bawah ini. Lembar kerja BN khas
dan Lembar Kerja BC dapat ditemukan di http://www.statconcepts.com/look-
inside. Ujian diberikan dua-tiga kali selama semester, dan biasanya terdiri
dari bagian pilihan ganda dan bagian respon terbuka. Bagian respons
terbuka biasanya mengharuskan siswa untuk membuat respons teks atau
video.
Kami sengaja menyusun kursus kami sehingga siswa menyelesaikan
pekerjaan setiap hari, dan menerima beberapa jenis umpan balik setiap
hari. Tujuan kami bukanlah untuk membuat kursus lebih berhasil daripada
kelas tatap muka, tetapi lebih untuk membuatnya lebih seperti kelas tatap
muka daripada kursus korespondensi. Kami juga memperhatikan pentingnya
menjaga ruang lingkup dalam batas praktis dari apa yang dapat kami
lakukan sebagai instruktur. Sebagian besar dari kita hanya menggunakan
kuis online untuk umpan balik harian. Ini mudah dibangun terlebih dahulu
dan digunakan pada sistem manajemen kursus kami. Meskipun tergantung
pada instruktur, sebagian besar kuis ini hanya berupa kuis pilihan ganda
yang dinilai secara elektronik. Kuis ini dapat mengambil berbagai bentuk.
Terkadang kami mengadaptasi pertanyaan dari tugas pekerjaan rumah
dinilai secara otomatis ini sebagai pemeriksaan apakah video telah ditonton
atau bacaan telah selesai. Dalam semua kasus, kami yakin ini membantu
siswa tetap terlibat dalam kursus setiap hari, atau hampir setiap hari, dan
membuat instruktur tetap terlibat dengan siswa pada tingkat yang dapat
dikelola sehubungan dengan beban kerja.
Di universitas kami, kami biasanya memiliki tim dua orang yang mengajar
kursus ini secara online. Untuk kursus online, instruktur terdiri dari instruktur
utama dan grader. Kita harus menekankan bahwa cara kita mengatur
kursus, grader sangat berguna tetapi tidak perlu. Memiliki asisten penilaian
hanya menambahkan sepasang mata ke papan diskusi, menyediakan orang
lain untuk menjawab email, dan mungkin orang lain untuk membantu
mengatur situs manajemen pembelajaran. Apa yang membuat kursus online
bekerja tanpa seorang grader, atau dengan TA yang tidak berpengalaman,
maka kita beradaptasi seperti yang kita semua lakukan di lingkungan tatap
muka. Seperti yang disebutkan, kuis yang dinilai secara elektronik sangat
membantu dalam hal ini, seperti halnya penilaian sejawat, dan penilaian
dengan rubrik pada umumnya. Beberapa instruktur kami akan menilai
hanya untuk usaha, dan beberapa mungkin hanya memilih item tertentu
untuk dinilai. Ini adalah kompromi yang sama yang mungkin harus kita
pertimbangkan dalam kelas tatap muka, dan mungkin diperlukan di kelas
online jika pendaftaran tidak dibatasi agar serupa dengan lingkungan tatap
muka. Meskipun kami tidak mendukung pendekatan kompromi tertentu,
kami ingin menunjukkan bahwa kami sangat merasakan penggunaan
penilaian sejawat untuk meningkatkan pengalaman yang berpusat pada
siswa, dan kami berharap pembelajaran siswa, sambil secara substansial
mengurangi beban penilaian untuk pengajar.
Dengan menggunakan penilaian sejawat, penilaian manajemen kursus
yang dinilai otomatis, dan pengiriman video, kami dapat
Machine Translated by Google
100 W. RAYENS DAN A. ELLIS

keduanya memberikan penilaian tepat waktu dan meningkatkan keterlibatan siswa
dalam kursus mereka sendiri. Strategi penilaian ini juga menjaga beban penilaian pada
tingkat yang dapat diterima bagi kami.
Ini sangat konsisten dengan mantra kami bahwa salah satu tugas utama seorang
instruktur di lingkungan yang berpusat pada siswa adalah mempersiapkan lingkungan
itu sedemikian rupa sehingga siswa dengan lembut dipaksa untuk bertanggung jawab
atas pembelajarannya sendiri. Sementara ini menciptakan lebih banyak pekerjaan di
muka untuk instruktur, pekerjaan itu cenderung lebih mudah dikelola (dan kurang sensitif
terhadap waktu) dan cenderung lebih fokus pada pembuatan rencana penilaian untuk
seluruh kelas, dibandingkan dengan mencetak makalah individu untuk anggota kelas.
Papan diskusi umumnya dipandang lebih baik untuk dimiliki daripada tidak
dimiliki, meskipun banyak dari kita merasa bahwa begitu Anda berada di
lingkungan online, sangat sulit untuk menciptakan jenis hubungan pribadi yang
dapat Anda miliki sebagai siswa tatap muka. .
Siswa yang tidak senang dengan kursus sebagian besar tidak senang dengan
jendela bergerak, yang instrukturnya paling positif. Beberapa siswa tidak mau
menerima sifat dinamis dari kursus dan kesal karena jika mereka berhenti
berpartisipasi selama dua minggu maka mereka tidak diperbolehkan untuk
kembali dan membuat materi yang mereka lewatkan.

Pada titik tertentu, instruktur berpengalaman hanya perlu condong ke arah apa
yang mereka rasa paling baik. Felder dan Brent (2017), menanggapi penolakan siswa
serupa di lingkungan yang berpusat pada siswa mana pun, mohon instruktur untuk tetap
4. Refleksi
mengikuti kursus:
Kami umumnya sangat senang dengan kursus yang telah kami buat.
Ini telah digunakan sebagai model untuk kursus online lainnya di perguruan tinggi kami, Ini bukan waktunya untuk menyerah. Untuk melawan penolakan siswa, cobalah
untuk meyakinkan mereka bahwa Anda tidak sedang bermain atau melakukan
dan—seperti yang disebutkan di atas—untuk master online baru kami dalam statistik
eksperimen, tetapi mengajar dengan cara yang dikenal untuk membantu siswa
terapan. Di satu sisi, banyak dari apa yang telah kami jelaskan di atas hanya belajar lebih banyak dan lebih memahami.
menunjukkan tantangan desain yang akan kita semua hadapi saat membuat kelas online
Ini hanya pendekatan yang kami ambil. Kami mencoba menjelaskan kepada siswa
apa pun di hampir semua mata pelajaran. Poin yang lebih besar adalah bagaimana kami
mengapa kami memiliki kursus yang terstruktur seperti itu, mengapa ini adalah produk
telah mencoba untuk mengatasi tantangan tersebut sementara pada saat yang sama
yang lebih baik untuk uang yang mereka belanjakan, dan bagaimana kepentingan
mempertahankan beberapa kualitas inovatif dari lingkungan tatap muka yang baik.
terbaik mereka untuk memiliki pengalaman yang berpusat pada siswa bahkan secara
Selain itu, kami telah menjelaskan strategi yang kami gunakan dalam upaya untuk
online. Agar adil, bagaimanapun, sebagian besar siswa kami tampaknya menghargai
menangkap secara online beberapa dari apa yang kami rasa istimewa tentang lingkungan
bagaimana kursus terstruktur dan menyadari upaya untuk menjadikannya kursus terbaik
offline yang berpusat pada siswa kami.
bagi mereka yang kami bisa.
Kami tidak memiliki kemungkinan untuk membandingkan cara kami menawarkan
Kami telah mengajar kelas ini secara online sekarang selama kurang lebih enam
kelas ini secara online dengan beberapa cara lain untuk menawarkannya. Memang,
semester musim panas, lima semester musim dingin, dan dua semester musim gugur.
ketika kursus dibawa online pada tahun 2011, itu adalah pertama kalinya diajarkan
Oleh karena itu, kami memiliki cukup waktu untuk berefleksi dan mengkalibrasi
secara online dengan cara apa pun. Menarik, bagaimanapun, untuk membandingkan
berdasarkan apa yang kami dengar dari siswa dan pengalaman sebagai instruktur.
distribusi kelas dan DEW dan tingkat kelulusan untuk kelas ini dan rekan di kelasnya.
Refleksi anekdot tentang apa yang menurut kami berhasil dan tidak pada titik ini akan
Tingkat DEW adalah ukuran keberhasilan yang digunakan oleh University of Kentucky
mencakup yang berikut ini.
dan merupakan persentase siswa yang mendapatkan nilai D, E (nilai gagal), atau
Siswa dalam versi tatap muka kelas ini tidak selalu senang dengan pekerjaan
mengundurkan diri dari kursus. Gambar 4-6 adalah untuk instruktur yang sama, selama
ekstra yang datang dengan lingkungan yang berpusat pada siswa. Siswa online
beberapa semester di kelas dan beberapa mengajar di kelas online.
kami sebagian besar merasakan hal yang sama tentang beban kerja. Sebenarnya,
ini bukan tentang beban kerja siswa—yang sangat dapat dikelola—melainkan
tentang keterlibatan siswa yang konsisten dan berkelanjutan. Desain jendela
Gambar 5 dan 6 menawarkan perbandingan serupa untuk DEW dan tingkat
bergerak kami memaksa keterlibatan itu seperti struktur alami dari kelas tatap
kelulusan. Bilah kesalahan yang ditampilkan adalah bilah kesalahan 95% sederhana.
muka tiga hari seminggu.
Secara khusus, CI tersebut adalah sebagai berikut.
CI untuk DEW 1.
Online 0,1453–0,2316 2. Di dalam
Instruktur kami umumnya sangat positif tentang efek dari pesan harian dan
kelas 0,0723–0,1365
jendela bergerak. Mereka merasa bahwa ini memberi mereka hubungan pribadi
dengan banyak siswa dan memaksa siswa untuk tetap terlibat di kelas secara
teratur. Seorang instruktur mencatat bahwa “jendela yang bergerak untuk tugas
memaksa siswa untuk memperlakukan kelas seperti kelas tatap muka musim
panas. Jadi, alih-alih mencoba mengambil dua atau tiga gigitan besar informasi,
mereka dipaksa untuk memproses gigitan kecil sekaligus.”

Masih ada kekhawatiran tentang kecurangan. Tapi ini tidak khusus untuk kelas
kami, melainkan menjadi perhatian semua kelas online. Seorang instruktur
mengeluh bahwa jika seorang siswa bertekad untuk menyontek maka yang perlu

dia lakukan hanyalah memberikan ID aksesnya kepada siswa lain yang dapat
mengambil seluruh kelas untuknya. Instruktur lain menggunakan sistem
pengawasan online karena kekhawatiran yang sama.
Gambar 4. Perbandingan nilai di kelas vs online.
Machine Translated by Google
Gambar 5. Perbandingan tingkat DEW di kelas vs online.
CI untuk
LULUS 1. Online 0,8631–
0,9302 2. Di dalam kelas
0,9113–0,9623 Demikian juga, uji z dua sisi yang membandingkan
tingkat DEW menghasilkan az sebesar ¡3,1445 dan nilai p 0,00168. Hal
ini sesuai dengan CI. Uji z dua sisi yang membandingkan tingkat
kelulusan menghasilkan az sebesar 1,9213 dan nilai p 0,05486, yang
dalam hal ini juga konsisten dengan perspektif CI.
Jelas, kelas online tidak berkinerja sebaik versi tatap muka dari kelas
yang sama. Namun, penelitian menunjukkan bahwa perbedaan antara
dua penawaran tersebut biasanya jauh lebih besar daripada yang kita
lihat di sini. Ada beberapa sumber yang menyatakan bahwa tingkat putus
sekolah online diharapkan lebih tinggi (Jaggars dan Bailey 2010; Lee
dan Choi 2011), dengan beberapa menyarankan bahwa tingkat putus
sekolah online bisa dua-tiga kali lebih tinggi daripada di kelas (Blackner
2000; Zavarella 2008).
Ini menunjukkan bahwa, meskipun tingkat penarikan kami lebih tinggi di
kelas online, kami masih melakukan lebih baik dari yang diperkirakan
studi sebelumnya.
Kami terus memikirkan bagaimana membuat versi online kursus ini
lebih baik. Saat ini kami mencoba menentukan perangkat lunak
pengawasan terbaik dan paling hemat biaya untuk dimasukkan ke dalam
penawaran kursus. Siswa sudah membayar biaya kursus yang dirancang
untuk mendukung infrastruktur, tetapi karena siswa online ini tidak secara
fisik duduk di ruang kelas kami menggunakan peralatan komputer kami,
kami ingin mencoba dan mengalihkan biaya tersebut untuk menanggung
sebagian dukungan pengawasan canggih. Kami sedang mencari
beberapa merek yang berbeda, beberapa di antaranya memantau
gerakan mata menggunakan kamera web siswa, beberapa merekam
gerakan mata siswa.
Gambar 6. Perbandingan tingkat kelulusan di kelas vs online.
JURNAL PENDIDIKAN STATISTIK 101
gerakan penuh, yang lain memiliki orang yang sebenarnya melakukan
pemantauan. Kami telah mengalami keberhasilan ini digunakan
sepenuhnya di tempat lain di kampus kami (misalnya, teknik) dan di
universitas lain (misalnya, Miami of Ohio).
Terakhir, kami juga bekerja sama dengan vendor untuk memindahkan
buku ke format online yang baru dan inovatif. Dalam format baru ini,
siswa harus membeli kode kunci untuk mendapatkan akses ke buku,
tetapi semua jawaban atas aktivitas kemudian dapat dibuat secara online
dan diekspor ke file pdf yang dipersonalisasi sistem untuk penilaian
sejawat atau pengiriman umum ke Canvas. Ini akan membantu kita
sebagai instruktur mengetahui bahwa semua siswa memiliki buku,
sesuatu yang tidak mungkin diketahui oleh siswa online. Dan memiliki
file pdf yang diautentikasi sistem yang dibuat oleh perangkat lunak
manajemen buku online dapat membantu mengatasi masalah integritas.
5. Informasi Kontak
Penulis sangat senang dengan apa yang telah mereka pelajari dari
eksperimen online ini dan akan sangat senang untuk terlibat dalam
diskusi lebih lanjut dengan pembaca yang tertarik untuk mengetahui
lebih banyak tentang pengalaman kami. Informasi kontak kami diberikan
di halaman pembuka artikel.
Referensi
Blackner, DM (2000), “Prediksi Keberhasilan Mahasiswa Community College
dalam Perkembangan Matematika Dengan Kelas Tradisional, Berbasis
Komputer Di Kampus dan Berbasis Komputer pada Pembelajaran Jarak
Jauh Menggunakan Locus of Control, Kecemasan Matematika dan Gaya
Belajar,” tidak diterbitkan Ph.D. disertasi, Departemen Teknologi Terapan,
Pelatihan dan Pengembangan, University of North Texas.
Cherney, ID (2008), "Pengaruh Pembelajaran Aktif pada Memori Siswa untuk
Konten Kursus," Pembelajaran Aktif di Pendidikan Tinggi, 9, 152–
171.
Choi, HJ, dan Johnson, SD (2005), "Pengaruh Instruksi Video Berbasis Konteks
pada Pembelajaran dan Motivasi dalam Kursus Online," The American
Journal of Distance Education, 19, 215-227.
Cornish, A. (2017), "Sekolah Kedokteran Vermont Mengucapkan Selamat Tinggal pada Kuliah,"
Radio Publik Nasional [online], tersedia di http://www.npr.org/sec tions/
health-shots/2017/08/03/541411275/vermont-medical-school-says bye -to-
lectures Felder, R., dan Brent, R. (2017), “Menavigasi Jalan Bergelombang
menuju Instruksi yang Berpusat pada Siswa,” College Teaching, 44, 43–47.
Gunersel, AB, Simpson, NJ, Aufderheide, KJ, dan Wang, L. (2008), “Efektivitas
Calibrated Peer Review [TM] untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis
dan Berpikir Kritis pada Mahasiswa Sarjana Biologi,” Jurnal Beasiswa
Pengajaran dan Pembelajaran, 8, 25–37.
Hodgson, P., dan Pang, MY (2012), “Effective Formative E-Assessment of
Student Learning: A Study on a Statistics Course,” Assessment and
Evaluation in Higher Education, 37, 215-225.
Jaggars, S., dan Bailey, TR (2010), “Efektivitas Kursus Sepenuhnya Online
untuk Mahasiswa: Respon terhadap Analisis Meta Departemen Pendidikan,”
Community College Research Center, 1–18 [online]. Tersedia di https://
eric.ed.gov/?idDED512274
Lee, Y., dan Choi, J. (2011), “A Review of Online Course Dropout Research:
Implications for Practice and Future Research,” Educational Technology
Research and Development, 59, 593–618.
Mills, JD, dan Raju, D. (2011), "Pengajaran Statistik Online: Tinjauan Satu
Dekade Sastra Tentang Apa yang Bekerja," Jurnal Pendidikan Statistik, 19,
1-28.
Mupinga, DM, Nora, RT, dan Yaw, DC (2006), "Gaya Belajar, Harapan, dan
Kebutuhan Siswa Online," College Teaching, 54, 185-189.
Pittard, M, dan Rayens, W. (2014). “Menggunakan Tinjauan Sejawat Terkalibrasi
dalam Kursus Statistik Pengantar.” dalam Prosiding Konferensi Internasional
tentang Statistik Pengajaran, hlm. 1-4.
Machine Translated by Google
102 W. RAYENS DAN A. ELLIS
Rayens, W. (2017), Beyond the Numbers, Kegiatan Berpusat pada Siswa untuk
Pembelajaran Penalaran Statistik (Vol. 7). Cincinnati, OH: Van-Griner, LLC.
Rose, KK (2009), “Persepsi Siswa tentang Penggunaan Video Buatan Instruktur
di Kelas Online dan Tatap Muka,” Jurnal MERLOT Pembelajaran dan
Pengajaran Online, 5, 487–495.
Tudor, G. (2006), "Pengajaran Statistik Pengantar Online-Memuaskan Siswa,"
Jurnal Pendidikan Statistik, 14, 1-18.
Woodard, R., dan McGowan, H. (2012), “Mendesain Ulang Kursus Pengantar
Besar untuk Memasukkan Pedoman GAISE,” Jurnal Pendidikan Statistik,
20, 1–24.
Zavarella, CA (2008), "Pengajaran Berbasis Komputer dan Matematika
Remedial: Sebuah Studi Retensi Siswa di Florida Community College,"
Ph.D. Disertasi, Universitas Florida Selatan. hal.1–159.