Anda di halaman 1dari 2

Susunan dan Urutan Ayat Al-Quran https://www.printfriendly.

com/p/g/EVEFpE

Susunan dan Urutan Ayat Al-Quran


ibtimes.id/susunan-dan-urutan-ayat-al-quran/

Ustadz Narjih Al-Mujtahid April 15, 2020

Tanya:
Ayat yang pertama turun ialah Iqra’ dan seterusnya, dan yang terakhir turun ialah Al-yauma
akmaltu lakum dan seterusnya. Mengapa mushaf itu tidak tersusun sebagaiman urut-urutan
turunnya? Yang kita baca sekarang Al-Quran itu dimulai dari surat Al-Fatihah dan akhirnya
surat An-Nas. Mohon keterangan (Penanya: Angku Kuning).

Jawab:
Rasulullah telah menetapkan beberapa orang sahabat yang bertugas sebagai penulis beliau
dalam urusan wahyu. Mereka adalah Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Mu’awiyah, Zaid bin
Tsabit, Ubay bin Ka’ab, Khalid bin Walid, Tsabit bin Qais. Semua diperintahkan oleh Rasul
agar mencatat setiap wahyu yang turun. Sehingga seolah-olah catatan mereka telah
dipandang sebagai mengumpulkan Al-Quran dalam dada mereka masing-masing.

Semua pekerjaan penulisan Al-Quran senantiasa di bawah pengawasan Nabi. Letak


masing-masing ayat dan surat sudah diatur langsung oleh Rasulullah, sekalipun tempatnya

1 dari 2 17/10/2022 4:57


Susunan dan Urutan Ayat Al-Quran https://www.printfriendly.com/p/g/EVEFpE

masih berserakan di atas benda-benda yang ditulisi. Sehingga sedikit pun tidak ada
keraguan di kalangan umat Islam bahwa penyusunan dan penempatan ayat-ayat dan surat-
surat itu semuanya atas perintah Rasulullah SAW yang tentu saja dibimbing oleh wahyu
atau petunjuk dari Jibril.

Tidak mungkin terbalik, terlupa, bertambah atau berkurang, dan sebagainya. Suatu contoh,
pada suatu hari sahabat yang bernama Ubay bin Ash duduk bersama Rasulullah, tiba-tiba
beliau mengangkat matanya sambil membetulkan letak suatu ayat, beliau bersabda: “Jibril
datang kepadaku dan menyuruh meletakkan ayat ini pada surat ini, yakni ayat
“Sesungguhnya Allah memerintah berlaku adil dan berbuat ihsan dan memberikan hak
kaum kerabat…” (Al-Itqan 1/104).

Dan banyak Hadits didapati keterangan bagaimana cara Rasulullah SAW mendekatkan
wahyu kepada penulis wahyu dalam mencatat ayat-ayat Al-Quran. Terkadang Nabi
membaca beberapa surat menurut tertib ayatnya, dalam shalat atau pada khutbah Jumat
yang disaksikan oleh para sahabat. Dan tentu saja hal yang baru didengar itu dicatat oleh
para sahabat, terutama para pencatat wahyu.

Baca Juga Zikir itu Sebaiknya Sendiri atau Berjamaah?


Ini menunjukkan bahwa urusan penyusunan ayat-ayat dalam surat dan susunan surat-surat
dalam Al-Quran adalah wewenang Nabi, dan diinstruksikan kepada para pencatat untuk
menyusunnya sebagaimana sekarang kita baca dalam mushaf. Keterangan seperti ini
dapat dibaca antara lain pada kitab Al Itqan, kitab Sejarah dan Pengantar Ilmu Tafsir tulisan
Prof. Hasbi Ash-Shiddieqiy dan pada “Muqaddimah Al-Quran dan Tafsirnya” oleh
Departemen Agama.

Sumber: Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fatwa-fatwa Tarjih:
Tanya Jawab Agama 1.

Editor: Arif

2 dari 2 17/10/2022 4:57

Anda mungkin juga menyukai