Anda di halaman 1dari 2

Memutus Rantai Penipuan Investasi Ilegal

Beberapa waktu belakangan ini masyarakat kita kembali dihebohkan dengan kejadian yang
dialami oleh seorang Crazy Rich asal Medan yang Bernama Indra Kenz dan Doni Salmanan dari
Bandung. Mereka ditangkap oleh pihak berwajib karena terbukti bersalah dalam kasus dugaan
penipuan berkedok investasi binary option dengan aplikasi Binomo dan Quotex.
Dari data yang dirilis oleh pihak Bareskrim Polri pada bulan Maret lalu disebutkan bahwa total
kerugian sementara dari sejumlah korban yang merasa sudah ditipu oleh dua orang Crazy rich ini
berjumlah lebih dari 25 miliar rupiah. Nilai ini ditaksir akan terus meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah korban yang saat ini sedang dalam proses pemeriksaan.
Jika kita perhatikan, kasus yang melibatkan dua crazy rich dadakan ini sebetulnya hanyalah
segelintir dari banyaknya kasus terkait invetasi bodong yang terjadi di negeri ini. Hanya saja,
tidak cukup tempat jika kita harus menuliskannya satu per satu disini.
Namun demikian, ada satu hal yang tentunya menjadi pertanyaan kita semua. Kenapa kasus
investasi bodong masih saja terus terjadi. Padahal, jauh-jauh hari sebelumnya bahkan sebelum
munculnya berbagai laporan kerugian akibat investasi binary option ini pemerintah sudah
mengambil langkah-langkah perventif. Salah satunya dengan menerbitkan daftar investasi
bodong yang bisa dilihat langsung melalui website Otoritas jasa keuangan (OJK).
Tidak berhenti disitu, pemerintah juga melakukan pemblokiran terhadap sejumlah aplikasi dan
website layanan investasi yang dianggap illegal untuk beroperasi di negeri ini. Akan tetapi, jauh
panggang dari api. Justru yang terjadi jumlah masyarakat yang terjerat investas bodong terus
mengalami peningkatan.
Berkaca dari kejadian ini maka tentu kita bisa menarik satu kesimpulan, bahwa apa yang
dilakukan pemerintah saat ini belumlah optimal. Masih ada hal lain yang perlu dibenahi guna
memutus rantai penipuan berkedok investasi ini.
Menutup Celah Akses
Sejak jaringan internet begitu mudah didapatkan oleh masyarakat maka bersama itu pula
investasi bodong mulai leluasa untuk diakses. Ia hadir dalam bentuk aplikasi online dalam
jumlah yang sangat banyak dan tidak terkendali.
Dari data yang disampikan oleh OJK bahwa akumulasi kerugian yang diakibatkan oleh invetasi
bodong ini sejak tahun 2007 sampai tahun 2022 sudah lebih dari 100 triliun. Hal ini
mengindikasikan bahwa memang masih banyak masyarakat kita yang terlibat disana meskipun
pada akhirnya mengalami nasib sial atau tertipu.
Jika kita melihat dengan jelas, kasus investasi bodong ini terus terjadi bukan semata karena
kerakusan Sebagian masyarakat kita yang ingin kaya mendadak ataupun karena adanya iming-
iming dari para afiliator yang terus menerus menggoda calon korbannya. Akan tetapi, karena
memang ada kemudahan untuk mengakses aplikasi ataupun website layanan investasi bodong
ini.
Memang ada aktivitas pemblokiran yang sudah dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah
situs dan aplikasi investasi yang dianggap illegal. Akan tetapi, sudah menjadi rahasia umum
kalau di negeri ini kita begitu dengan mudahnya bisa mengkases berbagai situs yang nyata-nyata
sudah diblokir oleh pihak yang berwenang tadi. Hanya dengan menggunakan layanan VPN
misalnya, kita sudah bisa berselancar dengan bebas tanpa ada hambatan di dunia maya.
Untuk bisa segera menghentikan kekacauan ini maka pemerintah harus mengubah caranya dalam
bertindak. Bukan hanya dengan menangkap para afiliator yang telah dianggap bersalah karena
mengajak banyak orang terjerumus dalam investasi illegal. Karena hal ini juga tidak akan efektif.
Mengingat orang-orang seperti ini akan terus bermunculan dengan beraneka wajah dan tampilan
baru.
Pemerintah harus betul-betul mulai menutup dengan benar semua celah yang memungkin setiap
orang untuk bisa mengakses situs atau aplikasi investasi illegal baik yang belum ataupun yang
sudah terblokir. Untuk melakukan hal tersebut kita bisa meniru seperti apa yang dilakukan oleh
Negara China dengan teknologi Great Firewallnya. Dengan teknologi ini mereka tidak sekedar
memblokir situs atau aplikasi yang dianggap illegal untuk diakses oleh warganya. Akan tetapi,
pemerintah China betul-betul menerapkan pemblokiran total terhadar sebuah situs ataupun
aplikasi dengan menutup segala celah yang memungkinkan untuk dimasuki oleh setiap orang.
Tidak hanya sampai disitu, dengan teknologi canggihnya ini, China dapat dengan mudah
memantau setiap pergerakan warganya yang sedang beraktivitas di dunia maya. Jika ada indikasi
melakukan tindakan penyimpangan maka akan langsung diberikan tindakan.
Memang tidak mudah untuk bisa menghadirkan teknologi seperti ini. Selain bisa menimbulkan
sejumlah penolokan dari pihak-pihak yang merasa dibatasi aktifitasnya di dunia maya, harganya
juga sudah tentu sangat mahal. Namun, jika melihat betapa besarnya manfaat yang didatangkan
maka tentu hal itu perlu dipertimbangkan untuk segera diadakan.
Literasi digital memang perlu untuk terus diupayakan. Bukan hanya oleh pemerintah tapi semua
pihak terkait agar masyarakat betul-betul bisa memiliki pemahaman yang baik terhadap
investasi. Pun demikian dengan penegakan hukum. Harus terus digalakkan agar bisa
memberikan ketentraman kepada masyarakat. Akan tetapi, jika celah akses investasi bodong
tidak ditutupi dengan baik, maka bukan tidak mungkin kejadian hari akan terus terulang di hari
esok. Akhirnya, banyak masyarakat kita yang akan terus menjadi korban investasi bodong.

Anda mungkin juga menyukai