(20119061)
TLM 1B
Protozoa, berdasarkan etimologinya berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata ‘protos’ yang
berarti hewan. Pada awalnya protozoa diartikan sebagai hewan pertama yang tinggal dan hidup di
muka bumi. Berdasarkan struktur tubuhnya, protozoa didefinisikan sebagai hewan bersel satu
(monoseluler) baik yang hidup sendiri-sendiri (soliter) maupun berkelompok membentuk koloni-
koloni. Walaupun protozoa itu bersel satu tetapi merupakan satu kesatuan yang lengkap dan dapat
menjalankan semua fungsi kehidupan; reproduksi, respirasi, nutrisi, sekresi-ekskresi, responsi,
STRUKTUR PROTOZOA
1. SITOPLASMA
A. EKTOPLASMA befungsi sebagai:
Protektif
Lokomotif
sensorik
Ektoplasma dapat membentuk berbagai macam struktur gerak, misalnya flagel (bulu cambuk), silia
(rambut getar) dan pseudopodi (kaki semu). Dijumpai juga alat-alat pencernaan sperti sitostoma dan
sitofaring.
Terdapat vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai alat untuk membuang sisa-sisa metabolisme.
Vakuola kontraktil ini walaupun berada dalam endoplasma tetapi merupakan struktur yang terbentuk
dalam ektoplasma.
2. INTI SEL
Merupakan bagian yang sangat penting untuk mempertahankan hidup dan reproduksi. Inti
protozoa terdiri atas:
Selaput inti, yang meliputi serabut halus (linin) yang bersifat akromatik
Cairan inti (nukleoplasma)
Anak inti (nukleolus)
Butir kromatin, yang bersifat kromatik
MORFOLOGI PROTOZOA
Bentuk vegetatif
Adalah bentuk dimana protozoa aktif mengadakan gerakan, makan dan berkembang biak
(bentuk tropozoit).
Bentuk kista
Protozoa tidak aktif dan cenderung untuk melindungi diri dari pengaruh luar
Ukuran protozoa antara beberapa micron-40 mikron, yang paling besar Balantidium coli
ukurannya 70 mikron.
Bentuknya beraneka ragam, ada yang bulat (sferik), bulat telur (ellipsoid), simetris
bilateral dan tidak teratur (irregular).
FISIOLOGI PROTOZOA
PERNAPASAN PROTOZOA
o Cara langsung, dengan mengambil oksigen (O2) dan mengeluarkan carbondioksida (CO2),
secara langsung ini dinamakan pernapasan aerobic.
o Secara tidak langsung (anaerobic), dilakukan dengan mengambil oksigen yang dilepaskan
oleh senyawa yang kompleks oleh aktivitas enzimatik.
REPRODUKSI PROTOZOA
Reproduksi aseksual
a. Belah pasang, membelah menjadi dua yang sama bentuknya, contoh : Amoeba, flagelata,
ciliate.
b. Skizogoni, menjadi banyak dan masing-masing inti diliputi oleh protoplasma, sehingga
terbentuk banyak merozoit, contoh : Plasmodium sp.
c. Berkembang dalam stadium kista, disini inti membelah sehingga waktu ekskistasi tiap kista
dapat mengeluarkan beberapa tropozoit-tropozoit baru, contoh: amuba dan beberapa
flagellata.
d. Konyugasi, disini terjadi penggabungan sementara dan proses peremajaan sekaligus proses
reproduksi, contoh: Balantidium coli.
e. Endodiogoni, disini sel mengalami pertunasan tunggal dan selanjutnya menghasilkan dua sel
anak, contoh : Toxoplasma gondii.
Reproduksi seksual
Pada reproduksi seksual sebelumnya dibentuk sel-sel kelamin (gamet) yang dihasilkan oleh
gametosit. Gametosit dibedakan menjadi dua yaitu makrogametosit dan mikrogametosit.
Makrogametosit menghasilkan gamet betina (makrogamet), sementara mikrogametosit mengasilkan
gamet jantan (mikrogamet). Setelah terjadi pembuahan terbentulah zigot (zygosis=menjadi satu), inti
zigot membelahmenjadi banyak dan menjadi sporozoit (sporos=benih, zoon=hewan), proses pem
o Bila dalam daur hidup protozoa harus mengalami pergantian tuan rumah maka siklus hidup
akan berlangsung secara aseksual yang kemudian diikuti dengan tahap tahap seksual atau bisa
juga tahap aseksual diikuti oleh tahap kista. Pada umumnya reproduksi seksual terjadi pada
tuan rumah yang berbeda dengan tuan rumah tempat terjadinya reproduksi aseksual.
o Protozoa yang tidak membutuhkan tuan rumah yang kedua untuk melengkapi daur hidupnya,
misalnya rizopoda, flagelata, ciliate. Sedangkan yang membutuhkan tuan rumah yang kedua
untuk melengkapi daur hidupnya ialah Trypanosome sp, Leishmania sp
KLARIFIKASI PROTOZOA
PROTOZOA USUS
Protozoa usus dapat ditemukan dalam tinja baik dalam bentuk vegetatif maupun bentuk kista.
Bentuk vegetatif dapat dengan mudah diamati dalam tinja yang masih segar, karena pergerakannya
akan tampak masih aktif dan bentuk belum berubah menjadi kista
A. Disentri amoebawi
a. Makroskopik
o Tinja seringkali masih mengandung bagian tinja yang bercampur dengan lendir dan
darah
o Darah tampak melekat pada bagian luar tinja
o Lendir biasanya jernih
b. Mikroskopik
o Ditemukan amuba dalam tinja
o Leukosit jarang
o Eritrosit berkelompok bersama tinja
B. Disentri basiler
1. Makroskopik
o Tinja sering hanya lendir dan darah
o Darah brcampur merata dengan tinja
o Lendir keruh
2. Mikroskopik
o Amuba tidak ditemukan tapi tampak bakteri dalam jumlah sangat banyak
tinja
o Leukosit banyak dan berkelompok
o Eritrosit bercampur merata dalam tinja
PEMERIKSAAN PROTOZOA
A. Sediaan langsung
o teteskan larutan garam fisiologis di atas kaca objek yang bersih dan kerig
o Dengan sebatang lidi, bagian tinja (diusahakan bagian lendirnya) diemulsikan dengan larutan
garam tadi pada kaca objek
o Tutup sediaan dengan kaca penutup sehingga tampak rata, tidak bergelembung atau tidak
meluber keluar
o Periksa dengan mikroskop mulai dengan pembesaran objek 10 sampai dengan 40
o Periksa sekurang-kurangnya empat sediaan terutama bil hasilnya negatif tetapi makroskopik
lebih terarah pada moebiasis
o Setetes larutan Eosin 2% atau larutan lugol diteteskan di atas kaca objek yang bersih dan
kering
o Dengan sebatang lidi, tinja diemulsikan dengan larutan Eosin tersebut
o Tutup sediaan dengan kaca penutup sehingga tampak rata, tidak bergelembung atau tidak
meluber keluar
o Periksa dengan mikroskop mulai dengan pembesaran objek 10 sampai dengan 40
o Lakukan pemeriksaan berulang untuk memastikan hasil
Untuk membuat sediaan tinja permanen maka sebaiknya bahan pemeriksaa difiksasi terlebih
dahulu. Bahan fiksatif yang dipakai banyak ragamnya.
Setelah difiksasi dan dibuat preparat pada umumnya sediaan permanen sering diwarnai dengan
pewarna trikrom atau hematoksilin besi. Kegunaan preparat permanen yang diwarnai ini adalah untuk
melihat struktur dan bagian-bagian dalam protozoa.
PEMERIKSAAN FESES
A. PERSIAPAN SAMPEL
o Wadah Bersih
o Wadah bermulut lebar dan mempunyai penutup
o Tinja dalam jumlah cukup, sampel sekitar 100 gr
o Untuk pemeriksaan rutin hanya membutuhkan 2-5 gram tinja
o Tinja harus bebas minyak dan zat kimia
o Tinja yang padat dapat disimpan semalam pada suhu 4 ͦC
o Tinja yang dalam keadaan cair atau yang mengandung lendir dan darah, maka harus segera
diperiksa (sebaiknya pemeriksaan tinja cair ini dilakukan dalam batas waktu 2 jam)
o Bila akan diawetkan bisa menggunakan larutan fiksatif (larutan formalin 5% atau 10%),
larutan Schaudin, Larutan Polivinil Alkohol (PVA), Larutan Mertiolat-Iodium Formaldehid
(MIF)
B. PEMERIKSAAN DENGAN CARA LANGSUNG
Bahan dan alat :
Objek glass
Cover glass
Lidi
Mikroskop
NaCl Fisiologis/ Akuades/ Eosin 2%
Sudan III, lugol, Asam Asetat Glasial
Teknik pemeriksaan :
Setetes NaCl fisiologis/ Akuades disimpan di atas objek glass yang bersih dan kering
Dengan sebatang lidi, sebutir tinja diemulsikan dalam setetes larutan tersebut dan
bagian yang kasar dikeluarkan
Sebuah cover glass diletakkan di atasnya secara perlahan, diatur sedemikian rupa
sehingga cairan merata dan tidak ada gelembung udara, sediaan harus tipis
Periksalah di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x10, bila telur cacing/parasit
lainnya telah ditemukan periksa dengan perbesaran 10x40
DIAGNOSA
A. Makroskopis
Warna
o Hitam (mengandung darah)
o Coklat/ kuning pucat (mengandung lemak)
o Putih (bisa menandakan penyakit kuning)
Bau
Konsistensi
o Normal (berbentuk)
o Lembek
o Tidak berbentuk (cair)
Adanya darah dan lendir dicatat, keberadaan darah dapat menandakan adanya luka usus
Ada tidaknya parasit, misalnya cacing dewasa
B. Mikroskopis
Ada tidaknya bentuk tropozoit yang hidup
Ada tidaknya bentuk kista dan telur cacing
Ada tidaknya eritrosit
Ada tidaknya leukosit
Sel epitel
Makrofag
Kristal
Sisa makanan
Sel ragi
C. Kimiawi
Pemeriksaan karbohidrat (lugol)
Pemeriksaan lemak (sudan III)
Pemeriksaan protein (asam asetat glacial)
Benzidin (pemeriksaan darah samar)
TELUR CACING
Trichomonas vaginalis
Terdapat di saluran uretra pada pria dan di vagina pada wanita, dapat menyebabkan urethritis dan
vaginitis.
JAWAB:
JAWAB:
aerobik atau aerob adalah organisme yang melakukan metabolisme dengan bantuan oksigen. Cara
langsung, dengan mengambil oksigen (O2) dan mengeluarkan carbondioksida (CO2), Pada Protozoa
aerobik memiliki mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik dan untuk
menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen.
JAWAB:
Ukuran protozoa antara beberapa micron-40 mikron, yang paling besar Balantidium coli
ukurannya 70 mikron.
Bentuknya beraneka ragam, ada yang bulat (sferik), bulat telur (ellipsoid), simetris bilateral
dan tidak teratur (irregular).
Bentuk vegetatif adalah bentuk dimana protozoa aktif mengadakan gerakan, makan dan
berkembang biak (bentuk tropozoit).
Bentuk kista protozoa tidak aktif dan cenderung untuk melindungi diri dari pengaruh luar.
Protozoa tidak mempunyai dinding sel,
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai
pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan
osmosa. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies.
JAWAB:
JAWAB:
Trichomonas vaginalis berbentuk oval, dengan panjang 4-32µm, dan lebar 2,4-14,4 µm
Berbentuk buah pir (pear-shaped) atau ovoid
memiliki flagella dan undulating membrane yang panjangnya setengah panjang tubuhnya.
Nucleus berbentuk oval, dan di belakang nucleus terdapat blepharoblast yang merupakan
tempat keluarnya 4 buah flagella yang menjuntai bebas dan melengkung di ujungnya sebagai
alat gerak.
mempunyai membrane bergelombang (undulating membrane) yang menempel pada costa
yang terletak di separuh badan bagian anterior dan berfungsi untuk pergerakan.