Wa0003.
Wa0003.
S dengan
GANGGUAN HEMOROID
kelompok 1
Anggota :
Alviaturrahmi
Sri Wahyuni
Nur intan Wulandari
Salmina mahfuza
Sinta Artanti
Sri Wahyuni
Sulisna
Putri Hasnur
Muhammad israq
Arzal Rifka
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Tujuan......................................................................................................................4
1.3 Sistematika Penulisan..............................................................................................4
BAB II....................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORITIK.........................................................................................................6
2.1 Definisi.........................................................................................................................6
2.2 . Etiologi....................................................................................................................6
2.3 Klasifikasi.....................................................................................................................7
2.4 Patofisiologi..................................................................................................................8
2.5 Manifestasi Klinis.........................................................................................................9
2.6 Pemeriksaan Diagnostik...............................................................................................9
2.7 Penatalaksanaan Medis...............................................................................................10
2.8 Komplikasi..................................................................................................................11
2.9 Asuhan Keperawatan..................................................................................................12
BAB III.................................................................................................................................18
TINJAUAN KASUS............................................................................................................18
3.1 PENGKAJIAN:..........................................................................................................18
3.2 KEMUNGKINAN DIAGNOSA YANG KELUAR..................................................29
3.3 PERENCANAAN KEPERAWATAN.......................................................................30
3.4 CATATAN KEPERAWATAN / IMPLEMENTASI.................................................32
3.5 CATATAN KEPERAWATAN / EVALUASI...........................................................34
BAB IV.................................................................................................................................36
PEMBAHASAN...................................................................................................................36
BAB V..................................................................................................................................37
PENUTUP............................................................................................................................37
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................37
5.2 Saran...........................................................................................................................37
DAFTAR ISI........................................................................................................................38
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid sangat
umum terjadi pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid
berdasarkan luas vena yang terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil.
Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga
karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis.
Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan
hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah melahirkan.
Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu hemoroid yang
terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang mun cul di luar stingfer anal disebut
hemoroid eksternal. (Brunner & Suddarth, 1996)
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35%
penduduk. Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun wanita. Insiden
penyakit ini akan meningkat sejalan dengan usia dan mencapai puncak pada usia 45-65
tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan
perasaan yang sangat tidak nyaman. Berdasarkan hal ini kelompok tertarik untuk
membahas penyakit hemoroid.
1.2 Tujuan
TIU :
Makalah ini dibuat bertujuan agar mahasiswa keperawatan semester III mampu
memahami dan mengetahui pembuatan Asuhan Keperawatan dengan pasien penyakit
Hemoroid
TIK :
- Mahasiswa mampu memahami pengertian, patofisiologi, tanda dan gejala penyakit
Hemoroid
- Mahasiswa mengetahui cara pembuatan Askeep
- Mahasiswa mampu membuat Askep dengan proses keperawatan yang benar, yang
meliputi pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi dan evalusi.
1.3 Sistematika Penulisan
Dalam makalah Asuhan Keperawatan penyakit cidera kepala ini berisi tentang :
1. Pendahuluan yang menginformasikan latar belakang dan tujuan penyusunan
makalah
2. Tinjauan teoritis :
a. Definisi
b. Etiologi
c. Manifestasi klinik
d. Patoflow
e. Komplikasi
f. Pemeriksaan diagnostik
g. Penataleksanaan medis
h. Proses keperawatan
3. Tinjauan kasus
a. Pengkajian
b. Diagnose
c. Intervensi
d. Implementasi
e. Evaluasi
4. Pembahasan
Pengkajian sampai evaluasi
5. Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
6. Daftar pustaka
BAB II
TINJAUAN
2.1 Definisi
- Menurut asal katanya [Yunani, haem = blood (darah), rhoos = flowing (mengalir)]
(Oleh Andra Racikan Utama - Edisi September 2006 (Vol.6 No.2 )
- Masa Vaskular yang menonjol kedalam lumen rectum bagian bawah atau areal
perineal (Sandra M Nettina).
- Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang
berasal dari plexus hemorrhoidalis.
- Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi di dalam kanal anal. Hemoroid sangat
umum terjadi. Pada usia 50 tahunan, sekitar 50 % individu mengalami berbagai tipe
hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena.
- Adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena hemoroidales
(bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot & pembuluh darah
sekitar anus / dubur kurang elastis sehingga cairan darah terhambat dan membesar
(Daldiyono).
2.3 Klasifikasi
Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
1) Hemoroid Interna
Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat pembuluh darah pada
anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika tidak ditangani bisa terlihat muncul
menonjol ke luar seperti hemoroid eksterna.
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak
adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Jika sudah parah bisa menonjol keluar dan
terus membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil tindakan operasi untuk
membuang wasir.
Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :
- Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan hanya
dapat di temukan dengan proktoskopi.
- Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat depikasi,
tapi seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.
- Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi
harus di dorong
- Derajat I
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defikasi tidak
dapat di masukan lagi.
2) Hemoroid eksterna
Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada di bawah otot dan
berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan bengkak kebiruan pada
pinggir anus yang terasa sakit dan gatal. Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri,
biasanya perluasan hemoroid interna. Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan
menjadi 2 yaitu
a. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan
sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah: ; Sering rasa sakit dan nyeri, Rasa
gatal pada daerah hemorid. Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena
ujung ujung saraf pada kulit merupakan reseptor rasa sakit .
b. Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau Skin Tag terdiri atas satu lipatan atau lebih dari
kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
2.4 Patofisiologi
Faktor penyebab faktor-faktor hemoroid adalah mengedan saat defekasi, konstipasi
menahun, kehamilan dan obesitas. Keempat hal diatas menyebabkan peningkatan tekanan
intra abdominal lalu di transmisikan ke derah anorektal dan elevasi yang tekanna yang
berulang-ulang mengakibatkan vena hemoroidalis mengalami prolaps. Hasil di atas
menimbulkan gejala gatal atau priritus anus akibat iritasi hemoroid dengan feses,
perdarahan akibat tekanan yang terlalu kuat dan feses yang keras menimbulkan
perdarahan, dan ada udema dan peradangan akibat infeksi yang terjadi saat ada luka akibat
perdarahan.
2.5 Manifestasi Klinis
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan perdarahan
berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri
hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.Trombosis adalah
pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan
nekrosis. Hemoroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini
membesar dan menimbulkan perdarahan atau prolaps.
Hemoroid
sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri.
Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps,
selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat
dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan
kemungkinan karsinoma rektum.
2. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy.
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar.
Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi
litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin,
penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna
terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila
penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan
penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya,
letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor
ganas harus diperhatikan.
3. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena
hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Feses
harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
4. Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.
5. Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang
2.8 Komplikasi
1. Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi
trombosis.
2. Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan
meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman - kumannya.
3. Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar. Perdarahan akut pada
umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar.
Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi portal, dan
apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah dapat sangat
banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis dan apabila berulang
dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa
mengimbangi jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering
tidak menimbulkan keluhan pada penderita walaupun Hb sangat rendah karena
adanya mekanisme adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk
lagi(inkarserata/ terjepit) akan mudah terjadi infeksi yang dapat menyebabkan
sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.
Postoperasi
1. Nyeri berhubungan dengan adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya
cerobong angin.
2. Resikol terjadinya infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat
3. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang
perawatan dirumah.
Intervensi
Preoperatif
1. Resiko kekurangan Setelah dilakukan Observasi tanda-tanda Tanda – tanda anemis diduga
nutrisi berhubungan tindakan anemis adanykekurangan zat besi (Hb turun)
dengan pecahnya keperawatan selama Dapat mengurangi perangsangan
vena plexus 3 x 24 jam, resiko Diet rendah sisa atau serat pada daerah anus sehingga tidak
hemmoroidalis kekurangan nutrisi selama terjadinya terjadi perdarahan.
ditandai dengan terpenuhi. perdarahan Pendidikan tentang diet, membantu
perdarahan yang Berikan penjelasan keikut sertaan pasien
terus - menerus KH: tentang pentingnya diet dalameningkatkan keadaan
waktu BAB. Tidak terdapat kesembuhan penyakitnya penyakitnya.
anemis, Beri kompres es pada
Pasien dengan pecahnya vena
perdarahan daerah terjadinya
plexus hemoriodalis perlu obat yang
terhenti perdarahan
dapat membantu pencegahan terhadap
BB tidak turun.
perdarahan yang mememrlukan
penilaian terhadap respon secara
periodik.
2. Defisit personal Setelah dilakukan Berikan sit bath dengan Meningkatkan kebersihan dan
hygene pada anus tindakan larutan permagan 1/1000% memudahkan terjadinya
berhubungan dengan keperawatan selama pada pagi dan sore hari. penyembuhan prolaps.
massa yang keluar 2 x 24 jam, Lakukan digital(masukan
pada daerah terjaganya prolaps dalam tempat
eksternal. kebersihan anus. semula setelah di bersihkan)
KH: Obserpasi keluhan dan
tidak ada tanda- adanya tanda- tanda
tanda infeksi. perdarahan anus
tidak terasa gatal- Beri penjelasan cara
gatal pada daerah membersihkan anus dan
anus. menjaga kebersihanya Peradangan pada anus menandakan
rasa gatal pada adanya suatu infeksi pada anus
anus berkurang
Postoperatif
1. Nyeri berhubungan Setelah dilakukan Beri posisi tidur yang Dapat menurunkan tegangan
dengan adanya tindakan menyenangkan pasien. abdomen dan meningkatkan rasa
jahitan pada luka keperawatan selama Ganti balutan setiap pagi kontrol.
operasi dan 2 x 24 jam, sesuai tehnik aseptik Melindungi pasien dari
terpasangnya gangguan rasa kontaminasi silang selama
cerobong angin. nyaman terpenuhi. penggantian balutan. Balutan basah
bertindak sebagai penyerap
kontaminasi eksternal dan
KH: menimbulkan rasa tidak nyaman.
Tidak terdapat menurunkan masalah yang terjadi
rasa nyeri pada luka Latihan jalan sedini karena imobilisasi.
operasi,. mungkin Perdarahan pada jaringan,
pasien dapat imflamasi lokal atau terjadinya
melakukan aktivitas Observasi daerah rektal infeksi dapat meningkatkan rasa
ringan. apakah ada perdarahan nyeri.
skala nyeri 0-1. Meningkatkan fungsi fisiologis
klien tampak anus dan memberikan rasa nyaman
rileks. Cerobong anus pada daerah anus pasien karena tidak
dilepaskan sesuai advice ada sumbatan.
dokter (pesanan) Pengetahuan tentang manfaat
cerobong anus dapat membuat pasien
paham guna cerobong anus untuk
Berikan penjelasan kesembuhan lukanya.
tentang tujuan pemasangan
cerobong anus (guna
cerobong anus untuk
mengalirkan sisa-sisa
perdarahan yang terjadi
didalam agar bisa keluar).
2. Resiko terjadinya Setelah dilakukan Observasi tanda vital tiap Respon autonomik meliputi TD,
infeksi pada luka tindakan 4 jam respirasi, nadi yang berhubungan
berhubungan dengan keperawatan selama denagan keluhan / penghilang nyeri .
pertahanan primer 2 x 24 jam,resiko Abnormalitas tanda vital perlu di
tidak adekuat infeksi teratasi. observasi secara lanjut.
KH: Deteksi dini terjadinya proses
tidak terdapat infeksi dan / pengawasan
tanda-tanda infeksi penyembuhan luka oprasi yang ada
(dolor, kalor, rubor, Obserpasi balutan setiap sebelumnya.
tumor, fungsiolesa). 2 – 4 jam, periksa terhadap Mencegah meluas dan membatasi
radang luka perdarahan dan bau. penyebaran luas infeksi atau
mengerin Ganti balutan dengan kontaminasi silang.
hasil LAB : teknik aseptik mengurangi / mencegah
- leukosit kontaminasi daerah luka.
- trombosit Bersihkan area perianal
setelah setiap depfikasi
mengurangi ransangan pada anus
dan mencegah mengedan pada waktu
Berikan diet rendah serat/ defikasi.
sisa dan minum yang cukup
3. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan Diskusikan pentingnya Pengetahuan tentang diet berguna
yang berhubungan tindakan penatalaksanaan diet rendah untuk melibatkan pasien dalam
dengan kurang keperawatan selama sisa. merencanakan diet dirumah yang
informasi tentang 3 x 24 sesuai dengan yang dianjurkan oleh
perawatan dirumah. jam,kurangnya ahli gizi.
pengetahuan teratas. Pemahaman akan meningkatkan
Demontrasikan kerja sama pasien dalam program
KH: perawatan area anal dan terapi, meningkatkan penyembuhan
klien tidak minta pasien dan proses perbaikan terhadap
banyak bertanya menguilanginya penyakitnya.
tentang penyakitna.
Meningkatkan kebersihan dan
Pasien dapat
kenyaman pada daerah anus (luka
menyatakan atau
atau polaps).
mengerti tentang
Melindungi area anus terhadap
perawatan dirumah. Berikan rendam duduk
kontaminasi kuman-kuman yang
keluarga klien sesuai pesanan
berasal dari sisa defekasi agar tidak
paham tentang
terjadi infeksi.
proses penyakit. Bersihakan area anus
klien dengan baik dan keringkan
Melindungi daerah luka dari
menunjukkan wajah seluruhnya setelah defekasi.
kontaminasi luar.
tenang
Berikan balutan
Pengenalan dini dari gejala infeksi
dan intervensi segera dapat mencegah
Diskusikan gejala infeksi progresi situasi serius.
luka untuk dilaporkan
Mencegah mengejan saat difekasi
kedokter.
dan melunakkan feces.
Diskusikan
mempertahankan difekasi
lunak dengan menggunakan
pelunak feces dan makanan Menurunkan tekanan intra
laksatif alami. abdominal yang tidak perlu dan
Jelaskan pentingnya tegangan otot.
menghindari mengangkat
benda berat dan mengejan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN:
I. IDENTITAS DIRI KLIEN DAN PENANGGUNG JAWAB
Nama Klien : Ny. S Tanggal Masuk RS : 20 mei
2013
Umur : 45 Tahun Diagnosa Medis : Hemoroid
externa, anemia
Jenis Kelamin : wanita Sumber Informasi : perawat
dokter
Alamat : serpong Tanggal Pengkajian : 20-06-13
Status Perkawinan : menikah Ruang : Mawar
Agama : Islam Keluarga dekat yang dapat segera
dihubungi : suami
Suku : sunda Nama : sutarjo
Pendidikan : tidak sekolah Pekerjaan : buruh
Pekerjaan : IRT Alamat : serpong
Telp : 0858 8157 7253
II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Alasan Masuk RS :
Klien mengeluh jika BAB ada penonjolan masa yang keluar di anus, kejadian ini sudah 2
minggu yang lalu. Klien diantar oleh keluarga dan masuk ke rumah sakit di UGD tanggal
19 mei 2013.
Keluhan Utama Saat dikaji : mengeluh nyeri di bagian anus
- Riwayat keluhan utama ( dibuat secara naratif dan menggambarkan PQRST dari
keluhan utama):
Klien mengeluh nyeri dibagian anus, disebabkan karena adanya penonjolan masa
dianus. Nyeri datang saat BAB dan juga mendadak, skala nyerinya 7 dari 1-10 dan
nyeri sedang, nyeri seperti ditusuk-tusuk duri, kira-kira lamanya nyeri 5-10 menit,
untuk penjalarannya nyeri dibagian abdomen kuadran bawah.
- Keluhan tambahan ; adanya penonjolan masa di anus, adanya darah saat BAB dan
feces ukurannya kecil serta berwarna hitam.
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasinya baik oleh sendiri maupun bantuan oleh
orang lain :
Jika nyeri klien menyesuaikan posisi senyaman mungkin dengan tidur miring tanpa
menekan daerah yang nyeri.
III. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
Riwayat Imunisasi : ada ( polio)
Riwayat Alergi :tidak ada
Kebiasaan :menahan BAB dan mengedan
Penyakit yang pernah diderita : Hematokezia, hemoroid interna
Pernah masuk di RS : RS. pamulang
Obat-obatan yang pernah digunakan : tidak terkaji
Riwayat Kecelakaan : tidak ada
Tindakan ( Operasi ) : tidak ada
IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Penyakit yang pernah diderita :
Orang Tua : anemia
Saudara kandung : anemia
Anggota keluarga lain :-
Penyakit yang sedang diderita
Orang tua :-
Saudara kandung : anemia
Anggota keluarga lain : anak anemia
Riwayat penyakit genetic/keturunan/herediter : anemia
Genogram:
1 NUTRISI
BB : Kg 48 Kg 48 kg
TB : Cm 150 cm 150 cm
Frekuensi makan 2x 3 kali sehari
Jenis makanan nasi bubur
Makanan yang disukai semua jenis tidak ada
Makanan yang tidak disukai tidak ada Tidak ada
Makanan pantangan: ayam kampung Makanan berminyak
Nafsu makan menurun baik
Rasa mual / muntah ada ada
Kebutuhan kalori Tidak tercukupi Tercukupi
Jenis diet - -
Intake cairan / minum 2100 cc/hari 1800 cc/hari
2 ELIMINASI
BAB
Frekuensi Sulit BAB 1 kali sehari
Waktu pagi pagi
Penggunaan Pencahar Tidak ada Tidak ada
Warna Bercampur darah hitam
Konsistensi/Diare berbentuk Semi lunak
Kolostomi / ilieostomi Tidak ada Tidak ada
Darah / Lendir ada ada
BAK
Frekuensi 4 kali sehari/ 200 ml. 4 kali sehari
Warna Kuning Kuni
Bau amoniak Amoniak
Incontinensia ada ada
Hematuria tidak ada Tidak ada
Infeksi tidak ada Tidak ada
Cateter ada ada
Urine Out Put 800 cc 1125 cc
4 PERSONAL HYGIENE
Mandi 2 kali sehari 1 kali sehari
Gosok gigi 2 kali sehari Tidak ada
Cuci rambut 2 hari sekali Tidak ada
Ganti pakaian Setiap hari 1 kali sehari
KEPALA MATA
Rambut Warna : hitam Bentuk : simetris
Kualitas /distribusi : merata Ketajaman Penglihatan : baik
Kondisi kulit Kepala : kering Daya akomodasi :-
Bengkak/memar/ : tidak ada Reaksi Pupil : isokor
Bentuk : bulat simetris Konjungtifa ; anemis
Pusing / sakit kepala : tidak ada Sclera : tidak Ikterik
Alopesia : tidak ada Pergerakan bola mata : lambat
Benjolan / masa : tidak ada Edema Palpebra : tidak ada
Penggunaan alat bantu : tidak ada
Adanya lesie : tidak ada
SIRKULASI PERNAPASAN
Distensi vena jugularis : tidak adaa Suara Paru : vesikuler
Suara jantung : S1, S2 Pola nafas : reguler
Suara jantung tambahan : tidak ada Bentuk dada : simetris
Nyeri dada : tidak ada Sputum : tidak ada
Edema :tidak ada Nyeri dada : tidak ada
Clubbing :tidak ada Batuk /haemaptoe : tidak ada
Rasa pusing : tidak ada Pengembangan dada : optimal
Capileri Refile : < 2 detik Frekuensi : 20 x/menit
Rasa kesemutan : ada di tangan Irama pernapasan : reguler
Perubahan frekuensi/ jumlah urine: tidak ada Hasil Rontgen : tidak terdapat kelainan
Varises : ada di daerah anal kanal / vena Pernapasan cuping hidung: tidak ada
hemoridialis Riwayat merokok : tidak ada
Tanda cianosis : ada / mukosa bibir pucat, Dispnea : tidak ada
Tanda anemia : konjungtifa anemis
Tanda plebitis : tidak ada
Akral dingin : dingin
MUSKULOKETEL KULIT
Nyeri :tidak ada. Warna : coklat
Pola latihan gerak ( ROM ) : 4,3,4,4 Tugor : elastis
Tonus otot : kuat Texture : kering
Deformitas /kelainan bentuk :tidak ada Lesi luka : tidak ada
Postur : kifosis Letak luka (gambarkan ) : tidak ada
Penyiapan makanan :
Tranfortasi :
Ambulasi :
Obat/terapi IV :
Bantuan perawatan diri (khusus) :
Gambaran fisik rumah (khusus) :
Bantuan merapihkan/pemeliharaan rumah :
Fasilitas kehidupan selain rumah (khusus) :
X. DATA SPIRITUAL
Agama / kepercayaan yang dianut : islam
Kegiatan keagamaan yang dilakukan : di rumah beribadah, di RS , tidak ada
Kesulitan yang diperoleh dalam melakukan ibadah selama sakit: lemas.
Upaya mengatasi kesulitan beribadah: solat dengan berbaring.
XI DATA PENUNJANG
LABORATORIUM (cantumkan nilai normal )
Tanggal 20 mei 2013
- Hemoglobin : 4,1 (N 12-14 g/dl)
- Hematocrit : 16 % (37-43 %)
- Trombosit : 723x103 (150.000-500.000/ml)
- Leukosit : 17.400 (5000-10.000/ml)
- Ureum :47 (10-50 mg/dl)
- Kreatinin : 1,3 ( 0,6-0,9 mg/dl)
- Glukosa sewaktu : 87
- SGOT : 10
- SGPT : 10
Pemeriksaan hemostasis ;
- PT 15,4 (12-18)
- Control PT 15,0 (12-18,9)
- INR 1,03
- aPTT 30,8 (27-43
- control aPTT 34,3 (27-43)
Pemeriksaan laboratorium darah / 23 mei 2013
- Hb 8,6
- Hitung jenis 12.500
- HT 27 %
PENGOBATAN
Obat injeksi
- Katerolax 3x1
- Trans amin 3x500
- Vitamin C 1x400
- Vitamin K 3x1
PEMERIKSAAN LAIN- LAIN
Rontgen dan EKG tidak didapat kelainan
XII. RESUME/ KESIMPULAN TENTANG KONDISI KLIEN
Pasien dengan Ny.S 45 tahun dirawat diruang mawar RSUD tangerang, keluhan utama
adanya nyeri di daerah anus. Nyerinya diperkirakan sebab dari adanya penonjolan masa
( pelebaran vena hemoridialis ) yang keluar dari saluran anal kanal. Akibatnya klien
mengalami ketidakadekuatan untuk mengeluarkan feces semaximal mungkin. Bab disertai
dengan pendarahan ( darah merah dan feces hitam ).
Telah dilakukan pemeriksaan fisik hasilnya TD 110/60 mmHg, HR 66 x/menit, RR 20
x/menit, konjungtiva anemis, mukosa bibir kering dan klien tampak pucat, CRT <2 detik.
Dari hasil hematologi ; Hb 4,1 ( 12-14), Ht 16 % ( 36-46 % ), trombosit 723x10 3 , telah
diberikan obat katerolax 3x1, transamin 3x500, vit c 1x400, vit k 3x1 dan klien terpasang
infus Nacl 500 cc. Hasil EKG dan Rontgen kesannya tidak didapat kelainan.
ANALISA DATA
Analisa Data Interpretasi data dan kemungkinan penyebab Masalah
DO;
- Klien tampak meringis
- Klien tampak tidur miring
menghindari daerah yang
nyeri
- Skala nyeri 7 dari 1-10
- Nyeri sedang
- Tampak Nyeri tekan
abdomen kuadran bawah
- TD 110/60 mmHg
- HR 66 x/menit
- RR 20 x/menit
DS; Perkusi Perifer tidak
- Klien mengeluh lemas -pembengkakan dan peradangan pembuluh efektif (D. 0009)
- Klien mengeluh BAB sering darah disekitar dubur.
berdarah -pembuluh darah di area anus membengkak
DO; hingga pecah karena mendapatkan tekanan
- Klien tampak lemas besar
- Klien tampak pucat
- Klien tampak berbaring di
ranjang
- Kulit klien tampak kering
- Mukosa bibir kering dan
pucat
- Adanya pendarahan saat
BAB
- Darahnya merah segar, feces
hitam dan sedikit keluarnya
- Hb 4,1
- HT 16%
- TD 110/60
- N 66 x/menit
- RR 20 x/menit
08/12/2006 Nyeri b.d penonjolan masa Mengkaji keluhan nyeri pasien yang
Sabtu dianal kanal meliputi lokasi, durasi, skala, kualitas,
(01:00)
intensitas, karakteristik, dan factor
penyebaran
Memberikan dan mengatur posisi
nyaman pasien
Melakukan tehnik modalitas nyeri
Memberikan lingkungan yang nyaman
dan menjaga keadaan psikologis pasien
Kolaborasi pemberian analgetik
Ketidakefektifan perfusi - Mengkaji tanda-tanda vital vital
jaringan perifer b.d penurunan - Mengkaji adanya tanda-tanda anemis
kadar HB - Mengontrol adanya tromboflebitis
- Kolaborasi ;
- Memberikan tranfusi darah 4 kantong
WB dengan Hb 4,1, ditambah 2 kantong
dengan Hb 8,7
- Membrikan obat vit K
- Melatih pasien latihan rentang gerak pasif
dan aktif
- Mengontrol intake dan output pasien
- Memantau jika adanya tanda hidrasi kulit
Resiko konstipasi b.d hemoroid Mengkaji eliminasi BAB pasien meliputi
frekuensi, warna, bentuk, konsistensi
Mengkaji gaya hidup pasien, aktivitas
dan kebiasaannya
Melakukan pemeriksaan fisik abdomen,
mencatat bila ada kelainan
Menganjurkan pasien untuk minum
sesuai dengan kebutuhan dan makan-
makanan yang berserat
Menganjurkan pasien untuk menghindar
dari mengejan
Memantau apabila ada nyeri dan
pendarahan
Menghitung intake dan output makanan
dan cairan yang masuk
3.5 CATATAN KEPERAWATAN / EVALUASI
Nama Klien : Ny.S
Ruangan : mawar
No.RM : 68.90.53
TGL/HARI/WAKTU EVALUASI
PEMBAHASAN
Klien Ny. S dengan hemoroid externa dan anemia, mempunyai riwayat hemoroid
interna sebelumnya dan memiliki penyakit anemia. Riwayat kebiasaan pasien sering
menahan bab dan mengedan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena
hemoroidales (bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot
& pembuluh darah sekitar anus / dubur kurang elastis sehingga cairan darah
terhambat dan membesar (Daldiyono).
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran
balik dari vena hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan,
termasuk konstipasi/diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan,
pembesaran prosfat; fibroma arteri dan tumor rectum.
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan
perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal
dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan
oleh trombosis.
5.2 Saran
Dalam membuat makalah ini, penulis berharap pembaca dapat
mengetahui tentang penyakit hemoroid, dan untuk para mahasiswa
keperawatan semoga dapat menjadi penuntun dalam membuat askep-askep
sesuai dengan proses keperawatan.
DAFTAR ISI
Brunner & Suddart (2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Jakarta : AGC.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) Rencana Asuhan
Keperawatan”, Jakarta : EGC.
Guyton & Hall (1997) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta : EGC.
Price, S & Wilson, L. M. (1995) Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, Jakarta : EGC.
Reeves, C. J., Roux, G & Lockhart, R. (1999) Keperawatan Medikal Bedah, Buku
Satu, Jakarta : Salemba Medika.