Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK RIVIEW

MK. PERENCANAAN
INSTALASI LISTRIK
PRODI S1 PENDIDIKAN
TEKNIK ELEKTRO

Skor Nilai:

JUDUL

Teknik Listrik Instalasi Penerangan

NAMA MAHASISWA : EGIA PRANANTA PINEM

NIM : 5193331003

DOSEN PENGAMPU : Drs. Nelson Sinaga M.pd

MATA KULIAH : PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Desember 2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas CBR pendidikan
kewarganegaraan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang tela berkontribusi sehingga CBR ini
telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan tugas ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi
susuanan kalimat maupun tata bahsanya. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran
dari pembaca agar dapat memperbaiki tugas ini.

Akhir kata penulis berharap semoga CBR tentang Teknik Instalasi Listrik Komersil
ini dapat memberikan sedikit ilmu terhadap pembahca.

Medan, Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar...........................................................................................................

Daftar isi ...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................

A Rasionalisasi pentingnya CBR .......................................................................

B.Tujuan CBR.......................................................................................................

C.Manfaat CBR.....................................................................................................

D.Identitas buku....................................................................................................

BAB II RINGKASAN ISI BUKU ............................................................................

BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................

A .Kelebihan dan Kekurangan Buku.....................................................................

BAB IV PENUTUP...................................................................................................

A.Kesimpulan .......................................................................................................

B.Rekomendasi ...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

LAMPIRAN ..............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. RASIONALISASI PENTINGNYA CBR


Untuk memepermudah pembaca dalam pemilihan buku sebagai referensi. Dapat
membantu pembaca untuk megetahui kelebihan dan kekurangan isi buku tersebut.
Misalnya dari segi analisis penggunaan bahasa untuk lebih mudah dipahami dan
dimengerti tentang Teknik Instalasi Listrik Komersil.

B. TUJUAN PENULISAN

Mengkritisi/membandingkan tiap materi mata kuliah penddikan


kewarganegaraan dari dua buku yang berbeda. Menambah wawasan tentang
kewarganegaraan untuk tingkat peguruan tinngi, Menguatkan pemahaman mahasiswa
tentang ilmu kewarganegaraan Untuk memenuhi tugas KKni matakuliah Teknik
Instalasi Listrik Komersil.

C. MANFAAT
a. Untuk menambah wawasan tentang Teknik Instalasi Listrik Komersil
b. Mengetahui materi tentang Teknik Instalasi Listrik Komersil untuk perguruan
tinggi.

D. IDENTITAS BUKU

IDENTITAS BUKU UTAMA

Judul Buku : Teknik Listrik Instalasi Penerangan


Penulis : F. Suryatmo
Penerbit : PT. Rineka Cipta
Tempat Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2004
Tebal Buku : 287
Ukuran Buku : 15 cm x 26 cm
ISBN : 979 –  518 –  094 –  0
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BAB I: Macam –  Macam Peraturan

Peraturan- peraturan untuk instalasi-instalasi listrik (Instalasi Penerangan dan Gaya)

a. Jawatan Listrik 

Kebanyakan perusahaan-peruahaan yang besar tidak membangun tenaga listrik


tersendiri, tetapi mendapat dari perusahaan listrik Negara. Dalam hal demikian perusahaan ini
menghendaki  perlakuan peraturan N 1005

Untuk tiap-tiap pekerjaan instalasi dianjurkan kepada para instalatur harus


mengajukan suatu permohonan untuk instalasi-instalasi rumah, harus juga disertai dengan
gambardenah secara lengkap dari instalasi listrik dan gambar rencana-hubungan secara
lengkap.

b. Peraturan –  peraturan Sendiri Dari Perusahaan Listrik

Jalannya peraturan ini begitu meluas dan pada terjadinya disebabkan oleh : Keperluan
untuk melengkapi N 1005 dan memberi keterangan berhubung dengan  pertumbuhan
(perkembangan) teknik Suatu keharusan untuk memberi peraturan khusus, yang sangat
diperlakukan oleh  perusahaan listrik itu sendiri,seperti besar maksimum dari instalasi yang
boleh di hubungkan dalam satu fasa. Besar maksimum Dari instalasi yang boleh dihubungkan
pada  jala-jala tagangan rendah kota.

c. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)

Sistem penyaluran dan cara pemasangan instalasi listrik di Indonesian harus


mengikuti aturan yang ditetapkan oleh PUIL (Peraturan umum Instalasi Listrik) yang
diterbitkan tahun 1977, kemudian direvisi tahun 1987 dan terakhir tahun 2000.
Sisteminstalasi listrik yang dimulai dari sumber listrik (tegangan, frekwensi),  peralatan
listrik, cara pemasangan, pemeliharaan dan keamanan, sudah diatur dalam PUIL.
d. Tujuan dari PUIL
a. Melindungi manusia terhadap bahaya sentuhan dan kejutan arus listrik. Keamanan
instalasi dan peralatan listrik.
b. Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan listrik.
c. Menjaga ketenagaan listrik yang aman dan efisien
d. Jadi setiap perencana instalasi listrik, instalatir (pelaksana), operator, pemeriksa dan
pemakai  jasa listrik wajib mengetahui dan memahami Peraturan Umum Instalasi
listrik (PUIL).

e. PUIL tidak berlaku untuk :


a. Instalasi listrik tegangan rendah yang hanya digunakan untuk menyalurkan berita &
isyarat
b. Instalasi listrik untuk keperluan telekomunikasi & pelayanan kereta rel listrik
c. Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang & kendaraan lain yang di gerakan
secara mekanis
d. Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang
e. Instalasi listrik tegangan rendah yang tidak melebihi 25 kV dan daya tidak lebih dari
100 W

BAB II. SYMBOL UNTUK TEKNIK INSTALASI

Symbol (tanda tanda) untuk listrik arus kuat maupun arus lemah.

Tanda –  tanda umum

Macam-macam arus

Pada dasarnya arus listrik dibagi dalam dua macam yakni :

- Arus listrik searah

- Arus listrik bolak –  balik

Untuk menyatakan kedua macam aliran listrik ini dapat dimyatakam dengan mudah memakai
tanda-tanda seperti dibawah ini :
Tanda untuk arus searah

Selain menguasai peraturan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan instalasi,


seorang ahli listrik juga harus mahir membaca gambar instalasi. Denah ruangan yang akan
dilengkapi dengan instalasi pada umumnya digambar dengan skala 1 : 100 atau 1 : 50. Pada
denah ini gambar instalasi yang akan dipasang menggunakan lambang yang berlaku. Pada
Gambar dibawah ini, diperlihatkan lambang-lambang (simbol-simbol) yang penting untuk
instalasi listrik. Ukuran yang diberikan sebagai petunjuk pembuatan gambar instalasi.

Gambar  Lambang-Lambang Elektro Arus Kuat

Ukuran gambar menentukan ukuran lambang yang digunakan, tetapi supaya hasilnya rapi
maka  perbandingan antara ukuran lambang haru seragam. Jumlah lambang dibatasi sedapat
mungkin hanya yang perlu digambar saja dan sesederhana mungkin. Apabila ada alat yang
lambangnya  belum dilakukan, maka dipilih suatu lambang dan artinya dijelaskan dalam
gambar. Lambang yang  penting dapat digambar lebih tebal atau lebih besar sehingga lebih
menonjol.

BAB III : PERATURAN DAN PERSYARATAN INSTALASI-INSTALASI


PENERANGAN
a. Golongan-golongan :

Lampu lampu, kontak-kontak-tusuk dan pesawat-pesawat pemakai tidak perlu diberi


pengaman sendiri, akan tetapi boleh disatukan menjadi golongan-golongan.

Fatsal 5 : instalasi-instalasi yang mempunyai lebih dari 6 titik hubungan diharuskan


terdiri dari  paling sedikit dua golongan dan banyak nya titik-titik hubungan dalam satu
golongan dan tidak  boleh lebih dari 12.

Peraturan ini tidak berlaku untuk penerangan-penerangan reklame dan penerangan-


penerangan  pesta dan untuk instalasi-instalasi lain dengan sifat luar biasa.

b. Golongan-golongan penerangan normal

Golongan normal dalam instalasi-instalasi rumah adalah golongan saluran dua,


dimana saluran yang satu dihubungkan pada suatu kutub atau fase dari jala jala arus putar
atau arus searah.,

sedangkan saluran yang lain dihubungkan pada kawat-nol atau pada system-sistem
tidak dengan nol pada kutub atau fasa fasa yang lain.

c. Besar nya kerugian Tegangan

Biasanya kita menjaga, supaya kerugian tegangan banyaknya tidak boleh lebih dari 11 2 ⁄ a
2% daripada tegangan tegangan jala jala. Lihat untuk ini juga peraturan peraturan setempat.

d. Lampu lampu dan kotak kotak kotak dalam satu gologan

Golongan golongan ini adalah campuran golongan golongan titik lampu dan golongan
golongan kontak. Cara ini umumnya adalah cara yang paling murah dan selain dari itu
mempunyai keuntungan, bahwa kotak kotak kontak itu dapat dihubungkan bersamaan suatu
alat pemakai yang lebih besar,eperti dapur dapur pemanas berpancar kecil.

e. Saluran dalam instalasi instalasi

Saluran utama dalam instalasi rumah tangga terdiri dari 2 kawat dari 21 2 ⁄  mm2.

f. Menempatkan sakelar sakelar

Kawat kawat pengghubung dan kawat kawat tukaran Warna kawat kawat.

BAB IV: CARA MENYATAKAN BANYAKNYA KAWAT DALAM INSTALASI


Di dalam kita mempelajar gambar-gambar instalasi perlu diketahui bahwa dalam
pemasangan instalasi-instalasi penerangan/gaya, terdapat dua cara yaitu :

a. Pemasangan secara r.i ( Roll-isolator)


b. Pemasangan secara pipa 5/8

Untuk menentukan (menyatakan) banyaknya kawat dalam pemasangan secara r.i


adalah lebih muda bila dibandingkan dengan pemasangan secara pipa yang bergaris
tengah∅ 5/8

a. Hubungan –  hubungan ruangan –  ruangan istimewa


b. Hubungan kamar-makan atau kamar-belajar
c. Hubungan dalam kamar potret
d. Hubunga tanda bahaya

BAB V: PERSYARATAN GAMBAR INSTALASI


a. Gambar Permintaan

Pada umumnya untuk instalasi –  instalasi penerangan yang kecil biasanya disebut


instalasi  penerangan rumah satu faa, dengan nilai pasang yang telah ditetapkan oleh
perusahaan listrik sampai dengan kekuatan/daya 1 KW ( kilo watt), untuk instalasi-instalasi
sementara dan perluasan terhadap instalasi kecil biasanya formulir permohonan sudah dibuat
secara memadai.

b. Nilai Pasanga

Biasanya dari instalasi-instalasi listrik dengan nilai pasang lebih besar dari 1 KW.
Instalasi  penerangan 1 fasa dengan nilai pasang sampai 1 KW (kilo watt0 pada jarring jarring
penghantar empat arus putar dipasang pada salah satu fasa dan penghantar nol dari jarring-
jaring pembagi, terkecuali jika diistimewakan dan diberi warna (tanda) merah.

c. Bagan Hubungan

Selanjutnya pada gambar itu harus tertera bagan hubungan selengkapnya dari instalasi itu
seluruhnya, terhitung dari pengukur listrik sampai dengan almari bagi terakhir dan
penghubung penghubung dalam almari-almari bagi ini.
BAB VI: PENGUKUR KILOWATTJAM

Didalam bab instalasi penerangan KWH METER ( KILO WATT HOURMETER)


adalah satu satunya alat yang mempunyai peranan penting,dimana alat tersebut dapat untuk
menghitung  berapakah besarnya jumlah tenaga listri yang dipakai. Karena itu alat semacam
ini dapat dinaakan  pengukur daya listrik atau POWERRATES COUNTER.

Pengukur watt atau Kwatt, yang pada umumnya disebut : watt-meter/Kwatt meter
disusun sedemikian rupa,sehingga kumparan teganga tadi dapat berputar dengan bebasnya,
dengan jalan demikian tenaga listrik dapat diukur,baik dalam satuan WH ( watt-jam) ataupun
dalam KWH (kilowatt-jam).

BAB VII: INSTALASI –  RUMAH IKHTISAR PASANGAN - RUMAH

Sebagai titik awal kita ambil bulusan cabang-kabel, seperti halnya lemari pasang-
rumah (peti sekerig) dan pengukur –  KWH yang mana dipasang oleh perusahaan listrik.

Papan papan pembagi yang terbuat dari pualam,sekarang hamper lenyap didesak oleh
almari instalasi yang terbuat dari bahan isolasi, dimana alat tersebut dipasang oleh juru
instalasi (instalatateur)

Penghubug antara KWH meter dan almari sinstalasi itu harus sependek mungkin pun
pula harus dipasang oleh juru instalasi. Sedangkan yang memasang antara peti sekering,
bulusan cabang kabel (moof) dan KWH-meter dikerjakan oleh perusahaan listrik (PLN).

Maka untuk ikhtisar pasangan rumah dicantumkan pula jalannya arus dari KWH-
meter, serta gambar bagan yang biasa untuk pemasangan instalan rumah.

BAB VIII : SALURAN DAN KABEL

Pembagian :

a. Saluran terbagi dalam


b. Kawat-hiasan dan saluran (OD dan OL)
c. Kawat-urat-karet dan saluran(RD dan- RL)
d. Saluran-timbel-urat-karet (- RLL)
e. Kabel-timbel-urat-karet (-RLK)
f. Kabel-timbel kertas (RS)
g. Saluran-berisolasi karet halus ( BRML )
BAB III

PEMBAHASAN

a. KELEBIHAN BUKU
a. Buku ini memberikan contoh-contoh gambar dari setiap sub-sub bab nya. Jadi kita
dapat mengetahui cara-cara dan bentuk dari alat itu.
b. Buku ini memberikan pengetahuan tentang pekerjaan yang sering dihadapi dalam
teknik listrik.
c. Buku ini juga memberikan pengetahuan tentang keselamatan dan keamanan dalam
bekerja serta alat-alat yang digunakan dan jenis kabel daalm instalasi.

b. KELEMAHAN BUKU
a. Kata-kata dari buku ini sulit tidak mudah dipahami oleh pembaca apalagi untuk
pembaca yang baru di dunia kelistrikan.
b. Tidak memberikan pengertian dari setiap sub-sub bab nya.
BAB IV

PENUTUP

a. Kesimpulan

Dengan melakukan perbandingan antara kedua buku, penulis pun mengetahui buku yang
tepat untuk di pelajari agar pembaca dengan mudah memahami apa yang di baca. Sebenarnya
kedua buku memiliki keunggulan masing –  masing namun tak terlepas dari kekurangan juga
sehingga kedua buku melengkapi satu sama lain. Dengan demikian buku yang lebih baik
untuk dipelajari secara khusus jika ingin membahas Teknik instalasi listrik.

b. Saran

Setelah membaca dan membandingkan kedua buku, saya berpendapat bahwa buku kedua
lebih bagus dan lengkap pada setiap materinya dan saya menyarankan untuk menjadikan
buku ini sebagai pedoman dalam mempelajari mengenai teknik instalasi listrik yang dengan
sedikit memperbaiki kekurangan pada buku .Dan buku pertama dapat melengkapi isi sesuat
materi dengan penjelasan yang lengkap sehingga penbaca merasa puas dan memahami isi
buku .
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Daryanto. 2006. Teknik Pengerjaan Listrik. Jakarta : PT Bumi Aksara

E.Suryatmo. 2004. Teknik Listrik Instalasi Penerangan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai