Anda di halaman 1dari 2

Materi PAH PAI NON PNS

Gufron Aziz
Kec.Soreang

ADAB BERPAKAIAN

 Do’a Berpakaian dan Membuka Pakaian


Allahumma innii asaluka min khoirihi wa khoiri maa huwa lahu, wa a’uudzubika min syarrohi
wa syarro maa huwa lahu
”wahai Allah, aku memohon kepada-Mu kebajikan pakaian ini dan kebajikan yang disediakan
baginya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan kejahatan sesuatu yang
dibuat untuknya.” (HR. Ibnu Sunni)

A. PAKAIAN DAN AURAT BAGI MUSLIM

“Aku tidak meninggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki selain wanita.” (HR.
Bukhari Muslim)
Adalah sebuah kenyataan, bahwa bagi setiap laki-laki, daya tarik seorang wanita ibarat
tipu daya yang tidak bisa dianggap enteng. Dalam surat Yusuf ayat 28, Zulaikha disebutkan
memiliki tipu daya yang besar ( inna kaida kunna ‘adzhim). Bandingkan dengan sebutan yang
Allah SWT berikan untuk tipu daya syaithan, “… sesungguhnya tipu daya syaithan itu adalah
lemah.” (QS. An-Nisaa’ : 76) Coba bayangkan !!!
Seorang wanita dapat menjelma menjadi sosok-sosok yang mulia, cerdas, dan terhormat.
Dan tentu untuk menjadi sosok yang demikian, tentu Sang Kholiq-lah yang paling tahu
bagaimana caranya. Dan jilbab adalah sebuah resep sederhana yang dapat mengangkat
derajat wanita.

“ … hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan adalah
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Qhzab : 59)

Jilbab bukanlah seperangkat asesoris, atau sekedar mode busana yang aturan pakainya
dapat diatur sesuai selera si pemakai. Jilbab adalah sebuah simbol penghambaan diri seorang
Muslimah terhadap ketentuan Rabb-Nya, sebuah pengakuan bahwa Allah azza wa jalla
berhak sepenuhnya mengatur kehidupannya. Memiliki niat baik memang tak berarti luput dari
godaan syaithan. Karena syaithan begitu lihai melihat celah yang bisa ia susupi untuk menipu
manusia. Dengan tipu dayanya, seorang manusia dapat memandang baik sebuah perbuatan
yang sebenarnya buruk dimata allah SWT.
“Dan ketika syaithan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka …” (QS. Al-
Anfal : 48)
Kriteria yang wajib dipenuhi oleh busana Muslimah dalam kitab Fiqh Wanita, karangan Ibrahim
Muhammad Al-Jamal adalah :
1. Menutupi seluruh badan selain wajah dan kedua telapak tangan
“Hai Asma, sesungguhnya perempuan itu apabila telah sampai umur/dewasa, maka tidak
patut menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan ini dan ini. Rasulullah berkata sambil
menunjukkan kepada muka dan telapak tangan hingga peregelangannya sendiri.” (HR.
Abu Dawud dan Aisyah)
2. Tidak ketat sehingga masih menampakkan bentuk tubuh yang ditutupinya.
3. Tidak tipis temaram sehingga warna kulit masih bisa dilihat.
4. Tidak menyerupai pakaian laki-laki
“Nabi SAW melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai
pakaian laki-laki.” (HR. Abu dawud dan Nasa’I)
5. Tidak berwarna mencolok sehingga menarik perhatian orang
6. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir
7. Dipakai bukan dengan maksud memamerkannya.
“ Siapa saja yang meniru-niru perbuatan suatu kaum, berarti dia telah menjadi
pengikutnya.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Selain kriteria di atas, perlu diingat bahwa pemakaian kerudung harus sampai menutup
dada. Hal ini disebutkan secara gamblang dalam surat An-Nuur : 31,
“… dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya.”

Anda mungkin juga menyukai