Jumlah utang luar negeri milik swasta melampaui milik pemerintah seiring dengan
pertumbuhan yang lebih tinggi. Pertumbuhan utang luar negeri swasta per akhir triwulan
III tercatat sebesar 6,7% secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan akhir triwulan II yang
sebesar 5,8% secara tahunan,
Sementara itu, pertumbuhan utang luar negeri pemerintah per akhir triwulan III hanya
sebesar 2,2%secara tahunan, melambat dibandingkan akhir triwulan II sebesar 6,1%.
Dengan demikian, utang luar ngeri Indonesia per akhir triwulan III tercatat tumbuh 4,2%
secara tahunan. Lebih ambat dibandingkan akhir triwulan sebelumnya yang mencapai
5,7% secara tahunan.
Utang luar negeri swasta terutama dimiliki oleh sejtor jasa keuangan dan asuransi, sector
industry pengolahan, sector pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA), serta sector
pertambangan dan penggalian.
Utang pemerintah Indonesia
Membutuhkan waktu lebih dari 50 tahun yang akan dating untuk lunas
Bisa terjadi dengan catatan tidak ada utang baru
Utang yang masih harus dibayar sebesar lebih dari 300 milyar dollar AS
Setara dengan Rp. 4.996,6 triliun (1$=Rp.14.000)
Debt Trap
Suatu kondisi dimana suatu negara melakukan terus menerus utang luar negeri yang akibatnya,
negara tersebut masuk kedalam perangkap utang yang mengakibatkan sulit menghindar dari
utang, karena jumlah cicilan pokok utang lama jauh lebih besar daripada jumlah utang baru
Beberapa hal yang perlu dipahami mengenai debt trap :
Grace Period (masa tenggang waktu tidak membayar utang )
Jangka waktu perlunasan utang (digunakan untuk menghitung cicilan pokok)
Tingkat suku bunga (dalam utang luar negeri berlaku bunga yang semakin menurun)
contoh kasus :
misalkan Indonesia pada tahun 1971 melakukan pinjaman luar negeri sebesar 1 M$. pinjaman
tersebut kemudian dilanjutkan pada tahun- tahun berikutnya dengan jumlah yang sama.
Persyaratan utang tersebut adalah : jangka waktu pelunasan adalah 20 tahun, bunga 10% grace
period 5 tahun. Tentukan pada tahun keberapa Indonesia mengalami debt trap!
Identifikasi soal kasus :
- Grace period = 5 tahun
- Bunga 10%
- Pinjaman tiap tahun = 1m$
- Waktu pelunasan tiap utang = 20 tahun
- Cicilan pokok = 1m$ : 20
- Jika diperkecil dalam jutaan $ maka pinjamannya adalah 1000$ : 20 = 50$
- Bunga dikenakan pada sisa utang
Jenis jenis pinjaman luar negeri :
Jenis jenis pinjaman luar negeri dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu :
1. Dari segi jangka waktu peminjaman :
- Pinjaman jangka pendek : yaitu pinjaman dengan jangka waktu sampai dengan 5 tahun
- Pinjaman jangka menengah : yaitu pinjaman dengan jangka waktu 5 – 15 tahun.
- Pinjaman jangka Panjang, yaitu pinjaman dengan jangka waktu diatas 15 tahun
2. Dari status penerima pinjaman terdiri atas :
- Pinjaman pemerintah
- Pinjamna swasta
3. Dari segi persyaratan pinjaman :
- Pinjman lunak (concessional loan) pinjman yang berasal dari Lembaga multilateral
maupun lembga bilateral yang dananya berasal dari iuran anggota (untuk multilateral)
dan anggaran negara (untuk bilateral) yang ditunjukan untuk pembangunan oleh karena
itu tingkat bunga rendah maksimum 3,5%.
- Pinjaman setengah lunak (semi concessional loan) pinjaman yang memliki pernyataan
pinjaman sebagian lunak dan sebagian lagi komersial. Bentuk pinjaman yang masuk
kategori ini adalah fasilitas kredit exp.
- Pinjaman komersial (commercial loan) pinjman yang berasal dari berbagai Lembaga
keuangan dengan persyaratan yang berlaku di pasar internasional pada umumnya.
Tingkat bunga yang berlaku di pasar interasional ditambah MARGIN sekitar 0.5%
sampai dengan 1,5%.
4. Dari sumber dana pinjaman, terdiri atas :
- Pinjaman Lembaga multilateral (internasional) pinjman dari badan badan internasional
seperti, would bank dan asia development bank yang memberi pinjaman lunak
- Pinjaman negara negara anggota CGI yang pada dasarnya merupakan pinjaman lunak
5. Dari segi bentuk pnjaman yang diterima :
- Bantuan proyek untuk pembangunan dengan cara memasukan barang modal dan jasa
- Bantuan teknis
- Bantuan program
Alternative penyelesaian masalah uang luar negeri :
1. Rescheduling
2. Debt hair cut / pengurangan jumlah utang
3. Moratorium / write off
4. Debt equity to swap
5. Debt euity to nature
INFLASI
inflasi adalah gejala kenaikan harga barang barang yang bersifat umum dan terus menerus atau
suatu kondidi dimana jumlah uang beredar terlalu besar dibndingkan jumlah barang dan jasa
yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu.
3 komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan terjadi inflasi yaitu :
1. Kenaikan harga
2. Bersifat umum
3. Berlangsung terus menerus
Peyebab inflasi :
1. Devaluasi
2. Kenaikan gaji pegawai negeri
3. Kenaikan harga bbm
4. Kenaikan harga listrik
Jenis inflasi :
Berdasarkan tingkatannya :
- Ringan (<10% per tahun)
- Sedang (10%-30% per tahun)
- Tinggi (>30%-100% per tahun)
- Hiper (>50% per bulan)
Berdasarkan penyebab inflasi :
1. Demand – pull inflation
Inflasi ini disebabkan karena terjadinya kenaikan permintaan
Faktor – factor yang menyebabkan terjadinya kenaikan permintaan:
1. Pertambahan pendapatan
2. Keberhasilan panen
3. Peringatan hari hari besar
2. Cost push inflation
Inflasi yang terjadi karena adanya kenaikan dalam biaya produksi
Factor -faktor penyebab terjadinya kenaikan biaya produksi, diantaranya:
1. Kenaikan pajak
2. Kenaikan TDL,Telepon, BBM
3. Kelangkaan bahan baku
4. Kenikan upah karyawan
Consumer price index
- Penentuan tahun dasar yang menjadi titik tolak dalam membandingkan perubahan harga
- Indek harga konsumen Digunakan untuk mengukur (BIAYA HIDUP).
Mengukur laju inflasi
Inf t = it it -1 ´100 %
P
it -1
Berdasarkan Asal Inflasi :
1. Imprted inflation, Inflasi ini timbul karena adanya inflasi di luar negeri yang
mengakibatkan naiknya harga barang di dalam negeri
2. Inflasi karena Defisit Anggaran Belanja Negara yang terus menerus
Kebijakan untuk mengatasi inflasi (Kebijakan Moneter) :
Open Market Operation
Discount rate
Reserve requirement ratio
Moral persuasion
Kebijakan fiscal :
Pengaturan Pengeluaran Pemerintah
Peningkatan Tarif
Pengadaan Pinjaman Pemerintah
Kebijakan non meneter :
Peningkatan Produksi
Kebijakan Upah
Pengawasan Harga
EKONOMI OUTLOOK
Pertumbuhan ekonomi tahun 2022 diperkirakan di atas 5,2 persen, naik dibandingkan dengan
tahun 2021 sebesar 3,69 persen. Secara spasial, perekonomian Indonesia pada triwulan III-
2022 mengalami peningkatan di seluruh provinsi, dimana kelompok provinsi di Pulau Jawa
menjadi penyumbang utama dengan kontribusi sebesar 56,30 persen dan pertumbuhan
ekonomi sebesar 5,76 persen (y-on-y).