OLEH :
Pembimbing I Pembimbing II
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Putu Ersa Rahayu Dewi, M.Pd I Nyoman Adi Susila, S.H., M.H.
NIP. 19880701201901010 NIP. 1989112020121003
Anggota
Penguji
Mengetahui
Ketua Jurusan Dharma Sastra
Putu Subawa,S.Pd.,M.Pd.H.
NIP. 197007052007101002
iii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis yang berjudul “Peran
2019.” beserta isinya adalah benar-benar kerya sendiri, dan saya tidak
dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini,
kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam karya saya
iv
v
KATA PENGANTAR
Om, Swastyastu
1. Dr. I Gede Suwindia, S.Ag., M.A selaku Ketua STAHN Mpu Kuturan
Singaraja, yang telah memberikan kesempatan dalam menyelesaikan
proposal ini.
3. Putu Ary Prasetya Ningrum, S.H.,M.H selaku Ketua Prodi Hukum Hindu
STAHN Mpu Kuturan Sigaraja yang membantu selalu memberi petunjuk
dan arahan positif sehingga sangat membantu dalam penyusunan Proposal.
4. Ibu Putu Ersa Rahayu Dewi, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan proposal
ini.
v
5. Bapak I Nyoman Adi Susila, S.H., M.H. selaku Pembimbing II yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan proposal
ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih sangat jauh dari sempurna
baik dari penulisan, materi, maupun isinya. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari para
pembaca. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengaharapkan
kritik serta saran-saran dari Bapak, Ibu, saudara sekalian yang bertujuan untuk
memperbaiki proposal ini. Semoga proposal ini ada manfaatnya.
Peneliti
vi
vii
DAFTAR ISI
USULAN PENELITIAN................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................iii
SURAT PERNYATAAN...............................................................................iv
KATA PENGANTAR....................................................................................v
BAB I...............................................................................................................9
PENDAHULUAN..........................................................................................9
vii
1.6.1. Landasan Teori...................................................................17
1.7.Metode Penelitian.......................................................................25
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................33
viii
BAB I
PENDAHULUAN
yang otonom. Pengertian otonomi daerah tertuang pada UU No. 23 tahun 2014
pasal 1 ayat 6, otonom daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
pemerintahan lain.
potensinya. Wilayah Indonesia yang sangat luas dan terdiri dari ribuan pulau
Indonesia memilki karakteristik dan potensi yang sangat besar seperti kekayaan
jenis kerajinan tangan, dan lain sebagainya. Tentu saja hal ini menjadi daya tarik
9
10
tersendiri dalam kamajuan sektor pariwisata. Salah satu potensi ini juga berbeda
disetiap kewilayahan daerah. Pariwisata paling populer saat ini adalah daerah Bali
satu destinasi wisata yang tersohor di seluruh dunia dan destinasi terfavorit urutan
ke-4 dalam daftar Best of the Best 2022 dan merupakan destinasi terpopuler di
Asia.
restoran, art shop, pasar seni, tempat hiburan dan sarana rekreasi berkembang
pesat menjadi kawasan pemukiman wisata dan kawasan wisata. Toh wisatawan
dari Bali dan pada akhirnya organisasi pariwisata seperti PHRI (PHRI), ASITA
menjadi penyedia jasa pariwisata yang dipandang lebih menjanjikan dari segi
situs pariwisata, seperti wisata penunjang gaya hidup dan jasa pengembangan
usaha.
lokal. Salah satunya adalah perkembanga hiburan malam yang menjadi daya tarik
wisatawan yang berkunjung ke Bali. Hiburan malam adalah daya tarik khusus
wisatawan domestic isi liburan anda di Bali hanya dengan hanya mendengarkan
musik atau nikmati minuman yang tersedia di bar,bar atau disko dan dengan
konstruksi sarana dan prasarana yang memadai, Bali adalah magnet bagi
wisatawan pada saat yang sama ada masalah yang ada. Tentu hal ini tidak dapat
setempat. Ada aktivitas di malam hari hingga dini hari hari berpengaruh pada
tempat tinggal mereka menjadi tidak aman dan tidak nyaman. Tingkat kejahatan
cukup tinggi untuk membuat masyarajat sekitar tidak lagi merasakan kegiatan
11
12
Bali sebagai salah satu tujuan pariwisata dunia telah dikunjungi oleh
berbagai karakteristik wisatawan dan salah satunya mereka adalah turis tua. Ingat
Bali menawarkan pesona alam, budaya, dan wisata alternatif. sebuah zona
pariwisata yang keberadaannya telah diakui kawasan wisata Bali. Bali juga
memiliki banyak pilihan restoran, dan sarana hiburan lain yang dianggap demikian
hanya untuk menghabiskan waktu luang segala usia dan juga untuk wisatawan
lanjut usia. Di Sanur sering terjadi bertemu wisatawan berkelas seperti turis tua
mengingat usianya mereka rata-rata berusia 55 tahun ke atas dan mereka telah
mencapai usia pensiun. Musafir ini terutama dari Eropa dan Australia. Sedangkan
wisatawan yang berasal dari Jepang dan China/Taiwan memiliki segmen anak
tentu saja diikuti oleh kepadatan lalu lintas, tapi Bali masih tetap dipilih sebagai
tempat menghabiskan waktu senggang bagi wisatawan lanjut usia. Bali itu dicintai
oleh segala usia dengan kegiatan rekreasi yang dapat Anda lakukan mereka adalah
ringan, makan dan minum alkohol, restoran, mereka juga berpartisipasi dalam
kegiatan budaya hiburan di hotel tempat anda menginap atau di restoran yang
perkembangan usaha hiburan ini adalah peredaran narkoba dan minuman keras.
Hal ini sudah melekat dan menjadi gaya hidup para wisatawan yang harus di
saat ini telah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian orang perusahaan di
Tapi data WHO (2010) menyebutkan konsumsi minuman alkohol di Indonesia 0,6
liter alkohol murni per kapita per tahun. Menurut data dari penelitian kesehatan.
Dasar (Riskesda) Tahun 2007, selama tahun 2007 ada tiga provinsi dengan
Sulawesi Utara (17,4%) dan Gorontalo (12,3%). Sementara itu, minum peminum
dari pecandu alkohol ini, sebagian besar tetap tiga provinsi di perdesaan (5,1%)
dengan tingkat mayoritas pendidikan adalah lulusan SLTA (6,0%) berusia antara
berbagai masalah. Masalah yang dihadapi oleh remaja yaitu mencakup banyak
13
14
yang sangat dikonsumsi sebagai remaja. Berdasarkan data yang diperoleh dari
adalah orang daerah perkotaan dan sebagian besar memiliki status sosial ekonomi
menengah ke bawah. Bir itu adalah jenis minuman beralkohol yang paling
Indonesia, usia di mana legal untuk membeli minuman beralkohol dia adalah
orang berusia 21 tahun. Pada Faktanya, banyak anak muda yang berusia di bawah
kategori remaja yang tidak bisa mendapatkan Tanda Pengenal yang Disetujui
oleh salah satunya itu adalah kurangnya kontrol atas sirkulasi minuman
beralkohol.
Tanpa kita sadari bawasanya dampak dari minuman berakohol tidak baik
hingga mabuk dapat menyebabkan kemaksiatan kesadaran diri dan efek psikologis
kenakalan remaja, perbuatan asusila bahkan remaja yang semakin sering tidak
Mekarsari yang terletak di Kabupaten Tabanan. Sebagai salah satu daerah dengan
Mekarsari tidak dapat dipungkiri dampak dari perkembangan wisata juga akan
mereka rasakan. Hal ini harus mereka antisipasi sejak dini agar tidak terjadi
penurunan kualitas pemuda karena tergerus dengan adanya dampak negative dari
berkembangnya pariwisata.
Provinisi Bali.
Ruang lingkup masalah dalam penulisan ini terbatas pada Peran Desa
15
16
pemerintahan Daerah
1.5.2. Manfaat Praktis
yang diteliti, titik dasar-dasar teori yang digunakan sudah tentu ada
kaitannya dengan permasalahan yang diteliti. Hal ini dimaksud agar dalam
Dalam negara hukum, sistem hukumnya harus tersusun dalam tata norma
hukum secara hirarkis dan tidak boleh saling bertentangan diantara norma-
terjadi konflik antar norma-norma tersebut maka akan tunduk pada norma-
norma logisnya, yakni norma-norma dasar yang ada dalam konstitusi. Andi
“The legal systemwould be nothing more than all these subsystems put
17
18
Berdasarkan hal ini dapat diketahui bahwa, dalam sistem hukum terdapat
sistem hukum dalam hal ini adalah substansi hukum, struktur hukum, dan
structure)yakni :
shape,the institutional body of the system, the tought, rigid bones that keep
system when we talk about the number of judges, the jurisdiction of court,
how higher courts are stacked on top of lower courts, what persons are
attached to various court, and what their roles consist of. The substance is
(legal culture) bahwa, “It is the element of social attitude and value”.
Lawrence M. Friedmanjuga menyatakanbahwa, “Legal culture refers, then,
thinking-that bend social forces toward or away from the law and in
uraian dalam teori sistem hukum dari Lawrence M. Friedman bahwa, sistem
hukum terdiri dari sub sistem-sub sistem hukum yang saling berinteraksi,
yakni
19
20
(H.17)
social control), sebagai aturan dan proses sosial yang mencoba mendorong
perilaku, baik yang berguna atau mencegah perilaku yang buruk. Di sisi lain
kontrol sosial adalah jaringan atau aturan dan proses yang menyeluruh yang
Tidak ada cara lain untuk memahami sistem hukum selain melihat
atau karena tindakan pemerintah atau pejabat lainnya atau dalam sistem
hukum.
1.6.1.2. Teori Kewenangan
21
22
yang mantap serta sikap tindakan sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap
merupakan esensi dari penegakan hukum, juga merupakan tolok ukur daripada
efektivitas penegakan hukum. Efektivitas hukum ini dapat pula dikaji melalui
pemikiran Friedman melalui tiga elemen dalam sistem hukum yakni substansi
hukum, struktur hukum dan budaya hukum. Struktur hukum, yaitu keseluruhan
keseluruhan aturan hukum, norma hukum dan asas hukum, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis, termasuk putusan pengadilan dan kultur hukum, yaitu
kebiasaan, cara berpikir, dan cara bertindak, baik dari para penegak hukum
maupun dari warga masyarakat, tentang hukum dan berbagai fenomena yang
23
24
Hasil Penelitian
25
26
1.7.Metode Penelitian
yuridis yaitu dengan melihat dari segi-segi hukum yang sesuai dengan
lapangan. Jenis penelitian ini merupakan salah satu cara yang dapat
norma hukum yang normanya sebagai keharusan (sollen). Wyasa Putra Ida
yaitu penelitian terhadap data sekunder, yang dipandang dari sudut kekuatan
mengikatnya, data sekunder terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum
sekunder dan bahan hukum tersierRony Hanitijo Soemitro, 1998, , (hal.. 11-
manusia yang pantas. Soerjono Soekanto, 1986, (hal.43.) Dalam hal ini yang
konsepsional dan landasan atau kerangka teoritis menjadi syarat yang sangat
penting Soerjono Soekanto dan Sri Pamudji , 1994, (hal.8.) sehingga akan
kesenjangan dan kekaburan norma atau tidak jelas (Vague normen) yang
dapat ditemukan dalam Pergub Hibah dan Bansos ketika ditinjau dari
a. Pendekatan Perundang-Undangan
27
28
penelitian ini.
c. Pendekatan kasus.
norma tersebut.
ilmiah, surat kabar (koran) dan internet yang tulisannya dibuat oleh scholar
atau jurist yang mempunyai kualifikasi tinggi. Peter Mahmud Marzuki,
hukum sekunder
dari:
4. PeraturanPerundang-undangan.
Bantuan Sosial.
29
30
danPerundangaUndangan.
Karya tulis Hukum atau pandangan ahli hukum yang berbentuk Disertasi,
dan
Peter Mahmud Marzuki merupakan bahan non hukum yang digunakan untuk
( h. 163.)
tersebut.
dengan cara pencatatan atau pengutipan, ikhtisar, dan kartu ulasan. Masing-
masing akan diberi identitas: sumber bahan yang dikutip, topik yang dikutip
sistematika rencana tesis, sehingga ada kartu untuk bahan Bab I, II dan
31
32
hukum
d. Teknik evaluasi adalah penilaian berupa tepat atau tidak tepat, setuju
atau tidak setuju, benar atau salah, sah atau tidak sah oleh peneliti
keputusan, baik yang tertera dalam bahan primer maupun dalam bahan
sekunder.
sederajat.
Dalam tesis ini teknik analisa bahan hukum, sesuai dengan kedua
Undangan.
metode ini merupakan sarana atau alat untuk mengetahui makna Undang-
33
34
DAFTAR PUSTAKA
.
Andi Mattalatta, 2009, Politik Hukum Perundang-Undangan, Jurnal Legislasi
Indonesia, Vol. 6 No. 4-Desember, Jakarta; Direktorat Jendral Peraturan
Perundang-undangan Departemen Hukum Dan HAM RI.
I Dewa Gede Atmadja, 2010, Hukum Konstitusi: Problematika Konstitusi
Indonesia Sesudah Perubahan UUD 1945, Setara Press, Malang, hal.162.
Indroharto, 1993, Usaha memahami Undang-Undang tentang Peradilan Tata
Usaha Negara, Pustaka Harapan, Jakarta.
Joeniarto,1968, Negara Hukum, Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada,
Yogyakarta.
K.C. Wheare, 1975, Modern Constitutions, London Oxpord University Press.
Kuntjoro Purbopranoto, 1978, Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan
Peradilan Administrasi Negara, Cetakan Kedua, Alumni, Bandung.
Lawrence M Friedman, 1975, The Legal Sistem, A Social Science Perspective,
Rusell Sage Foundation, New York.
Lawrence M. Friedman, 1975, The Legal System; A Social Science Perspective,
New York; Russel Sage Foundation.
Lawrence M. Friedman, 2013, Sistem Hukum: Persepektif Ilmu Sosial,
diterjemahkan oleh: M. Khozim, Nusa Media.
Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Cet-ke.6, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta.
Philipus M. Hadjon, 1985, Pengertian-Pengertian Dasar Tentang Tindak
Pemerintahan (Bestuurshandeling), Djumali, Surabaya.
Philipus M. Hadjon, 1994, Fungsi Normatif Hukum Administrasi dalam
mewujudkan Pemerintahan yang Bersih, Pidato Penerimaan jabatan Guru
Besar dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga,
Surabaya.
Prajudi Atmosudirdjo, 1981, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia,
Jakarta .
Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis , 2008,Program Studi
Magister Ilmu Hukum, Denpasar.
Ridwan HR, 2006, Hukum Administrasi Negara, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, hal. 113. Ridwan, HR., 2003, Hukum Administrasi Negara,
Yogyakarta, UII Pres.
Rony Hanitijo Soemitro, 1998, Metodelogi Penelitian Hukum dan Jurimetri,
Ghalia Indonsia.
SF. Marbun, 1997, Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administrasi di
Indonesia, Liberty, Yogyakarta.
Soerjono Soekanto dan Sri Pamudji , 1994, Penelitian Hukum Normatif : Suatu
Tinjauan Singkat, Rajawali Pers, Jakarta.
Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia
Press,Jakarta.
Soerjono Soekanto, 2011, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sudikno Mertokusumo, 1993, Bab- Bab Tentang Penemuan Hukum , PT .Citra
Aditya Bakti,Bandung.
Sudjito Bin Atmoredjo, Negara Hukum Dalam Perspektif Pancasila, dalam
KongrePancasila kerjasama dengan Mahkamah Konstitusi RI dan Gadjah
Mada, Balai Senat UGM, Yogyakarta.
Sunaryati Hartono, 1994, Penelitian Hukum di Indonesia pada Akhir Abad ke -20,
Alumni Bandung.
Wyasa Putra Ida Bagus, 2015, Filsafat Ilmu: Filsafat Ilmu Hukum, Udayana
University Press, Denpasar.
35