Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PRAKTIK KLINIK KDPK

A. MEMBERI O2

TINJAUAN TEORI

1. a.      Pengertian :

Yang dimaksud dengan inhalasi zat asam adalah memasukkan zat asam (oksigen) ke dalam paru-
paru melalui saluran pernafasan .menggunakan alat. (Ruswita A.2005:39).

1. b.      Tujuan :

1)        Memenuhi kekurangan zat asam pada pasien yang dalam keadaan hipoksia / anoksia.

2)        Tidak terjadinya hipoksia misalnya pada penyelam.

3)        Metabolisme berjalan lancar. (Ruswita A.2005:39)

1. c.       Dilakukan pada pasien

Menurut (Ruswita A.2005:39) dilakukan pada pasien dalam pemberian O2 :

1)      Dengan anoksia, hipoksia, syok, dyspnoe, sianosis, coma.

2)      Dengan kelumpuhan alat-alat pernapasan.

3)      Selama narcose umum.

4)      Trauma paru-paru.

1. d.      Persiapan alat

Menurut (Kusmiyati Y.2007:130) persiapan alat dalam pemberian O2 :

1)        Tabung zat asam diatas alat pendorong beroda dengan :

a)   Manometer ( untuk mengetahui isi O2 dalam tabung ).

b)   Botol pelembab ( humidifier ) yang sudah diisi dengan aqua deslata / air matang.
c)   Pengukur aliran ( flowmeter ) untuk mengetahui jumlah O2 yang diberikan per menit.

d)  Pipa saluran zat asam.

e)   Kedok zat asam / corong kateter hidung / kanula hidung ganda.

2)   Alat tulis untuk mencatat.

1. e.         Persiapan pasien  

Menurut (Kusmiyati Y.2007:130) persiapan pasien dalam pemberian O2 :

1. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan.


2. Memposisikan pasien dalam posisi yang nyaman
3. f.       Prosedur Tindakan :

Menurut (Kusmiyati Y.2007:130) prosedur tindakan dalam pemberian O2 :

1)        Memberitahu dan menjelaskan pada pasien.

2)        Menempatkan baki berisi alat-alat ke dekat pasien.

3)        Mencuci tangan.

4)        Mengatur posisi pasien dan menenangkannya

5)        Isi tabung diperiksa dan dicoba.

6)        Memasang pipa oksigen pada tabung.

7)        Pipa oksigen dihubungkan pada zat asam / kateter hidung / kanula hidung.

8)        Mengatur volume oksigen sesuai intruksi dokter dengan membuka flowmeter.

9)        Memasang kedok zat asam ( kateter hidung ) kanula hidung ganda pada hidung pasien.

10)    Mengawasi keadaan hidung pasien / menanyakan pada pasien apakah sesak hidungnya
sudah berkurang.

11)    Laporkan kepada yang bertanggung jawab.

12)    Bila pasien tidak memerlukan oksigen lagi, maka aliran oksigen ditutup, kemudian
melepaskan kanula hidung dari hidung pasien.

13)    Merapikan pasien dan membereskan alat-alat.


14)    Mencuci tangan.

1. Evaluasi

Menurut (Yuni K 2007:130)  evaluasi dalam pemberian O2 ada dua :

1. Proses

1. Mematuhi prosedur tindakan


2. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan
3. Meletakkan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas

2. Hasil

1. Kadaan pasien selama, sebelum dan sesudah pemberian O2.


2. Indikasi pemberian.
3. Waktu pemberian.
4. Jumlah pemberian oksigen per menit.
5. Nadi, tekanan darah dan pernapasan.
6.   Nama perawat yang mengerjakan.

h.     Perhatian :

1)   Hindari api / merokok dekat tabung.

2)   Harus selalu memakai pelembab udara ( humidifier ) untuk melembabkan O2  guna
mencegah iritasi selaput lendir alat pernapasan.

3)   Bila menggunakan kateter hidung, hendaknya diganti tiap 8 jam.

4)   Bila menggunakan kedok hidung zat asam harus terpasang betul sebelumnya diperhatikan
apakah tidak tersumbat atau bocor.

5)   Kedok zat asam harus sering dibersihkan untuk mencegah bau karet.

Pada bayi-bayi / anak-anak yang memakai O2 melalui corong, mata harus ditutup terlebih dahulu
dengan kain kasa lembab yang dicelupkan dalam boorwater 3%. (Tim Dep Kes RI, 2007 : 54).
S. MERAWAT LUKA

TINJAUAN TEORI

a. Pengertian

Merawat luka adalah suatu penanganan luka yang terdiri dari membersihkan luka, menutup dan
membalut luka sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka. (Herbasuki, 2006:130)

b. Tujuan

Menurut Mustaida (2003:116) Tujuan dalam merawat luka :

1. Membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik.


2. Membantu menarik kelembapan dari luka ke dalam balutan.
3. Meningkatkan proses penyembuhan jaringan.
4. Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien maupun orang lain.

c. Indikasi

Menurut (Mustaida 2003:116) indikasi dalam merawat luka :

Luka bersih terkontaminasi dan luka infeksi yang memerlukan debridemen.

d. Kontra Indikasi

Kontra indikasi dalam merawat luka tidak ada.

e. Persiapan

Menurut (Kusmiyati, Y. 2007:72) persiapan dalam merawat luka :

1. Alat :
1. Set ganti balut steril dalam tempatnya yang terdiri dari :

Þ          Pinset anatomi 2 buah.

Þ          Pinset chirurgis.

Þ          Gunting lurus.

Þ          Kassa steril.

Þ          Kom untuk larutan antiseptik atau larutan pembersih.


Þ          Salep antiseptik (bila dipesankan)

Þ          Depress.

1. Larutan NaCl 0,9%


2. Betadine dalam tempatnya.
3. Plaster.
4. Gunting Plaster.
5. Sarung tangan.
6. Sampiran.
7. Alas atau perlak.
8. Bengkok.
9. Waskom berisi larutan Chlorine 0,5%.
10. Pasien

Memberitahu dan menjelaskan tindakan yang akan dil;akukan pada pasien serta memposisikan
pasien senyaman mungkin..

f. Prosedur Tindakan

Menurut (Kusmiyati Y. 2007:75) prosedur tindakan dalam merawat luka :

1. Memberitahu pasien tindakan merawat luka (mengganti balut).


2. Menyiapkan alat dan mendekatkan ke pasien.
3. Memasang sampiran atau penutup tirai.
4. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.
5. Memasang perlak dan pengalasnya dibawah daerah yang akan dilakukan perawatan.
1. Mencuci tangan
2. Memakai sarung tangan.
3. Mengolesi plaster dengan kapas beralkohol, agar mudah dan tidak terasa sakit saat
plaster dibuka.
4. Membuka plaster dan kassa dengan menggunakan pinset.
5. Mengkaji luka (tekan daerah sekitar luka, serta melihat penutupan kulit dan
integrasi kulit).
6. Membersihkan luka dengan larutan NaCl (menggunakan kassa terpisah untuk
setiap usapan, membersihkan luka dari area yang kurang terkontaminasi ke area
terkontaminasi).
7. Membuang kassa yang telah digunakan ke dalam bengkok.
8. Mengeringkan luka dengan kassa yang baru.
9. Memberikan salep antiseptik atau betadine.
10. Menutup luka dengan kassa steril dan memasang plaster (pada pemasangan kassa
steril, perhatikan serat kassa jangan ada yang menempel pada luka).
11. Merapikan pasien.
12. Membereskan alat yang digunakan.
13. Melepas sarung tangan dan merendam alat dalam larutan Chlorine 0,5% selama
10 menit.
14. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
15. Mendokumentasikan hasil tindakan.
16. f.     Evaluasi

Menurut (Chayatin N dan Mubarak W. 2007:57) evaluasi dalam merawat luka :

1. Proses

1. Mematuhi prosedur tindakan


2. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan
3. Meletakkan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas
4. Memperhatikan kondisi alat sebelum bekerja
5. Memperhatikan teknik septik dan aseptik

2.  Hasil

Pembalut luka yang kotor sudah terganti dengan pembalut yang bersih.

Anda mungkin juga menyukai