I. PENDAHULUAN
Salah satu tujuan utama program Bucracce adalah membangun keadilan gender dalam pelaksanaan
pertanian ramah iklim melalui pemberdayaan dan memberikan kesempatan yang sama antara laki-laki
maupun perempuan untuk berpartisipasi, memperoleh akses, melakukan control, dan mendapatkan
manfaat secara berimbang pada fasilitas microfinance syariah serta kegiatan-kegiatan lainnya. Artinya
merupakan suatu keniscayaan dalam pelaksanaan seluruh kegiatan Bucracce untuk mengintegrasikan
gender, mempertimbangkan kesetaraan/ keseimbangan peran, partisipasi, akses, manfaat, dan kontrol
masyarakat marginal tanpa ada perbedaan perlakuan bagi masyarakat laki-laki dan perempuan pada
seluruh komponen kegiatan program.
Analisa Gender yang telah dilakukan oleh LP2DER dengan dukungan IR betujuan untuk memotret dan
mendalami kondisi empiris dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang terjadi selama ini dalam
berbagai level interaksi mulai dari rumah tangga, masyarakat sampai pada level pemerintah. Dari hasil
Analisa gender diketahui ada ketimpangan gender yang terjadi pada tiga level tersebut.
2) SOLUSI
2.1. Pada level rumah tangga
Kegiatan penyadaran dan kesetaraan gender dengan melakukan deep interview secara mendalam
melibatkan seluruh anggota rumah tangga tentang pentingnya relasi secara berimbang antara
laki-laki dan perempuan.
2.2. Pada level masyarakat
1) Memberikan ruang dan peluang yang setara laki-laki dan perempuan untuk mengakses
informasi, berpartisipasi, mendapatkan manfaat dan mengambil keputusan, serta melakukan
kontrol pada kegiatan sosial kemasyarakatan dan kerja-kerja produktif.
2) Membangun kesepakatan bersama untuk memberikan upah kerja yang sama bagi perempuan
dan laki terhadap satuan pekerjaan yang sama.
2.3. Pada level Pemerintah
1) Membuat kebijakan yang memastikan kesempatan yang sama dan berimbang bagi laki-laki
dan perempuan mendapatkan informasi, berpartisipasi, menerima manfaat dan mengambil
keputusan dalam pembangunan.
2) Tindakan khusus positif/ affermatif action untuk melibatkan perempuan serta remaja laki dan
perempuan pada setiap proses kegiatan praktis dan strategis.
3) Perlu ada peraturan level kelurahan/ desa untuk upaya stop KDRT, perdagangan anak lewat
buruh migran dan pekerja buruh anak.
4) Pendidikan anak laki dan anak perempuan perlu dibuatkan peraturan level kelurahan/ desa
dan kemasyarakatan (seperti awig-awig) untuk wajib sekolah 13 tahun.
2.4. Pada level LP2DER
1) Memastikan kesempatan yang sama bagi staf laki-laki dan perempuan untuk mendapatkan
informasi, berpartisipasi, menerima manfaat dan mengambil keputusan.
2) Memberikan kesempatan yang sama bagi staf laki-laki dan perempuan untuk menempati
posisi strategis dalam struktur lembaga dan program.
3) Mengkampanyekan gerakan penyadaran dan kesetaraan gender pada level rumah tangga,
masyarakat dan pemerintah.
2.5. Pada level lembaga mitra/ donor
1) Internalisasi kebijakan pengarus utamaan gender dalam setiap kegiatan program.
2) Melibatkan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Lembaga Perlindungan
Perempuan dan Anak pada setiap tahapan kegiatan program, sehingga issu-issu level
masyarakat lebih diperhatikan pemerintah dan mempercepat penanganan.