SKRIPSI
OLEH
ISAM TUANAYA
1774201016
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TANGERANG
2021
PERNYATAAN
NPM : 1774201016
Tangerang, 2021
Pembuat Pernyataan
Isam Tuanaya
ii
PERSETUJUAN
Disusun Oleh :
NPM : 1774201016
Tangerang, .............2021
Mengetahui, Menyetujui,
iii
PENGESAHAN
Disusun Oleh :
NPM : 1774201016
iv
KERANGKA DALIL
“Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih
bermanfaat, sampai dia mencapai (usia) dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk
ini banyak sekali hambatan yang penulis alami, namun berkat bantuan, dorongan
serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
Muhammadiyah Tangerang.
Muhammadiyah Tangerang.
Muhammadiyah Tangerang.
4. Hj. Dwi Nur Fauziah Ahmad, SH., MH. selaku Dekan Fakultas Hukum
5. Dr. Auliya Khasanofa, SH., MH. selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum
vi
6. Abdul Kadir, SH., MH selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
7. Dr. Ahmad, SH., MH. selaku Ketua Program Studi Fakultas Hukum
8. Ulil Albab, S.HI., MH. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum
Muhammadiyah Tangerang.
10. Kepada (Alm) Kakek Husein Marasabessy binti Abd Rozak Marasabessy dan
11. Kepada Ibunda Sapia Marasabessy, orang tua ku tercinta yang telah sabar dan
penuh kasih sayang dalam mendidik, serta telah bersusah- payah dalam
banyakan hal dan yang paling utama yaitu membesarkan dan mendoakan
studi.
vii
13. Kepada Kawan-Kawan Organisasi BEM FH (Badan Eksekutif Mahasiswa
Tangerang, ......................
Isam Tuanaya
viii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ii
PERSETUJUAN iii
PENGESAHAN iv
KERANGKA DALIL v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI ix
ABSTRAK xii
BAB I PENDAHULUAN 1
B. Identifikasi Masalah 11
C. Rumusan Masalah 11
D. Tujuan Penelitian 12
E. Manfaat Penelitian 12
F. Kerangka Konseptual 13
G. Kerangka Teori 14
H. Metode Penelitian 16
I. Sistematika Penulisan 19
ix
BAB II TINJAUAN PUSTAKA PELAKSANAAN SANKSI PIDANA
A. Penegakan Hukum 22
KESEHATAN 33
B. Larangan Kerumunan 36
C. Pandemik (Covid-19) 37
Kekarantinaan Kesehatan 44
Covid 19 53
x
BAB V PENUTUP 57
A. Kesimpulan 57
B. Saran 58
DAFTAR PUSTAKA
xi
ABSTRAK
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Undang Dasar 1945 (UUD) Negara Indonesia adalah negara hukum, sebagai
hukum. Salah satu perwujudan dari norma hukum tersebut adalah Kitab
Undang Hukum Pidana (KUHP) yang ditetapkan dengan hukum Acara Pidana
yang dikenal dengan virus corrona telah menjadi topik hangat pada awal tahun
2020, virus corona ini diketahui sejak akhir desember 2019 di Kota Wuhan,
1
Nareza, 2020 http//e-journal.uajy.ac.id, akses pada tanggal 15 Juni 2021.
1
2
penting;
5. Tidak menyentuh hidung, mata, dan mulut dengan tangan yang kotor,
cucilah tangan terlebih dahulu bila terpaksa harus menyentuh area tersebut;
6. Menghindari kontak dengan orang yang sedang batuk dan demam, jagalah
mengeluarkan kebijakan social distancing, work from home, study from home
Pemberlakuan tersebut tidak selalu efektif dan relevan terlebih bagi bidang-
bidang tertentu seperti rumah sakit, pabrik, apotek, pasar, layanan ojek daring
maupun restoran. Masyarakat yang bekerja pada bidang tersebut maish harus
beruntung bisa bekerja maupun sekolah dari rumah di haruskan untuk tetap
virus corona. Namun pada kenyataan masyarakat masih sulit untuk memahami
bahaya virus corona dan menyelepelakan dengan menganggap hidup dan mati
perkawinan, dan berbagai aktivitas lain yang sebenarnya masih bisa di tunda.
masyarakat tertentu dan membuat resah masyarakat lainya. Maka dari itu,
Maret 2020 yang di tanda tangani oleh Kapolri Jendral Polisi Drs, Idham Aziz,
penanganan secara baik, cepat, dan tepat agar penyebaranya tidak meluas dan
berlakukan sanksi pidana sebagaimana di tentukan pasal 212, pasal 216, dan
pasal 218 Kitab Undang Undang Hukum Pidana (selanjutnya di sebut KUHP).
(Atmasamita,1982”).
diminta untuk dapat beraktifitas sehari hari dengan secara online untuk
ini telah usai dan baru benar- benar aktivitas akan kembali normal seperti
5
biasanya.
membuat seluruh dunia harus tetap berjuang bersama untuk bertahan dan
perorangan. Seluruh dunia sedang bertahan dan berusaha lepas dari situasi ini.
virus ini. Negara-negara dunia berusaha menemukan berbagai cara yang tepat
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) 2. Hingga Hari ini (15/02) Jumlah
kasus aktif di Indonesia berjumlah 55.000. Pasien positif baru hari ini
dengan kasus meninggal sebanyak 124 kasus dan total mencapai 8.965
kasus. Positivity rate hari ini berada dalam angka 14,1%. Pembatasan Sosial
Berskala Besar yang saat ini sedang diberlakukan di beberapa kota besar di
2
http://law.unja.ac.id/sanksi pidana penjara terhadap pelanggar psbb, di akses pada
tanggal 15 Juni 2021.
6
diterapkan pada wilayah itu atau tidak. Selama Penerapan PSBB diberlakukan,
beberapa hal yang dibatasi salah satunya adalah aktivitas pada lingkungan
pendidikan dan tempat kerja. Dalam hal ini, pembatasan yang dilakukan
dan lingkungan kerja seperti kegiatan belajar mengajar serta kegiatan sekolah
yang biasa dilakukan sehari-hari. Untuk aktivitas pada lingkungan kerja seperti
biasa dihentikan dengan alternative pilihan work from home atau bekerja dari
rumah. Work from home diberlakukan oleh tiap-tiap instansi kantor terhadap
Produktif dan Aman Covid di Masa Pandemi Tahun 2020 melalui Kementerian
tempat atau fasilitas umum dengan membatasi jumlah orang atau dengan
menerapkan aturan jarak antar orang atau yang biasa disebut Physical
medis serta terhadap tempat penyedia bahan bakar minyak gas dan energi.
terhadap kegiatan sosial budaya yang biasa dilakukan oleh kumpulan orang-
orang yang berpedoman terhadap pandangan lembaga adat resmi yang oleh
menaiki transportasi umum serta untuk menjaga jarak antar penumpang yang
kebijakan yang telah ada dan mulai menerapkan protokol kesehatan terhadap
diri sendiri.
dalamnya. Ada banyak pro dan Kontra terhadap kebijakan pemerintah dalam
masyarakat masih ada saja yang tidak mematuhi aturan kebijakan pemerintah.
kegiatan sehari-harinya di luar rumah tanpa ada rasa was- was. Pemerintah
PSBB ini. DKI Jakarta sebagai daerah pertama yang menerapkan PSBB pada
10 April 2020 melalui Peraturan Gubernur Nomor 23 Tahun 2020 yang akan
pasal 93 yang mengatur bahwa orang yang tidak mematuhi dan atau
nomor 41 Tahun 2020 tentang pemberian sanksi bagi pelanggar aturan PSBB
Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus memaparkan cara pemberian
Tahun 2020 tentang pemberian sanksi bagi pelanggar aturan PSBB. 3Lalu jika
pelanggar tidak kooperatif, maka polisi akan turun tangan dengan memberikan
Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan atau Pasal 212 atau Pasal 214
Indonesia ini, banyak sekali kasus yang telah melanggar dari ketentuan
law yang telah di sahkan oleh DPRRI, sehingga pada perjalananya terlihat
jelas banyak massa yang berkerumun dalam aksi tersebut, yang akhirnya
2. Kasus pernikahan anak Habib Riziq Sihab yang di lakukan pada sabtu tgl
dari daerah jabodetabek hingga dari luar daera jabodetabek dan bahkan
sampai wakil gubernur DKI jakarta (Ahmad Riza Patria) turut hadir dalam
acara tersebut, dalam kondisi acara itu terjadi kenanikan kerumunan massa
yang sangat signifikan hingga tidak bisa teratasi dengan prokes yang telah
di tentukan.
Oleh sebab itu PSBB ini merupakan objek yang dimaksudkan dalam
Penerapan sanksi pidana ini bertujuan untuk memberikan efek jera kepada
terhadap pelanggar PSBB ini dirasa kurang tepat, tetapi mengingat masih
11
merasa jera jika hanya diberikan sanksi seperti misalnya kerja sosial. Sebagai
yang hanya diminta pulang kembali oleh aparat yang bertugas sehingga tidak
dalam PSBB agar peran polisi bisa lebih maksimal. Salah satunya dengan
B. Identifikasi Masalah
situasi Covid-19;
C. Rumusan Masalah
Kekarantinaan Kesehatan?
D. Tujuan Penelitian
No.6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan” maka dari itu tujuan
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Secara akademis, penulis sangat berharap terhadap karya tulis ilmia h yang
saya buat ini agar dapat memberikan manfaat pemikiran dalam masyarakat
berkurumun.
13
2. Secara Praktis
dapat mengerti.
F. Kerangka Konseptual
antara konsep konsep khusus yang akan di teliti. Konsep yang di maksud
sifat yang lebih kongkrit dari pada teori. Namun demikian masih diperlakukan
penjabaran lebih lanjut dari kosep ini, yaitu dengan memberikan devinisi
1. Sanksi Pidana
2. Larangan Kerumunan
yang menunjukan gejala sakit maupun yang tampak sehat tdak menularkan
virus keorang-orang. 6
3. Pandemik Covid-19
Pandemik covid-19 adalah penyakit virus corona yang baru- baru ini
ditemukan.di Negara China tepatnya di Kota Wuhan pada tahun 2019 lalu
dan menjadi yang pertama, sabagian besar orang- orang yang tertular
COVID-19 akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih
G. Kerangka Teori
hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan untuk
5
http://e-journal.uajy.ac.id di akses pada tanggal 27 Juni 2021.
6
http://www.kompas.id di akses pada tanggal 27 Juni 2021.
7
http://www/prudential.co.id diakses pada tanggal 27 Juni 2021.
15
atau butir-butir pendapat dari parah ahli mengenai sesuatu kasus atau
penentuan tujuan dan arah penilitianya dan dalam memilih kosep-konsep yang
tepat guna pembentukan pendapat awal, maka teori itu bukanlah pengetahuan
yang sudah pasti, tetapi harus di anggap sebagai petunjuk analisis dan hasil
kepastian hukum bahwa dengan adanya hukum setiap orang megetahui mana
apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua berupa keamanan
aturan hukum yang bersivat umum itu individu dapat mengetahui apasaja yang
hukum bukan hanya berupa pasal pasal dalam undang undang melainkan juga
ada konsistensi dalam putusan hakim yang satu dengan putusan hakim yang
kepastian yang telah di capai “oleh karena hukum” dalam tugas itu tersimpul
8
Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, (Bandung: Citra Aditya), 1999, hlm.
23.
16
kepastian dalam hukum dua tugas lain yakni hukum harus menjamin keadilan
“kepastian hukum” yaitu kepastian oleh karena hukum dan kepastian dari
dalam atau dari luar hukum. Kepastian dalam hukum tercapai kalau hukum itu
H. Metode Penelitian
kerangka teori yang disebutkan di atas agar sesuai dengan pembahasan terkait
1. Jenis Penelitian
normatif dan empiris agar mudah di pahami oleh pembaca secara singkat,
jelas dan padat sehingga tidak hanya di tujukan kepada kaum akademisi
yang ingin mendalami hukum terkait dengan sanksi pidana dalam situasi
2. Sumber Data
Penilitian ini memiliki sumber data sekunder yang akan di jadikan bahan
sebagai referensi yang akan menunjang pembahasan tema, dari tema yang
di teliti di skripsi dan sumber data dari penilitian ini terdiri dari :
17
a. Data Primer
tersebut.
b. Data Sekunder
Data sekunder dari penilitian ini akan di ambil dari data yang terdapat
dan hasil karya dari kalangan hukum (jurnal, skripsi dan tesis).
18
Teknik pengolahan data yang akan di olah dalam penelitian ini dilakukan
a. Reduksi Data
untuk memasukan mana yang penting dan mana yang tidak penting
b. Editing Data
c. Penyajian Data
maksud tujuan agar isi dari penelitian ini mudah di pahami oleh
pembaca.
19
I. Sistematika Penulisan
pahami, dibaca, dan juga dilihat serta menyangkut tema yang bersangkutan.
BAB I PENDAHULUAN
data.
Bab ini berisi tentang pelaksanaan sanksi pidana larangan kerumunan dalam
Bab ini terdiri dari pelaksanaan sanksi pidana larangan keremunan dalam
BAB V PENUTUP
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penegakan Hukum
mengatur hubungan manusia. Karena itu sifat hukum tidak konstan, tidak
tetap, dan tidak given. Aturan hukum tertentu bisa jadi cocok dengan
hukum bukanlah sesuatu yang bebas ruang dan waktu. Karena itu relativitas
tetap dari islam adalah nilai-nilai fundamental ajaran islam. Tetapi nilai-nilai
sangat negoteible.
22
23
antara lain:
kejahatan. Yang terakhir ini adalah masalah prevensi dari kejahatan. Kalau
prevensi diartikan secara luas maka banyak badan atau fihak yang terlibat
biasa. Proses pemberian pidana yang dimana badan- badan ini masing-
ditinjau dari sudut objeknya, yaitu dari segi humunya dalam hal ini,
pengertianya juga mencakup makna yang luas dan sempit, dalam arti luas,
penegakan hukum ini mencakup pula nilai-nilai keadilan yang hidup dalam
9
Prof. dr Hasanudin AF, MA, Pengantar Ilmu Hukum, hlm. 1-3.
25
bahwa hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku di
dilarang, dan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu
2. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah
tersebut.
tersebut di atas maka yang disebut dalam ke-1) adalah mengenal “perbuatan
pidana sendiri. Yang disebut dalam ke-3) adalah mengenai bagaimana caranya
disangka melakukan perbuatan pidana, oleh karena itu hukum acara pidana
cakupan dari hukum pidana cukup luas yaitu terdiri dari hukum pidana
materiil dan hukum pidana formil, dalam pidana materil terdiri dari perbuatan
terdapat banyak istilah yang digunakan seperti dalam KUHP, yang disebut
atau dalam kepustakaan hukum pidana sering disebut dengan delik sedangkan
bermacam-macam.
1. Peristiwa pidana;
2. Perbuatan pidana;
4. Tindak pidana;
5. Delik.
merupakan suatu istilah yang mengandung suatu pengertian dasar dalam ilmu
lapangan hukum pidana sehingga tindak pidana haruslah diberikan arti yang
bersifat ilmiah dan ditentukan dengan jelas untuk dapat memisahkan dengan
suatu Istila tindak pidana berasal dari istilah yang dikenal dalam hukum
pidana belanda yaitu strafbaarfeit. Walaupun istilah ini terdapat dalam WvS
berlaku pada WvS Hindia Belanda (KUHP). Tetapi tidak ada penjelasan resmi
tentang apa yang dimaksud dengan strafbaarfeit. Oleh karena itu, para ahli
hukum berusaha untuk memberikan arti dan istilah itu, namun juga hingga
saat ini belum ada keseragaman pendapat tentang apa yang dimaksud dengan
strafbaarfeit.
sebagai berikut, Bahwa perbuatan pidana adalah suatu perbuatan yang oleh
suatu aturan hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana bagi barang
tertulis maupun hukum yang tidak tertulis. Menurut Pompe, terdapat ada 2
1. Definisi teoritis yaitu pelanggaran norma (kaidah dan tata hukum), yang
umum.
Sedangkan menurut E.Y. Kanter dan S.R. Sianturi bahwa tindak pidana
a. Subjek;
b. Kesalahan;
pidana
artinya terlebih dahulu. Secara etimologis, hukum berasal dari bahasa Arab
mempunyai arti yang kurang lebih sama, yaitu hukum merupakan paksaan,
dan larangan-larangan yang mengatur tata tertib dalam sesuatu masyarakat dan
seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat itu, oleh karena itu, pelanggaran
11
Soerjono Soekanto, Teori Murni Tentang Hukum, (BandungL PT. Alumni), 1995, hlm.
40.
30
masyarakat. 12
hukum berkaitan dengan sanksi. Hal ini dapat dipahami karena pada dasarnya
hukum itu memiliki sifat mengatur dan memaksa. Dalam sifat hukum yang
langgar, maka menimbulkan sanksi. Sanksi hukum ini bersifat memaksa, hal
ini berarti bahwa tertib itu akan bereaksi terhadap peristiwa-peristiwa tertentu
menghendakinya. 13
memberikan akibat tertentu apabila perintah itu di taati atau dilanggar. Suatu
12
R. Soesoro, Loc.it.
13
Ibid.
31
bersandar pada sanksi. Esensi dari hukum adalah organisasi dari kekuatan, dan
hukum bersandar pada sistem paksaan yang dirancang untuk menjaga tingkah
menjaga hukum dan ada sebuah organ dari komunitas yang menggunakan hal
14
Antonius Cahyadi dan E. Fernando, Pengantar Filsafat Hukum, (Jakarta: Kencana
Perdana Media Group), 2007, hlm. 84.
BAB III
lain. Secara umum dasar hukum terhadap sanksi yang di jatuhkan kepada
15
julfikar, http://www.hukum online.com di update pada tgl 9 sept 2021
33
34
Jakarta pada tahun 2020 oleh mahasiswa dan masyarakat, dimana dalam
covid 19, padahal aturan terkait dengan PSBB sudah di berlakukan tetapi
tidak ada tindakan dari pihak pemerintah maupun dari pihak aparatur yaitu
Covid-19.
dari penyakit dan faktor resiko kesehatan bagi masyarakat, adapun juga
NO 6 tahun 2018 tentang ketentuan pidana bagi orang yang tidak mematuhi
oleh PP No. 21 Tahun 2020 Tentang PSBB. Padahal pada waktu yang
dalam pasal 7 UU No.6 Tahun 2018 bahwa setiap orang mempunyai hak
aparatur negara yakni kepolisian dan TNI sehingga tidak maksimal dalam
tidak boleh ada kerumunan baik dengan jumlah yang kecil ataupun dengan
jumlah yang besar, inilah yang menjadi dasar bagaimana para aparatur
negara yakni memutus mata rantai dari penyebaran virus covid 19.
36
B. Larangan Kerumunan
rakyat kita agar terhindar dari penularan virus Covid 19, dalam pernyataan
tersebut ketua satgas menambahkan bahwa kita harus belajar dari kejadian
di Jakarta beberapa waktu yang lalu agar tidak terjadi pengumpulan massa
dalam bentuk acara apapun di massa mendatang. “semua kegiatan wajib taat
massa pandemic ini kita harus disiplin dan patuh terhadap protocol
kesehatan sesuai arahan presiden. Parah tokh ulama, tokoh masyarakat atau
PSBB ini. “Bagi yang berniat akan menggelara acara, maka saya ingatkan,
16
Donald banjarnahor, http://www.cnbcindonesia.com di update pada tgl 9 sept 2021
37
C. Pandemik (Covid-19)
COVID-19 dengan beradaptasi pada kebiasaan baru yang lebih sehat, lebih
bersih, dan lebih taat, yang dilaksanakan oleh seluruh komponen yang ada
17
Ibid,putusan menteri kesehatan no 01.07/menkes/382/2020
38
hidung dan mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah atau
terkena droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta
sebagainya.
lanjut usia, anak-anak, dan lain lain, harus lebih berhati-hati dalam
18
ibid
40
media mainstream.
peraturan perundang-undangan.
rentan seperti ibu hamil, balita, anak-anak, lansia, dan penderita komorbid,
1. Kasus unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja yang terjadi di Jakarta pada
telah meningkat kasus sebesar 6% atau ada penambahan 233 kasus per
42
Provinsi DKI Jakarta,Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pada
tersebut, jumlah kasusu meningkat menjadi 4.051 kasus per hari, ini
19
terjadi di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatra Utara,
2,6%
massa berjumlah besar. Dalam acara tersebut sesuai dengan isi surat
edaran kepala dinas pariwisata dan ekonomi krearif DKI Jakarta nomor
tamu dari total kapasitas. Tetapi perlahan dalam acara tersebut banyak
bukan saja para tamu undangan tersebut dari DKI Jakarta, tetapi juga
dari berbagai daera lainya sehingga acara pernikahan putri Habib Riziq
19
Asni ovier, http://www.beritasatu.com di update tgl 8 sept 2021
43
20
Francisca Christy rosana, http://www.tempo.com di update pada tgl 9 sept 2021
BAB IV
KEKARANTINAAN KESEHATAN
Kekarantinaan Kesehatan
kesehatan masyarakat.
pidana selama 1 tahun dan/atau sanksi paling banyak seratus juta rupiah.
44
45
kasus atau jumlah kematian telah meningkat meluas lintas wilaya dan lintas
Dasar hukum peraturan pemerintah ini adalah pasal 5 ayat (2) UUD
prosedur pelaksanaan PSBB oleh pemerintah daerah dan kriteria yang harus
dipenuhi untuk PSBB, dalam hal PSBB telah di tetapkan oleh mentri yang
Sebagian kelompok masyarakat masih ada saja yang tidak mematuhi aturan
kebijakan pemerintah.
46
penyebaran virus covid-19 dengan cepat. Sekelompok anak muda masih saja
Indonesia.
melanggar kebijakan PSBB ini. DKI Jakarta sebagai daerah pertama yang
dijatuhi sanksi pidana selama 1 tahun dan/atau sanksi denda paling banyak
seratus juta.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus memaparkan cara
dari pemprov DKI yang merujuk pada Peraturan Gubernur (Pergub) DKI
PSBB. Lalu jika pelanggar tidak kooperatif, maka polisi akan turun tangan
212 atau Pasal 214 KUHP terkait melawan tugas. Tambahan jika pelanggar
sanksi pidana ini bertujuan untuk memberikan efek jera kepada pelanggar
48
pelanggar PSBB ini di rasa kurang tepat, tetapi menginggat masih banyak
jera jika hanya diberikan sanksi seperti misalnya kerja sosial. Sebagai
yang hanya diminta pulang kembali oleh aparat yang bertugas sehingga
hukum dalam PSBB agar peran polisi bisa lebih maksimal. Salah satunya
tidak adanya penerapan sanksi yang jelas. Seperti kasus demostrasi oleh
indonesia.
proses pemidanaan terhadap HRS. Dalam hal ini yang harus di terapkan
dan di undangkan secara pasti karena mengatur secara jelas dan logis, dalam
50
artian tidak menimbulkan keragu-raguan (multi tafsir) dan logis. Jelas dalam
artian ia menjadi suatu sistem norma lain sehigga tidak berbenturan atau
mengetahui perbuatan apa saja yang boleh dan tidak boleh di lakukan dan
pemerintah karena dengan adanya aturan yang bersifat umum itu individu
dapat mengetahui apa saja yang boleh di benarkan atau dilakukan oleh
Norma adalah produk dari musyawarah dan perilaku manusia. Hukum yang
memuat aturan aturan umum, baik itu hubungan dengan teman sebaya
21
Ridwan syahrani, Rangkuman intisari ilmu ukum, penerbit citra adtiya
bakti,Bandung,1999,hlm 23.
22
Muhammad Maghfur Agung, http://jiss.publikasiindonesia.id/ di akses pada tgl 13 okt
2021
51
atau hal hal yang ditentukan (syarat). Hukum harus bersifat deterministik
dan adil. Tentunya ini adalah code of conduct dan code of fairness, karena
Hanya jika hukum ditegakkan secara adil dan pasti hukum dapat
menjalankan fungsinya.
merupakan bagian permanen dari hukum. Iya meyakini bahwa keadilan dan
demi keamanan dan ketertiban negara. Terakhir, hukum positif harus selalu
di perhatikan berdasarkan teori kepastian hukum dan nilai nilai yang harus
Seperti kasus yang di alami oleh HRS (Habib Riziq Sihab) yang
pemprov DKI Jakarta senilai 50 juta tersebut. Lain hal dengan kasus
baru baru ini di laksanakan, yang di selenggarakan oleh salah satu paslon
kemudian tidak adanya Tindakan secara tegas oleh pihak yang berwenang
tersebut untuk menolak UU Ciptaker yag telah di sahkan oleh DPR, dalam
kepastian hukum artinya semua orang itu harus sama di mata hukum dan
Covid 19
lapangan. Padahal, Polri perlu menyadari bahwa dari sisi internal, masih
terdapat keterbatasan (daya dukung) sumber daya Polri, seperti jumlah dan
sendiri.
menjadi prioritas bagi Polri mengingat dalam maklumat tersebut, Polri ingin
PSBB. Namun hal utama yang tidak bisa diabaikan adalah pandemi telah
yang tidak hanya terjadi sepanjang PSBB, melainkan selama masa pandemi.
membuat polri dalam penangan kasus PSBB tidak secara maksimal dalam
pendekatan hukum pidana sebagai efek jera. Hal tersebut dilakukan agar
kedaruratan Covid-19.
undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang
penegakan hukum yang tegas, konsisten dan terpadu. Saran peneliti ialah
diIndonesia.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
penjatuhan sanksi pidana pelanggar PSBB di rasa kurang tepat. Hal ini di
dasari pada hakikat dari sanksi pidana itu sendiri.diaman terdapat salah
satu asas dalam hukum pidana indonesia yang mengatakan bahwa hukum
dapat lebih dulu di selesaikan dengan jalur lain maka sebaiknya jalur iu
lapangan.
57
58
tersebut.
B. Saran
proses pelaksanaan tersebut tidak ada lagi yang merasa di rugikan dalam
massa penerapan PSBB ini, dan juga kepolisian harus mengikuti prosedur
A. Buku
Dwika, Keadilan dan Dimensi Sistem Hukum, (Bandung: Mitra Acana), 1997.
2008.
1995.
Bakti), 1999.
B. Peraturan Perundang-Undangan
Corona (Covid-19).
Pelanggar.
C. Sumber Lainnya
Kekerumunan, http://hukum.kompasiana.com
http://www.kompas.id
http://www/prudential.co.id
journal.uajy.ac.id.
Kekarantinaan Kesehatan.