Anda di halaman 1dari 9

TOPIK 2 : KEBHINEKAAN INDONESIA DURASI: 60 MENIT

“INDONESIA YANG HARMONI”

PESAN KUNCI :
“ Budaya Toleransi harus selalu diupayakan untuk
dipraktekkan lewat sikap/keteladanan di segala ruang
untuk menjaga keutuhan dan kesatuan negeri tercinta
ini”

Perangkat Pembelajaran :

● Slide deck: Topik 2 Kebhinekaan Indonesia


● Link permainan Dunia Suku : https://games.peacegen.id/
● video praktik baik toleransi https://bit.ly/3DT10gB
● video api dalam sekam : https://www.youtube.com/watch?v=eHOzggORpVk
● video moderasi beragama https://bit.ly/3DT10gB
● video profil pelajar pancasila : https://www.youtube.com/watch?v=-4QdF_kwqvo
● Peraturan Permainan DUNIA SUKU
● Properti permainan batang pohon 5, uang mainan 5 juta, beras 5 karung
● Kertas metaplan
● Stick keynote
● Selotip kertas
● Spidol warna-warni
● Spidol Whiteboard Hitam
● Kertas HVS

Panduan Fasilitator:

1. CAPAIAN PEMBELAJARAN (1 MENIT)


Fasilitator menjelaskan capaian pembelajaran dari topik 2, apa yang diharapkan meningkat
dari peserta dari aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Penyampaian oleh fasilitator :


Kita akan melanjutkan penjelajahan kita di topik yang ke 2 yaitu Kebhinekaan Indonesia,
dengan judul Negeri yang Harmoni. Setelah mempelajari Topik 2, peserta diharapkan :
1. Memahami makna toleransi dan bagaimana cara mempraktekkannya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
2. Mampu menganalisa berbagai penyebab kerentanan akan kebhinekaan.
3. Memahami nilai-nilai dalam profil pelajar pancasila dan cara mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari hari.

2. MULAI DARI DIRI (5 menit)


Fasilitator memberikan pertanyaan pemantik kepada peserta, dengan membacakan 1 pertanyaan
dan menunjuk 2 peserta untuk menjawab, dilanjutkan dengan pertanyaan ke 2 dan menunjuk 2
peserta untuk menjawab dan selanjutnya pertanyaan ke 3 lalu menunjuk 2 peserta untuk
menjawab pertanyaan pemantik
Untuk peserta yang tidak menjawab (unmute), fasil mengarahkan untuk menjawab lewat kolom
chat/Chat box. (Jika DARING)
Catatan : Dalam mengarahkan pertanyaan pemantik, fasilitator tidak perlu menggali terlalu
dalam jawaban peserta, karena akan dilanjutkan ke tahap aktivitas, refleksi, konsep dan
aplikasi.

Penyampaian oleh Fasilitator :


Mari kita memulai dari diri sendiri, saya akan bertanya kepada bapa dan ibu semua,
pertanyaannya adalah:
1. Apakah bapa dan ibu berasal dari keluarga yang beragam? Jika Ya, bagaimana keragaman
itu bisa Bersatu dalam harmoni?
2. Jika keragaman itu adalah aset atau kekayaan, mengapa ada konflik yang dipicu oleh
perbedaan akan keragaman?
3. Daerah atau budaya mana di Indonesia, yang ingin bapa dan ibu kenal dan pelajari lebih
dalam? Apa alasannya?

3. AKTIVITAS (15 menit)


Fasilitator mengajak peserta untuk bermain DUNIA SUKU. Fasilitator menyiapkan link
https://maenmain.com/games/peacegen/, peralatan sesuai panduan, lalu siapkan tempat
dengan formasi segi empat untuk 4 kelompok.

➢ LURING :
(Membagi kelompok bisa dengan ice breaking do, re, mi, fa dst /1,2,3,4, dst/ mangkok & baso)
Dalam permainan ini biasanya situasi cukup ramai, sehingga aturan tidak cukup dibacakan,
aturan setiap kelompok harus ditulis pada kertas HVS dan tempelkan di lantai area
masing-masing kelompok.
Mintalah setiap kelompok untuk menempati lokasi masing-masing. Mintalah setiap kelompok
untuk membaca aturan masing-masing kelompok.

➢ DARING :
JIka permainan dunia suku dilakukan secara daring, maka fasilitator meminta 4 orang untuk
menjadi perwakilan dari 4 suku, dan peserta yang lain sebagai pengamat.
Permainan DUNIA SUKU akan dimainkan 2 putaran dengan rentang waktu sesi 1 selama 3 menit
dan sesi 2 selama 2 menit.
Sesi 1 (3 menit)
⮚ juru bicara setiap kelompok
⮚ peraturan tambahan : transaksi hanya boleh 1 kali
⮚ setiap suku diberikan waktu 30 detik secara bergantian untuk memilih bertransaksi
dengan suku pilihannya.
⮚ fasilitator memberikan instruksi untuk memulai.
⮚ biarkan transaksi berlangsung sambil awasi supaya transaksi sesuai dengan peraturan
(kelompok bermusuhan tidak boleh melakukan transaksi)
⮚ setelah 3 menit hentikan permainan, lalu cek apakah setiap kelompok sudah mencapai
target yang ditetapkan? biasanya mereka tidak akan mencapai target.

Sesi 2 ( 2 menit )
➢ Mengulang permainan pada putaran kedua
⮚ Pada putaran kedua ini semua aturan dan keterbatasan kelompok dihilangkan.
⮚ Setiap suku diberikan waktu 30 detik secara bergantian untuk memilih bertransaksi
dengan suku yang lain, biasanya setiap kelompok akan berhasil mencapai goal mereka
karena tidak ada hambatan komunikasi.

Penyampaian oleh Fasilitator :


Cara bermainnya?
Saya akan membagi anda kedalam 4 kelompok dan setiap kelompok akan saya beri nama
SUKU MUSHI, SUKU SOMBO, SUKU BOBO DAN SUKU GOPI.

Berikut adalah aturan masing-masing kelompok:


SUKU MUSHI
● Hanya berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris
● Benci ke kelompok GOPI, jadi tidak bisa bepergian atau bertransaksi dengan
kelompok GOPI
● Punya banyak uang
MODAL (1 Papan, uang sebesar 3 Juta)

SUKU SOMBO

● Bisa bicara bahasa apapun (bebas)


● Profesi pedagang, tapi suku ini tidak bisa masuk ke wilayah Suku BOBO, karena
dianggap Jelek
MODAL (1 Karung Beras, dan uang 1 Juta)

SUKU GOOPI

● Hanya bisa menggunakan bahasa daerah


● Profesi petani, maka dia tidak bisa meninggalkan tanahnya
● Hanya bisa menjual beras ke orang SOMBO, karena orang SOMBO memonopoli
perdagangan Beras
MODAL (4 Karung Beras)

SUKU BOBO

● Punya keterbatasan tidak bisa berbicara, hanya menggunakan bahasa isyarat


(Kalau Aktivitas daring di mute saja suaranya)
● Profesi sebagai tukang kayu yang hebat
● Tidak boleh masuk ke wilayah SOMBO
MODAL (4 papan, dan uang 1 Juta)

Tugas setiap suku adalah memenuhi kebutuhan setiap suku yaitu 1 papan, 1 kaleng beras dan
1 juta uang di akhir permainan.

4. REFLEKSI (10 menit)


➢ Fasilitator meminta pendapat setiap kelompok dari permainan DUNIA SUKU.
➢ Fasilitator mendorong peserta untuk menghubungkan permainan tadi ke dalam kehidupan
nyata.
➢ Pastikan kesimpulan dan pelajaran dari permainan diperoleh dari peserta. Fasilitator
membantu mengarahkan dan menguatkan di akhir saja.
➢ Dipersilahkan untuk unmute bagi peserta yang ingin menjawab (jika Daring)

Penyampaian oleh Fasilitator :
Saya ingin bertanya kepada bapa dan ibu:
1. Mengapa beberapa suku sulit mencapai tujuan?
2. Apa saja yang menjadi kendala untuk mencapai tujuan?
3. Agar mudah mencapai tujuan, aturan apa yang harus diubah atau diperbaiki?

5. KONSEP (25 menit)


Konsep 1 : Memaknai Toleransi, Intoleransi dan Radikalisme.
Fasilitator mengajak peserta untuk menyimak konsep 1 mengenai makna Toleransi, Intoleransi
dan Radikalisme.
Penyampaian oleh fasilitator :
➢ Mari kita membahas konsep yang pertama yaitu Toleransi, bolehkah, saya bertanya
Toleransi dalam Bahasa sunda itu apa ya? Atau Bahasa Jawa Toleransi? Atau mungkin
toleransi dalam Bahasa Sulawesi?
➢ (bisa di ubah sesuai dengan kondisi peserta)
➢ Toleransi bermakna sikap saling menghormati, saling menghargai dan saling menerima di
tengah keragaman budaya, kebebasan berekspresi, dan karakter manusia. (UNESCO).
➢ Intoleransi adalah tidak kekerasan atas dasar “Diskriminasi”terhadap suku,budaya, agama,
RAS, atau antargolongan (SARA) dimana didalamnya terdapat bentuk pembedaan,
pengecualian, pembatasan atau pemilihan,berdasarkan SARA, yang mengakibatkan
pencabutan atau pengurangan pengakuan, perolehan atau pelaksanaan atas hak asasi
manusia, dan kebebasan dasar dalam suatu kesetaraan (Permendikbud no 82 tahun 2015
pasal 6).
➢ Radikalisme, adalah sikap atau Tindakan yang menentang salah satu dari empat pilar
kenegaraan NKRI, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan UUD 1945. SKB II/KL tentang
penanganan radikalisme dikalangan ASN, 2019.

Konsep 2: Praktik Baik Toleransi


● Fasilitator mengajak peserta untuk berdiskusi tentang praktik baik kebhinekaan yang ada di
sekolah, pesantren dan masyarakat.
● Fasilitator menjelaskan contoh praktik baik seperti yang tertulis di slide.

Penyampaian oleh fasilitator :


● Toleransi di Sekolah : pertemuan atau kunjungan SMP Kristen Yahya ke SMP
Muhammadiyah 8 Bandung. Program yang dinamakan Breaking Down the Wall ini mampu
meruntuhkan dinding-dinding prasangka untuk membangun jembatan toleransi dengan
menumbuhkan rasa empati.
● Toleransi di Pesantren : untuk menumbuhkan sikap toleransi dan pemahaman terhadap
budaya lain, dalam satu kamar ditempatkan santri dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan
sampai luar negeri.
● Toleransi di Masyarakat : Toleransi antarumat beragama di Kabupaten Tambrauw, Papua
Barat menjadi contoh yang indah, dimana, panitia yang bertugas untuk perayaan hari raya
umat Kristen adalah umat Islam. Begitu juga sebaliknya.
● Apakah disini ada yang mau memberikan contoh tentang praktik baik dilingkungan bapa dan
ibu?
●Mendorong peserta untuk memberikan contoh praktik toleransi di lingkungannya.
●Menonton video praktik baik (6:32) https://bit.ly/3DT10gB

Konsep 3 : Tantangan Intoleransi yang Meninggi


➢ Fasilitator mengajak peserta untuk menyimak dan memahami konsep 3.
Penyampaian oleh fasilitator:
➢ Sangat menarik sekali ya praktik baik toleransi di lingkungan anda yang tadi diceritakan.
Namun, sayangnya di tengah praktik baik toleransi ternyata masih terdapat tantangan
intoleransi yang meninggi di bumi pertiwi ini.
➢ Fasilitator memutar video Api dalam Sekam (4:44)
https://www.youtube.com/watch?v=eHOzggORpVk
➢ FasilItator memberikan pemantik kepada peserta untuk mencari 3 bentuk intoleransi yang
terdapat dalam video.
➢ Fasilitator memandu peserta untuk menyebutkan jawabannya
➢ Fasilitator menjelaskan makna infografis gunung es (Three tier pyramid)

Penyampaian oleh fasilitator :


➢ Bapa dan ibu, dari infografis ini kita bisa melihat fenomena gunung es, dimana dimulai dari
bagian yang terendah yaitu INTOLERANSI yang ditunjukan dengan sikap PREJUDICE, POOR
CRITICAL THINKING, FANATICISM, LACK OF EMPATHY. Jika intoleransi ini tidak dapat
diselesaikan akan naik pada tangga yang kedua yaitu RADIKALISME contoh sikap radikalisme
adalah perang adalah JIHAD dan BOM bunuh diri adalah JIHAD, ini adalah pemahaman yang
keliru karena JIHAD bukan hanya dalam konteks perang namun bisa dalam konteks harta,
pekerjaan, pendidikan. Ironisnya jika radikalisme ini berkembang akan naik kepada puncak
gunung tertinggi yaitu VIOLENT EXTREMISM, contoh tindakan tersebut adalah sebanyak
600rb orang berkomitmen untuk melakukan Tindakan ekstrimisme, 800 orang Indonesia
mengikuti ISIS dan 57 orang pendukung sepakbola mati sia-sia karena membela tim
sepakbolanya.Intervensi sering dilakukan di puncak gunung es, padahal sudah ada benih
yang bisa kita deteksi sejak dini pada bagian terendah yaitu INTOLERANSI, dan sebagai
pendidik punya kita memiliki posisi yang baik dan strategis untuk memperbaiki kondisi
intoleransi tersebut, yaitu dengan mengikis prasangka-prasangka buruk terhadap orang lain
yang berbeda suku, budaya, agama, menumbuhkan berpikir kritis pada siswa,
menghilangkan fanatisme terhadap suku, budaya, agama dan menumbuhkan rasa empati
terhadap orang yang berbeda suku, budaya dan agama.
➢ Fasilitator memandu peserta untuk menuliskan dalam / stick keynote (luring ) Chat box /
jamboard (daring) bentuk intoleransi apa yang berpotensi di sekolah/daerah masing-masing
(tujuan kegiatan ini untuk menggali kepekaan peserta terhadap lingkungannya) ( 1 Menit
untuk bercerita)
Penyampaian oleh fasilitator :
➢ Setelah kita sama-sama menyimak konsep tentang adanya tantangan intoleransi yang
meninggi, mari kita Bersama-sama mengidentifikasikan apakah di daerah anda ditemukan
bentuk intoleransi, jika ada seperti apa bentuk intoleransinya, dan jika tidak ada,,bagaimana
cara menumbuhkan toleransi di lingkungan anda?

Konsep 4 : Hebat Menjadi Moderat


➢ Fasilitator meminta ide awal peserta apakah makna dari moderasi.
➢ Menonton video contoh moderasi. https://tinyurl.com/9nypu6mm
➢ DIKBUD 2 - VID 7 New.mp4 - Google Drive

Penyampaian oleh fasilitator :


➢ Salah satu solusi untuk intoleransi adalah moderasi beragama, apa itu moderasi beragama
samakah dengan moderasi agama?
➢ Namun,sebelum memberikan penjelasan kita saksikan dulu video berikut ini?
Menonton video contoh moderasi. https://tinyurl.com/9nypu6mm
➢ DIKBUD 2 - VID 7 New.mp4 - Google Drive
➢ Apa saja prinsip -prinsip Moderasi
Komitmen kebangsaan
Cara berpikir, bersikap, dan berperilaku moderat
Kesetaraan dan Kemanusiaan
Berpikiran terbuka dan kritis
Akomodatif terhadap nilai-nilai lokal
Memahami Konsep Moderasi

Moderasi beragama merupakan sebuah jalan tengah di tengah keberagaman


agama di Indonesia. Moderasi merupakan budaya Nusantara yang berjalan seiring, dan tidak
saling menegasikan antara agama dan kearifan lokal (local wisdom). Tidak saling
mempertentangkan namun mencari penyelesaian dengan toleran.

Moderasi beragama sangat erat terkait dengan menjaga kebersamaan dengan


memiliki sikap ‘tenggang rasa’, sebuah warisan leluhur yang mengajarkan kita untuk saling
memahami satu sama lain yang berbeda dengan kita.

Moderasi bukan saja untuk ranah beragama, namun moderasi juga bisa
dipraktekkan dalam ranah kearifan lokal dan budaya. (link materi kebhinekaan
rumah Indonesia).

Konsep 5 : Profil Pelajar Pancasila


➢ Fasilitator memberikan tautan antara moderasi dengan prinsip Profil Pelajar
Pancasila.Penjelasan Profil Pelajar Pancasila, poin-poin profil pelajar Pancasila, jika
diterapkan di setiap jenjang Pendidikan akan memberikan dampak positif terhadap
tumbuhnya sikap-sikap toleransi antar warga Pendidikan.
➢ Mari kita saksikan video berikut ini :
➢ Video profil Pelajar Pancasila https://www.youtube.com/watch?v=-4QdF_kwqvo

Penyampaian oleh fasilitator :
Ada Lima Prinsip Moderasi dan Profil Pelajar Pancasila
1. Prinsip komitmen kebangsaan mendukung terbentuknya profil pelajar yang beriman,
bertakwa, dan berakhlak mulia, terutama akhlak terhadap negara.
2. Prinsip bersikap moderat mendukung profil pelajar yang beriman, bertakwa, dan berakhlak
mulia, terutama akhlak terhadap sesama manusia.
3. Prinsip kesetaraan dan kemanusiaan mendukung profil pelajar yang beriman, bertakwa,
dan berakhlak mulia, terutama akhlak terhadap sesama manusia, serta profil pelajar yang bersedia
bergotong royong, yakni semangat kolaborasi, peduli, dan siap berbagi.
4. Prinsip berpikiran terbuka dan kritis merupakan semangat berpengetahuan sebagai basis
dalam menerapkan moderasi. Ini mendukung profil pelajar yang berpikiran kritis (critical thinking).
5. Prinsip akomodatif terhadap nilai-nilai lokal mendukung profil pelajar yang berkebinekaan
global, yakni pelajar yang menghargai dan mengenal budaya.

6. APLIKASI (5 Menit)
➢ Fasilitator mengajak peserta untuk masuk ke dalam bagian aplikasi topik 2.
➢ Opsi A :
Fasilitator mengajak peserta untuk mengeksplorasi kekayaan batik Indonesia.
Penyampaian oleh fasilitator :
➢ Memaknai kebhinekaan Indonesia sangatlah sederhana, karena pada kenyataannya
kekayaan negeri kita bukan hanya pada seni, tradisi, budaya saja. Kekayaan negeri kita bisa
terlihat dari fashion/ pakaian.
➢ Batik sebagai alat pemersatu bangsa
➢ Bisakah anda menyebutkan asal batik dari gambar tersebut?
1. Parang
2. Megamendung
3. Parang
4. Kawung
5. Batik tujuh rupa
➢ Bisakah anda menemukan perbedaan dan persamaan dari batik tersebut?
➢ Bagaimana dengan batik yang anda gunakan saat ini? Bisakah anda jelaskan asal batik yang
anda gunakan? Dan filosofi batik anda tersebut?

➢ Opsi B :
➢ Fasilitator mengajak peserta untuk mengeksplorasi tentang kuliner SOTO di Indonesia.
➢ Apakan anda suka kuliner soto?
➢ Bertanya tentang jenis soto yang disukai?
➢ Mengapa suka jenis soto tersebut?
➢ Apa bedanya dengan soto yang lain?

Opsi C
Memberikan beberapa contoh kasus, yang nantinya didiskusikan oleh peserta.

Opsi D
menggali nilai nilai kearifan lokal yang ada di Indonesia/ window shopping untuk menampilkan role
model yang sesuai dengan profil pelajar pancasila, sehingga menjadi contoh teladan untuk peserta.

7. EVALUASI DAN PENUTUP


Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengambil intisari atau pesan baik
dari topik 2 Kebhinekaan Indonesia
Fasilitator membuat media jamboard / padlet /menuliskan pesan baik pada stick keynote dan
menempelkannya pada kertas plano/flipchart
Fasilitator memberikan kata-kata semangat untuk peserta

Penyampaian oleh fasilitator :

Memberikan kata2 sip deh ke seluruh peserta jika daring meminta peserta untuk mengaktifkan
kameranya.
Sebelum menutup topik 2 ada kata-kata Bijak tentang negeri yang penuh harmoni ini.
Quote:
“Negeri ini, Republik Indonesia, bukanlah milik suatu golongan, bukan milik suatu
agama, bukan milik suatu kelompok etnis, bukan juga milik suatu adat-istiadat tertentu, tapi
milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!” (Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno)

Ini adalah akhir dari Topik 2 tentang Indonesia Raya Indonesia tercinta,,tentunya masih ada 3
topik menarik yang akan kita bahas hari ini ya..Salam

Lembar Kerja :

● Modul

Anda mungkin juga menyukai