Anda di halaman 1dari 3

2.1.a.8.

Koneksi Antar Materi


Modul 2.1
Pembelajaran Berdiferensiasi

Oleh : Maria Beata Manek


CGP : Angkatan 7
Kab : Sikka – NTT

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common


sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.

Pembelajaran Berdiferensiasi dapat dilakukan di kelas dengan langkah-langkah sebagai berikut:


1. Merumuskan tujuan pembelajaran;
2. Memetakan kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan belajar, minat, dan profil murid;
3. Menciptakan suasana belajar yang kolaboratif dan positif;
4. Melakukan penilaian yang berkelanjutan / on going assessment;
5. Melakukan diferensiasi konten, produk, dan proses.

Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu


mencapai hasil belajar yang optimal dikarenakan pembelajaran berdiferensiasi yang berpihak
pada murid, menciptakan lingkungan belajar yang positif, kolaboratif dan saling menghargai,
serta adanya strategi pembelajaran yang didasari oleh 3 aspek kebutuhan murid yang meliputi
kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid.
Dalam pembelajaran berdiferensiasi ada tiga strategi pembelajaran berdiferensiasi yaitu
1. Diferensiasi Konten
Adalah mendiferensiasikan materi pembelajaran kepada murid berdasarkan kebutuhan
murid, yang dilihat dari kesiapan belajar murid secara konkret-abstrak, minat belajar murid
dengan mempersiapkan topik atau materi sesuai minat murid, profil belajar murid yang
sesuai dengan gaya belajar, audio, visual, atau kinestetik.
2. Diferensiasi Proses
Adalah usaha untuk membantu murid memahami materi pembelajaran dengan memberi
beberapa kegiatan atau scaffolding sesuai dengan kebutuhan murid.
3. Diferensiasi Produk
Produk berupa tagihan atau hasil yang diharapkan dari murid, baik itu dalam proses
pembelajaran maupun setelah proses pembelajaran, baik berupa hasil tes, presentasi atau
diskusi, pertunjukkan, pidato, diagram dan lainnya yang mencerminkan pemahaman murid
dari tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran berdiferensiasi terlebih dahulu mengidentifikasi kebutuhan murid
yaitu dari kesiapan belajar murid (lambat-cepat, konkret-abstrak, mandiri-bantuan), minat
murid, dan profil belajar murid yang meliputi : gaya belajar, latar belakang, dan kecerdasan.
Kesiapan belajar murid atau readiness adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru
diibaratkan seperti “The Equalizer” dari yang bersifat mendasar menuju bersifat transformatif,
konkret ke abstrak, sederhana ke kompleks, terstruktur terbuka (open-ended), tergantung ke
mandiri, dan lambat menjadi cepat.
Sedangkan dalam minat belajar maka terdapat “Cocokkan” yaitu mencari kecocokan
antara minat murid dengan tujuan pembelajaran, “Koneksikan” berarti menunjukkan koneksi
antar materi pembelajaran, “Jembatani” yaitu menjembatani pengetahuan awal dengan
pengetahuan baru, dan “Memotivasi” yang memungkinkan tumbuhnya motivasi murid untuk
belajar.
Dalam profil belajar murid maka perlu mengidentifikasi lingkungan belajar, misalnya
terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, kemudian pengaruh budaya
dari santai menjadi terstruktur, pendiam ke ekspresif, personal ke impersonal, gaya belajar
murid juga dengan mengidentifikasi yaitu bisa visual (belajar dengan melihat), auditori (belajar
dengan mendengarkan), kinestetik ( belajar sambil melakukan), kecerdasan majemuk (multiple
intelegences), visual ke spasial, musical bodily kinestetik, logic matematika.
Kaitan antar materi dengan modul sebelumnya yaitu Filosofi pendidikan KHD
pembelajaran berdiferensiasi dapat mewujudkan Merdeka Belajar. Berdasarkan pemikiran
KHD pendidikan adalah menuntun anak sesuai kodrat alam dan kodrat zaman dengan berpihak
pada anak sesuai perkembangan minat, bakat dan potensi anak. Hal ini berkaitan erat dengan
pembelajaran berdiferensiasi yang bertujuan memberikan pembelajaran kepada anak dengan
cara memetakan kebutuhan murid sesuai kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar anak.
Kaitan dengan Nilai dan peran Guru penggerak bahwa pembelajaran berdiferensiasi
dapat mewujudkan Merdeka Belajar apabila guru penggerak telah memiliki nilai guru
penggerak dan menerapkan peran guru penggerak.
Nilai guru penggerak meliputi :
1. mandiri,
2. reflektif,
3. kolaboratif,
4. inovatif,
5. berpihak pada murid.
Dan peran guru penggerak meliputi :
1. menjadi pemimpin pembelajaran,
2. menggerakkan komunitas praktisi,
3. menjadi coach bagi guru lain,
4. mendorong kolaborasi antar guru, dan
5. mewujudkan kepemimpinan murid.
Kaitan dengan visi guru penggerak, seorang guru penggerak tentunya memiliki visi
untuk mewujudkan merdeka belajar yang sesuai profil pelajar Pancasila, dengan melaksanakan
pembelajaran yang berpihak pada anak yang selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi
menyesuaikan kebutuhan belajar anak berdasarkan kesiapan belajar, minat dan profil belajar
murid.
Untuk menciptakan pembelajaran berdiferensiasi guru penggerak harus mampu
berkolaborasi dan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki oleh sekolah sehingga mampu
mendukung terwujudnya visi dan mendukung perkembangan murid berdasarkan pemetaan
kebutuhan murid.
Kaitan dengan Budaya Positif, Budaya positif adalah perwujudan dari nilai-nilai atau
keyakinan universal yang diterapkan di sekolah.
Lingkungan belajar yang mendukung diferensiasi dibangun dengan menerapkan budaya
positif yaitu :
1. Komunitas belajar setiap orang di dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut oleh
orang lain,
2. Setiap orang di dalam kelas saling menghargai,
3. Murid merasa aman, menciptakan murid berani dalam mengemukakan pendapat,
4. Ada harapan bagi pertumbuhan yang ditunjukkan murid. Pertumbuhan setiap murid berbeda-
beda walaupun hanya sedikit guru tetap mengapresiasinya,
5. Guru mengajak murid untuk mencapai kesuksesan, pengalaman belajar mendorong murid
lebih cepat, sedikit melampaui apa yang telah dikuasainya, guru memberikan dukungan
sehingga murid tidak merasa frustasi tetapi mencapai kesuksesan,
6. Adanya bentuk keadilan dalam bentuk nyata. Semua murid berhak mendapatkan perlakuan
yang sama di dalam kelas.
7. Guru berkolaborasi dengan murid untuk mencapai pertumbuhan dan kesuksesan bersama,
adanya tanggung jawab masing-masing agar pembentukan dan tercipta kelas yang efektif.
Guru sebagai pemimpin kelas memiliki peran sangat penting dalam mengembangkan
lingkungan belajar yang positif.

Salam dan bahagia,


BEATA

Anda mungkin juga menyukai