Anda di halaman 1dari 7

Kisah Singkat Kaum Ad

Ad merupakan nama kaum yang di ambil dari nama pendahulunya yaitu 


‘Ad bin Aush bin Iram bin Sam bin Nuh. Kaum ini masih tersambung
dengan keturunan Nabi Nuh As.
Mereka merupakan kaum pembangun dimana bangunan dari kaum ini
terlihat megah dan begitu hebat. Bangunan-bangunan nya terkenal tinggi.
Tentu hal ini sangat membanggakan di zaman itu ketika teknologi belum se
canggih saat ini.
Dalam Al Quran menyebutkan bahwa , kaum ini tinggal di bukit pasir / Al
Ahqaf.
Menurut Ibnu Katsir, mereka tinggal di pegunungan Yaman di lembah
Mughits.
Negerinya merupakan negeri yang subur makmur, memberikan mereka
tempat yang layak untuk hidup di sana. Terdapat mata air dan kebun-
kebun. Bahkan, mereka memiliki banyak dari hewan ternak.
Namun, mereka merupakan seorang penyembah berhala. Serta, beberapa
sumber menyebutkan bahwa kaum ini merupakan penyembah berhala
pertama setelah peristiwa banjir nabi Nuh.
Akhlaq diantara mereka juga begitu buruk, yaitu senang menyiksa dengan
kejam. Jika ada penguasa yang melakukan tindakan sewenang- wenang
dan durhaka, mereka justru menurutinya.

Kehebatan Kaum Ad
Kaum Ad memiliki kehebatan dalam hal pembangunan. Bangunan –
bangunan yang berhasil mereka bangun adalah bangunan yang sangat
tinggi. Mereka membangun benteng – benteng serta, istana – istana nya
juga sangat megah.
Kaum Ad ini merupakan kaum yang memiliki perawakan tubuh yang tinggi
dan kuat. Itu sebabnya, karena kekuatannya itu, mereka di daulat sebagai
penguasa di bumi pengganti Nabi Nuh as.

Nama Nabi Kaum Ad


Selanjutnya, siapakah nama nabi yang Allah utus untuk membenahi akhlaq
mereka.
Berikut ini keterangannya.
Kaum Ad hidup di zaman nabi Hud di utus.

Nabi Hud merupakan nabi yang namanya ada dalam Al Quran. Bahkan,
namanya di abadikan menjadi nama surat yang ada di dalam Al Quran.
Nabi Hud merupakan nabi yang di angkat menjadi Rasul setelah Nabi Nuh
pada urutan 25 nabi dan rasul.
Terdapat beberapa pendapat tentang riwayat keluarga nabi Hud. Salah
satunya adalah Hud bin ‘Abdullah bin Rabbah bin Al-Jarud bin ‘Ad bin Aush
bin Iram bin Sam bin Nuh.
Dalam Al Quran, terdapat sebuah ayat yang menceritakan tentang nabi
Hud yang di utus pada kaum Ad. Kisah itu ada dalam surat Hud ayat 50.

‫ال ٰي َق ْوِم ْاعبُ ُدوا ال ٰلّهَ َما لَ ُك ْم ِّم ْن اِٰل ٍه َغْيُرهٗ ۗاِ ْن‬
َ َ‫اه ْم ُه ْو ًدا ۗق‬ ‫خ‬
َُ َ َ َ‫ا‬ ٍ ‫واِىٰل ع‬
‫اد‬
‫اَْنتُ ْم اِاَّل ُم ْفَت ُر ْو َن‬
Artinya:
Dan kepada kaum Ad (kami utus) saudara mereka, Hud. Dia berkata,
“Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia.
(Selama ini) kamu hanyalah mengada -ada.”
Kisah Ajakan dan Ajaran Nabi Hud Pada
Kaum Ad
Kaum Ad merupakan kaum yang telah melampaui batas. Mereka
menyembah tiga berhala yang mereka namai sendiri. Selain itu, mereka
yang kuat bertindak sewenang -wenang pada yang lemah.
Mereka juga sangat suka menyiksa orang lain dengan cara yang kejam.
Nabi Hud, Allah utus untuk menyerukan pada mereka agar hanya
menyembah Allah dan meninggalkan berhala mereka.
Bahkan, nabi Hud menjelaskan bahwa ia sama sekali tak mengharapkan
imbalan apapun atas apa yang ia sampaikan. Ia hanya ingin mengingatkan
mereka pada anugerah yang telah Allah berikan pada mereka dan
meminta untuk mensyukurinya.
Mulai dari binatang ternak, keturunan, kebun bahkan mata air untuk
kehidupan kaum Ad.
Namun, banyak dari kaum Ad yang menolak ajakan itu. Mereka tidak mau
untuk meninggalkan tradisi nenek moyang mereka dalam menyembah
berhala.
Bahkan, mereka berkata bahwa nabi Hud hanyalah seorang manusia biasa
dan tak nampak mukzizatnya. Tentu, mereka menambahi dengan olokan
bahwa nabi Hud telah gila dan seorang pendusta.
Kaum Ad yang menolak tersebut mengatakan bahwa semua kegilaan nabi
Hud ini karena adzab dari berhala yang mereka sembah.
Bahkan, mereka menantang nabi Hud untuk mendatangkan adzab pada
mereka seperti yang nabi Hud sampaikan. Kaum Ad kukuh dan keras
kepala pada ancaman adzab yang pedih tersebut.
Mereka juga mengancam akan menyakiti nabi Hud jika ia terus menyuruh
mereka berhenti menyembah berhala.
Mengetahui semua itu, nabi Hud kemudian menantang kaum Ad agar
mendatangkan ancaman itu kepadanya. Ia tak takut, karena ia memiliki
Allah yang akan melindunginya. Akhirnya, nabi Hud hanya bisa pasrah
kepada Allah tentang sikap mereka itu.
Sesaat sebelum adzab itu datang, nabi Hud dan pengikutnya telah
meninggalkan kaum Ad.
Akhir Kisah Kaum Ad
Lalu, bagaimana akhir kisah dari kaum Ad ini sehingga punah dari
peradaban? Bagaimana adzab yang menimpa mereka?
Berikut ini cerita selengkapnya.
Dalam Al Quran, akhir kisah dari kaum Ad sangat memilukan.
Ketika itu, negeri ini mengalami kekeringan selama tiga tahun. Kemudian
muncul lah awan hitam yang memenuhi seluruh langit negeri.
Mereka yang mengetahui ada awan hitam begitu senang karena mengira
inilah akhir dari kekeringan. Akan turun hujan, batin mereka.
Namun ternyata, awan itu adalah awan yang membawa angin dingin yang
akan membinasakan. Itulah azab yang mereka minta sebelumnya.
Kemudian, angin itu datang berhembus begitu kencang, merusak semua
benda yang ada di negeri itu. Negeri itu sangat porak poranda di terpa
angin. Bahkan, angin itu tak berhenti melibas semua yang di temuinya
sampai delapan hari tujuh malam.
Semua benda yang terkena angin itu hancur seperti serbuk.
Akhirnya, kaum ini mati dalam keadaan bergelimpangan kesana kemari.
Sehingga, tak ada yang tersisa dari mereka.

Kisah Singkat Kaum Tsamud


Kaum Tsamud merupakan kaum yang juga bagian dari peradaban arab
kuno.
Penamaan Tsamud ini berasal dari nama pendahulu mereka yaitu Tsamud
Bin ‘Abir Bin Iram Bin Sam Bin Nuh.
Jadi, antara kaum Tsamud dan kaum Ad masih dalam garis keturunan
yang sama dan berdekatan.
Mereka tinggal dan menetap di Gunung Athlab di Madain Shaleh. Al Quran
menyebutkan bahwa kaum Tsamud ini tinggal di lokasi yang bernama Al
Hijr. Mereka adalah kaum yang berkuasa setelah kehancuran  serta,
kepunahan dari kaum Ad.
Sama seperti kaum Ad, mereka memiliki sumber mata air yang cukup,
kebun, serta pepohonan kurma.
Namun, mereka menyembah berhala yang menjadi tradisi mereka dan
mengingkari Allah SWT.

Kehebatan Kaum Tsamud


Berikut merupakan kisah kehebatan kaum Tsamud.
Kaum Tsamud memiliki bangunan yang indah. Sebagian besar mereka
merupakan pengukir serta pemahat bukit yang tak di ragukan lagi
kehebatannya.

Peninggalan Kaum Tsamud


Bahkan, ukiran serta pahatan yang mereka buat saat ini masih bisa di lihat
di gunung Athlab. Yaitu, di kawasan arab bagian tengah.
Tergambar kemegahan dan kebesaran peradaban ini melalui bangunan
yang mereka tinggalkan.
Penduduk kaum Tsamud memahat bukit serta gunung untuk kemudian
menjadi rumah tinggal mereka.

Kisah Dakwah Nabi Shaleh Pada Kaum


Tsamud
Nabi saleh merupakan nabi yang Allah utus setelah nabi Hud. Artinya,
rentang waktu dari nabi Shaleh tak jauh dari setelah nabi Hud.
Allah SWT mengutus nabi Shaleh untuk berdakwah pada kaum Tsamud.
Dalam surat Al a’raf ayat 73, Allah mengisahkan nabi Shaleh.
Dan kepada kaum Tsamud (kami utus) saudara mereka Shaleh. Dia
berkata, “wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada Tuhan (sembahan)
bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang
nyata dari Tuhanmu.
Ini (seekor) unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia
makan di bumi Allah. Jangan di sakiti. Nanti akibatnya kamu akan
mendapatkan siksaan yang pedih.”
Nabi Shaleh yang merupakan orang terpandang diantara mereka, menyeru
mereka untuk hanya menyembah Allah. Namun, sebagian ada yang
menaatinya, sebagian lagi menentangnya.
Bahkan, mereka yang menentang itu menghalang-halangi orang yang mau
mengikuti nabi Shaleh.
Di tengah dakwahnya itu, mereka yang menentang nabi Shaleh meminta
pembuktian ucapan nabi Shaleh. Mereka meminta untuk di datangkan unta
betina dari sebuah batu besar.
Nabi Shaleh berdoa pada Allah untuk mengabulkan permintaan dari
kaumnya itu.
Kemudian, muncullah seekor unta betina dari batu tersebut yang di sambut
dengan sebagian besar orang yang akhirnya beriman. Namun, masih tetap
ada sebagian yang tetap menentang nabi Shaleh.
Bahkan, mereka yang menentang justru berniat untuk membunuh unta
tersebut. Padahal, nabi Shaleh telah memperingatkan mereka untuk tidak
menyakiti unta itu.
Datanglah hari dimana mereka melaksanakan rencana itu. Yaitu,
membunuh unta betina yang telah di datangkan pada mereka.
Kisah Berakhirnya Kaum Tsamud
Setelah membunuh unta itu, mereka bahkan menantang nabi Shaleh untuk
mendatangkan azab yang ia ancamkan. Nabi Shaleh kemudian
memperingatkan mereka tentang adzab yang mereka tunggu itu. Hanya
butuh tiga hari adzab itu akan sampai.
Para penentang yang mendengar hal itu, tak menggubrisnya. Bahkan,
mereka merencanakan untuk melakukan aksi pembunuhan pada nabi
Shaleh dan keluarganya.
Ketika adzab itu turun pada hari pertama, wajah mereka berubah menjadi
kuning.  Ketika hari kedua tiba, wajah mereka kemudian berubah menjadi
merah. Baru kemudian pada hari ketiga, wajah mereka berubah menjadi
hitam.
Setelah itu, terdengar suara pekikan yang sangat hebat. Mendengar
pekikan itu, telinga serta perut mereka pecah tak karuan. Suara keras
datang dari langit, goncangan begitu hebat dari dalam bumi.
Penentangnya itu kemudian mati dalam kondisi yang sangat mengenaskan
dan bergelimpangan di rumahnya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai