KELAS : PAGI
RUANG : C
ANGGOTA
1.
2.
3.
4.
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena karena atas
Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyusun makalah ini.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Kelembagaan.
Tentunya tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya tugas makalah ini, khususnya kepada Bapak Dr. H. Wahyudi, SE, M.Si
selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Kelembagaan kelas C (REG-A) Program Studi
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura 2022, serta
kepada teman-teman yang telah meluangkan waktunya demi terselesaikannya tugas makalah
ini.
Penulis selaku penyusun makalah ini menyadari bahwa makalah yang penulis buat
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan masukan
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini kedepannya.
5
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 : Pendahuluan1
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Rumusan Masalah 3
Bab 2 : Pembahasan 4
2.1 Pengertian Ekonomi Kelembagaan 5
2.2 Pentingnya Mempelajari Ekonomi Kelembagaan 6
2.3 Tokoh-tokoh Ekonomi Kelembagaan dan Pemikirannya 2
2.4 Pemikiran dan Paradigma Ekonomi Kelembagaan
2.5 Perkembangan Ekonomi Kelembagaan di Indonesia 3
Bab 3 : Penutup 4
3.1 Kesimpulan 5
3.2 Saran 6
Daftar Pustaka6
BAB 1
5
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekonomi kelembagaan pada awalnya tercipta karena adanya keritikan yang
dihantarkan pada asumsi klasik dan neoklasik. Dengan mempelajari ilmu ekonomi
kelembagaan. Maka kita bisa mengetahui bahwa terdapat beberapa kesalahan didalamnya,
salah satunya adalah kegagalan pasar. Kegagalan tersebut diabaikan dan tidak dipikirkan oleh
kaum klasik dan neoklasik dan disinilah peran ekonomi kelembagaan untuk menuntaskan
penyebab terjadinya kegagalan pasar
Pemikir ilmu ekonomi klasik dan neoklasik berasumsi pada perekonomian “tidak ada
biaya transaksi” dan rasionalitas instrumental dan implikasinya, setiap individu diandaikan
bekerja hanya menurut insentif ekonomi, tanpa memperdulikan oleh beragam aspek.
Misalnya sosial budaya, politik, hukum, dan sebagainya.
Ekonomi kelembagaan sebenarnya adalah ilmu yang memikirkan apa yang tidak
terpikirkan oleh kaum klasik dan neoklasik, yang sebenarnya tingkat efisien dari setiap
individu dan kelompok adalah berbeda.
Menurut Douglas C. Nort Kelembagaan merupakan sebuah aturan yang dibuat untuk
mengatur dan membentuk interaksi politik, sosial, dan ekonomi. Aturan tersebut terdiri dari
aturan formal seperti undang-undang, konstitusi dan aturan informal seperti sosial, konvensi,
dan adat istiadat
5
Bab 2
PEMBAHASAN
5
3. Gunnar Karl Myrdal
Gunnar memiliki pendapat bahwa seluruh ahli ekonomi yang ada harus turut serta
dalam membuat value of judgement. Jika hal tersebut tidak dilakukan maka struktur
teoritis ilmu ekonomi akan menjadi tidak realistis.
4. Joseph A. Schumpeter
Joseph mengemukakan bahwa sumber utama dari kemakmuran buklah terletak dalam
domain ekonomi itu sendiri, melainkan berada pada lingkukan dan institusi
masyarakat atau sumber kemakmuran terletak dalam jiwa kwiraswastaan para pelaku
ekonomi.
5. Douglas C. North
North berpendapat bahwa reofrmasi yang dilakukan tidak akan memberikan hasil
yang nyata jika dilakukan hanya dengan memperbaiki kebijaksanaan ekonomi makro
saja. Agar hasil reformasi tersebut berhasil maka dibutuhkan dukungan seperangkat
institusi yang mampu memberikan insentif yang tepat kepada setiap pelaku ekonomi.
5
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
5
Daftar Pustaka