Anda di halaman 1dari 11

DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP MATERI DAN PERUBAHANNYA

SISWA KELAS X SMK SMTI PONTIANAK

Nurhafizah, Husna Amalya Melati, Rahmat Rasmawan


Program studi pendidikan kimia FKIP UNTAN, Pontianak
E-mail: Fizah.cs777@gmail.com

Abstrak
The purpose of this research was to describe the student’s understanding concept
in matter and its changes in grade Xth of SMK SMTI Pontianak. A descriptive
method was employed in this study. As many as 24 students participated as the
subject. Essay test and interviews guidelines were used to collect data. According
to data analysis show the percentage of student’s conceptual understanding in
concept; (1) deinition of matter was 4% (2) grouping of matter was 89.3% (3) solid
was 58.3% (4) liquid was 61.1% (5) gas was 40.3% (6) element was 79.2% (7)
compound was 54.2% (8) mixture was 29.2% (9) particle of matter was 29.2% (10)
metal element was 87.5% (11) nonmetal element was 87.5% (12) homogeneous was
83.3% (13) heterogeneous was 86.1% (14) distillation was 41.7% (15) filtration
was 58.3% (16) sublimation was 16.7% (17) recrystallization was 8.3% (18)
chemical change was 80.8% (19) physic change was 68.7%. The average of
student’s conceptual understanding was 55.9% which caregorized as enough..

Keywords: conceptual understanding, matter, material changes

PENDAHULUAN
Ilmu kimia merupakan bagian dari merupakan konsep yang berjenjang dari
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Effendy yang sederhana ke konsep yang lebih tinggi
(2002) mengungkapkan bahwa kajian ilmu tingkatannya. Untuk memahami konsep
kimia meliputi banyak hal diantaranya yang lebih tinggi tingkatannya perlu
adalah sifat-sifat zat termasuk zat dan pemahaman yang benar terhadap konsep
perubahan zat yang pada dasarnya adalah dasar yang membangun konsep tersebut.
reaksi kimia, hukum, prinsip, konsep dan Materi dan perubahannya adalah salah
teori. Bahan kajian tersebut pada dasarnya satu materi dasar pada mata pelajaran kimia
terdiri dari konsep-konsep yang saling yang diajarkan di SMK. Materi ini tercakup
berhubungan satu sama lain. Dengan dalam KTSP dengan Standar Kompetensi
demikian, pembelajaran kimia menuntut yang harus dicapai oleh siswa yaitu
siswa untuk mampu memahami konsep- memahami konsep materi dan
konsep kimia. perubahannya sedangkan Kompetensi
Pemahaman konsep merupakan Dasar yang harus dicapai oleh siswa yaitu
sesuatu yang sangat penting karena dengan mengklasifiksikan materi dan
penguasaan konsep yang baik maka akan mengelompokkan perubahan materi.
memudahkan siswa dalam mempelajari Karakteristik pokok bahasan materi
kimia. Apabila siswa kesulitan dan tidak dan perubahanya antara lain terdapat
memahami konsep dasar, maka siswa akan banyak konsep-konsep didalamnya dan
kesulitan memahami konsep konsep bersifat abstrak sehingga menyebabkan
selanjutnya. Hal ini sesuai dengan pendapat siswa sering kebingunga dalam memahami
Sastrawijaya (1988) yang mengemukakan konsep-konsep yang terdapat didalamnya.
bahwa konsep didalam ilmu kimia
Pemahaman konsep yang rendah sebanyak lebih dari 70% siswa belum
akan berdampak pada hasil belajar yang memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan
rendah. Hal ini terbukti dari hasil ulangan Minimum (KKM) pada pokok bahasan
harian siswa pada dapat tabel 1. yaitu materi dan perubahannya.

Tabel 1. Perentase Ketuntasan Belajar Siswa Kelas X SMK-SMTI Pontianak pada Pokok
Bahasan Materi dan Perubahannya

Persentase Ketuntasan(%)
Kelas Rata-rata Nilai
Tuntas Tidak Tuntas
XD 65,7 25 75
XE 63,6 31,25 68,75
XF 59,8 16 84
Sumber: Guru Kimia SMK-SMTI Pontianak Tahun Ajaran 2016/2017

Berdasarkan tabel 1. dapat dilihat lainnya seperti materi rumus kimia,


hanya 16% siswa XF yang tuntas, 25% tatanama dan persamaan reaksi konsep mol
siswa kelas XE yang tuntas, dan 31,25% stoikiometri, hukum-hukum dasar dan lain-
kelas siswa XD yang tuntas pada pokok lain. Jika siswa tidak dapat memahami
bahasan materi dan perubahanya, hal ini konsep pada materi dasar maka siswa akan
berarti sebagian besar siswa belum mampu mengalami kesulitan dalam mengerjakan
memahami konsep materi tersebut. soal pada materi tersebut dan pada materi
Menurut hasil wawancara dengan guru lain yang berkaitan dengan konsep dasar
kimia SMK-SMTI diperoleh informasi tersebut serta bahkan dapat menyebabkan
bahwa rendahnya angka ketuntasan hasil terjadinya miskonsepsi.
belajar siswa disebabkan oleh kurangnya Selain merupakan konsep dasar yang
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep penting untuk dikuasai oleh siswa, konsep
yang terdapat pada pokok bahasan materi ini juga digunakan sebagai pengetahuan
dan perubahannya.Guru menyatakan sudah awal siswa dalam melaksanakan
pernah memvariasikan model dan metode praktikum, misalnya pada praktikum
pembelajaran seperti model kooperatif dan pemisahan campuran. Berdasarkan hasil
metode diskusi, namun hasil belajar siswa wawancara dengan guru yang mengajar
masih rendah. praktikum pemisahan campuran diketahui
Konsep materi dan perubahannya masih banyak siswa yang kurang
merupakan konsep dasar yang harus memahami konsep-konsep pada pemisahan
dikuasai dan dipahami oleh siswa, hal ini campuran. Hasil wawancara tersebut
dikarenakan konsep tersebut akan didukung dengan data hasil nilai praktikum
digunakan untuk mempelajari materi kimia siswa pada materi pemisahan campuran
pada tabel 2.

Tabel 2. Nilai rata-rata paktikum siswa kelas XI SMK-SMTI Pontianak pada materi
pemisahan campuran
Persentase Ketuntasan(%)
Kelas Rata-rata Nilai
Tuntas Tidak Tuntas
XD 69,68 46,88 53,12
XE 67,43 40,63 68,75
XF 63,71 41,94 59,37
Sumber: Guru Kimia SMK-SMTI Pontianak Tahun Ajaran 2016/2017
Berdasarkan tabel 2. Dapat diketahui sehingga guru dapat mengetahui
bahwa masih banyak siswa yang tidak pemahaman konsep siswa seperti apa dan
tuntas pada praktikum pemisahan dapat digunakan sebagai pertimbangan
campuran, hal ini menunjukkan bahwa dalam upaya perbaikan proses
sebagian besar siswa masih kesulitan dalam pembelajaran.
memahami konsep materi dan
perubahannya. beberapa penelitian METODE PENELITIAN
menunjukkan bahwa siswa masih Bentuk penelitian yang digunakan
mengalami kesulitan dalam memahami adalah penelitian deskriptif dengan metode
konsep materi dan perubahannya studi kasus. Subjek dalam penelitian ini
diantaranya penelitian yan dilakukan adalah siswa kelas XF SMK-SMTI
Junarti (2017) menunjukkan bahwa Pontianak tahun ajaran 2017/2018 yang
pemahaman konsep siswa tergolon cukup berjumlah 24 orang. Teknik pengumpulan
yaitu 49,2% sedankan penelitian yang data pada penelitian ini adalah teknik
dilakukan oleh Nurcahyani dan Iriyanti pengukuran berupa tes tertulis berbentuk
(2012) menyatakan bahwa siswa masih essay sebanyak 9 soal dan teknik
kurang paham konsep dan mengalami komunikasi langsung berupa wawancara
miskonsepsi sebanyak 2,4% dalam tidak terstruktur. Instrumen penelitian
mempelajari perubahan kimia dan berupa soal tes yang telah divalidasi oleh
perubahan fisika. Hasil penelitian yang satu dosen pendidikan kimia FKIP Untan
dilakukan oleh Juniarti (2017) dan satu orang guru Kimia Dasar SMK
menunjukkan bahwa pemahaman konsep SMTI Pontianak dengan hasil validasi
siswa pada materi unsur, senyawa dan bahwa instrumen yang digunakan valid.
campuran adalah kurang dengan rincian Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan
sebagai berikut: Persentase pemahaman di SMK SMTI Pontianak diperoleh
siswa pada konsep unsur tergolong cukup keterangan bahwa tingkat reliabilitas soal
(55%), konsep senyawa tergolong cukup yang disusun tergolong tinggi dengan
(41,42%), konsep campuran tergolong koefisien reliabilitas sebesar 0,67. Prosedur
cukup (53,57%), konsep sifat unsur logam penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu: 1)
tergolong sangat baik (82,86%), konsep Tahap persiapan, 2) Tahap pelaksanaan
campuran homogen tergolong sangat penelitian, dan 3) Tahap akhir.
kurang (11,43%), konsep campuran
heterogen tergolong sangat kurang Tahap Persiapan
(12,86%), konsep lambang unsur tergolong Langkah langkah yang dilakukan pada
kurang (27,86%) dan konsep senyawa biner tahap persiapan antara lain: (1) membuat
tergolong sangat kurang (1,9%). instrumen penelitian berupa soal tes yang
Berdasarkan hasil wawancara lebih berbentuk essay (2) memvalidasi
lanjut diketahui bahwa guru tidak instrumen penelitian (3) merevisi
memberikan remedial kepada siswa yang instrumen yang telah divalidasi apabila
nilainya dibawah KKM dan guru juga belum instrumen penelitian belum dinyatakan
pernah menganalisis pemahaman konsep valid (4) melakukan uji coba soal yang
siswa, oleh karena itu perlu untuk telah direvisi (5) menghitung reliabilitas
dideskripsikan pemahaman konsep materi soal tes.
dan perubahannya siswa kelas X SMK
SMTI Pontianak. Hasil penelitian ini Tahap Pelaksanaan
diharapkan dapat memberikan gambaran Langkah langkah yang dilalkukan pada
kemampuan pemahaman konsep siswa, tahap pelaksanaan antara lain: (1)
untuk memperjelas hasil tes pemahaman
melaksanakan penelitian yaitu konsep; (3) mendeskripsikan hasil analisis
memberikan soal-soal tes esai materi dan yang telah dilakukan terhadap subjek
perubahannya pada siswa kelas XF SMK penelitian kedalam pembahasan; (4)
SMTI Pontianak tahun ajaran 2017/2018 membuat kesimpulan dari riset yang
yang menjadi subjek penelitian; (2) dilakukan (5) menyusun laporan penelitian
mengumpulkan data yaitu lembar jawaban
siswa setelah mengerjakan soal tes HASIL PENELITIAN DAN
pemahaman konsep PEMBAHASAN
Hasil penelitian
Tahap Akhir Hasil penelitian menunjukkan rata-
Langkah yang dilakukan pada tahap rata pemahaman siswa pada konsep materi
akhir antara lain: (1) mengoreksi dan dan perubahannya sebesar 55,9% dengan
menganalisis jawaban siswa untuk kategori cukup. Rincian persentase rata-
mengetahui pemahaman siswa pada rata skor pemahaman konsep siswa dan
konsep materi dan perubahannya; (2) kategorinya pada setiap konsep dapat
melakukan wawancara terhadap siswa dilihat sebagai berikut pada tabel 3.
.
Tabel 3. Persentase Rata-Rata Skor Siswa dan Kategorinya pada Setiap Konsep
No Konsep Pemahaman Kategori
Konsep (%)
1 Materi
Pengertian materi 4 Sangat kurang
Mengelompokkan materi 89,3 Sangat baik
2 Zat padat 58,3 Cukup
Zat cair 61,1 Baik
Zat gas 40,3 Cukup
3 Klasifikasi materi
Unsur 79,2 Baik
Senyawa 54,2 Cukup
Campuran 29,2 Kurang
4 Partikel materi 29,2 Kurang
5 Unsur logam 87,5 Sangat baik
6 Unsur nonlogam 87,5 Sangat baik
7 Campuran homogen 83,3 Sangat baik
8 Campuran heterogen 86,1 Sangat baik
9 Pemisahan campuran
Destilasi 41,7 Cukup
Filtrasi 58,3 Cukup
Sublimasi 16,7 Sangat kurang
Kristalisasi 8,3 Sangat kurang
10 Perubahan materi
Perubahan fisika 68,7 Baik
Perubahan kimia 80,8 Baik

Kategori kurang diperoleh apabila kategori cukup diperoleh apabil persentase


persentase pemahaman konsep ≤41, pemahaman konsep 41-60,9 dan kategori
baik diperoleh apabila persentase pemahaman hanya menyebutkan wujud materi yaitu zat
konsep ≥60,9 padat, cair dan gas. Hal ini menunjukkan
jawaban yang dikemukakan oleh siswa
Pembahasan bukan pengertian materi, melainkan wujud
Pemahaman konsep siswa dalam materi.
memahami materi ini dianalisis berdasarkan Dari Jawaban siswa tersebut dapat
jawaban siswa dalam menjawab soal tes yang disimpulkan siswa tidak paham dengan
diberikan. Setiap indikator soal setelah konsep pengertian materi. Jawaban siswa
dianalisis dan dikategorikan sesuai dengan tidak sesuai dengan teori yang disampaikan
persentase pemahaman konsep siswa. oleh ahli. Pemahaman siswa pada konsep
Pemahaman konsep siswa dapat dilihat dari ini menyimpang dari konsep ahli dimana
ketuntasannya. Siswa dikatakan tuntas, jika menurut Syukri (2008), materi adalah
nilai rata-rata siswa mencapai ≥ 70. Nilai 70 segala sesuatu yang mempunyai massa dan
ini merupakan patokan dalam menentukan menempati ruangan sedangkan siswa
ketuntasan proses belajar mengajar siswa mengatakan bahwa materi adalah suatu
yang ditetapkan dari sekolah. Hasil analisis benda yang berupa zat padat, cair dan gas.
data didapatkan hanya 9 dari 24 siswa yang Pada konsep menentukan contoh
memiliki nilai ≥ 70. Persentase siswa yang materi dan bukan materi, sebagian besar
tuntas dalam menjawab tes ini adalah 37,5%, siswa sudah bisa menentukan contoh
sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas materi dan bukan materi, tetapi masih ada
adalah 62,5%, yang artinya sebagian besar beberapa siswa yang salah dalam
siswa belum memahami konsep secara utuh. menentukan contoh materi dan bukan
Penjelasan lebih rinci mengenai pemahaman materi. Berdasarkan hasil wawancara
konsep siswa dalam mengerjakan soal-soal dengan siswa yang salah, siswa menjawab
yang diberikan ialah sebagai berikut. bateri hp dan remote tv bukan materi
karena dapat diciptakan oleh manusia
Konsep materi sedangkan frekuensi radio dan sinar
Pemahaman konsep siswa pada konsep matahari adalah materi karena tidak dapat
pengertian materi sebesar 4% dengan kategori diciptakan oleh manusia. Siswa yang
pemahaman sangat kurang. Hasil analisis mengatakan kabut asap bukan materi
jawaban siswa hanya 1 siswa yang paham dengan alasan kabut asap adalah sesuatu
dengan konsep materi. Siswa dikatakan yang tidak jelas dan tidak mempunyai
paham dengan konsep ini yaitu siswa dapat massa sementara siswa yang mengatakan
menjelaskan pengertian materi dan air hujan bukan materi karena hanya
menentukan contoh materi dan bukan materi menebak-nebak dalam menjawab soal. Jadi
dengan tepat. dapat disimpulkan bahwa pemahaman
Pada konsep menjelaskan pengertian siswa dalam membedakan contoh materi
materi diketahui sebanyak 23 siswa tidak dan bukan materi hanya didasarkan pada
memahami konsep pengertian materi. Siswa dapat atau tidak diciptakan materi tersebut,
menjelaskan pengertian materi berdasarkan bukan berdasarkan materi tersebut
wujudnya bukan berdasarkan materi tersebut memiliki massa dan menempati ruangan.
memiliki massa dan menempati ruangan.
Berdasarkan wawancara dengan siswa, siswa Konsep wujud zat
mengatakan lupa dengan pengertian materi Menurut Syukri (2008), salah satu
karena siswa hanya menghafal konsep identitas zat kimia yang mudah dikenali
pengertian materi saat menjelang ulangan adalah wujudnya, yaitu padat, cair dan gas.
harian dan setelah ulangan siswa tidak Zat yang berwujud gas mempunyai partikel
mempelajarinya lagi. Ketika siswa ditanya berjauhan dan daya tariknya kecil sekali
kembali tentang pengertian materi, siswa atau hampir tidak ada. Zat berwujud padat
daya tarik antar partikelnya kuat sekali dan
jaraknya sangat dekat. Sedangkan zat cair menarik pada zat padat saja dengan benar.
berada diantara gas dan padat baik jarak Siswa mengatakan kekuatan gaya tarik
partikelnya maupun daya tariknya. menarik pada zat cair dan gas sama yaitu
Berdasarkan hasil tes pemahaman sama-sama lemah, namun sebenarnya
konsep yang telah dilakukan, terlihat bahwa kekuatan gaya tarik menarik zat cair
rata-rata persentase pemahaman siswa dalam dengan gas ialah berbeda seperti yang
menjelaskan perbedaan zat padat, cair dan gas dikatakan oleh Sukri (2008), zat berwujud
berdasarkan; bentuknya sebesar 45,8%, letak padat daya tarik antar partikelnya kuat
partikelnya sebesar 55,5%, dan gaya tarik- sekali, zat yang berwujud gas mempunyai
menariknya sebesar 56,9% dengan katagori daya tariknya kecil sekali sedangkan daya
cukup. tariknya zat cair berada diantara gas dan
Hasil analisis jawaban siswa, hanya 5 padat. Hasil wawancara dengan siswa yang
orang yang memahami konsep zat padat, salah dalam menjelaskan perbedaan zat
siswa tersebut dapat menjelaskan ciri-ciri zat padat, cair dan gas mengatakan sudah lupa
padat berdasarkan bentuknya, letak partikel konsep wujud zat sehingga ada yang
penyusunnya dan kekuatan gaya tarik memilih untuk menjawab menebak-nebak
menariknya sedangkan jika hanya dilihat dari atau memilih untuk tidak menjawab soal.
bentuknya, diketahui sebanyak 3 siswa yang Berdasarkan hasil analisis jawaban
memahami perbedaan zat padat, cair dan gas. siswa, dapat disimpulkan bahwa hanya 1
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa siswa yang benar-benar memahami konsep
yang salah, siswa mengatakan bingung dalam zat padat, cair dan gas. Siswa tersebut dapat
memahami maksud soal sehingga menjelaskan perbedaan zat padat, cair dan
menjawabnya dengan menebak-nebak. gas berdasarkan bentuknya, letak partikel
Siswa yang memahami konsep zat cair penyusunnya dan kekuatan gaya tarik-
sebanyak 5 orang, siswa tersebut dapat menariknya dengan tepat.
menjelaskan ciri-ciri zat cair berdasarkan
bentuknya, letak partikel penyusunnya dan Konsep unsur
kekuatan gaya tarik menariknya sedangkan Unsur adalah materi yang tidak dapat
jika dilihat berdasarkan letak partikelnya, diuraikan dengan reaksi kimia menjadi zat
diketahui hanya 6 siswa yang memahami yang lebih sederhana contohnya hidrogen,
konsep perbedaan wujud zat padat, cair dan oksigen, besi, tembaga dan sebagainya.
gas. Berdasarkan hasil wawancara dengan Berdasarkan hasil tes pemahaman konsep
siswa yang salah, siswa mengatakan bingung yang telah dilakukan, diketahui
membedakan antara letak partikel pemahaman konsep siswa dalam
penyusunzat padat, cair dan gas karena pada mengelompokkan beberapa materi yang
saat pembelajaran hanya dijelaskan sekilas termasuk unsur ialah sebesar 79,2%
oleh guru, siswa juga mengaku tidak dengan kategori baik.
mempelajarinya kembali saat dirumah. Hasil analisis jawaban siswa
Siswa yang memahami konsep zat gas menunjukkan sebagian besar siswa sudah
sebanyak 2 orang, siswa tersebut dapat benar dalam menentukan unsur, tetapi
menjelaskan ciri-ciri zat cair berdasarkan masih ada siswa yang menjawab kurang
bentuknya, letak partikel penyusunnya dan tepat mengatakan bahwa emas, besi dan
kekuatan gaya tarik menariknya sedangkan balerang adalah senyawa atau campuran.
jika dilihat berdasarkan kekuatan gaya tarik- Siswa yang benar-benar memahami konsep
menarriknya, diketahui hanya 6 siswa yang unsur hanya sebanyak 5 siswa, dimana
memahami konsep perbedaan zat padat cair siswa tersebut benar dalam
dan gas. Siswa yang kurang memahami mengelompokkan contoh unsur yaitu emas,
konsep perbedaan zat padat, cair dan gas besi dan balerang. Berdasarkan hasil
hanya berdasarkan gaya tarik-menariknya wawancara dengan siswa yang salah, siswa
hanya bisa menjelaskan kekuatan gaya tarik mengaku kurang memahami konsep unsur.
Hal ini dibuktikan ketika siswa diwawancara, karena mempunyai lambang Fe sedang
siswa tidak dapat memberikan alasan dan baja mempunyai lambang Be. Hal ini jelas
tidak dapat menyatakan ulang pengertian salah karena unsur yang mempunyai
unsur serta masih bingung saat ditanya tentang lambang Fe adalah besi dan Be adalah
sistem periodik unsur, bahkan ada beberapa berilium. Siswa yang mengatakan
siswa yang mengatakan belum pernah melihat perunggu dan baja senyawa adalah siswa
tabel sistem periodik unsur. yang juga tidak memahami konsep
campuran, hal ini dibuktikan saat dimintai
Konsep senyawa alasan terhadap jawabannya siswa hanya
Senyawa adalah materi yang dibentuk menjawab tidak tahu dan tidak dapat
dari dua unsur atau lebih dengan menyatakan ulang menyatakan ulang
perbandingan tertentu. Berdasarkan hasil tes pengertian campuran.
pemahaman konsep yang telah dilakukan, Berdasarkan hasil analisis jawaban
diketahui pemahaman siswa pada konsep siswa, diketahui bahwa hanya 1 siswa yang
senyawa ialah sebesar 54,2% dengan katagori benar-benar memahami konsep unsur,
cukup. senyawa dan campuran yang mana siswa
Dari hasil analisis jawaban siswa, tersebut dapat menentukan contoh unsur,
diketahui siswa yang benar-benar memahami senyawa dan campuran dengan tepat.
konsep senyawa hanya sebanyak 2 siswa,
dimana siswa tersebut benar Konsep partikel materi
mengelompokkan 4 contoh senyawa yaitu air, Menurut Sunarya (2010), Bagian
garam, gula pasir dan cuka makan. terkecil dari suatu materi dinamakan
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa partikel. Partikel dapat berupa atom,
yang salah mengatakan bahwa siswa masih molekul atau ion. Berdasarkan hasil tes
kurang memahami konsep senyawa. Saat pemahaman konsep yang telah dilakukan,
dimintai penjelasan tentang pengertian diketahui pemahaman konsep siswa dalam
senyawa maka siswa tidak dapat menyebutkan partikel materi adalah
menjelaskan pengertian senyawa dengan sebesar 29,2%.
alasan lupa karena sudah lama tidak Hasil analisis jawaban siswa
mengulang pelajaran tentang senyawa. menunjukkan hanya 1 siswa yang dapat
menyebutkan 3 macam partikel materi
Konsep campuran dengan tepat. Berdasarkan wawancara
Campuran adalah gabungan dua zat dengan siswa yang salah, siswa mengaku
tunggal atau lebih dengan perbandingan lupa konsep partikel materi, yang siswa
sembarang. berdasarkan hasil tes pemahaman ingat hanya partikel materi ada tiga macam,
konsep yang telah dilakukan, diketahui namun siswa lupa apa saja partikel
pemahaman siswa pada konsep campuran penyusun materi tersebut sehingga siswa
ialah sebesar 29,2% dengan katagori kurang. hanya menjawab dengan menebak-nebak.
Hasil analisis jawaban siswa
menunjukkan masih banyak siswa yang tidak Konsep unsur logam dan nonlogam
memahami konsep campuran. Hal ini dapat Pemahaman konsep siswa dalam
dilihat banyak siswa yang mengatakan bahwa menentukan unsur logam dan nonlogam
perunggu dan baja adalah unsur atau senyawa. sebesar 87,5% dengan kategori
Siswa yang benar-benar memahami konsep pemahaman baik.
campuran hanya sebanyak 2 siswa, dimana Dari hasil analisis jawaban siswa
siswa tersebut benar mengelompokkan 2 diketahui sebanyak 21 siswa sudah benar
contoh campuran yaitu perunggu dan baja. menentukan unsur logam dan nonlogam.
Hasil wawancara dengan siswa yang salah, Berdasarkan wawancara dengan siswa,
siswa mengatakan bahwa perunggu adalah siswa dapat menentukan mana yang
unsur merupakan unsur logam dan nonlogam
dilihat dari ciri fisik yang tersedia pada soal, menyatu rata. Hal ini menunjukkan bahwa
misalnya jika dibanting akan menghasilkan siswa masih tidak paham membedakan
suara nyaring maka siswa menyimpulkan campuran homogen dan heterogen karena
bahwa unsur tersebut adalah unsur logam, pemahaman siswa terbalik antara konsep
sebaliknya jika unsur yang dibanting tidak campuran homogen dan heterogen.
menghasilkan suara yang nyaring maka unsur
tersebut adalah unsur nonlogam. Konsep destilasi
Dasar pemisahan dengan teknik
Konsep campuran homogen destilasi adalah perbedaan titik didih dua
Menurut Syukri (2008), campuran cairan atau lebih. Jika campuran
homogen adalah penggabungan dua zat dipanaskan maka komponen yang titik
tunggal atau lebih yang semua partikelnya didihnya lebih rendah akan menguap lebih
menyebar merata sehingga membentuk satu dahulu. Contohnya memisahkan campuran
fasa. Berdasarkan hasil tes pemahaman air dan alkohol (Syukri, 2008).
konsep yang telh dilakukan, diketahui Berdasarkan hasil tes pemahaman konsep
pemahaman konsep siswa dalam menentukan yang telah dilakukan, diketahui
campuran homogeny adalah sebesar 83,33% pemahaman konsep siswa dalam
dengan kategori sangat baik. Hasil analisis menentukan pemisahan campuran air dan
jawaban siswa, sebagian besar siswa sudah alkohol ialah sebesar 41,7% dengan
benar dalam menentukan campuran homogen katagori cukup.
tetapi masih ada yang salah. Hasil wawancara Dari hasil analisis jawaban siswa
dengan siswa yang mengatakan sirup apel diketahui sebanyak 11 siswa dapat
bukan campuran homogen karena siswa menuntukan cara pemisahan campuran air
beranggapan dalam serat apel tersebt terdapat dan alkohol. Berdasarkan wawancara
serat buah, sedangkan siswa yang mengatakan dengan siswa mengatakan cara pemisahan
air teh dan air gula bukan campuran homogen air dan alkohol ialah dengan cara destilasi
hanya menebak-nebak dalam menjawab soal karena alkohol merupakan zat cair
sehingga siswa tersebut tidak dapat sehingga tidak dapat dipisahkan secara
memberikan alasan. filtrasi sedangkan 13 siswa lainnya yang
masih salah dalam menentukan cara yang
Konsep campuran heterogen tepat dalam pemisahan campuran air dan
Campuran heterogen adalah alkohol mengatakan tidak paham konsep
penggabungan yang tidak merata antara dua pemisahan campuran, hal ini dapat
zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan diketahui pada saat diminta untuk
komponen yang satu dengan yang lain tidak memberikan alasan terhadap jawaban
sama diberbagai bejana (Syukri, 2008). siswa maka siswa tidak dapat memberikan
Berdasarkan hasil tes pemahaman konsep alasan
yang telah dilakukan, diketahui pemahaman
konsep siswa dalam menentukan campuran Konsep filtrasi
heterogen adalah sebesar 86,11%. Menurut Sunarya (2010), teknik
Dari hasil analisis jawaban siswa masih penyaringan/filtrasi biasa digunakan untuk
ada 12 siswa yang salah dalam menentukan memisahkan campuran padat-cair. Dalam
campura heterogen. Hasil wawancara dengan penyaringan, zat yang lolos dari saringan
siswa yang menjawab air kopi bukan dinamakan filtrat dan yang tersaring
campuran heterogen karena air dan kopi dinamakan residu. Contoh campuran yang
menyatu secara sempurna sedangkan dapat dipisahkan dengan teknik filtrasi
wawancara dengan siswa yang mengatakan antara lain campuran air dan pasir.
cappuccino cincau dengan cendol bukan Berdasarkan hasil tes pemahaman konsep
campuran heterogen karena campuran dengan yang telah dilakukan, diketahui
tersebut juga dapat
pemahaman konsep siswa dalam menentukan pemisahan campuran air dan garam adalah
pemisahan campuran air dan sebesar 8,3% dengan katagori sangat
pasir ialah sebesar 58,33% dengan katagori kurang.
cukup. Hasil analisis jawaban siswa diketahui
Hasil analisis jawaban siswa diketahui sebanyak 22 siswa salah dalam
hanya 14 siswa yang dapat menentukan cara menentukan cara pemisahan campuran
yang tepat dalam menentukan cara pemisahan secara kristalisasi hal ini dikarenakan siswa
campuran air dan pasir, sedangkan 10 siswa tidak memahami konsep pemisahan
lainnya masih salah dalam menentukan campuran. Berdasarkan wawancara dengan
pemisahan campuran air dan pasir siswa yang salah, siswa mengatakan tidak
dikarenakan masih tidak memahami paham konsep pemisahan campuran
konsep pemisahan campuran sehingga dengan cara kristalisasi karena hanya
hanya menebak dalam menjawab soal. dijelaskan sekilas oleh guru, siswa hanya
belajar saat menjelang ulangan harian pada
Konsep sublimasi modul dengan cara menghafal, kemudian
Sublimasi dapat digunakan untuk setelah ulangan harian siswa kembali lupa
memisahkan/memurnikan zat-zat yang dapat konsep pemisahan campuran.
menyublim seperti kapur barus (kamfer),
iodin, kafein dan naftalena Contoh campuran Konsep perubahan kimia
yang dapat dipisahkan dengan teknik Suatu perubahan materi yang
sublimasi yaitu campuran pasir dan kapur menghasilkan jenis dan sifat materi
barus. Berdasarkan hasil tes pemahaman berbeda dari zat semula disebut perubahan
konsep yang telah dilakukan, diketahui kimia. Berdasarkan hasil tes pemahaman
pemahaman konsep siswa dalam menentukan konsep yang telah dilakukan, diketahui
pemisahan campuran kapur barus dan pasir rata-rata pemahaman konsep siswa dalam
adalah sebesar 16,7% dengan kategori sangat menentukan perubahan kimia adalah
kurang sebesar 80,8%.
Hasil analisis jawaban siswa diketahui Hasil analisis jawaban siswa diketahui
sebanyak 20 siswa tidak memahami konsep sebagian besar siswa sudah benar dalam
pemisahan campuran dengan cara sublimasi menentukan perubahan kimia, namun
hal ini disebabkan siswa tidak tahu masih ada siswa yang mengatakan bahwa
menentukan cara pemisahan campuran secara kedelai menjadi tempe dan daun mengering
sublimasi. Berdasarkan wawancara dengan bukan perubahan kimia. Berdasarkan
siswa yang menjawab salah, siswa wawancara dengan siswa yang mengatakan
mengatakan bahwa sudah lupa dengan cara- kedelai menjadi tempe bukan perubahan
cara pemisahan campuran karena materi kimia karena hanya berubah bentuknya
pemisahan campuran sudah tidak pernah saja, begitu juga siswa yang mengatakan
dipelajari kembali lagi. daun mengering bukan perubahan kimia
juga karena daun tersebut hanya berubah
Konsep rekristalisasi bentuk dari keadaan semula daunnya segar
Teknik pemisahan dengan cara menjadi layu. Siswa tidak memperhatikan
rekristalisasi didasarkan pada perbedaan titik ciri perubahan kimia seperti ditandai
beku. Perbedaan itu harus cukup besar dan dengan terjadinya perubahan warna, rasa
sebaiknya komponen yanga akan dipisahkan atau bau karena siswa tidak paham konsep
berwujud padat dan yang lain cair pada suhu perubahan kimia.
kamar. Contohnya campuran air dan garam.
Berdasarkan hasil tes pemahaman konsep Perubahan fisika
yang telah dilakukan, diketahui rata-rata Perubahan fisika adalah perubahan
pemahaman konsep siswa dalam menentukan materi yang tidak disertai dengan
pembentukan zat yang jenisnya baru.
Berdasarkan hasil tes pemahaman konsep Saran
yang telah dilakukan, diketahui rata-rata Berdasarkan hasil penelitian yang
pemahaman konsep siswa dalam menentukan diperoleh yaitu rendahnya pemahaman
perubahan fisika adalah sebesar 68,7% dengan konsep siswa pada pokok bahasan materi
katagori baik. dan perubahannya maka pada proses
Hasil analisis jawaban siswa diketahui pembelajaran disarankan untuk
masih ada siswa salah dalam menentukan menggunakan media pembelajaran visual
perubahan fisika. Hasil wawancara dengan dan pada sub bahasan pemisahan campuran
siswa yang mengatakan air menjadi uap air hendaknya dilakukan praktikum
mengalami perubahan kimia karena pemisahan campuran agar siswa lebih
perubahan tersebut melibatkan proses kimia memahami konsep-konsep yang terdapat
yaitu pemanasan air sedangkan siswa yang dalam pokok bahasan materi dan
mengatakan kayu menjadi kursi adalah perubahannya
perubahan kimia karena jika kursinya rusak
maka kursi tersebut tidak bisa balik lagi ke DAFTAR RUJUKAN
bentuk asalnya. Siswa menganggap Effendy. 2002. A-Level Chemistry For
perubahan fisika adalah perubahan materi Senior High School Studen
yang tidak dapat ke bentuk asalnya padahal Volume 1A. Malang: Bayumedia
perubahan fisika adalah perubahan materi Publishing.
yang tidak disertai dengan pembentukan zat Iriyanti, N. P. 2012. Identifikasi
yang jenisnya baru. Hal ini menunjukkan Miskonsepsi pada Materi Pokok
siswa tidak memahami konsep perubahan Wujud Zat. Jurnal Pendidikan
fisika. Kimia, 1:8-13.
Junarti. 2017. Deskripsi Pemahaman
KESIMPULAN DAN SARAN Konsep siswa pada Materi
Kesimpulan Perubahan Kimia dan Perubahan
Berdasarkan hasil penelitian yang Fisika di Kelas VII Smp. Jurnal
dilakukan dapat disimpulkan bahwa Pendidikan dan Pembelajaran.
pemahaman konsep siswa pada konsep: Vol 7 (1).
definisi materi sebesar 4%; pengelompokkan Juniarti, Ahan.2017. Deskripsi
materi sebesar 89,3%; zat padat sebesar Pemahaman Konsep pada Materi
58,3%; zat cair sebesar 61,1%; zat gas sebesar Unsur, senyawa dan campuran Smp
40,3%; unsur sebesar 79,2%; senyawa sebesar Negri 4 Sungai Raya. Jurnal
54,2%; campuran sebesar 29,2%; partikel Pendidikan dan Pembelajaran,
materi sebesar 29,2%; unsur logam sebesar Vol 7 (7).
87,5%; unsur nonlogam sebesar 87,5%; Nurcahyani, Nunuk. 2012. Efektifitas
campuran homogen sebesar 83,3%, campuran Metode Pembelajaran Student
heterogen sebesar 86,1%; destilasi sebesar Teams Achievement Divisions
41,7%; filtrasi sebesar 58,3%; sublimasi (STAD) Berbasis Science
sebesar 16,7%; rekristalisasi sebesar 8,3%; Enviroment Technologi and Society
perubahan kimia sebesar 80,8%; konsep (SETS) Berbantuan Makromedia
perubahan fisika sebesar 68,7%. Rata-rata Flash Terhadap Prestasi Belajar
pemahaman siswa pada konsep materi dan Siswa pada Materi Pokok Perubahan
perubahannya termasuk kategori cukup Fisika dan Kimia. Jurnal
dengan persentase 55,9%. Pendidikan Kimia.

Anda mungkin juga menyukai