Kelas D4-2A
Luthfi Aziz Habiburrahman
NIM
P21331122026
Dosen pengampu :
Siti Mutia Rahmawati, S.K.M., M.Si
Itulah visi misi yang kami bawa sebagai dasar pembentukan program
kerja BEM periode 2017/2018.
Jika ada yang ingin ditanyakan oleh rekan-rekan, bisa ditanyakan pada
sesi tanya jawab yang disediakan oleh moderator kegiatan ini.
Mungkin untuk sementara ini cukup. Terima kasih atas perhatiannya.
Sekian. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Contoh:
a. Contoh 1
Luthfi: Ham, kalau nanti kamu lulus, kamu akan melanjutkan sekolah ke
mana? Universitas atau Politeknik?
Ilham: Sepertinya di Universitas, fi. Tapi bukan di sini, melainkan di
kampung halamanku.
Luthfi: Loh, kok bisa?
Ilham: Setelah aku lulus SMA ini, aku diminta keluargaku untuk kembali
ke kampung. Karena sekarang nenek tinggal seorang diri dan kesepian
semenjak kakekku meninggal.
Luthfi: Yah, berarti besok lusa kita tidak bisa ketemu lagi dong.
Ilham: Iya, sih. Tapi kan kita masih bisa saling kontak via telepon.
Lagipula, nanti setiap libur semester aku akan ke sini dan menjengukmu.
b. Contoh 2
Sunan: Halo, Dhan, kamu ada di rumah?
Dhani: Iya, Nan. Kamu masih di perjalanan?
Sunan: Iya nih Dhan. Eh iya, rumahmu itu di sebelah mana sih? Aku
lupa.
Dhani: Kau sekarang posisinya ada di mana?
Sunan: Di pinggir jalan yang ada pohon mangganya.
Dhani: Oh di sana. Kamu tinggal lurus saja, kemudian belok ke kiri. Nah,
rumahku yang berwarna hijau tosca berlantai dua.
Sunan: Baiklah, terima kasih, Dhan. Aku akan segera ke sana.
Dhani: Sama-sama. Aku tunggu ya.
3. Komunikasi Transaksional
a. Contoh 1
Pembeli: "Bang, sayur bayamnya berapa ya?"
Penjual: "Satu ikat 10 ribu Bu. Mau beli berapa ikat bu?"
Pembeli: "Rencananya saya mau beli 3 ikat Bang. Harga apa gak bisa
kurang?"
Penjual: "Ibu mau minta berapa harganya?”
Pembeli: "20 ribu aja Bang untuk 3 ikatnya, gimana?"
Penjual: "Waduh, maaf untuk harga segitu kayaknya belum bisa. Saya
turunin dikit deh, bayar 27 ribu aja"
Pembeli: "Segitu aja ah Bang, 20 ribu aja"
Penjual: "Gini aja deh bu, tambahin aja lagi 5 ribu, nanti saya langsung
bungkuskan"
Pembeli: "Iya deh bang kalau gitu, jadi semuanya 25 ribu yah,
bungkuskan Bang"
Penjual: "Baik Bu"
b. Contoh 2
Dhani: “Eh Bel, besok film barunya Denzel Washington tayang perdana
tau.”
Belva: “Oh ya? Tayang di mana?”
Dhani: “Di bioskop XXI, besok siang sehabis kuliah nonton bareng
yuk?”
Belva: “Aduh, maaf Dhan, besok siang aku ada rapat himpunan”
Dhani: “Oh gitu, yaudah malam nya aja deh, nanti aku tungguin kamu
sampai selesai rapat.”
Belva: “Yakin kamu mau nungguin aku rapat?”
Dhani: “Iya, yakin. Aku lagi ga mau nonton sendiri nih.”
Belva: “Oke deh kalo gitu, sampai jumpa besok”
Dhani: “Oke, sampai jumpa.”
1. Model Aristoteles
a. Model ini menggambarkan proses komunikasi yang terdiri dari pembicara yang
mengirimkan suatu pesan kepada penerima. Melalui model ini dapat dilihat
struktur komunikasi yang didukung oleh tiga unsur dasar proses komunikasi, yaitu
pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar (listener).
b. Model komunikasi Aristoteles memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
i. Berpusat pada pengirim pesan.
ii. Khalayak bersifat pasif.
iii. Tidak terdapat konsep umpan balik.
iv. Komunikasi berlangsung satu arah.
2. Model Laswell
a. Model ini menggambarkan komunikasi dalam ungkapan who (siapa), says what
(mengatakan apa), in which channel (dengan media apa), to whom (kepada siapa),
with what effect (dengan efek apa).
c. Karakteristik:
i. Fokus pada encode dan decode.
ii. Komunikasi berlangsung satu arah.
iii. Tidak adanya konsep umpan balik.
iv. Penerima dan pengirim pesan memiliki kesamaan jika dilihat dari faktor
yang mempengaruhi keduanya.
5. Model Schramm
a. Model komunikasi Schramm dikenalkan oleh Wilbur Schramm yang
menggambarkan proses komunikasi berlangsung secara dua arah baik pengirim
pesan atau penerima pesan dapat berganti peran dalam mengirim dan menerima
pesan. Pesan ditransmisikan melalui proses encoding dan decoding yang saling
mempengaruhi satu sama lain. Interpreter berfungsi ganda sebagai pengirim dan
penerima pesan. Model ini kemudian menjadi referensi dasar tentang komunikasi
dua arah yang menyatakan bahwa komunikator juga berperan sebagai komunikan.
b. Karakteristik:
i. Fokus pada encode dan decode.
ii. Komunikasi berlangsung dua arah.
iii. Terdapat konsep umpan balik.
iv. Penerima dan pengirim pesan dapat bertukar peran dalam menyampaikan
dan menerima pesan.
v. Adanya konsep field of experience untuk membantu memahami proses
komunikasi.
6. Model Westclay dan Maclean
a. Model yang dikemukakan oleh Westlay dan Maclean ini merupakan model
antarpribadi dan model komunikasi massa. Bermula dari adanya sinyal atau
potensi pesan yang dilambangkan dengan X. Pesan tersebut bisa berupa visual
(X1), atau audio (X2), atau gabungan audio visual yang dilambangkan dengan
(X3). Dalam model Westley dan Maclean ini terdapat lima unsur, yaitu: objek,
orientasi, pesan, sumber, penerima, dan umpan balik. Westley dan Maclean
menambahkan suatu unsur lain, yaitu gatekeeper, yang menerima pesan dari
sumber media massa.
8. Model Barnlund
a. Model komunikasi Barnlund dikenal dengan nama Model Komunikasi
Transaksional Barnlund. Model komunikasi transaksional Barnlund
menggambarkan proses komunikasi yang berlangsung secara berkesinambungan
dimana pengirim dan penerima saling bertukar peran dan bertukar tempat secara
seimbang.
b. Individu yang diajak berkomunikasi dengan individu lainnya kemudian akan
melakukan proses berpikir untuk mencerna informasi yang diberikan oleh
individu lain. Seperti halnya pada model komunikasi lain, bentuk informasi itu
tidak hanya sebatas verbal melainkan juga nonverbal.