1
USULAN PENELITIAN
Pembimbing I: Pembimbing II
Gede Yoga Satrya Wibawa,S.H., M.H. Putu Ersa Rahayu Dewi, M.Pd.
NIP.198807012019031010 NIP. 19940402219208
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Ketua, Sekretaris,
Gede Yoga Satrya Wibawa,S.H., M.H. Putu Ersa Rahayu Dewi, M.Pd.
NIP.198807012019031010 NIP. 19940402219208
Anggota,
Penguji I,
Mengetahui
Ketua Jurusan Dharma Sastra
Putu Subawa,S.Pd.,M.Pd.H.
NIP.197007052007101002
iii
KATA PENGANTAR
Om, Swastyastu
Yang Maha Esa, atas asung kertha wara nugraha-Nya penulis dapat menyusun dan
Perda Di Kabupaten Tabanan” dalam waktu yang telah ditentukan. Proposal ini
penulis susun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk meraih gelar sarjana
(S1) dilingkungan Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja.
terhormat :
1. Dr. I Gede Suwindia, S.Ag., M.A selaku Ketua STAHN Mpu Kuturan
proposal ini.
penyusunan Proposal.
iv
4. Bapak Gede Yoga Satrya Wibawa, S.H., M.H. selaku Pembimbing I yang
5. Bapak Putu Ersa Rahayu Dewi, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah
proposal ini.
proposal ini.
proposal ini.
sempurna baik dari penulisan, materi, maupun isinya. Hal ini disebabkan
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan
dari para pembaca. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis sangat
yang bertujuan untuk memperbaiki proposal ini. Semoga proposal ini ada
manfaatnya.
Peneliti
v
DAFTAR ISI
USULAN PENELITIAN.................................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................2
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................11
1.3 Ruang Lingkup Masalah.....................................................................................12
1.4 Tujuan Penelitian.................................................................................................12
1.5 Manfaat Penelitian...............................................................................................13
1.6. Landasan Teoritis................................................................................................13
1.6.1. Teori Kewenangan.......................................................................................13
1.6.2. Teori Desentralisasi......................................................................................15
16.3 Teori efektivitas hukum.................................................................................18
1.7. Metode Penelitian................................................................................................21
1.7.1. Jenis Penelitian.......................................................................................21
1.7.3 Data dan Sumber Data..................................................................................22
1.7.4 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................23
1.7.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data.........................................................24
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................26
vi
BAB I
PENDAHULUAN
pariwisata merupakan salah satu dari tiga penghasil devisa utama bagi negara.
Bali yang tercatat di Badan Pusat Statistik Provinsi Bali dari tahun 2015 sampai
dengan tahun 2019 yaitu tahun 2016 sebanyak 4.927,97 orang, tahun 2017
sebanyak 5.697.793 orang, tahun 2018 sebanyak 6.070,47 orang, tahun 2019
14.039.799 orang, tahun 2018 sebanyak 15.806.191 orang, dan tahun 2019
Indonesia setiap tahunnya. Hal ini tidak hanya berdampak pada perekonomian
berkunjung ke Bali tidak hanya murni untuk berlibur, ada juga yang bekerja,
7
belajar, perjalanan bisnis sambil berlibur tentunya. Biasanya wisatawan
Kita sering mendengar istilah biro perjalanan. Agen perjalanan adalah solusi
liburan yang praktis. Berlibur atau traveling merupakan salah satu kegiatan
favorit untuk menghabiskan waktu luang di hari libur. Banyak orang melakukan
perjalanan, mengunjungi berbagai destinasi wisata baik dalam kota, luar kota
zaman yang semakin maju, sektor pariwisata juga berkembang. Sehingga muncul
berbagai peluang bisnis baru yang salah satunya adalah biro perjalanan. Agen
kepada publik atas nama perusahaan pemasok. Keberadaan biro perjalanan ini
perjalanan tersebut menjadi kenangan yang tidak terlupakan bagi klien mereka.
Biro perjalanan merupakan kegiatan ekonomi yang berupa pemberian jasa dalam
penginapan dan acara darma wisata / travel. Biro perjalanan sebagai suatu
utama berwisata. Berikut ini adalahruang lingkup biro perjalanan yaitu membuat,
8
mengurus dokumen perjalanan seperti paspor dan visa, Membuat travel guide,
perjalanan akan menjadi kurang leluasa dan berbagai masalah lainnya. Oleh
karena itu, tidak sedikit orang yang memilih untuk mengatur perjalanannya secara
wisata.
wisatawan.
9
3. Kemudahan dan kenyamanan. Agen perjalanan menawarkan
biaya. Selain itu, travel agent ini juga memiliki informasi yang luas
10
segala sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan Anda. Misalnya
11
tujuan, dan semua titik pemberhentian pada rencana perjalanan turis
atau non-turis. Rencana ini terdiri dari berbagai elemen dan dirancang
12
untuk menyediakan layanan penukaran uang bagi wisatawan dan
adanya Biro Perjalanan Wisata yang tidak memiliki izin Usaha Jasa
Wisata tanpa izin ini dengan mudah menarik para tamu dengan hanya
kantor yang jelas serta memberikan harga yang jauh lebih murah dari
11. Selain merugikan biro perjalanan dinas yang telah memiliki izin
13
dirugikan oleh agen perjalanan yang tidak memiliki izin usaha,
sanksi yang tegas terhadap biro travel online yang tidak memiliki izin
terhadap travel agent, mengingat saat ini jumlah tour operator di Bali
12. Komando Gubernur Bali tidak tinggal diam terhadap masalah travel
14
peraturan perundang-undangan yang baik antara lain kejelasan tujuan;
dimaksud dalam wisata budaya Bali adalah budaya yang dijiwai oleh
ajaran agama Hindu dan mengandung unsur kearifan lokal, dalam hal
memuat materi muatan lokal, dalam hal ini juga kearifan lokal di
15
pedoman. Misalnya, konsep Tri Hita Karana dijadikan landasan
dari hal tersebut, dalam Perda Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012
budaya Bali
16
bali dalam menghadapi biro perjalanan wisata yang tidak berijin ?
tertulis
4. Untuk mengetahui Ruang lingkup masalah dalam penulisan ini terbatas pada
Bali
17
2.Untuk menemukan efektivitas peraturan daerah tentang kepariwisataan budaya
pariwisata
perjalanan wisata
18
berdasarkan wewenang yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.Perihal
Marbun,1997,(hal.154)
Asas legalitas merupakan salah satu prinsip utama yang dijadikan sebagai
19
“Wewenang yang diperoleh secara “atribusi”, yaitu pemberian
wewenang pemerintahan yang baru oleh suatu ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan.Jadi, disini dilahirkan/diciptakan suatu wewenang
pemerintah yang baru".Pada delegasi terjadilah pelimpahan suatu
wewenang yang telah ada oleh Badan atau Jabatan TUN yang telah
memperoleh suatu wewenang pemerintahan secara atributif kepada Badan
atau Jabatan TUN lainnya.Jadi, suatu delegasi selalu didahului oleh
adanya sesuatu atribusi wewenang. Pada mandat, disitu tidak terjadi suatu
pemberian wewenang baru maupun pelimpahan wewenang dari Badan
atau Jabatan TUN yang satu kepada yang lain”. Indroharto,1993,(hal.90)
Menurut Stroink dan Steenbeek sebagaimana dikutip oleh Ridwan, engemukakan
pandangan yang berbeda,sebagai berikut:
“Bahwa hanya ada dua cara untuk memperoleh wewenang, yaitu
atribusi dan delegasi. Atribusi berkenaan dengan penyerahan wewenang
baru,sedangkan delegasi menyangkut pelimpahan wewenang yang telah
ada (oleh organ yang telah memperoleh wewenang secara atributif kepada
organ lain; jadi delegasi secara logis selalu didahului oleh atribusi).
Mengenai mandat, tidak dibicarakan mengenai penyerahan wewenang
atau pelimbahan wewenang.Dalam hal mandat tidak terjadi perubahan
wewenang apapun (dalam arti yuridis formal), yang ada hanyalah
hubungan internal”. Ridwan,HR.,2003,(hal.74)
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan”. Ini artinya bahwa pemerintah daerah dapat menjalankan dan
20
kewenangan ini diberikan agar pemerintah daerah lebih dapat memperhatikan
setiap permasalahan yang terjadi didaerah dapat segera teratasi dengan adanya hak
otonomi tersebut.
perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
wilayah tertentu.
21
otonom berdasarkan Asas Otonomi. Menurut J in het veld menyajikan beberapa
4. Pada desentralisasi unsur individu atau daerah lebih menonjol karena dalam
melakukan kontrol terhadap segala tindakan dan tingkah laku pemerintah, ini
daya manusia melalui pemberian hibah dan bantuan sosial di provinsi Bali.
22
16.3 Teori efektivitas hukum
mantap serta sikap tindakan sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk
4) Faktor masyarakat;
5) Faktor kebudayaan.
esensi dari penegakan hukum, juga merupakan tolok ukur daripada efektivitas
dikaji melalui pemikiran Friedman melalui tiga elemen dalam sistem hukum yakni
substansi hukum, struktur hukum dan budaya hukum. Struktur hukum, yaitu
yaitu keseluruhan aturan hukum, norma hukum dan asas hukum, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis, termasuk putusan pengadilan dan kultur hukum, yaitu
23
opini-opini, kepercayaan- kepercayaan (keyakinan-keyakinan), kebiasaan-
kebiasaan cara
berpikir, dan cara bertindak, baik dari para penegak hukum maupun dari warga
adalah pendapat dari Philipus M. Hadjon dan Kuntjoro Purbopranoto, yaitu tindak
menurut Philipus M.Hadjon berarti tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh
24
(rechtshandelingen) dan Kedua, tindak pemerintahan yang berdasarkan fakta
(vetliyke handeling).
tidak ada relevansinya dengan hukum dan oleh karenanya tidak menimbulkan
yang muncul dari organ administrasi dalam keadaan khusus yang dimaksudkan
menciptakan hak dan kewajiban. Tindakan hukum inilah yang penting bagi
dibedakan mcnjadi tindakan hukum publik dan tindakan hukum privat. Tindakan
yang berdasarkan hukum public kemudian dibagi lagi menjadi tindakan sepihak
Tindakan hukum sepihak dibagi lagi menjadi interne beschikking (keputusan yang
Negara yang membuatnya) dan externe beschikking (keputusan yang dibuat untuk
25
1.7. Metode Penelitian
Guna memperoleh data hasil penelitian yang valid, maka dalam perolehan
metode sangat perlu dipergunakan dalam penelitian secara sistematis agar relevan,
metode penelitian yuridis empiris. Pendekatan secara yuridis yaitu dengan melihat
melakukan penelitian di lapangan. Jenis penelitian ini merupakan salah satu cara
dengan analisa dan konstruksi yang dilakukan secara metodelogis, sistematis, dan
konsisten.
Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan metode
yuridis empiris. Metode yuridis yaitu suatu metode penulisan hukum yang
undangan yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan metode empiris yaitu suatu
26
guna mendapatkan kebenaran yang akurat dalam proses penyempumaan penulisan
skripsi ini. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah Pemerintaha Provinsi Bali
secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau
untuk menentukan penyebaran suatu gejala, atau untuk menentukan ada tidaknya
hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Penelitian ini
bersumber pada:
data yang diperoleh narasumber yaitu beberapa Kepala Desa yang ada di
dan pemerintahan.
27
b. Data sekunder, yaitu data diperoleh dengan melakukan penelitian
Pemerintahan Dearah.
secara sistematis sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian. Tujuan dari
permasalahan penelitian.
28
benda-benda berbentuk tulisan, dilakukan dengan cara mencari, membaca,
literatur, dokumen, peraturan yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.
2) Teknik wawancara
cara tanya jawab. Dalam penelitian ini wawancara yang merupakan teknik untuk
diperoleh melalui studi dokumen. Dimana Peneliti sebagai penanya dan Sumber
Informan sebagai obyak yang akan dimintai keterangan dan informasi terkait
penelitian tersebut. Pedoman daftar penanyaan dibuat secara sistematis dan telah
data sehingga siap dipakai untuk dianalisa. Bambang Waluyo, 2002,(,hal. 72)
yang telah dikumpulkan maka dipergunakan teknik analisis kwalitatif yaitu data
yang dikumpulkan baik yang bersumber dari data primer maupun data sekunder
adalah merupakan data naturaistik yang terdiri atas kata-kata yang tidak diolah
menjadi angka-angka. Dari keseluruhan data yang terkumpul akan diolah dan
dianalisis dengan cara menyusun data secara sistematis, digolongkan dalam pola
29
dan tema, dikatagorisasikan dan diklasifikasikan, dihubungkan antara satu data
dengan data lainnya. Setelah dilakukan alalisis secara kwalitatif kemudian data
30
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Udayana.
Pemerintahan (Bestuurshandeling).Surabaya.Djumali.
Airlangga, Surabaya.
Indonesia.
Persada.
31
SF.Marbun.1997.Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administrasi di
Indonesia.Liberty.Yogyakarta.
Grafika.
32