Anda di halaman 1dari 26

Orgam-organ yang Terlibat dalam Sistem Urinaria

Javier Immanuel – 102018112

Skenario 4

Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. 021-56942061

Email ; javier.2018fk112@civitas.ukrida.ac.id

Abstark

Sistem kemih adalah sistem dalam tubuh manusia yang berperan dalam menjaga keseimbangan
homeostasis tubuh. Fungsi utamanya dalam tubuh adalah untuk mengekskresikan zat-zat sisa
hasil metabolisme dan benda asing dari tubuh. Sistem urinaria melibatkan beberapa organ-organ,
yaitu sepasang ginjal, sepasang ureter,kandung kemih, dan uretra. Dipelajari anatomi dari organ
dalam sistem tersebut dari aspek topografi, kelenjar getah bening, vaskularisasi, dan inervasinya.
Disertai juga dengan fungsi fisiologisnya.

Kata Kunci : Sistem Urinaria, Fisiologi Ginjal, Batu Ureter

Abstark

The urinary system is a system in the human body that plays a role in maintaining the balance of
the body's homeostasis. Its main function in the body is to excrete metabolic wastes and foreign
matter from the body. The urinary system involves several organs, namely a pair of kidneys, a
pair of ureters, bladder, and urethra. Learned the anatomy of the organs in the system from
aspects of topography, lymph nodes, vascularization, and their inervations. Also accompanied by
it’s physiological functions.

Keywords: Urinary System, Kidney Physiology, Ureter Stones


Pendahuluan

Manusia memiliki berbagai macam sistem di dalam tubuh yang membantu dalam kelangsungan
hidupnya. Salah satu sistem tersebut yaitu sistem urinaria. Sistem kemih adalah sistem dalam
tubuh manusia yang berperan dalam menjaga keseimbangan homeostasis tubuh. Fungsi
utamanya dalam tubuh adalah untuk mengekskresikan zat-zat sisa hasil metabolisme dan benda
asing dari tubuh.

Sistem urinaria melibatkan beberapa organ-organ tubuh yang memproduksi hasil yang disebut
urin dan mengeluarkannya dari tubuh. Organ-organ yang terlibat dalam sistem kemih adalah
sepasang ginjal, sepasang ureter,kandung kemih, dan uretra. Oleh karena itu, akan dibahas suatu
masalah yang terkait dengan sistem ini, berbunyi “Seorang laki-laki usia 40 th, dibawa ke UGD
karena nyeri yang tak tertahan sekitar pinggang kanan yang menjalar sampai ke lipat paha kanan.
Setelah dilakukan pemeriksaan,dokter menyatakan lakilaki tersebut menderita batu ureter. ”

Ginjal

Ginjal adalah sepasang organ berbentuk kacang mede yang terletak di retroperitoneal, pada
dinding abdomen posterior, satu pada setiap sisi columna vertebralis setinggi T12-L3. Ginjal
kanan terletak lebih inferior dibandingkan ginjal kiri karena adanya hepar yang menempati ruang
di superior ginjal. Ginjal orang dewasa berwarna cokelat dengan ukuran panjang sekitar 10 cm,
lebar 5 cm, dan tebal 2,5 cm. Ren berhubungan dengan diafragma pada superiornya,
memisahkannya dari cavitas pleuralis dan pasangan ke-12 costa. Pada inferior ginjal, permukan
posteriornya berhubungan dengan m. quadratus lumborum. Nervus dan pembuluh darah costalis
serta nervi ilioinguinalis dan iliohypogastricus turun secra diagonal menyilang posterior ginjal.
Hepar, duodenum, dan colon ascendens di sebelah anterior ginjal kanan. Ginjal kanan dipisahkan
dari hepar oleh recessus hepatorenalis. Ginjal kiri berhubungan dengan gaster, lien, pankreas,
jejenum, dan colon descendens.1
Gambar : Ginjal dan Organ sekitar1

Anatomi Externa Ginjal

Pada batas medial konkaf setiap ginjal terdapat cekungan, hilum ginjal, melaluinya ureter
muncul dari ginjal bersama dengan pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf. Ginjal dilapisi
oleh tiga lapisan jaringan. Lapisan dalam, kapsul ginjal, yang berfungsi sebagai sawar terhadap
trauma dan mempertahankan bentuk ginjal. Lapisan tengah, kapsul adiposa, fungsinya sama
dengan kapsul ginjal di dalam rongga abdomen. Lapisan superficial, fasia renalis, adalah lapisan
yang melekatkan ginjal pada struktur sekitar dan pada dinding abdomen. Pada permukaan
anterior ginjal, fasia renalis masuk ke dalam peritoneum.2
Anatomi Internal Ginjal

Pada pandangan sagital ginjal bagian dalam, memperlihatkan dua regio berbeda : korteks ginjal
dan medula ginjal. Medula ginjal terdiri dari beberapa piramid ginjal. Bagian basal masing-
masing piramid menghadap korteks ginjal, dan apeksnya yaitu papila ginjal, menunjuk ke hilus
ginjal. Korteks ginjal adalah daerah berstruktur halus dan terbagi menjadi 2 zona, zona korteks
pada bagian luar dan zona juktamedula pada bagian dalam. Bagian-bagian korteks yang menjalar
di antara piramid ginjal disebut kolumna renalis. Lobus ginjal terdiri dari piramid ginjal, korteks
ginjal di atasnya, dan setengah dari kolumna renalis di sampingnya.2

Korteks ginjal dan piramid ginjal pada medula ginjal bersama-sama membentuk bagian
fungsional ginjal yanng terdiri dari unit-unit fungsional ginjal- sekitar 1 juta struktur
mikroskopik, yang dinamai nefron. Filtrat yang terbentuk oleh nefron mengalir ke duktur
papilaris besarmenuju kaliks minor dan major. Dari kaliks major, urine mengalir ke pelvis ginjal
lalu keluar melalui ureter menuju vesica urinari.4

Hilum ginjal mengembang ke suatu ruang di dalam ginjal, disebut sinus renalis yang diisi pelvis
renalis, kaliks, dan pembuluh darah dan saraf ginjal.1

Gambar Anatomi Externa dan Interna Ginjal1


Vaskularisasi Ginjal

Pendarahan ginjal terdiri dari Arteri dan Vena Renalis. Di dalam ginjal, arteri renalis bercabang-
cabang menjadi arteri segmental yang mendarahi segmen ginjal yang berbeda-beda. Setiap arteri
segmental bercabang lagi masuk ke parenkem berjalan melalui kolumna renalis di antara
piramid-piramid ginjal sebagai arteri interlobaris. Di bagian basal piramid ginjal, arteri
interlobaris melengkung antara medula dan korteks ginjal: bagian ini dikenal sebagai arteri
arkuata. Percangan arteri arkuata menghasilkan serangkaian arteri interlobularis. Arteri
interlobularis masuk ke korteks ginjal dan bercabang-cabang menjadi arteriol aferen.2

Masing-masing nefron menerima satu arteriol aferen, yang membelah membentuk


glomerolus. Kapiler glomerolus kemudian menyatu kembali membentuk arteriol eferen yang
mengangkut darah keluar dari glomerolus. Arteriol eferen membelah membentuk kapiler
peritubulus, yang mengelilingi bagian tubulus nefron di korteks ginjal. Dari arteriol eferen
menjulur ke kapiler-kapiler berbentuk lengkung yang disebut vasa rekta yang mendarahi tubulus
nefron medula ginjal.2

Kapiler-kapiler peritubulus akhirnya menyatu kembali untuk membentuk venula peritubulus lalu
vena interlobularis, yang juga menerima darah dari vasa rekta. Darah keudian mengalir melalui
vena arkuata ke vena interlobaris yang berjalan di antara piramid-piramid ginjal. Darah
meninggalkan ginjal melalui satu vena renalis yang keluar di hilus ginjal dan mengangkut darah
vena ke vena kava inferior.2
Gambar : Vaskularisasi Ginjal1

Inervasi Ginjal

Persarafan ginjal berasal dari plexus renalis dan terdiri dari serat simpatis dan parasimpatis.
Plexus renalis dipersarafi oleh serat-serat dari nervus sphalnicus abdominopelvicus. Sebagian
besar saraf ginjal adalah vasomotor yang mengatur aliran darah melalui ginjal yang
menyebabkan vasodilatasi/vasokonstriksi arteriol-arteriol ginjal.1,3

Pembuluh Limfatik Ginjal

Pemebuluh limfatik ginjal membentuk tiga plexus : satu pada substansi ginjal, satu di bawah
kapsula ginjal, dan satu di lemak perirenal. Empat atau lima trunkus lympaticus meninggalkan
hilum ginjal dan disatukan oleh pembuluh-pembuluh dari kapsula. Pembuluh limfatik mengikuti
vena renalis ke nodi lumbales.1

Ureter

Ureter merupakan saluran muskular yang terbentang dari ren ke facies posterior vesica urinaria
Setiap ureter mempunyai panjang sekitar 25-30 cm. Ureter mempunyai tiga penyempitan
sepanjang perjalanannya, yaitu: Di tempat pelvis renalis berhubungan dengan ureter (uretero-
pelvic junction), di tempat penyilangan ureter dengan vassa iliaca (flexura marginalis), dan di
tempat ureter menembus dinding vesica urinaria.

Pada ujung atasnya, ureter melebar membentuk corong disebut pelvis renalis. Bagian ini terletak
di dalam hilus renalis dan menerima calices renales majores. Ureter keluar dari hilus renalis dan
berjalan vertikal ke bawah di belakang peritoneum parietale (melekat padanya) pada musculus
psoas, yang memisahkanlya dari ujung processus transversus vertebrae lumbalis. Ureter masuk
ke pelvis dengan menyilang bifurcatio arteria iliaca communis di depan articulatio sacroiliaca,
kemudian ureter berjalan ke bawah pada dinding lateral pelvis menuju ke daerah spina ishiadica
dan berbelok ke depan unfuk masuk ke angulus lateralis vesica urinaria. Batas-batas ureter di
dalam abdomen ureter dexter, ke anterior terdapat Duodenum, pars terminalis ileum, vasa colica
dextra dan vasa ileocolica, vasa testicularis dextra atau vasa ovarica dextra, dan radix mesenterii
intestinum tenue. Ke posterior: musculus psoas dextra, yang memisahkan ureter dari processus
transversus vertebrae lumbalis, dan bifurcatio arteria iliaca communis. Batas- ureter di dalam
abdomen ureter sinister, ke anterior terdapat colon sigmoideum dan mesocolon sigmoideum,
vasa colica sinistra, dan vasa testicularis sinistra atau vasa ovarica sinistra. Ke Posterior:
musculus psoas sinistra yang memisahkan ureter dari processus transversus vertebrae lumbalis,
dan bifurcatio arteria iliaca communis. Masing-masing ureter berjalan turun di dinding lateral
pelvis ke regio spina ischiadica dan membelok ke depan untuk masuk ke angulus lateraiis vesica
urinaria.1
Gambar : Ureter1

Vaskularisasi Ureter

Arteri yang mendarahi ureter adalah sebagai berikut:Ujung atas diperdarahi oleh arteria renalis,
pada bagian tengah diperdarahi oleh arteria testicularis atau arteria ovarica. Dan ujung bawah
oleh arteria vesicalis superior. Darah vena dialirkan ke dalam vena yang sesuai dengan
arterinya.1

Inervasi Ureter

Persarafan ureter berupa, Plexus renalis, testicularis (atau ovaricus), dan plexus hypogastricus
(di dalam pelvis). Serabut-serabut aferen berjalan bersama dengan saraf simpatik dan masuk
medulla spinalis setinggi segmen lumbalis I dan II.1

Pembuluh Limfatik Ureter


Pembuluh limfatik mengalir dari superior ke inferior menuju nodi lymfatici communes (pars
abdominalis) dan lumbalis sera nodi lymfatici interni dan externi (pars pelvica).1

Vesica urinaria

Vesica urinaria terletak tepat dibelakang os pubisdi dalam rongga pelvis. Pada orang dewasa,
kapasitas maksimum vesica urinaria sekitar 500 ml. Vesica urinaria mempunyai dinding otot
yang kuat. Bentuk dan batas-batasnya sangat bervariasi sesuai dengan jumlah urin yang
dikandungnya. Vesica urinaria yang kosong pada orang dewasa terletak seluruhnya di dalam
pelvis, waktu terisi, dinding atasnya terangkat sampai masuk regio hypogastrica. Pada anak kecil,
vesica urinaria yang kosong menonjol di atas pintu atas panggul; kemudian bila rongga pelvis
membesar, vesica urinaria terbenam ke dalam pelvis untuk menempati posisi seperti pada orang
dewasa.Vesica urinaria yang kosong berbentuk pyramid, mempunyai apex, basis, sebuah facies
superior dan dua buah facies inferolateralis, serta mempunyai collum. Apex vesicae urinariae
mengarah ke depan dan terletak di belakang pinggir atas symphisis pubis. Apex vesicae
dihubungkan dengan umbilicus oleh ligamentum umbilicale medianum (sisa urachus). Basis,
atau facies posterior vesicae, menghadap ke posterior dan berbentuk segitiga. Pada laki-laki,
kedua ductus deferens terletak berdampingan di facies posterior vesicae dan memisahkan
vesicula seminalis satu dengan yang lain. Bagian atas facies posterior vesicae diliputi
peritoneum, yang membenfuk dinding anterior excavatio rectovesicalis. Bagian bawah facies
posterior dipisahkan dari rectum oleh ductus deferens, vesicula seminalis, dan fascia
rectovesicalis. Pada perempuan, uterus dan vagina terletak berhadapan dengan facies posterior.
Facies superior vesicae diliputi peritoneum dan berbatasan dengan lengkung ileum atau colon
sigmoideum. Sepanjang pinggir lateral permukaan ini, peritoneum melipat ke dinding lateral
pelvis. Facies inferolateralis di depan berbatasan dengan bantalan lemak retropubis dan os pubis.
Lebih ke posterior, di atas berbatasan dengan musculus obturator intemus dan di bawah dengan
musculus levator ani. Collum vesicae terletak di inferior dan pada laki-laki terletak pada
permukaan atas prostat. Collum vesicae dipertahankan pada tempatnya oleh ligamentum
puboprostaticum pada laki-laki dan ligamentum pubovesicale pada perempuan. Kedua
ligamentum ini merupakan penebalan dari fascia pelvis.1
Gambar : Vesica Urinari Laki-Laki1

Gambar : Vesica Urinari Perempuan1

Vaskularisasi Vesica Urinaria


Arteri utama yang memperdarahi Vesica urinaria adalah cabang arteri Iliaca interna. Arteri
vesicalis superior memperdarahi bagian anterosuperior vesica. Pada laki-laki, arteria vesicalis
inferior memperdarahi fundus dan collum vesicae. Pada perempuan, arteria vaginales inferior
dan memperdarahi bagian posteroinferior vesica urinaria, mengganti arteria vesicalis inferior.1

Gambar : Arteri Vesica Urinari Laki-laki (A) dan Perempuan (B) 1

Pembuluh balik pada laki-laki, diawali oleh plexus venosus vesicalis yang berlanjut dengan
plexus venosus prostaticus dan gabungan kompleks plexus melapisi fundus vesicae dan prostat,
glandula seminalis, ductus deferens, dan ujung inferior ureter. Plexus tersebut juga menerima
darah dari vena dorsalis penis profunda, yang bermuara ke dalam plexus venosus prostaticus.
Plexus venosus vesicales merupakan bagian kompleks plexus sebagian besar secara langsung
berhubungan dengan vesica urinaria sendiri. Plexus terurama bermuara melalui vena vesicalis
inferior ke dalam vena iliaca interna; namun, dapat bermuara melalui vena sacralis ke dalam
plexus venosus vertebralis interna. Pada perempuan, melapis pars pelvica urethra dan collum
vesicae, menerima darah dari vena dorsalis clitoridis, dan berhubungan dengan plexus venosus
vaginalis dan uterovaginalis.1

Gambar : Pembuluh Balik Vesica Urinari Laki-laki (C) dan Perempuan (B) 1

Inervasi Vesica Urinaria

Serat simpatis dibawa dari medulla spinalis setinggi Lumbalis dan throsica inferior ke plexus
vesicalis terutama melalui plexus dan nervus hypogastricus. Untuk serap parasimpatis dibawa
dari medulla spinalis setinggi sacralis dibawa oleh nervus splanchnicus pelvicus dan plexus
hypogastricus inferior.1

Pembuluh Limfatik Vesica Urinari

Pembuluh limfatik superolateral vesica urinari, mengalir ke nodi lymfatici iliaca externi, untuk
bagian collum dun fundusnya mengalir ke nodi lymfatici iliaca externi interni. Sebagian pembuluh
limfatik dari collum vesica urinari bermuara di nodi lymfatici iliaca communes atau sacrales.1
Struktur Mikroskopik Ginjal

Nefron

Nefron adalah satuan fungsional ginjal yang terdiri dari dua bagian : korpuskulum ginjal, tempat
penyaringan plasma darah, dan tubulus ginjal yang ke dalamnya menyalirkan cairan terfiltrasi.
Dua komponen korpuskulum ginjal adalah glomerulus dan kapsul glomerulus. Plasma darah
difiltrasi di kapsul glomerulus, lalu cairan filtrasi mengalir secara urutan ke dalam tiga bagian
utama tubulus ginjal, yaitu tubulus kontortus proksimalis (TKP), ansa Henle, dan tubulus
kontortus distalis (TKD).2,4

Tubulus kontortus distalis dari beberapa nefron mengalirkan cairannya menuju ke satu duktus
koligens. Duktus koligens kemudian bersatu dan mengarah ke beberapa ratus duktus papilaris
besar yang bermuara ke dalam kaliks minor. Duktus koligen dan papilaris terbentang dari korteks
ginjal melalui medula ginjal ke pelvis ginjal. 2,4

Pada setiap nefron, ansa Henle menghubungkan tubulus kontortus proksimalis dan distalis.
Bagian pertama ansa Henle yang masuk ke medula ginjal dan berhubungan dengan TKP dinamai
pars desendens ansa Henle. Bagian tersebut membelok taham dan kembali ke korteks ginjal
disebut pars asendens ansa Henle. Sekitr 80-85% nefron adalah nefron korteks. Korpuskulum
ginjal nefron-nefron ini terletak di bagian luar korteks ginjal, dan memiliki ansa Henle pendek
yang terutama terletak di korteks dan sedikit menembus bagian luar medula ginjal. Ansa Henle
pendek ini menerima pasokan darah dari kapiler peritubulus yang berasal dari arteriol eferen.
Sisa 15-20% nefron lainnya adalah nefron jukstaglonedula. Korpuskulum ginjalnya terletak jauh
di dalam korteks, dekat dengan medula, dan memeiliki ansa Henle panjang yang menjulur
menuju medula yang dalam. Ansa Henle panjang mendapat pendarahhan dari kapiler peritubulus
dan dari vasa rekta yang berasal dari arteriol eferen. Selain itu, pars asendens ansa Henle nefron
juktamedula terdiri dari dua bagian : pars asendens tipis diikuti oleh pars asendens tebal. Lumen
pada pars asendens tipis sama seperti di tubulus ginjal; hanya epitelnya yang lebih tipis. Nefron
dengan ansa Henle panjang memungkin ginjal untuk mengekskresikan urine yang sangat encer /
sangat pekat.2,4
Berikut adalah beberapa komponen penting dalam struktur mikroskopik ginjal :

1. Glomerulus
Glomerulus merupakan massa kapiler yang berbelit-belit terdapat sepanjang perjalanan
arteriol, dengan sebuah arteriol aferen (lebih besar) memasuki glomerulus dan sebuah arteriol
eferen (lebih kecil) meninggalkan glomerulus. Lapisan dalam kapsul terdiri atas sel epithelial
kompleks yang disebut podosit yang menutupi tiap kapiler, membentuk celah-celah filtrasi di
antara tonjolan yang saling selisip yang disebut pedikel.5,6

Gambar : Glomerulus
Sumber : https://ohiostate.pressbooks.pub/vethisto/chapter/11-the-glomerulus/
Kapiler glomerulus dikelilingi oleh ruang kapsular yang ditutupi oleh oleh sel parietal gepeng
yaitu kapsula bowman. Di sekitar korpuskel dapat kita temukan makula densa nefron, dan
potongan-potongan tubulus kontortus proksimal maupun tubulus kontortus distal. Gambar 3
2. Tubulus Kontortus Proksimal
Pada ujung kapsula bowman epitel selapis gepeng lapisan parietal kapsul akan berganti
menjadi selapis kuboid pada tubulus kontortus proksimal. Tubulus ini berkelok dan panjang
serta memenuhi sebagian besar korteks. Tubulus ini memiliki fungsi reabsorpsi dan sekresi.
Sel-sel pada tubulus proksimal memiliki inti di pusat dan sitoplasma yang asidofilik karena
banyak terdapat mitokondria. Pada apeks sel terdapat banyak terdapat mikrovili panjang yang
membetuk brush border menonjol ke dalam lumen, berfungsi untuk memudahkan reabsorpsi.5
Gambar : Tubulus Kontortus Proksimal dan Tubulus Kontortus Distal
Sumber : http://medcell.med.yale.edu/systems_cell_biology/urinary_system_lab.php
3. Ansa Henle
Berlanjut ke arah medulla ginjal tubulus kontortus proksimal akan berganti menjadi ansa
henle. Ansa henle merupakan bangunan berbentuk U dengan segmen desedens tipis dan
segmen asendens tipis, keduanya tersusun atas epitel selapis gepeng. Ansa henle berperan
pasif dalam mentraspor molekul. Segmen asendens tebal akan terbentuk ketika sudah ingin
mencapai area korteks yaitu berlanjut menjadi tubulus kontortus distal. Ansa henle bekerja
sama dengan jaringan ikat interstitial disekitarnya dalam menyesuaikan kandungan garam
filtrate lebih lanjut.5,7
Gambar : Ansa Henle
Sumber : http://medcell.med.yale.edu/systems_cell_biology/urinary_system_lab.php

4. Tubulus Kontortus Distal


Setelah memasuki area korteks segmen asendens akan berganti menjadi tubulus kontortus
distalis yang berkelok. Pada TKD reabsorpsi tubular berlangsung lebih sedikit. Sel selapis
kuboid tubulus distalis lebih kecil dibanding TKP, tidak terdapat brush border dan lumen
lebih kosong. Tubulus kontortus distal bertanggung jawab dalam melakukan reabsorpsi
elektrolit.5,6
5. Duktus Koligens
Pada bagian akhir setiap nefron akan terbentu tubulus penghubung yang berfungsi untuk
membawa filtrate ke dalam sistem pengumpul yang berujung pada kaliks minor. Sebuah
tubulus penghubung meluas dari setiap nefron dan beberapa bergabung dalam medullary ray
membentuk duktus koligens yang memiliki epitel selapis kuboid. Di dalam medulla, tubulus
koligens akan saling bergabung dan membentuk duktus koligens yang lebih besar serta lebih
lurus dan berbentuk silindris. Ketika sampai ke kaliks minor terbentuklah duktus koligens
yang saling bergabung dan akan menjadi duktus papilaris yang akan langsung mengalirkan
urine ke kaliks minor. Tubulus dan duktus koligens tesusun atas sel-sel principal yang pucat,
dengan sedikit organel, mikrovili yang tersusun renggang, dan batas sel yang sangat jelas.
Gambar : Duktus Koligens
Sumber : http://medcell.med.yale.edu/systems_cell_biology/urinary_system_lab.php
6. Ureter
Ureter merupakan saluran penyambung antara ginjal dengan vesica urinaria, memiliki dinding
yang serupa dengan dinding kaliks dan pelvis renalis, tersusun atas lapisan mukosa (terdapat
epitel transisional dan lamina propria), muskularis, dan adventisia. Dinding ini akan
mengalami penebalan saat mendekati vesica urinaria. Sel-sel epitel dalam ureter tersusun atas
satu lapis sel basal, daerah intermediet yang mengandung satu atau beberapa lapis sel kuboid
atau silindris rendah, dan satu lapis superficial sel payung elips atau bulbosa. Ureter memiliki
lapisan muskularis yang tebal sehingga mampu mendorong urine ke arah kandung kemih.5,6
Gambar : Ureter
Sumber : http://medcell.med.yale.edu/systems_cell_biology/urinary_system_lab.php
7. Vesica Urinaria
Pada leher kandung kemih menampakan empat lapisan, yaitu mukosa dengan urotelium dan
lamina propria, submukosa tipis, lapisan otot polos dalam, tengah, dan luar, serta tunika
adventisia. Lamina propria dan jaringan ikat tidak teratur dalam kandung kemih banyak
mengandung pembuluh darah. Lapisan muskularisnya terdiri atas tiga lapisan berbatas tidak
jelas yang disebut sebagai otot detrusor yang akan mengalami kontraksi ketika akan
mengosongkan kandung kemih. Semua saluran kemh dilapisi oleh tunika adventisia, kecuali
bagian atas kandung kemih yang dilapisi peritoneum serosa.5,6
Gambar : Vesica Urinaria
Sumber : http://medcell.med.yale.edu/systems_cell_biology/urinary_system_lab.php

Proses Pembuatan Urin

Urin merupakan hasil filtrasi plasma darah sebagai hasil buangan yang sudah tidak
digunakan/diperlukan lagi oleh tubuh.3 Pembentukan urine secara garis besar, proses
pembentukan urine terdiri atas proses filtrasi, reabsorbsi, serta sekresi. Proses filtrasi merupakan
penyaringan plasma darah oleh glomerulus yang akan menghasilkan urin primer. Selanjutnya
akan masuk kedalam tubulus proximal dan dilanjutkan tubulus distal untuk melakukan proses
reabsorpsi. Kemudian dilanjutkan ke tubulus distal untuk ditambahkan zat sisa seperti urea yang
kemudian akan dibuang.3

1. Proses Filtrasi
Dinding kapiler glomerulus terdapat pori-pori besar yang lebih permiabel
dibandingkan dengan kapiler lainnya. Dikatakan bahwa kapiler glomerulus lebih
permiabel terhadap air 100x lebih besar daripada kapiler bagian tubuh lainnya. Pada
dasarnya proses filtrasi tidak memperbolehkan adanya protein. Akan tetapi, protein yang
memiliki molekul yang kecil seperti albumin bisa saja masuk dalam proses filtrasi
walaupun protein albumin memiliki muatan negative yang sebenarny akan tolak menolak
dengan dinding kapiler glomerulus yang juga bermuatan negative.3
Proses filtrasi terjadi karena adanya tekanan darah kapiler glomerulus yang sebagai
gaya utama yang menginduksi terjadi proses filtrasi. Gaya ini memungkinkan untuk
mendorong plasma agar masuk ke glomerulus. Akan tetapi terdapat juga gaya-gaya yang
akan melawan filtrasi. Gaya-gaya yang berperan dalam terjadi proses filtrasi dibagi
menjadi 3 yaitu Tekanan darah kapiler glomerulus, tekanan onkotik protein plasma, dan
tekanan hidrostatik kapsula bowman.3
Tekanan darah kapiler glomerulus adalah tekanan gaya hidrostatik yang ditimbulkan
darah di dalam kapiler glomerulus. Tekana darah kapiler glomerulus rata-rata adalah
55mmHg,yang lebih besar daripada tekanan di kapiler lainnya. Penyebab tingginya
tekanan ini karena diameter arteriol aferen lebih besar daripada arteriol eferen. Karena
darah dapat lebih cepat masuk ke glomerulus melalui arteriol aferen yang lebar daripada
arteriol eferen yang sempit, tekanan darah kapiler glomerulus tetap tinggi dikarenakan
terbendungnya darah di kapiler glomerulus. Tekanan darah yang tinggi ini menyebabkan
terjadi filtrasi glomerulus dan mendorong cairan keluar glomerulus menuju kapsula
bowman.3
Tekanan onkotik protein plasma ditimbulkan oleh distribusi tak-seimbang protein-
protein plasma di kedua sisi membran glomerulus. Karena tidak dapat difiltrasi, protein
plasma terdapat di kapiler glomerulus tetapi tidak di kapsula Bowman. Karena itu,
konsentrasi H2O lebih tinggi di kapsula Bowman daripada di kapiler glomerulus.
Kecenderungan H20 untuk berpindah melalui osmosis menuruni gradien konsentrasinya
sendiri dari kapsula Bowman ke dalam glomerulus melawan filtrasi glomerulus. Gaya
osmotik yang melawan ini memiliki rerata 30 mmHg, yang sedikit lebih tinggi daripada
di kapiler lain. Tekanan ini lebih tinggi karena H2O yang difiltrasi keluar darah
glomerulus jauh lebih banyak sehingga konsentrasi protein plasma lebih tinggi daripada
di tempat lain.3
Tekanan hidrostatik kapsula bowman, tekanan ini ditimbulakn oleh cairan yang
berada pada awal tubulus. Tekanannya kira-kira sebesar 15mm Hg. Tekanan ini
cenderung mendorong caitan keluar dari kapsula bowman dan melawan filtrasi cairan
dari glomerulus menuju kapsula bowman. Akan tetapi proses filtrasi tetap berjalan karena
tekanan darah kapiler glomerulus sebesar 55mmHg dan tekanan lawannya yang berasal
dari tekanan onkotik pretin plasma sebesar 30mmHg kemudian tekanan hidrostatik
kapsula bowman sebesar 15mmHg menghasilkan tekanan netto positif 10mmHg yang
membuat proses filtrasi tetap berjalan.3
Plasma darah yang berhasil difiltrasi kemudian akan masuk kedalam kapsula
bowman. Pada tahap ini terbentuklah urin primer yang masih mengandung zat-zat yang
dibutuhkan tubuh. Selanjutnya akan akan memasuki tahap reabsorpsi oleh tubulus yang
terdapat pada ginjal.3

2. Proses reabsorpsi
Reabsorbsi tubulus adalah proses yang sangat selektif. Semua konstituen kecuali
protein plasma memiliki konsentrasi yang sama di filtrat glomerulus dan di plasma. Pada
sebagian kasus, jumlah setiap bahan yang diserap adalah jumlah yang diperlukan untuk
mempertahankan komposisi dan volume lingkungan cairan internal yang sesuai. Karena
itu hanya sedikit konstituen plasma yang terfiltrasi dan bermanfaat bagi tubuh terdapat di
urin karena sebagian besar telah direabsorbsi dan dikembalikan ke darah. Hanya bahan
esensial yang berlebihan yang diekskresikan di urin. Sebaliknya, sebagian produk sisa
yang terfiltrasi terdapat di urin. Bahan sisa ini, yang tidak bermanfaat, sama sekali tidak
direabsorbsi. Zat-zat ini menetap di tubulus untuk dikeluarkan di urin. Sewaktu H2O dan
bahan penting lain direabsorbsi, produk-produk sisa yang tertinggal di cairan tubulus
menjadi sangat pekat.3
Pada dasarnya reabsorpsi tubulus terjadi di tubulus proximal, ansa henle, dan tubulus
distal. Ketiga tubulus ini berperan penting dalam proses reabsorpsi. Zat-zat yang
direabsorpsi pun berbeda-beda pasa tiap tubulus karena memiliki kemampuan reabsorpsi
yang berbeda-beda. Setelah urin primer, hasil filtrasi glomerulus terbentuk urin primer
yang merupakan plasma darah yang terfiltrasi tanpa adanya protein (protein free).3
Pada tubulus proximal, terjadi reabsorpsi secara obligat (yang wajib) kurang lebih
65% dari plasma yang melewati tubulus proximal. Disini terjadi reabsorpsi glukosa
100%. Akan tetapi ginjal memiliki batasan reabsorpsi glukosa sebanyak 300mg/100ml.
Ketika melewati batas itu, maka glukosa yang ada akan dibuang melalui urin. Hal ini
dapat diindikasikan bahwa seseorang terkena diabetes. Selanjutnya zat yang akan
direabsorpsi adalah urea sebanyak 50% sisanya sebanyak 50% lagi akan dibuang melalui
urin. Pada tubulus proximal juga terjadi reabsorpsi natrium sebanyak 67%. Air juga akan
direabsorpsi sebanyak 65% pada tubulus proximal.3
Pada ansa henle dibagi menjadi 2 bagian yaitu anse henle pars descenden dan ansa
henle pars ascenden. Ansa henle pars descenden lebih permiabel terhadap air dan
impermiabel terhadap bahan seperti Natrium. Reabsorpsi air terjadi di ansa henle pars
descenden sebanyak 15%.Sebaliknya, pada ansa henle pars ascenden lebih permiabel
terhadap natrium dan kalum, dan impermiabel terhadap air. Natrium direabsoprsi
sebanyak 25% pada ansa henle pars ascenden. Natrium direabsorpsi dan klorida akan
mengikuti dan juga air.3
Pada tubulus distal terjadi reabsorpsi secara fakultatif (yang dibutuhkan). Disini
terjadi reabsorpsi natrium sebanyak kurang lebih 7-8%. Pada tubulus distal terdapat
aldosterone yang dapat meningkatkan reabsorpsi natrium dan menurunkan reabsorpsi
kalium. Pada tubulus distal kadar urea 2x lebih banyak dibandingkan tubulus proximal.
Selanjutnya akan diteruskan ke ductus koligens. Pada tubulus kolegens air kembali
direabsoprsi sebanyak 19%. Pada saat ini reabsorpsi air sudah sebanyak 99% yang
sisanya sebanyak 1% akan dibuang melalui urin. Pada ductus koligens terjadi daur ulang
urea yang diperankan oleh ADH. Daur ulang urea ini membuat air dapat direabsorpsi
kembali dalam ductus koligens yang berdasarkan rerata 19%. Fungsi dari ADH ini adalah
meningkatkan volume cairan tubuh dan menurunkan osmolaritas osmolaritas cairan
tubuh. Cara kerja dari ADH adalah dengan meningkatkan permeabilitas ductus koligens
terhadap urea yang akan meningkatkan reabsorpsi air.3

3. Proses sekresi
Sekresi H+ ginjal sangat penting dalam mengatur keseimbangan asam-basa di tubuh.
Ion hidrogen yang disekresikan ke dalam cairan tubulus dieliminasi dari tubuh melalui
urin. Ion hidrogen dapat disekresikan oleh tubulus proksimal, distal, atau koligentes,
dengan tingkat sekresi H+ bergantung pada keasaman cairan tubuh. Ketika cairan tubuh
terlalu asam maka sekresi H+ meningkat. Sebaliknya, sekresi H+ berkurang jika
konsentrasi H+ di cairan tubuh terlalu rendah.3
Ion kalium secara selekif berpindah dalam arah berlawanan di berbagai bagian
tubulus; ion ini secara aktif direabsorbsi di tubulus proksimal dan secara aktif
disekresikan di tubulus distal dan koligentes. Di awal tubulus ion kalium direabsorbsi
secara konstan dan tanpa dikendalikan, sementara sekresi K + di bagian distal tubulus
bervariasi dan berada di bawah kontrol. Karena K+ difiltrasi hampir seluruhnya
direabsorbsi di tubulus proksimal maka sebagain besar K+ di urin berasal dari sekresi
terkontrol K+ di bagian distal nefron dan bukan dari filtrasi.3
Sekresi ion kalium di tubulus distal dan koligentes digabungkan dengan reabsorbsi
Na+ oleh pompa Na+-K+ basolateral dependen energi. Pompa ini tidak hanya
memindahkan Na+ keluar sel menuju ruang lateral tetapi juga memindahkan K + dari
ruang lateral ke dalam sel tubulus. Konsentrasi K+ intrasel yang menungkat mendorong
pemindahan kelebihan K+ dari sel ke dalam lumen tubulus. Perpindahan menembus
membran luminal berlangsung secara pasif melalui sejumlah besar saluran K + di
membran ini di tubulus distal dan koligentes. Dengan cara ini, pompa basolateral secara
aktif menginduksi sekresi kelebihan K+ dari plasma kapiler peritubulus ke dalam lumen
tubulus di bagian distal nefron.3
Beberapa faktor dapat mengubah laju sekresi K +. Dengan yang terpenting adalah
aldosteron. Hormon ini merangsang sekresi K+ oleh sel tubulus di akhir nefron sekaligus
meningkatkan reabsorbsi Na+ oleh sel-sel ini. Peningkatan konsentrasi K + plasma secara
langsung merangsang korteks adrenal untuk meningkatkan pengeluaran aldosteronnya,
yang pada gilirannya mendorong sekresi dan akhirnya ekskresi kelebihan K+ di urin.
Sebaliknya, penurunan konsentrasi K+ plasma menyebabkan penurunan sekresi
aldosteron dan penurunan sekresi K+ ginjal yang dirangsang oleh aldosteron.3
Tubuh memiliki pengaturan asam basa. Pengaturan ini ada agar cairan dalam tubuh
tidak terlalu asam dan juga tidak terlalu basa. Pengaturan ini memungkinkan perubahan
asam-basa dalam tubuh tidak berubah secara besar. Dalam keadaan normal, ginjal
cenderung mensekresikan K+ tetapi jika cairan tubuh terlalu asam dan sekresi H+
ditingkatkan sebagai tindakan kompensasi, maka sekresi K + berkurang. Maka dari itu
pengaturan ini penting untuk menjaga homeostasis tubuh.3
Gambar. Proses Pembentukan Urin.

Sumber: https://sijai.com/proses-pembentukan-urine-secara-singkat/

Setelah proses filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi selesai, maka akan terbentuklah urin yang
siap untuk dibuang. Sebelum dibuang urin akan ditampung sementara di vesical urinaria
melewati saluran yang disebut ureter. Urin yang siap dibuang ini pada normalnya tidak
mengandung eritrosit, protein, maupun glukosa.

Batu Ginjal

Batu ginjal merupakan suatu penyakit yaitu terbentuknya batu/ proses kritalisasi yang
terjadi pada pelvis renalis. Batu-batu ini terdapat dalam berbagai macam ukuran. Ketika batu
berukuran besar dan tidak bisa masuk kedalam ureter maka akan disebut sebagai batu ginjal yang
biasanya batu tersebut tertinggal dan tertumpuk dibagian pelvis renalis. Akan tetapi batu-batu
yang berbentuk kecil-kecil bisa saja lewat dan masuk ke ureter. Ketika batu ini masuk ke ureter
dan terjadi penyumbatan disebut dengan batu ureter. Batu ini biasanya terjebak dalam lokasi-
lokasi penyempitan ureter.8

Gambar: Batu Ginjal

Sumber: https://m.himedik.com/info/2019/02/11/173000/perhatikan-begini-lima-cara-
mencegah-batu-ginjal

Batu (calculi) tractus unrinarius terjadi lebih sering pada pria dibandingkan pada wanita,
sering terjadi pada usia antara 20-60 tahun, dan biasanya dihubungkan dengan gaya hidup
dengan mobilitas rendah. Batu tersebut merupakan agregasi polikristal kalsium, fosfat, oksalat,
urat, dan garam-garam yang larut di dalam suatu matriks organik. Urin menjadi kental dengan
adanya garam-garam ini, dan sedikit variasi dalam pH menyebabkan garam-garam tersebut
mengendap.8

Penderita batu ginjal biasanya mengeluhkan nyeri yang menjalar dari regio
infrascapularis (pinggang) hingga regio ingunalis, bahkan sampai ke scrotum atau labium major
pudenda.9 Penderita baju ginjal salah satu cirinya terdapatnya darah pada urin yang disebut
hematuria akibat dari batu yang mungkin menusuk pembuluh darah disekitarnya. 9 Rasa nyeri
diakibatkan oleh nervus geniofemoralis yang merupakan nervus yang berjalan kearah lipat paha
dan dilanjutkan oleh nervus femoralis. Nervus ini terletak paling dekat dengan organ ginjal
setinggi L2-4.

Gambar : Persarafan genitofemoralis

Sumber: https://www.medizin-kompakt.de/subcostalis-n

Kesimpulan

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai