Pada tahap demonstrasi kontekstual ini, Anda akan melaksanakan praktik segitiga restitusi terhadap satu
murid di sekolah Anda dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Bagian dasar dari segitiga bertujuan untuk mengubah identitas anak dari orang yang gagal karena
melakukan kesalahan menjadi orang yang sukses. Anak yang sedang mencari perhatian adalah anak yang
sedang mengalami kegagalan. Dia mencoba untuk memenuhi kebutuhan dasarnya namun ada benturan.
Kalau kita mengkritik dia, maka kita akan tetap membuatnya dalam posisi gagal. Kalau kita ingin ia menjadi
proaktif, maka kita harus meyakinkan si anak, dengan cara mengatakan kalimat-kalimat ini:
• Berbuat salah itu tidak apa-apa.
• Tidak ada manusia yang sempurna
• Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.
• Kita bisa menyelesaikan ini.
• Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak/Ibuingin mencari solusi dari permasalahan
ini.
• Kamu berhak merasa begitu.
• Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri?
Setiap tindakan kita dilakukan dengan suatu tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan dasar. Kalau kita
memahami kebutuhan dasar apa yang mendasari sebuah tindakan, kita akan bisa menemukan cara-cara
paling efektif untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Menurut Teori Kontrol semua tindakan manusia, baik atau buruk, pasti memiliki maksud/tujuan tertentu.
Seorang guru yang memahami teori kontrol pasti akan mengubah pandangannya dari teori stimulus
response ke cara berpikir proaktif yang mengenali tujuan dari setiap tindakan. Kita mungkin tidak suka
sikap seorang anak yang terus menerus merengek, tapi bila sikap itu mendapat perhatian kita, maka itu
telah memenuhi kebutuhan anak tersebut.
Kalimat-kalimat di bawah ini mungkin terdengar asing buat guru, namun bila dikatakan dengan nada tanpa
menghakimi akan memvalidasi kebutuhan mereka.
• “Padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini ya?”
• “Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal itu”
• “Kamu patut bangga pada dirimu sendiri karena kamu telah melindungisesuatu yang penting buatmu”.
• “Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi kamu harus menambahkan sikap yang baru.”
Biasanya guru menyuruh anak untuk menghentikan sikap yang tidak baik, tapi teori kontrol menyatakan
bahwa resep itu tidak manjur. Mungkin tindakan guru dengan memvalidasi sikap yang tidak baik seperti
bertentangan dengan aturan yang ada
Teori kontrol menyatakan bahwa kita pada dasarnya termotivasi secara internal. Ketika identitas sukses
telah tercapai (langkah 1) dan tingkah laku yang salah telah divalidasi (langkah 2), maka anak akan siap
untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya, dan berpindah menjadi orang yang dia inginkan.
Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini menghubungkan keyakinan anak dengan keyakinan kelas atau
keluarga.
• Apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga?
• Apa nilai-nilai umum yang kita telah sepakati?
• Apa bayangan kita tentang kelas yang ideal?
• Kamu mau jadi orang yang seperti apa?
Penting untuk menanyakan ke anak, kehidupan seperti apa nantinya yang mereka inginkan?
Apakah kamu ingin menjadi orang yang sukses, bertanggung jawab, atau bisa dipercaya?
Kebanyakan anak akan mengatakan “Iya,” Tapi mereka tidak tahu bagaimana caranya menjadi orang seperti
itu. Guru dapat membantu dengan bertanya, seperti apa jika mereka jadi orang seperti itu. ketika anak
sudah mendapat gambaran yang jelas tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, guru dapat
membantu anak-anak tetap fokus pada gambaran tersebut
Pada tugas kali ini CGP diminta untuk membuat 2 skenario praktik segitiga restitusi.
Skenario 1
Pada kesempatan kali ini saya akan mengangkat kasus pertengkaran 2 murid dimana hal itu dikarenakan
murid kelas 6 yang bernama Agnes Rizky Junaida membuang sepatu milik Dhesta ke tong sampah di
belakang sekolah. Hal itu membuat Dhesta marah dan menangis mencari sepatunya. Saya memutuskan
untuk melakukan segitiga restitusi terhadap Agnes Rizky Junaida dengan memintanya untuk menemui saya
setelah jam pelajaran berakhir .
Berikut skenario segitiga Restitusi terhadap Agnes Rizky Junaida.
Guru : Siti Asrofah
Murid : Agnes Rizky Junaida
Guru : “ Wajar saja kamu mempertahankan harga dirimu, untung kamu tidak bertindak gegabah
yang lebih dari itu .”
Agnes : “ Iya Bu , untung saya masih bersabar dan hanya membuang sepatunya di tong sampah
belakang, padahal sudah kesal banget tadi . ”
Guru : “ Iya , kamu memilih untuk bersabar, kamu tidak akan berbuat yang lebih parah lagi
bukan?”
Agnes : “ Tidak Bu .”
Guru : “Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi kamu harus menambahkan sikap yang baru.
Bagaimana perasaanmu saat melihat Dhesta menangis tadi, apakah bahagia”
Agnes : “ Ya tidaklah, Bu , saya memang salah membuang sepatu Dhesta. Sebenarnya saya juga
tidak mau seperti itu Bu. Tidak enak bertengkar dengan teman.”
Guru : “Nah, coba sekarang kita lihat lagi, tindakan kamu membuang sepatu Dhesta itu kira-kira
sesuai dengan keyakinan kelas atau prinsip kamu atau tidak ?”
Agnes : “ Nggaklah. Bu . Saya juga kasihan melihat teman saya menangis.”
Guru : “Jadi, kira-kira keyakinan atau prinsip mana yang tidak sesuai dengan tindakan kamu tadi ?”
Agnes : “ Sebenarnya saya sangat menghargai perasaan teman saya Bu, Cuma tadi mungkin karena
emosi jadi tidak bisa menunjukkan sikap itu Bu.”
Guru : “Kamu meyakini tidak, kalau menghargai orang lain itu penting buat kamu ? “
Agnes : “ Yakinlah Bu .”
Guru : “Iya, setuju sekali, kita memang perlu untuk saling menghargai , namun ada keyakinan yang
harus kita sepakati dan kita lakukan pada saat sedang marah, bukan ?“
Agnes : “ Hmmm.... yaa mungkin saya bisa lebih menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang
merugikan orang lain ya Bu .”
Guru : “Jadi, kira-kira kamu mau memperbaiki masalah ini tidak ?”
Agnes : “ Bersedia Bu .”
Guru : “Kalau kamu mau memperbaiki masalah ini kamu akan menjadi orang yang seperti apa kira-
kira ?”
Agnes : “ Hmmm.... mungkin saya akan jadi orang yang bertanggungjawab dan sabar kali ya Bu? “
Guru : “Yaa, menurut kamu bagaimana rasanya menjadi orang seperti itu ?”
Agnes : “ Ya pasti nyamanlah Bu, bangga bisa bertanggung jawab , bersabar dan menahan diri ,
pasti teman-teman akan semakin menyayangi aku nantinya. “
Guru : “Bagus sekali Agnes, yuk sekarang kita pikirkan bagaimana memperbaiki masalah ini?”
Agnes : “ Bagaimana kalau saya meminta maaf terlebih dahulu sama Dhesta Bu ? “
Skenario 2
Pada kesempatan kali ini saya akan mengangkat kasus pertengkaran 2 murid dimana hal itu dikarenakan
murid kelas 6 yang bernama Agnes Rizky Junaida membuang sepatu milik Dhesta ke tong sampah di
belakang sekolah. Hal itu membuat Dhesta marah dan menangis mencari sepatunya. Saya memutuskan
untuk melakukan segitiga restitusi terhadap Agnes Rizky Junaida dengan memintanya untuk menemui saya
setelah jam pelajaran berakhir .
Berikut skenario segitiga Restitusi terhadap Agnes Rizky Junaida.
Guru : Siti Asrofah
Murid : Agnes Rizky Junaida