Anda di halaman 1dari 21

DEPARTEMEN TENAGA KERJA

DAN TRANSMIGRASI R.I.

MODUL PEMBINAAN SERTIFIKASI NASIONAL


AHLI K3 UMUM
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada pembentukan tenaga

profesional yang mandiri, beretos kerja tinggi dan produktif.

Pembangunan ketenagakerjaan merupakan upaya menyeluruh yang

ditujukan pada pembentukan, peningkatan dan pengembangan tenaga

kerja yang berkualitas, produktif, efisien, efektif dan berjiwa wirausaha

sehingga mampu mengisi, menciptakan dan memperluas lapangan kerja

serta kesempatan berusaha.

Dalam pembangunan ketenagakerjaan perlu dibina dan dikembangkan

perbaikan syarat-syarat kerja serta perlindungan tenaga kerja dalam

menuju peningkatan kesejahteraan tenaga kerja.

Memasuki dunia industrialisasi yang semakin modern akan diikuti oleh

penerapan teknologi tinggi, penggunaan bahan dan peralatan makin

kompleks dan rumit, tenaga kerja yang semakin ahli dan trampil. Namun

tidak selamanya penerapan teknologi tinggi dan penggunaa bahan

beraneka macam dan ragam dalam suatu industri diikuti dengan selaras

peralatan dan mempergunakan bahan dalam proses industri tersebut.

Suatu kemungkinan bahaya yang besar, berupa kecelakaan,

kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan penyakibat akibat

kerja ini dapat diakibatkan oleh kesalahan dalam penggunaan peralatan,

pemahaman, kemampuan dan ketrampilan serta unjuk kerja

(kompetensi) tenaga kerja yang kurang memadai. Mengingat bahwa

pemerintah terdapat banyak keterbatasan, maka pelaksanaan K3 dapat

Kelembagaan K3 | Calon Ahli K3 Umum 1


dibantu melalui peran dunia usaha yaitu Perusahaan Jasa K3 dan

lembaga K3 terkait agar pelayanan dan pemenuhan syarat K3 dapat

dilaksanakan dengan baik.

B. Tujuan pembelajaran

1. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan peserta dapat

memahami tentang kebijakan pembinaan kelembagaan K3.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan peserta dapat

menjelaskan :

a. Pengertian tentang kelembagaan K3

b. Dasar hukum pembinaan dan pembentukan kelembagaan K3

c. Ruang lingkup pembinaan kelembagaan K3

d. Tugas pokok dan fungsi :

1) Lembaga P2K3

2) Dewan K3 Nasional

3) Perusahaan Jasa K3

e. Prosedur dan tata cara penunjukan PJK3 dan ahli K3

C. Ruang Lingkup

Dala modul ini akan dipelajari :

1. Perusahaan Jasa K3

2. Dewan K3 Nasional

3. Panitia Pembina K3

4. Ahli K3

Kelembagaan K3 | Calon Ahli K3 Umum 2


BAB II

DASAR HUKUM DAN PENGERTIAN

A. DASAR HUKUM

1. Undang-undang No 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja

2. Peraturan Menteri No 4 tahun 1995

3. Peraturan Menteri No 125 tahun 1984

4. Peraturan Menteri No 4 tahun 1987

5. Peraturan Menteri No 2 tahun 1992

B. PENGERTIAN

1. Kelembagaan K3

Ialah sebuah organisasi badan swasta nasional independent, non

pemerintah yang bergerak di bidang pengelolaan keselamatan dan

kesehatan kerja (K3), berupa perusahaan atau dunia usaha berbadan

hukum di Indonesia. Lembaga K3 yang ada di Indonesia apda saat ini

adalah : P2K3, DK3N dan PJK3

2. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

Ialah suatu lembaga yang dibentuk di perusahaan untuk membantu

melaksanakan dan menangani usaha-usaha keselamatan dan

kesehatan kerja yang keanggotaannya terdiri dari unsur pengusaha dan

pekerja.

3. Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N)

Ialah suatu lembaga yang dibentuk untuk membantu memberikan saran

dan pertimbangan kepada menteri tentang keselamatan dan kesehatan

kerja.

4. Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3)

Kelembagaan K3 | Calon Ahli K3 Umum 3


Ialah suatu badan usaha yang ditunjuk melalui surat keputusan

penunjukan menteri yang bergerak di bidang jasa keselamatan dan

kesehatan kerja.

BAB III
POKOK BAHASAN

A. PERUSAHAAN JASA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(Permenaker No 5 tahun 1995)

1. Dalam melaksanakan kegiatan jasa K3 harus memperoleh keputusan

penunjukan menteri c.q. Dirjen Pembinaan Pengawasan

Ketenagakerjaan (pasal 2)

2. Jenis bidang jasa Perusahaan Jasa K3 :

a. Jasa Konsultan

b. Jasa Fabrikan, Pemeliharaan, Reparasi & Instalasi Teknik K3

c. Jasa Pemeriksaan & Pengujian dan atau Pelayanan Kesehatan

Kerja

d. Jasa Audit SMK3

e. Jasa Pembinaan K3

3. Jenis kegiatan perusahaan jasa pemeriksaan dan pengujian teknik K3

PJK3 Riksa Uji Teknik :

a. Pes.Uap dan Bejana Tekan

b. Listrik

c. Penyalur Petir dan Peralatan Elektronik

d. Lift

e. Instalasi Proteksi Kebakaran

f. Konstruksi Bangunan

g. Pesawat Angkat dan Angkut

Kelembagaan K3 | Calon Ahli K3 Umum 4


h. Pesawat Tenaga dan Produksi

i. DT dan NDT

Perusahaan jasa K3 riksa uji dilarang melakukan kegiatan jasa

konsultan, jasa fabrikasi, pemeliharaan, reparasi dan instalasi teknik

K3 jasa audit SMK3 dan jasa pembinaan K3

4. Syarat-syarat dan tata cara penunjukan PJK3

5. Tugas pokok dan fungsi Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan

Kerja :

a. Tugas pokok :

Membantu pelaksanaan pemenuhan syarat-syarat keselamatan

dan kesehatan kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku

b. Fungsi

Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan masalah K3,

mulai dari tahap konsultasi, fabrikasi, pemeliharaan, reparasi,

penelitian, pemeriksaan, pengujian, audit K3 dan pembinaan K3

6. Hak dan kewajiban PJK3

Hak :

Kelembagaan K3 | Calon Ahli K3 Umum 5


a. Melakukan kegiatan sesuai SK

b. Menerima imbalan sesuai kontrak

c. Mendapatkan pembinaan dan bantuan teknis dari pejabat K3

setempat

Kewajiban :

a. Mentaati ketentuan peraturan

b. Mengutamakan misi K3

c. Membuat kontrak yang memuat secara jelas hak dan kewajiban

d. Menyimpan dokumen kegiatan selama 5 tahun

e. Lapor/konsul dengan pejabat K3 setempat

7. Perpanjangan Surat Keputusan Penunjukan

a. Masa berlaku 2 tahun dan dapat diperpanjang

b. Prosedur sesuai Ps.8 (2)

c. Daftar kegiatan selama penunjukan

d. Diajukan paling lambat 1 bulan sebelum SK berakhir

8. Perusahaan Jasa K3 wajib melaporkan dan konsultasi dengan Dinas

Tenaga Kerja setempat sebelum dan sesudah melakukan kegiatan dan

menyerahkan laporan tertulis sesuai dengan ketentuan.

Isi laporan rencana pemeriksaan meliputi :

a. jadwal pemeriksaan

b. obyek pemeriksaan

c. metode pemeriksaan

d. standar/pedoman tehnis (ref.)

e. sarana/alat bantu :

- merk alat

Kelembagaan K3 | Calon Ahli K3 Umum 6


- nomor serie

- tahun pembuatan

- kalibrasi terakhir

B. Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (DK3N)

1. Tugas pokok :

Memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak

diminta kepada menteri mengenai masalah-masalah di bidang

kesemalatan dan kesehatan kerja serta membantu pembinaan

keselamatan dan kesehatan kerja secara nasional.

2. Fungsi :

Menghimpun dan mengolah segala data dan atau permasalahan

keselamatan dan kesehatan kerja di tingkat nasional serta membantu

menteri dalam membina DK3W, melaksanakan penelitian, pendidikan,

latihan, pengembangan dan upaya memasyarakatkan dan

membudayakan K3.

Kelembagaan K3 | Calon Ahli K3 Umum 7


3. Keanggotaan DK3N

a. Unsur pemerintah

b. Unsur pengusaha / Apindo

c. Unsur serikat pekerja

C. Tata cara penunjukan, kewajiban dan wewenang ahli keselamatan dan

kesehatan kerja (Permen No 02 Tahun 1992)

1. Menteri Tenaga Kerja atau pejabat yang ditunjuk berwenang

menunjuk ahli K3 pad tempat kerja dengan kriteria tertentu dan

pada perusahaan jasa K3

2. Kriteria tersebut adalah :

a. Tempat kerja yang mempekerjakan tenaga kerja lebih

dari 100 orang

b. Tempat kerja yang mempekerjakan tenaga kerja kurang

dari 100 orang tetapi menggunakan bahan, proses, alat

atau instalasi yang mempunyai potensi bahaya yang

besar.

Kelembagaan K3 | Calon Ahli K3 Umum 8


3. Tata cara penunjukan ahli K3

Persyaratan (Ps.3 Bab II) :

a. S 1 + pengalaman 2 tahun

b. SARMUD +pengalaman 4 tahun

c. Sehat

d. Kelakuan baik

e. Bekerja penuh

f. Lulus seleksi Tim Penilai

4. Mekanisme penunjukan Ahli K3

Kelembagaan K3 | Calon Ahli K3 Umum 9


5. Perpanjangan penunjukan Ahli K3 (Ps. 7)

Sesuai Prosedur Ps.4 ayat (1),(2)

a. Salinan SK Penunjukan

b. Evaluasi pengurus/pimpinan

c. Rekapitulasi laporan

d. Tim Penilai dapat menguji kembali

6. Pencabutan SK (Ps. 8)

a. Tidak berlaku :

1) mutasi

2) mengundurkan diri

3) meninggal dunia

b. Dicabut

1) melanggar peraturan K3

2) kesalahan

3) membuka rahasia

7. Kewajiban Dan Wewenang

Kewajiban (Ps. 9) :

Kelembagaan K3 | Calon Ahli K3 Umum 10


a. melaksanakan SK

b. melapor ke Menaker cq. Dirjen Binwasker

1) P2K3 : 3 bulan;

2) PJK3 : setiap pemeriksaan

c. tembusan laporan :

1) IPK3 setempat;

2) Propinsi

3) Dir. PKK

Wewenang (Ps 10) :

a. memasuki tempat kerja

b. meminta keterangan

c. memonitir, memeriksa, menguji, menganalisis, mengevaluasi,

memberi syarat, pembinaan K3 :

1) keadaan & fasilitas keja;

2) keadaan mesin pesawat, alat-alat kerja, instalasi,

peralatan;

3) penanganan bahan;

4) proses produksi;

5) sifat pekerjaan;

6) cara kerja;

7) lingkungan kerja;

D. PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1. Persyaratan pembentukan

Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu, pengusaha atau pengurus

wajib membentuk P2K3. Kriteria yang dimaksud adalah :

Kelembagaan K3 | Calon Ahli K3 Umum 11


a. Tempat kerja dimana dipekerjakan 50 (lima puluh) orang atau lebih

b. Tempat kerja / perusahaan dimana dipekerjakan kurang dari 50

(lima puluh) orang dengan tingkat bahaya sangat besar

c. Kelompok tempat kerja (sentra industri kecil) dimana dipekerjakan

kurang dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja untuk anggota

kelompok tempat kerja/perusahaan.

Prosedur pembentukan P2K3 :

a. Syarat keanggotaan

1) Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusahan dan tenaga

kerja yang susunannya terdiri atas Ketua, Sekretaris, dan

Anggota

2) Sekretaris P2K3 adalah ahli K3 atau petugas K3 di perusahaan

3) Ketua P2K3 adalah pimpinan perusahaan atau salah satu

pimpinan perusahaan yang ditunjuk (khusus untuk kelompok

perusahaan/sentra industri)

4) Jumlah dan susunan P2K3 adalah sebagai berikut ;

a) Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 100 (seratus)

orang atau lebih, jumlah anggota sekurang-kurangnya 12

(dua belas) orang terdiri 6 (enam) orang mewakili

pengusaha/pimpinan dan 6 (enam) orang mewakili tenaga

kerja

b) Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 50 (lima puluh)

sampai dengan 100 (seratus) orang, jumlah anggota

sekurang-kurangnya 6 (enam) orang yang terdiri atas 3

(tiga) orang mewakili pengusaha dan 3 (tiga) orang

mewakili pekerja

Kelembagaan K3 | Calon Ahli K3 Umum 12


c) Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja kurang dari 50

(lima puluh) orang dengan tingkat resiko bahaya sangat

besar jumlah anggota sesuai dengan butir b di atas

d) Kelompok perusahaan yang mempunyai tenaga kerja

kurang dari 50 (lima puluh) orang untuk anggota kelompok,

jumlah anggota sesuai dengan butir b di atas yang masing-

masing anggota mewakili perusahaannya.

b. Langkah pembentukan

1) Tahap persiapan

(a) Perusahaan

(1) Kebijakan K3

Pengusaha lebih dahulu menggariskan dan menjalankan

pokok-pokok kebijakan mengenai K3 secara umum serta

maksudnya untuk membentuk P2K3. Kebijakan ini

disebut safety and health policy.

(2) Kebijakan tentang K3 ini harus dituangkan secara tertulis

karena sangat penting bagi manajemen dan pihak-pihak

terkait.

(3) Inventarisasi calon anggota

(a) Pimpinan perusahaan menyusun daftar calon

anggota P2K3 yang digariskan oleh unit kerjanya

masing-masing dan memutuskan diantara para calon

tersebut yang akan menjadi calon anggota P2K3

(b) Setelah pimpinan perusahaan menyusun

keanggotaan P2K3 masing-masing makan calon

anggota tersebut dikumpulkan dan diberi

Kelembagaan K3 | Calon Ahli K3 Umum 13


pengarahan singkat tentang kebijakan pimpinan

perusahaan dalam hal K3.

(4) Konsultasi ke Kantor Disnakertrans setempat.

Selama dalam tahap menyusun kebijakan tentang K3

dan pengurus calon anggota P2K3, pimpinan

perusahaan dapat melakukan konsultasi dengan kantor

Disnakertrans setempat untuk mendapatkan petunjuk-

petunjuk teknis yang diperlukan dengan proses

pembuatan P2K3 yang dianggap masih belum jelas.

(b) Pemerintah Daerah

(1) Inventarisasi perusahaan

Kantor Disnakertrans setempat mengadakan

inventarisasi terhadap perusahaan-perusahaan yang

menurut ketentuan sudah harus membentuk P2K3.

(2) Pengarahan kepada perusahaan

(a) Terhadap perusahaan yang bersangkutan diberikan

pemberitahuan dan penjelasan tentang latar

belakang dibentuknya P2K3 di perusahaan masing-

masing pemberitahuan/penjelasan/penyuluhan

dapat dilakukan melalui surat menyurat maupun

melalui pegawai pengawas ketenagakerjaan

petugas yang mempunyai program perusahaan

yang bersangkutan.

(b) Hal ini juga dapat dilakukan melalui penyuluhan

serentak terhadap beberapa perusahaan secara

klasikal.

Kelembagaan K3 | Calon Ahli K3 Umum 14


2) Tahap pelaksanaan

(a) Perusahaan

(1) Membentuk P2K3

Setelah perusahaan berhasil menyusun calon anggota

P2K3 maka dilanjutkan dengan pembentukan P2K3

secara resmi oleh pimpinan perusahaan.

(2) Melaporkan ke Disnakertrans setempat

Setelah pimpinan perusahaan membentuk P2K3

kemudian melaporkannya kepada Disnakertrans

setempat. Pada waktu melaporkan telah dibentuk P2K3 di

perusahaan masing-masing pimpinan perusahaan dapat

sekaligus mengajukan permohonan tertulis untuk

mendapatkan pengesahan.

(b) Pemerintah daerah

(1) Penerbitan surat keputusan pengesahan P2K3

Kantor Disnakertrans setempat setelah menerima

permohonan pengesahan langsung untuk menerbitkan SK

pengesahan pembentukan P2K3 atas nama

Bupati/Walikota setempat.

(2) Pelantikan/pengukuhan

Kepala disnakertrans setempat setelah menerbitkan

pengesahan P2K3 dilanjutkan dengan melantik anggota

P2K3 secara resmi.

Pelantikan/pengukuhan dapat dilakukan secara bersama-

sama diantara beberapa P2K3, perusahaan dan juga

Kelembagaan K3 | Calon Ahli K3 Umum 15


anggota P2K3 yang baru menggantikan anggota yang

lama.

3) Struktur organisasi

(a) Bentuk organisasi dan kepengurusan

Organisasi P2K3 dapat mempunyai banyak variasi

tergantung kepda besar, jenis bidang, bentuk kegiatan dari

perusahaan dan lain sebagainya. Kepengurusan dari pada

organisasi P2K3 terdiri dari seorang ketua, wakil ketua,

seorang atau lebih sekretaris dan beberapa anggota terdiri

dari unsur pengusaha dan pekerja

(1) Ketua dijabat oleh seorang pimpinan perusahaan yang

mempunyai kewenangan dalam menerapkan kebijakan

di perusahaan

(2) Sekretaris dapat dijabat oleh ahli K3 atau petugas K3

atau ahli lain yang dipersiapkan untuk menjadi petugas

K3

(3) Para anggota terdiri dari wakil unit-unit kerja yang ada

dalam perusahaan dan telah memahami permasalahan

K3.

(b) Tugas-tugas pengurus P2K3

Tugas-tugas Ketua, wakil ketua, sekretaris dan anggota-

anggota harus diuraikan secara jelas dalam pembinaan

tugas atau job description sebagai berikut :

(1) Ketua

- Memimpin semua rapat pleno P2K3 atau menunjuk

anggota untuk memimpin rapat pleno

Kelembagaan K3 | Calon Ahli K3 Umum 16


- Menentukan langkah, policy demi tercapainya

pelaksanaan program-program P2K3

- Mempertanggungjawabkan pelaksanaan program-

program P2K3 dan pelaksanaannya kepada direksi

- Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program-

program K3 di perusahaan.

(2) Wakil ketua

Sebagai wakil dari ketua dalam melaksanakan tugas-

tugasnya dalam hal ketua berhalangan.

(3) Sekretaris

- Membuat undangan rapat dan notulen

- Mengelola administrasi surat-surat P2K3

- Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3

- Memberikan bantuan/saran-saran yang diperlukan

oleh seksi-seksi demi suksesnya program-program

K3

- Membuat laporan ke Disnakertrans setempat dan

instansi lain yang bersangkutan mengenai unsafe

condition di tempat kerja

(4) Anggota

- Melaksanakan program-program yang telah

ditetapkan sesuai dengan seksi masing-masing

- Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang telah

dilaksanakan

Kelembagaan K3 | Calon Ahli K3 Umum 17


Bentuk formulir rekomendasi P2K3
Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja

Perusahaan :
Alamat : Kepada Yth.:
Pimpinan Perusahaan
Di-
………………………………..

REKOMENDASI
No : …………………………

NoBahaya
PotensialKemungkinan
KecelakaanUsulan/
Pemecahan1234

Tembusan kepada P2K3


Jakarta, …………………….
Ketua
Yth. 1. Kepala Kandepanker ……
2. Ka Kanwilnaker ………….. ………………….

BAB IV

SOAL LATIHAN

1. Jelaskan maksud dan tujuan dibentuknya lembaga K3

2. Sebutkan jenis lembaga K3

3. Sebutkan jenis kegiata Perusahaan Jasa K3 (PJK3)

4. Sebutkan tugas pokok Dewan K3 Nasional

5. Jelaskan kewajiban dan wewenang PJK3

6. Jelaskan perbedaan antara ahli K3 dan pengawas K3

7. Jelaskan wewenang ahli K3

8. Jelaskan tugas pokok dan fungsi P2K3

9. Jelaskan maksud dan tujuan dibentuknya P2K3

Kelembagaan K3 | Calon Ahli K3 Umum 18


BAB V

PENUTUP

Disadari bahwa dalam menjalankan tugas pemerintahan banyak keterbatasan

yang dihadapi pemerintah. Oleh karena itu dalam pelaksanaan K3 diperlukan

keterlibatan dunia usaha dan masyarakat dalam hal ini perusahaan jasa K3,

P2K3 dan ahli K3 untuk membantu pelaksanaan tugas K3, namun keputusan

lebih lanjut tetap menjadi wewenang pemerintah.

Dengan demikian dituntut kinerja lembaga K3 tersebut lebih baik agar

kemandirian pelaksanaan K3 dapat diwujudkan sehingga diharapkan visi dan

misi K3 yaitu menjadikan K3 menjadi kebutuhan dan budaya masyarakat

industri dan dapat dicapai.

Modul ini dibuat dalam upaya membantu dunia usaha atau perusahaan dalam

melaksanakan K3 di tempat kerja masing-masing guna mewujudkan dan

meningkatkan produksi dan produktivitas perusahaan.

Kelembagaan K3 | Calon Ahli K3 Umum 19


DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Tenaga Kerja, Ditjen Binwasnaker, Himpunan Perundang-

undangan K3

2. ILO Jenewa, Safety Commite, Trade Union, Jenewa, 2005

Kelembagaan K3 | Calon Ahli K3 Umum 20

Anda mungkin juga menyukai