Anda di halaman 1dari 121

PELATIHAN HPK DAN PROSEDUR

SECOND OPINION

SARKES 2022

H. DEDY AHMAD SUMAEDI, M.Kep., FISQUA


SOAL PRE TEST
https://bit.ly/SoalPreTestHPK
Nama Ns. H. Dedy Ahmad Sumaedi, M.Kep, FISQua
Tempat Lahir Cirebon
Tgl Lahir 02 Mei 1967
Jabatan: 1. Kepala Instalasi CSSD 2005-2008 RSUD Gunungjati
2. Infection Prevention Control Nurse 2006-2008 RSUD
Gunungjati
3. Kepala Instalasi Rawat Inap 2010-2013 RSUD Gunungjati
4. Ketua Komite Keperawatan 2011 – 2013 RSUD Gunungjati
5. Kepela Seksi Asuhan Keperawatan 2013 – 2016 RSUD
Gunungjati
6. Kepala Seksi Pengembangan Mutu 2016 RSD Gunungjati
7. Surveior Keperawatan KARS sejak tahun 2015
8. Pembimbing SNARS KARS sejak tahun 2017
9. Konsultan Manajemen RS
email diase.25@gmail.com
Hp 081222765050
alamat Dusun I RT 02 RW 01
Desa Cipeujeuh Wetan Kec Lemahabang
Kab. Cirebon
Pendidikan Tahun Nama Universitas
AKPER 1985 AKPER DEPKES BANDUNG OTTEN
S1 NERS 2000 Universitas Pajajaran Bandung
S2 M.Kep 2010 Universitas Indonesia

Organisasi Tahun Nama Universitas


PPNI 1989 Komisariat PPNI RSD Gunungjati
HPMI 2017 - Wakil Ketua HPMI Provinsi Jawa barat
2022
IKKESINDO 2020 Anggota Konsulatn Manajemen RS
PILIH SATU GAMBAR DI BAWAH INI YANG PALING ANDA
SUKA

Silakan tulis nomornya saja di kolom chat


Bentuk dan Karakter Manusia (Henry Foll)

Bercita-cita tinggi
Berjiwa Pemimpin
Berani mengambil risiko
Penuh Tanggungjawab
Suka bekerja
Sederhana
Selalu tuntas

Senang hal-hal yang rumit


Berjiwa seni
Perhatian selalu pada SEKS Fleksibel
(PETER KLINE DALAM “THE LEARNING REVOLUTION) OLEH DRY DEN DAN VOS
PELATIHAN HPK

MATERI PELATIHAN
1. Regulasi pada standar HPK
2. Pola asuhan standar PCC
3. Implementasi Standar HPK
4. Penerapan Second Opinion
5. Informed Consent dan General Consent
6. Supervisi Standar HPK
TataKelola RS & TataKelola Klinis dlm perspektif SARKES 2022

PASIEN
UU 8/1999 (Perlindungan Konsumen)
UU 44/2009 ttg Pasal 4 (Hak Konsumen)
RS, Peraturan UU 29/2004 (Praktek Kedokteran)
Per UU an Pasal 45 (Persetujuan Tindakan)

Quality & Safety


Pasal 48 (Rahasia Kedokteran)
lainnya Pasal 52 (Hak Pasien)
Pasal 53 (Kewajiban Pasien)
UU 44/2009 (RS)

 Std Yan
Sistem Pelayanan  Regulasi : Pasal 31 (Kewajiban Pasien)
Pasal 32 (hak Pasien)
• Kebijakan
Klinis
Pasal 36 (Tata Kelola RS)
Fokus Pasien • Pedoman, UU 36/2009 (Kesehatan)
AKP, HPK, Asuhan Pasien / Patient Care • Panduan
Pasal 4-8 (Hak Pasien)
Pasal 9-13 (Kewajiban pasien)
PP, PAP, • SPO
PAB, PKPO • Program
UU 38/2014 (Keperawatan)
Pasal 38 (Hak dan Kewajiban klien)
KE  Indikator : Pasal 39 (Kerahasiaan Klien)
Pasal 40 (Kewajiban Klien)

 Standar
Sistem • SISMADAK UU 06/2018 (Kekarantinaan Kesehatan))

Manajemen
Pasal 7,8,9 (Hak dan Kewajiban)
Manajemen  Dokumen
Pasal 57 (Penjelasan Karantina)
Pasal 93,94 (Pidana dan Sangsi Denda)
PMKP, PPI, Implementasi
TKRS, MFK, UU 04/2019 (Kebidanan)
Pasal 62 (Hak Klien)
KPS, MRMIK Pasal 63 (Kerahasiaan Klien)
Pasal 64 (Kewajiban Klien)
 Sasaran KP PMK 36/2012 (Rahasia Kedokteran)
 POGNAS PMK 290/ 2008 (Persetujuan Tindakan
Kedokteran)
PMK 269/ 2008 (Rekam Medik)
PMK 4/2008 (Kewajiban RS dan Kewajiban
Dr. Nico Lumenta pasien)
TRIPLE AIM PCC PAP 1.2

Sasaran - Sasaran sesuai rencana


PPA (SMART)
- Keluarga kerja sama
“B-P-I-S”
- Rencana di evaluasi secara
berkala
- Didokumentasikan RM

PCC
AKP 3 Sasaran
PP 1; PP 1.1,
Sasaran Pasien AKP 2, HPK 2
MPP “HARAPAN”
28 Oktober 2009

HAM

PELAYANAN INFORMASI

HPK

MENENTUKAN
NASIBNYA HUKUM
SENDIRI
Perlindungan Informed
Keamanan dan consent Komplain
keselamatan pasien
dan Barang milik Second Menolak
pasien opinion Asuhan
Penundaan End Of Life
General Edukasi Perlindungan Medis
consent HPK Privasi dan Rujukan Pulang
Rahasia pasien APS

PELAYANAN FOKUS PASIEN: HPK

Skrining/ Edukasi Rencana


Rencana Tindakan/
Registrasi pulang DNR
Asesmen asuhan Prosedur Ringkasan
awal RISTI
pulang
Lab,
Rad Penjelasan rencana
Pelayanan
Termasuk
Hasil yang tidak
diharapkan
KEWAJIBAN Kewajiban RS & Kewajiban Pasien

PASIEN Pasal 26 RUMAH SAKIT Pasal 2


1. Mematuhi peraturan yag berlaku 1. Memberikan informasi yang benar tentang
2. Menggunakan fasilitas yang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat;
bertanggungjawab 2. Memberi pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan
3. Menghormati hak pasien lain, mengutamakan kepentingan pasien sesuai
pengunjung, hak petugas dengan standar pelayanan Rumah Sakit;
Kesehatan dan petugas lainnya 3. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada
pasien sesuai dengan kemampuan
4. Memberikan informasi yang pelayanannya;
jujur, lengkap dan akurat 4. Berperan aktif dalam memberikan pelayanan
5. dst kesehatan pada bencana, sesuai dengan
kemampuan pelayanannya, DST
Standar HPK 1
Rumah sakit menerapkan proses yang
mendukung hak-hak pasien dan keluarganya selama
mendapatkan pelayanan dan perawatan di rumah pasien
sakit

Maksud dan Tujuan HPK 1


Pimpinan rumah sakit harus mengetahui dan memahami hak-hak pasien dan keluarganya serta
tanggung jawab organisasi sebagaimana tercantum dalam peraturan perundangan (UU RS No.
44 thn 2009) . Pimpinan memberikan arahan untuk memastikan bahwa seluruh staf ikut berperan
aktif dalam melindungi hak pasien tersebut.
Hak pasien dan keluarga merupakan unsur dasar dari seluruh hubungan antara organisasi, staf,
pasien dan keluarga. Rumah sakit menggunakan proses kolaboratif untuk mengembangkan
kebijakan dan prosedur, dan apabila diperlukan, melibatkan para pasien dan keluarganya selama
proses tersebut.
Instrumen Penilaian KARS Skor
Elemen Penilaian HPK1
1) Rumah sakit menerapkan regulasi hak pasien D Bukti tentang penerapan tentang hak dan kewajiban pasien 10 TL
dan keluarga sebagaimana tercantum dalam dan keluarga sesuai regulasi, meliputi; - -
poin a) – d) pada gambaran umum dan a. Mengidentifikasi, melindungi, dan mempromosikan hak- 0 TT
peraturan perundangundangan hak pasien;

b. Menginformasikan pasien tentang hak-hak mereka;

c. Melibatkan keluarga pasien, bila perlu, dalam keputusan


tentang perawatan pasien;

d. Mendapatkan persetujuan (informed consent);

2) Rumah sakit memiliki proses untuk D Bukti dokumen proses identifikasi penetapan pihak yang 10 TL
mengidentifikasi siapa yang diinginkan pasien diijinkan pasien untuk berpartisipasi dalam pengambilan 5 TS
untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait perawatannya. 0 TT
keputusan terkait perawatannya.
 Staf klinis
 Staf pendaftaran
W  Pasien dan keluarga
Intrumen Penilaian KARS Skor
Elemen Penilaian HPK1
3) Rumah sakit memiliki proses untuk menentukan D Ada bukti dokumen proses persetujuan pasien tentang 10 TL
preferensi pasien, dan pada beberapa keadaan informasi mengenai perawatan pasien yang dapat diberikan 5 TS
preferensi keluarga pasien, dalam menentukan kepada keluarga/pihak lain termasuk situasi tertentu (contoh; 0 TT
informasi apa mengenai perawatan pasien yang keadaan pasien kritis atau terkait penyakit menular)
dapat diberikan kepada keluarga/pihak lain, dan
dalam situasi apa. W  Staf klinis
 Staf pendaftaran
 Pasien dan keluarga

4) Semua staff dilatih tentang proses dan peran D Bukti tentang pelaksanaan pelatihan tentang proses dan peran 10 TL
mereka dalam mendukung hak-hak serta partisipasi dalam mendukung hak-hak serta partisipasi pasien dan 5 TS
pasien dan keluarga dalam perawatan. keluarga dalam perawatan, meliputi TOR, undangan, daftar 0 TT
hadir, materi, laporan, evaluasi, sertifikat

W  Kepala diklat
 Staf klinis
Standar HPK 1.1
Rumah sakit berupaya mengurangi hambatan fisik, bahasa, budaya, dan hambatan lainnya dalam
mengakses dan memberikan layanan serta memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan
keluarga dalam bahasa dan cara yang dapat mereka pahami.

Maksud dan Tujuan HPK 1.1


Rumah sakit mengidentifikasi hambatan, menerapkan proses untuk menghilangkan atau
mengurangi hambatan, dan mengambil tindakan untuk mengurangi dampak hambatan bagi pasien
yang memerlukan pelayanan dan perawatan. Sebagai contoh: tersedia akses yang aman ke unit
perawatan/pelayanan, tersedia rambu-rambu disabilitas dan rambu- rambu lain seperti
penunjuk arah atau alur evakuasi yang mencakup penggunaan rambu multi bahasa dan/atau
simbol internasional, dan disediakan penerjemah yang dapat digunakan untuk pasien dengan
kendala bahasa.
Rumah sakit menyiapkan pernyataan tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien dan
keluarga yang tersedia bagi pasien ketika mereka dirawat inap atau terdaftar sebagai pasien rawat
jalan. Pernyataan tersebut terpampang di area rumah sakit atau dalam bentuk brosur atau dalam
metode lain seperti pemberian informasi staf pada saat diperlukan. Pernyataan tersebut sesuai
dengan usia, pemahaman, bahasa dan cara yang dipahami pasien.
Elemen Penilaian HPK 1.1
a) Rumah mengidentifikasi hambatan serta menerapkan proses untuk mengurangi hambatan
bagi pasien
dalam mendapatkan askes, proses penerimaan dan pelayanan perawatan.
b) Informasi terkait aspek perawatan dan tata laksana medis pasien diberikan dengan cara dan
bahasa yang
dipahami pasien.
c) Informasi mengenai hak dan tanggung jawab pasien terpampang di area rumah sakit atau
diberikan kepada setiap pasien secara tertulis atau dalam metode lain dalam bahasa yang
dipahami pasien.
Instrumen Penilaian KARS Skor
Elemen Penilaian HPK 1.1
1) Rumah mengidentifikasi hambatan serta D Bukti tentang pelaksanaan identifikasi hambatan serta 10 TL
menerapkan proses untuk mengurangi menerapkan proses untuk mengurangi hambatan bagi 5 TS
hambatan bagi pasien dalam pasien dalam mendapatkan akses, proses penerimaan dan 0 TT
mendapatkan akses, proses penerimaan pelayanan perawatan.
dan pelayanan perawatan.
W  Staf Admisi
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
2) Informasi terkait aspek perawatan dan D Bukti tentang dokumen pemberian informasi terkait aspek 10 TL
tata laksana medis pasien diberikan perawatan dan tata laksana medis pasien diberikan dengan 5 TS
dengan cara dan bahasa yang dipahami cara dan bahasa yang dipahami pasien. 0 TT
pasien.
W  Staf Admisi
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
Instrumen Penilaian KARS Skor
Elemen Penilaian HPK 1.1
3) Informasi mengenai hak dan tanggung jawab D Bukti tentang pelaksanaan pemberian informasi mengenai hak dan 10 TL
pasien terpampang di area rumah sakit atau tanggung jawab pasien terpampang di area rumah sakit atau 5 TS
diberikan kepada setiap pasien secara tertulis diberikan kepada setiap pasien secara tertulis atau dalam metode 0 TT
atau dalam metode lain dalam bahasa yang lain dalam bahasa yang dipahami pasien
dipahami pasien.
Lihat Informasi mengenai hak dan tanggung jawab pasien
terpampang di area rumah sakit

 Staf Admisi
O  Pasien/keluarga

W
Standar HPK 1.2
Rumah sakit memberikan pelayanan yang menghargai martabat pasien, menghormati nilai-nilai
dan kepercayaan pribadi pasien serta menanggapi permintaan yang terkait dengan keyakinan
agama dan spiritual.

Maksud dan Tujuan HPK 1.2


Salah satu kebutuhan manusia yang paling penting adalah keinginan untuk dihargai dan memiliki
martabat. Pasien memiliki hak untuk dirawat dengan penuh rasa hormat dan tenggang rasa, dalam
berbagai keadaan, serta perawatan yang menjaga harkat dan martabat pasien.
Setiap pasien membawa nilai-nilai dan kepercayaan masing-masing ke dalam proses perawatan.
Sebagian nilai dan kepercayaan yang umumnya dimiliki oleh semua pasien sering kali berasal dari
budaya atau agamanya. Nilai-nilai dan kepercayaan lainnya dapat berasal dari diri pasien itu sendiri.
Semua pasien dapat menjalankan kepercayaannya masing- masing dengan cara yang menghormati
kepercayaan orang lain. Semua staf harus berusaha memahami perawatan dan pelayanan yang
mereka berikan dalam konteks dari nilai-nilai dan kepercayaan pasien.
Instrumen Penilaian KARS Skor
Elemen Penilaian HPK 1.2
1) Staf memberikan perawatan yang penuh 10 TL
penghargaan dengan memerhatikan W  Staf klinis 5 TS
harkat dan martabat pasien.  Pasien/keluarga 0 TT

Simulasi tentang pelaksanaan memberikan perawatan yang penuh


S
penghargaan dengan memerhatikan harkat dan martabat pasien.

2) Rumah sakit menghormati keyakinan D Bukti tentang identifikasi untuk menghormati keyakinan spiritual dan budaya 10 TL
spiritual dan budaya pasien serta nilai- pasien serta nilai-nilai yang dianut pasien. 5 TS
nilai yang dianut pasien. 0 TT
W  Staf klinis
 Pasien/keluarga
3) Rumah sakit memenuhi kebutuhan pasien D Ada bukti rumah sakit memenuhi kebutuhan pasien terhadap bimbingan 10 TL
terhadap bimbingan rohani. rohani berupa; 5 TS
1) Bukti kerjasama dengan rohaniawan 0 TT
2) Bukti permintaan pelayanan rohani
3) Bukti pelaksanaan pelayanan rohani
W
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
Keyakinan & Nilai
Keamanan
Kerahasiaan & Privasi
Edukasi HAK Perlindungan barang
Persetujuan Pasien risti  identifikasi
umum Spiritual  BINROH
Registrasi TTD Pengkajian Awal

Pelayanan fokus pasien : HPK


Ceklist pasien baru

RAWAT
Perkenalan PPA

INAP
Orientasi
Edukasi
Pelayanan Kerohanian

Ada proses RS melakukan identifikasi agama : Dokumentasi di


RM ( ada kolom Agama)
Proses RS identifikasi keyakinan & Nilai pribadi : ASESMEN &
INFORMASI PASIEN BARU RAWAT INAP
Pelayanan bimbingan rohani ini melingkupi : permintaan rutin ,
permintaan dari pasien dan permintaan kompleks.
Permintaan rutin adalah setiap pagi keluarga pasien kritis
didatangi oleh rohaniawan untuk mengajak berdoa bersama
Untuk permintaan rutin tidak memerlukan formulir Pelayanan
Kerohanian.
Apabila ada permintaan dari pasien dan permintaan khusus
pelayanan kerohanian maka pasien dapat mengisi Formulir
Pelayanan Kerohanian misal : meminta dihadirkan pendeta
Tatalaksana Pelayanan kerohanian Rutin:
1. Petugas rohaniwan mengunjungi pasien-pasien yang kondisinya tidak
berdaya (tidak bisa menjalankan ibadah seperti biasa); khususnya di
ruangan intensif. menawarkan injil, alqur’an, mengajarkan
caratayamum, solat orang sakit
2. Tugas rohaniwan memberikan dukungan dan support kepada keluarga
pasien dan mengingatkan untuk berdoa, mengingatkan solat 5 waktu
3. Ruangan akan menyiapkan data pasien yang beragama non muslim jika
diperlukan.
4. Terdapat jadwal pemberi layanan rohani non muslim yang bisa
dihubungi melalui telepon jika diminta.
5. Apabila pasien tidak ingin didoakan, pasien berhak untuk menolak
pelayanan tersebut.
28 Oktober 2009
Tatalaksana Pelayanan Kerohanian sesuai permintaan pasien :

1.Petugas RS menginformasikan kepada pasien dan keluarga tentang


pelayanan kerohanian. Pasien / keluarga mengisi Formulir Permintaan
Pelayanan Kerohanian  Staf keperawatan datang ke pasien untuk Menyediakan
konfirmasi ulang jenis pelayanan kerohanian yang dibutuhkan. injil, leaflet
doa dari
2.Untuk pasien non muslim (pihak ke 3) , membuat janji dan berkoordinasi rohaniawan
dengan perawat ruangan untuk waktu pelaksanaan agar tidak mengganggu non muslim
proses pelayanan & perawatan di ruangan
3.Bila ada kebutuhan pelayanan dari lembaga lain diluar MoU RS dengan
pihak luar, maka keluarga dapat menginformasikan ke kantor perawat untuk
membantu menghubungi.
4.Petugas rohaniawan mendokumentasikan pelayanan kerohanian dalam
buku catatan pendampingan pasien.
5.Perawat ruangan memasukan formulir Permintaan Pelayanan Kerohanian ke
dalam status medis pasien rohaniawan bukan seorang PPA
Standar HPK 1.3
Rumah sakit menjaga privasi pasien dan kerahasiaan informasi dalam perawatan, serta memberikan hak
kepada pasien untuk memperoleh akses dalam informasi kesehatan mereka sesuai perundang-undangan
yang berlaku.

Maksud dan Tujuan HPK 1.3


Hak privasi pasien, terutama ketika diwawancara, diperiksa, dirawat dan dipindahkan adalah hal yang sangat
penting. Pasien mungkin menginginkan privasinya terlindung dari para karyawan, pasien lain, dan bahkan dari
anggota keluarga atau orang lain yang ditentukan oleh pasien. Oleh karena itu staf rumah sakit yang melayani
dan merawat pasien harus menanyakan tentang kebutuhan privasi pasien dan harapan yang terkait dengan
pelayanan yang dimaksud serta meminta persetujuan terhadap pelepasan informasi medik yang diperlukan.
Informasi medis serta informasi kesehatan lainnya yang didokumentasikan dan dikumpulkan harus dijaga
kerahasiannya. Rumah sakit menghargai kerahasiaan informasi tersebut dan menerapkan prosedur yang
melindungi informasi tersebut dari kehilangan atau penyalahgunaan. Kebijakan dan prosedur mencakup
informasi yang dapat diberikan sesuai ketentuan peraturan dan undang-undang lainnya.
Instrumen Penilaian KARS Skor
Elemen Penilaian HPK 1.3
1) Rumah sakit menjamin kebutuhan privasi D Ada bukti rumah sakit menjamin kebutuhan privasi 10 TL
pasien selama perawatan dan pengobatan pasien selama perawatan dan pengobatan di rumah 5 TS
di rumah sakit. sakit. 0 TT

Bukti implementasi rumah sakit menjamin kebutuhan


O privasi pasien selama perawatan dan pengobatan di
rumah sakit.

W  Staf Admisi
 Staf klinis
 Pasien/keluarga

2) Kerahasiaan informasi pasien dijaga sesuai D Bukti tentang pelaksanaan kerahasiaan informasi 10 TL
dengan peraturan perundangan. pasien dijaga sesuai dengan peraturan perundangan 5 TS
W 0 TT
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
Dr. Sutoto
Pelayanan Privasi Pasien & Kerahasiaan Rekam Medis
Rumah sakit menghormati hak privasi pasien terutama ketika di anamnesa,
diperiksa, di rawat inap dan dipindahkan. Pasien mungkin menginginkan
privasinya terlindungi dari para karyawan , pasien lain, masyarakat dan bahkan
dari anggota keluarga
Setiap pasien memiliki harapan privasi yang berbeda atau tambahan privasi
sesuai kebutuhannya.
Rumah Sakit mengidentifikasi kebutuhan privasi pasien terkait dengan asuhan
pasien : ASESMEN & INFORMASI PASIEN BARU RAWAT INAP
Form kebutuhan privacy bisa di persetujuan umum atau ada form tersendiri
Instrumen Penilaian KARS Skor
Elemen Penilaian HPK 1.3
3) Rumah sakit memiliki proses untuk D Ada bukti rumah sakit memiliki proses 10 TL
meminta persetujuan pasien terkait untuk meminta persetujuan pasien 5 TS
pemberian informasi. terkait pemberian informasi. 0 TT

W  Staf klinis
 Pasien/keluarga
4) Rumah sakit memiliki proses untuk D Ada bukti rumah sakit memiliki proses 10 TL
memberikan pasien akses terhadap untuk memberikan pasien akses 5 TS
informasi kesehatan mereka. terhadap informasi kesehatan mereka 0 TT

W  Staf klinis
 Pasien/keluarga
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
Pasal 3
(1) Rahasia kedokteran mencakup data dan informasi mengenai:
a. identitas pasien;
b. kesehatan pasien meliputi hasil anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosis,
pengobatan dan/atau tindakan kedokteran; dan
c. hal lain yang berkenaan dengan pasien.

40
PMK 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis
Pelayanan Privasi Pasien & Kerahasiaan Rekam Medis
Rekam Medis
Catatan Medis pasien adalah rahasia setiap pasien dan bila diperlukan untuk keperluan
klaim asuransi maka rumah sakit wajib meminta persetujuan kepada pasien ( general
consent)
Bila ada yang menanyakan tentang kondisi kesehatan pasien melalui telepon selain
keluarga, petugas ruangan tidak diperkenankan memberikan informasi tanpa seijin
pasien atau keluarga.
Dokter dan seluruh staf di rumah sakit wajib menjaga kerahasiaan informasi kesehatan
pasien, informasi hanya diberikan kepada keluarga terdekat dan seijin pasien.
Petugas rekam medis telah dilakukan sumpah untuk tidak membuka rahasia medis
Pelayanan Privasi Pasien & Kerahasiaan Rekam Medis
Rawat Jalan, Ruang Tindakan
memastikan privacy pasien terlindungi dengan menutup pintu / tirai ruang
pemeriksaan.
Memastikan saat pasien di anamnesa dan diperiksa oleh dokter, tidak ada
pasien lain yang menunggu di dalam satu ruangan yang sama
Rumah sakit memastikan seluruh staff tidak membicarakan hal-hal yang
menyangkut pasien rumah sakit di area umum
Pelayanan Privasi Pasien & Kerahasiaan Rekam Medis
Rawat Inap
Tidak memasang papan nama pasien di setiap instalasi rawat inap.
Pada saat dokter visite dan melakukan pemeriksaan fisik tetap menjaga privasi pasien
dengan :
Meminta penunggu pasien atau orang yang sedang berkunjung untuk keluar
sebentar karena dokter akan memeriksa pasien.
Menutup korden atau penyekat kamar.
Meminta ijin kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan fisik dan
memakaikan selimut.
Pada saat transportasi pasien ke ruang lain / unit lain, tubuh pasien ditutup oleh selimut.
Menyediakan tempat atau ruangan untuk konsultasi antara pasien atau keluarga dan
dokter (di ruang konsultasi dokter, ruang kepala ruangan ).
Standar HPK 1.4
Rumah sakit melindungi harta benda pasien dari pencurian atau kehilangan
Maksud dan Tujuan HPK 1.4
Rumah sakit bertanggung jawab melindungi terhadap harta benda pasien dari pencurian atau
kehilangan. Terdapat proses untuk mencatat dan membuat daftar harta benda yang dibawa pasien
dan memastikan agar harta benda tersebut tidak dicuri atau hilang. Proses ini dilakukan di ODC
(Pelayanan Satu Hari), pasien rawat inap, serta untuk pasien yang tidak mampu mengambil keputusan
untuk menjaga keamanan harta benda mereka karena tidak sadarkan diri atau tidak didampingi
penunggu.
Elemen Penilaian HPK 1.4
a) Rumah sakit menetapkan proses untuk mencatat dan melindungi pertanggungjawaban harta
benda pasien.
b) Pasien mendapat informasi mengenai tanggung jawab rumah sakit untuk melindungi harta
benda pribadi
mereka.
Instrumen Penilaian KARS Skor
Elemen Penilaian HPK 1.4
1) Rumah sakit menetapkan proses untuk R Regulasi tentang penetapan proses 10 TL
mencatat dan melindungi untuk mencatat dan melindungi serta - TS
pertanggungjawaban harta benda pasien. pertanggungjawaban terhadap harta 0 TT
benda pasien

2) Pasien mendapat informasi mengenai


1) D Ada bukti pasien mendapat 10 TL
tanggung jawab rumah sakit untuk melindungi informasi mengenai tanggung jawab 5 TS
harta benda pribadi mereka. rumah sakit untuk melindungi harta 0 TT
benda pribadi mereka

Tempat penyimpanan barang milik


O pasien

 Staf klinis
W  Staf terkait
 Pasien / keluarga
Perlindungan Barang Milik Pasien

Rumah Sakit bertanggung jawab terhadap barang milik


pasien yang tidak mampu melindungi harta bendanya
yang dibawa masuk ke rumah sakit.
Rumah sakit memiliki proses untuk mengidentifikasi dan
melindungi barang milik pasien yang dititipkan
Rumah sakit mengingatkan kepada pasien / keluarga
pasien untuk tetap berhati – hati dalam melindungi
barang milik pribadi
Upaya perlindungan barang milik pasien yang tidak sadar yang tidak
didampingi oleh keluarga

Pasien emergency di IGD yang tidak didampingi oleh keluarga


1.Petugas pelaksana pengambil alihan barang milik pasien adalah
petugas perawat IGD yang sedang bertugas atau pak satpam yang
bertugas
2.Petugas pengambil alih barang harus melibatkan saksi minimal 2
orang yaitu 1 orang dari pihak rumah sakit dan 1 orang dari pihak
pasien atau
3.Pihak pasien yang dapat menjadi saksi adalah ; orang lain yang
mengantar pasien pada saat pasien datang pertama ke rumah sakit
4.Ada bukti pengambil alihan barang ditandatangani oleh petugas
dan saksi. Di dokumentasikan dalam Berita Acara Penitipan barang
milik pasien
5.Barang dimasukan ke plastik dan diberi label pasien barkode
identitas. disimpan di lemari / laci di pos 3 satpam.
6.Pengamanan terhadap kunci setiap harinya adalah di otorisasikan
pada pak satpam sedang bertugas
7. Penyerahan barang dilakukan jika sudah ada pihak keluarga yang datang atau pasien
sudah sadar dan stabil.
8. Pasien / Keluarga yang ingin mengambil barang, menghubungi petugas ruangan,
petugas ruangan melakukan identifikasi apakah benar orang tersebut keluarga
pasien, dengan menunjukan KTP / KK pengambil dan disesuaikan dengan KTP pasien.
9. Petugas ruangan menyerahkan fotokopi “ Berita Acara Penitipan Barang Pasien”
10. Petugas ruangan menelepon pak satpam no ext 1000
11. Keluarga pasien ke pos satpam 3 untuk mengambil barang .
12. Pak Satpam melakukan identifikasi ulang kemudian mengisi berita acara serah terima
barang milik pasien (rangkap 2) 1 disimpan di status pasien, dan 1 didokumentasikan
di satpam
13. Bukti penyerahan barang ditandatangani oleh yang menyerahkan barang dan pihak
keluarga pasien dengan 1 orang saksi.
14. Barang diserahkan ke pasien / keluarga pasien.
15. Berita Acara Serah Terima Barang diserahkan pak satpam ke perawat ruangan
Penitipan barang:
1. IGD
2. Ranap Bedah Bangsal untuk
pasien yang tidak dapat
menjaga barangnya sendiri 
tidak ada keluarga
3. Rawat Isolasi
4. Unit : radiologi, poli EKG
Standar HPK 1.5
Rumah sakit melindungi pasien dari serangan fisik dan verbal, dan populasi yang
berisiko diidentifikasi serta dilindungi dari kerentanan.
Maksud dan Tujuan HPK 1.5
Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi pasien dari penganiayaan fisik
dan verbal yang dilakukan pengunjung, pasien lain, dan petugas. Tanggung jawab ini
sangat penting terutama bagi bayi dan anak-anak, lansia, dan kelompok yang tidak
mampu melindungi dirinya sendiri. Rumah sakit berupaya mencegah
penganiayaan melalui berbagai proses seperti memeriksa orang-orang yang berada
dilokasi tanpa identifikasi yang jelas, memantau wilayah yang terpencil atau
terisolasi, dan cepat tanggap dalam membantu mereka yang berada dalam bahaya
atau dianiaya.
Elemen Penilaian HPK 1.5 Instrumen Penilaian KARS Skor
1) Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan O Bukti penerapan proses untuk melindungi semua 10 TL
proses untuk melindungi semua pasien dari 5 TS
pasien dari serangan fisik dan verbal.
serangan fisik dan verbal. 0 TT

Staf terkait
W
Pasien/keluarga
2)
1) Rumah sakit mengidentifikasi populasi yang R Regulasi tentang populasi yang memiliki risiko lebih 10 TL
memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami - TS
tinggi untuk mengalami serangan, misalnya ; bayi,
serangan. 0 TT
pasien koma,pasien dengan kelemahan fisik

3) Rumah sakit memantau area fasilitas yang


1) O Lihat pelaksanaan perlindungan pasien di daerah 10 TL
terisolasi dan terpencil. 5 TS
terpencil/terisolasi/rawan, seperti: pengawasan
0 TT
berkala, CCTV yang adekuat, pengunjung diluar jam
kunjungan memakai identitas, dsb

W  Staf terkait
PAP 2.1 S/D PAP 2.5
PERLINDUNGAN DARI KEKERASAN FISIK BAGI
PASIEN POPULASI KHUSUS
Kelompok pasien berisiko adalah sebagai berikut :
1. Pasien dengan cacat fisik dan cacat mental.
2. Pasien usia lanjut
3. Pasien bayi dan anak-anak
4. Pasien bedah tanpa pendamping  ingat pelecehan SURABAYA
5. Korban kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT)
6. Orang dengan gangguan jiwa
7. Pasien Napi, korban dan tersangka tindak pidana.
8. Pasien resiko bunuh diri
Keyakinan & Nilai
Keamanan
Kerahasiaan & Privasi
Edukasi HAK Perlindungan barang
Persetujuan Pasien risti  identifikasi
umum Spiritual  BINROH Implementasi
Registrasi TTD Pengkajian Awal Asuhan

Pelayanan fokus pasien : HPK


Ceklist pasien baru

Penjelasan Penjelasan

Informed Consent
RAWAT
Perkenalan PPA

INAP Rencana hasil


Asuhan termasuk
hasil yang
Orientasi
Edukasi

 TTD

 TTD
tidak
diharapkan
Standar HPK 2
Pasien dan keluarga pasien dilibatkan dalam semua aspek perawatan dan tata laksana medis
melalui edukasi, dan diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan mengenai perawatan serta tata laksananya.

Maksud dan Tujuan HPK 2


Pasien dan keluarganya ikut berperan serta dalam proses perawatan dengan membuat keputusan
mengenai perawatan, mengajukan pertanyaan tentang perawatan, dan bahkan menolak prosedur
diagnostik dan tata laksana. Agar pasien dan keluarga dapat berpartisipasi dalam keputusan
perawatan, mereka memerlukan informasi dasar mengenai kondisi medis yang dijumpai dalam
pemeriksaan, diagnosis, rencana pengobatan dan rencana tindakan serta perawatan. Rumah
sakit memastikan mereka dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait perawatan
termasuk untuk melakukan perawatan sendiri di rumah. Selama proses perawatan, pasien juga
memiliki hak untuk diberitahu mengenai kemungkinan hasil yang tidak dapat diantisipasi dari
terapi dan perawatan. Selain itu, ketika suatu peristiwa atau kejadian yang tidak terduga terjadi
selama perawatan dilakukan.
Elemen Penilaian HPK 2
a) Rumah sakit menerapkan proses untuk mendukung pasien dan keluarga
terlibat dan berpartisipasi dalam proses perawatan dan dalam pengambilan
keputusan.
b) Rumah sakit menerapkan proses untuk memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarganya mengenai kondisi medis, diagnosis, serta rencana perawatan dan
terapi yang diberikan.
c) Pasien diberikan informasi mengenai hasil perawatan dan tata laksana yang
diharapkan.
d) Pasien diberikan informasi mengenai kemungkinan hasil yang tidak dapat
diantisipasi dari terapi dan perawatan.
e) Rumah sakit memfasilitasi permintaan pasien untuk mencari pendapat kedua
Pasien dan keluarga pasien memahami jenis keputusan yang harus
diambil terkait perawatan dan bagaimana mereka berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan tersebut. Ketika pasien meminta pendapat
kedua, rumah sakit tidak boleh menghambat, mencegah ataupun
menghalangi upaya pasien yang mencari pendapat kedua, namun
sebaliknya, rumah sakit harus memfasilitasi permintaan akan pendapat
kedua tersebut dan membantu menyediakan informasi mengenai
kondisi pasien, seperti informasi hasil pemeriksaan, diagnosis,
rekomendasi terapi, dan sebagainya.
Rumah sakit mendukung dan menganjurkan keterlibatan pasien dan
keluarga dalam semua aspek perawatan. Seluruh staf diajarkan
mengenai kebijakan dan prosedur serta peranan mereka dalam
Elemen Penilaian HPK 2 Instrumen Penilaian KARS Skor
1) Rumah sakit menerapkan proses untuk D Bukti tentang penerapan proses untuk mendukung pasien dan 10 TL
mendukung pasien dan keluarga terlibat dan keluarga terlibat dan berpartisipasi dalam proses perawatan 5 TS
berpartisipasi dalam proses perawatan dan dan dalam pengambilan keputusan. 0 TT
dalam pengambilan keputusan.
W Staf klinis
Pasien/keluarga

Lihat juga HPK 4.1 EP a, KE 4 EP b

2) Rumah sakit menerapkan proses untuk D Bukti tentang penerapan proses untuk memberikan edukasi 10 TL
memberikan edukasi kepada pasien dan kepada pasien dan keluarganya mengenai kondisi medis, 5 TS
keluarganya mengenai kondisi medis, diagnosis, diagnosis, serta rencana perawatan dan terapi yang diberikan. 0 TT
serta rencana perawatan dan terapi yang
 Staf klinis
diberikan. W  Pasien/keluarga
Elemen Penilaian HPK 2 Instrumen Penilaian KARS Skor
3) Pasien diberikan informasi mengenai hasil D Bukti tentang pelaksanaan pemberian informasi mengenai 10 TL
perawatan dan tata laksana yang diharapkan. hasil perawatan yang diharapkan dan tata laksana yang 5 TS
direncanakan. 0 TT

W  Staf klinis
 Pasien/keluarga
4) Pasien diberikan informasi mengenai D Bukti tentang pelaksanaan pemberian informasi mengenai 10 TL
kemungkinan hasil yang tidak dapat diantisipasi kemungkinan hasil yang tidak dapat diantisipasi dari terapi dan 5 TS
dari terapi dan perawatan. perawatan 0 TT

W  Staf klinis
 Pasien/keluarga
5) Rumah sakit memfasilitasi permintaan pasien D Bukti tentang pelaksanaan rumah sakit memfasilitasi 10 TL
untuk mencari pendapat kedua tanpa perlu permintaan pasien untuk memperoleh (second opinion) 5 TS
khawatir akan mempengaruhi perawatannya pendapat kedua tanpa perlu khawatir akan mempengaruhi 0 TT
perawatannya selama di dalam atau luar rumah sakit.
selama di dalam atau luar rumah sakit.
W  Staf klinis
 Pasien/keluarga
MKE 10 – 6 EP

OBAT PULANG PROTOKOL


PCR
DAN ES 3M
1. Pemeriksaan swab: cara, lamanya
POTENSI waktu menunggu hasil
DIET & PERAWATAN 2. Hasil pemeriksaan PCR dan Hasil
INTERAKSI
NUTRISI ISOLASI
OBAT yang tidak diharapkan (positif,
stigma, isolasi,kematian,
ISOLASI kerahasiaan)
CUCI TANGAN PERALATAN
MANDIRI DI
YANG BENAR MEDIS AMAN 3. Asuhan Covid (isolasi,karantina,IC,
RUMAH
tidak boleh ditunggu, persyaratan
TATA LAKSANA pendamping)
MANAJEMEN TEHNIK
NYERI REHABILITASI
JENAZAH 4. Protokol 3M
COVID
5. Protokol Jenazah

Pengkajian kebutuhan edukasi Identifikasi sumber di komunitas, bukti edukasi


berkelanjutan
Edukasi mudah difahami
Pelatihan KE
Memastikan pasien faham edukasi, bukti edukasi di RM
Second Opinion
Second opinion adalah pendapat medis yang diberikan oleh dokter kedua atau ahli medis,
ketika salah satu dokter memberikan diagnosis atau merekomendasikan tindakan medis
lain untuk individu
Pasien didorong untuk mendapatkan opini kedua setiap kali dokter merekomendasikan
operasi atau menyajikan individu dengan diagnosis medis yang serius.
Di RS ada 2 macam second opinion yaitu :
Second opinion internal adalah meminta pendapat lain dari dokter yang
mempunyai SIP dan praktek di Rumah Sakit..
Second opinion eksternal adalah meminta pendapat lain dari dokter yang tidak
praktek di Rumah Sakit...
PROSEDUR SECOND OPINION
SECOND OPINION  TIDAK SAMA DENGAN RUJUKAN
Second opinion dalam hal medis artinya inisiatif dari pasien untuk memperoleh
pendapat lain dari dokter yang berbeda, terhadap keluhan atau penyakit yang sama,
setelah mendapatkan diagnosis dari dokter pertama (Groopman, 2017).
Jika pasien didiagnosis dengan penyakit yang mengancam nyawa, dan pasien ragu-
ragu untuk mengambil keputusan maka perlu mencari second opinion.
Misalnya: pasien harus operasi. pasien kanker perlu kemoterapi, pasien hemodialisis
Syarat SECOND OPINION  dokter yang diminta harus mempunyai kompetensi yang
sama.
Kerugian : pasien mungkin saja harus dilakukan pemeriksaan tambahan lainnya,
konflik dengan dokter, bisa saja keputusannya berbeda justru akan semakin bingung.
DASAR HUKUM SECOND OPINION
Undang-Undang RS No 44 Tahun 2009 ttg Rumah Sakit Pasal 57
(1) Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang
telah dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan.
Undang Undang Rumah Sakit nomor 44 tahun 2009 Pasal 32 poin (g) (g) Memilih dokter
dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit;
Poin (h) meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter
lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit;
PMK 269/2008. : rekam medik

PMK 36/2012 : rahasia kedokteran


KMK 290/2008 : persetujuan tindakan
kedokteran
KEBIJAKAN SECOND OPINION  HARUS disepakati DPJP disesuaikan dengan ketentuan RS dan peraturan
perundangan
1. Second Opinion merupakan hak dasar pasien yang diatur dalam peraturan dan perundang undangan yang
berlaku.
2. Rumah sakit wajib memberi peluang dan memfasilitasi baik secara administrasi maupun kelengkapan
dokumen yang dibutuhkan pasien dalam mendapatkan hak second opinion
3. Rumah Sakit menyediakan kelengkapan administrasi untuk keperluan permintaan second opinion dari pasien
atau keluarga yang sah menurut hukum.
4. Dokter yang merawat atau dokter mewakili rumah sakit membuat rekomendasi tertulis yang menyetujui
pasien atau keluarga yang mewakili untuk mendapatkan hak second opinion  MENGISI FORM SECOND
OPININ
5. Dokter yang ditunjuk oleh pasien atau rumah sakit membuat surat persetujuan untuk menjawab hak pasien
untuk mendapatkan tugas profesional sesuai dengan etika dan hukum yang berlaku.
6. Hasil second opinion dibuatkan dalam bentuk rekomendasi yang disampaikan dalam bentuk lisan dan tertulis
pada pasien atau keluarga yang sah menurut hukum.
ALASAN-ALASAN SECOND OPINION

Pasien setuju dengan dokter pertama tetapi ingin mendapatkan peneguhan


Pasien merasa pendapat dokter pertama tidak jelas, membingungkan atau
kurang menyakinkan
Pasien merasa diagnosis tidak cocok dengan keluhan yang dirasakan sehingga
meragukan
Pasien merasa bahwa penyebab gejala tidak ditemukan atau tidak sepenuhnya
diekplorasi
Pasien disarankan untuk menjalani pembedahan tetapi pasien merasa therapi
non bedah mungkin masih dapat dilakukan
ALASAN-ALASAN SECOND OPINION

Pasien diberi beberapa saran pengobatan tetapi pasien kesulitan memilih


Pasien telah menjalani tetapi kondisinya tidak kunjung membaik
Dokter pertama mengatakan bahwa kondisi pasien baik-baik saja tetapi pasien merasa tidak
demikian
Dokter pertama merekomendasikan pengobatan yang menurut pasien tidak diperlukan
Dokter pertama mengatakan bahwa dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk penyakit
pasien
Pasien merasa dokter pertama kurang mengikuti perkembangan ilmu dan keahliannya
ALASAN-ALASAN SECOND OPINION

Dokter pertama menyarankan untuk meminta pendapat kedua dari dokter lain
Bila pasien atau keluarga meminta pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
penunjang dilakukan di pelayanan kesehatan lain sebagai second opinion.
Second Opinion Internal
1. Perawat menerima permintaan dari pasien atau keluarganya untuk
melakukan second opinion dengan dokter lain yang praktek di RS..
2. Perawat memberikan Formulir Permohonan Second Opinion kepada pasien /
keluarga untuk diisi dan ditandatangani.
3. Perawat membantu menghubungi dokter second opinion yang diinginkan
pasien / keluarga dan membantu menginformasikan jadwal visite dokter
tersebut.
4. Dokter ke dua yang melakukan second opinion tidak perlu mengisi di Catatan
perkembangan Pasien terintegrasi, tetapi mengisi jawaban second opinion.
Second Opinion Eksternal REGULASI HRS DISEPAKATI
1. Perawat menerima permintaan dari pasien atau keluarganya tentang Second Opinion ke
dokter diluar Rumah Sakit.
2. Perawat memberikan Formulir Permohonan Second Opinion kepada pasien / keluarga
untuk diisi dan ditanda tangani.
3. Perawat menyiapkan dokumen rekam medis seperti : hasil rontgent, CT-Scan, USG, Hasil
Laboratorium
PMK 269 tahun 2008 ttg RM
Disesuaikam dengan kebijakan RS

Dr. sutoto
SPO SECOND OPINION
1. Siapkan formulir second opinion
2. Laporkan ke DPJP bahwa pasien meminta pendapat lain (second opinion)
3. Siapkan berkas rekam medis pasien (form second opinion)
4. DPJP menjelaskan kondisi medis dan rencana pengobatan termasuk hasil yang tidak
terduga serta hal yang perlu dipertimbangkan dalam meminta pendapat lain.
5. Berikan kesempatan kepada pasien / keluarga untuk bertanya
6. Persilakan pasien / keluarga untuk membubuhkan tanda tangan
7. Simpan form second opinion yang sudah ditanda tangani ke dalam berkas rekam medis
pasien.
8. Hubungi dokter yang diminta second opinion untuk kontrak waktu bertemu dengan
pasien/ kelurga.
9. Pasien/ Keluarga mendapatkan informasi sesuai yang diminta oleh pasien / keluarga.
10. Dokter yang diminta second opinion mencatat pendapat tentang kondisi medis di form
second opinion.
11. Masukan ke dalam berkas rekam medis pasien.
12. Melaporkan kembali ke DPJP dan hasil didiskusikan antara DPJP awal dengan pasien/
keluarga untuk membuat keputusan.
Standar HPK 2.1
Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai hak dan
kewajibannya untuk menolak atau menghentikan terapi, menolak diberikan pelayanan
resusitasi, serta melepaskan atau menghentikan terapi penunjang kehidupan.

Maksud dan Tujuan HPK 2.1


Pasien atau keluarga yang mengambil keputusan atas nama pasien, dapat memutuskan
untuk tidak melanjutkan rencana perawatan atau terapi ataupun menghentikan perawatan
atau terapi setelah proses tersebut dimulai.
Salah satu keputusan yang paling sulit untuk pasien dan keluarga dan juga untuk staf RS
adalah keputusan untuk menghentikan layanan resusitasi atau perawatan yang menunjang
kehidupan. Oleh karena itu, penting bagi rumah sakit untuk mengembangkan sebuah proses dalam
pengambilan keputusan-keputusan sulit. Untuk memastikan proses pengambilan keputusan yang
terkait dengan keinginan pasien dilakukan secara konsisten, rumah sakit mengembangkan proses
yang melibatkan berbagai profesional dan sudut pandang dalam proses pengembangannya.
Proses tersebut mencakup pemberian informasi secara jelas dan lengkap mengenai kondisi
Elemen Penilaian HPK 2.1 Instrumen Penilaian KARS Skor
1) Rumah sakit menerapkan proses mengenai D Bukti rumah sakit menerapkan proses 10 TL
pemberian pelayanan resusitasi dan mengenai penghentian pelayanan 5 TS
penghentian terapi penunjang kehidupan resusitasi dan penghentian terapi 0 TT
untuk pasien. penunjang kehidupan untuk pasien

W  Staf klinis
2) Rumah sakit memberi informasi kepada pasien D Bukti pemberian informasi kepada pasien 10 TL
dan keluarga mengenai hak mereka untuk dan keluarga mengenai hak mereka 5 TS
menolak atau menghentikan terapi, untuk menolak atau menghentikan 0 TT
konsekuensi dari keputusan yang dibuat serta terapi, konsekuensi dari keputusan yang
terapi dan alternatif lain yang dapat dijadikan dibuat serta terapi dan alternatif lain
pilihan. yang dapat dijadikan pilihan.
W
 Staf klinis
 Pasien / keluarga
Standar HPK 2.2
Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapat pengkajian dan tata laksana nyeri serta
perawatan yang penuh kasih menjelang akhir hayatnya.
Maksud dan Tujuan HPK 2.2
Nyeri adalah hal yang sering dialami pasien di dalam proses perawatan. Pasien merespons rasa nyeri
sesuai dengan nilai, tradisi, budaya serta agama yang dianut. Nyeri yang tidak dapat diatasi dapat
memiliki efek fisiologis yang negatif. Oleh karena itu, pasien perlu didukung dan diberi edukasi agar
melaporkan nyeri yang mereka rasakan. Menjelang akhir hayat, pasien memiliki kebutuhan khas
yang juga dapat dipengaruhi oleh tradisi budaya dan agama. Perhatian terhadap kenyamanan
dan martabat pasien memandu semua aspek perawatan di akhir hayat mereka. Untuk
memberikan perawatan yang terbaik pada pasien yang sedang memasuki fase menjelang akhir hayat,
semua staf harus rumah sakit menyadari kebutuhan yang unik dan spesifik dari seorang pasien di akhir
hayatnya.
Keyakinan & Nilai
Keamanan

Second opinion
Kerahasiaan & Privasi
Edukasi HAK Perlindungan barang

Komplain
Persetujuan Pasien risti  identifikasi
umum Spiritual  BINROH Implementasi

APS
Registrasi TTD Pengkajian Awal Asuhan

Pelayanan fokus pasien : HPK

Penolakan/ APS
Ceklist pasien baru

Penjelasan Penjelasan

Informed Consent
RAWAT RS menjelaskan risiko
Perkenalan PPA

INAP Rencana hasil


Tanggung jawab pasien
Asuhan termasuk
PPA menjelaskan
hasil yang
Orientasi

alternative layanan
Edukasi

 TTD

 TTD
tidak
Form penolakan
diharapkan
Form rujukan
eksternal
Kebutuhan-kebutuhan unik tersebut meliputi tata laksana terhadap keluhan utama dan
keluhan tambahan; tata laksana nyeri; tanggapan terhadap kekhawatiran psikologis,
sosial, emosional, agama, dan kultural pasien serta keluarganya serta keterlibatan
dalam keputusan perawatan. Proses perawatan yang diberikan rumah sakit harus
menjunjung tinggi dan mencerminkan hak dari semua pasien untuk mendapatkan
pengkajian dan tata laksana nyeri serta pengkajian dan pengelolaan kebutuhan
pasien yang unik dan spesifik di akhir hayatnya.
Elemen Penilaian HPK 2.2
a) Rumah sakit menerapkan proses untuk menghargai dan mendukung hak
pasien mendapatkan pengkajian dan pengelolaan nyeri.
b) Rumah sakit menerapkan proses untuk menghargai dan mendukung hak pasien
untuk mendapatkan pengkajian dan pengelolaan terhadap kebutuhan pasien
menjelang akhir hayat.
Instrumen Penilaian KARS Skor
Elemen Penilaian HPK 2.2
1) Rumah sakit menerapkan proses untuk D Bukti penerapan proses untuk menghargai dan 10 TL
menghargai dan mendukung hak pasien mendukung hak pasien mendapatkan pengkajian dan 5 TS
mendapatkan pengkajian dan pengelolaan nyeri. 0 TT
pengelolaan nyeri.
 DPJP/PPJA/PPA lainnya
W  Staf klinis keperawatan
 Pasien

2) Rumah sakit menerapkan proses untuk D Bukti penerapan proses untuk menghargai dan 10 TL
menghargai dan mendukung hak pasien mendukung hak pasien untuk mendapatkan 5 TS
untuk mendapatkan pengkajian dan pengkajian dan pengelolaan terhadap kebutuhan 0 TT
pengelolaan terhadap kebutuhan pasien pasien menjelang akhir hayat.
menjelang akhir hayat.
 DPJP/PPJA/PPA lainnya
 Staf klinis keperawatan
W
 Pasien
Pelayanan Pasien Tahap Terminal
Penyakit terminal adalah suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan lagi dan penyakit
keganasan yang tidak dapat disembuhkan atau diterapi secara adekuat dan akan menjadi
penyebab kematian pada pasien.
Pasien yang sedang menghadapi kematian mempunyai kebutuhan yang unik dalam
pelayanan yang penuh hormat dan kasih sayang. Perhatian terhadap kenyamanan dan
martabat pasien mengarahkan semua aspek pelayanan pada tahap akhir kehidupan.
Kebutuhan ini meliputi pengobatan terhadap gejala
primer dan sekunder, manajemen nyeri, respon
terhadap aspek psikologi, sosial, emosional, agama,
budaya pasien dan keluarga serta keterlibatannya
dalam keputusan pelayanan.
Dokumentasikan dalam : “Asesmen Awal Pasien Tahap
Terminal “ dan “ Asesmen Lanjutan Pasien tahap
Terminal”
Pengkajian lanjutan pasien tahap terminal dikaji setiap
shift
Standar HPK 3
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya mengenai proses untuk menerima dan
menanggapi keluhan, tindakan rumah sakit bila terdapat konflik/perbedaan pendapat di dalam
perawatan pasien, serta hak pasien untuk berperan dalam semua proses ini.
Maksud dan Tujuan HPK 3
Pasien memiliki hak untuk menyampaikan keluhan tentang perawatan mereka dan keluhan
tersebut harus ditanggapi dan diselesaikan. Di samping itu, keputusan terkait perawatan kadang
kala menimbulkan pertanyaan, konflik atau dilema lain bagi rumah sakit, pasien dan keluarga atau
pengambil keputusan lain. Dilema ini mungkin timbul sejak pasien mengakses pelayaan, selama
menjalani masa perawatan, dan pada proses pemulangan. Rumah sakit menetapkan proses untuk
menyelesaikan keluhan tersebut.
Rumah sakit mengidentifikasi kebijakan dan prosedur bagi mereka yang perlu dilibatkan dalam
menyelesaikan
keluhan dan bagaimana pasien dan keluarganya dapat ikut berperan serta.
Instrumen Penilaian KARS Skor
Elemen Penilaian HPK 3
1) Pasien diberikan informasi mengenai proses untuk D Bukti Pasien diberikan informasi mengenai 10 TL
menyampaikan keluhan dan proses yang harus proses untuk menyampaikan keluhan dan proses 5 TS
dilakukan pada saat terjadi konflik/perbedaan yang harus dilakukan pada saat terjadi 0 TT
konflik/perbedaan pendapat pada proses
pendapat pada proses perawatan.
perawatan

 Staf pendaftaran
W
 Staf klinis
 Customer service
 Pasien / keluarga

2) Keluhan, konflik, dan perbedaan pendapat tersebut D Bukti dokumentasi Keluhan, konflik, dan 10 TL
dikaji dan diselesaikan oleh unit/petugas yang perbedaan pendapat tersebut dikaji dan 5 TS
bertanggung jawab melalui sebuah alur/proses spesifik. diselesaikan oleh unit/petugas yang bertanggung 0 TT
jawab melalui sebuah alur/proses spesifik.

 Staf klinis
 Customer service
 Pasien / keluarga
W
Instrumen Penilaian KARS Skor
Elemen Penilaian HPK 3
3) Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam D Bukti dokumentasi Pasien dan 10 TL
proses penyelesaian keluhan, konflik, dan keluarga berpartisipasi dalam proses 5 TS
perbedaan pendapat. penyelesaian keluhan, konflik, dan 0 TT
perbedaan pendapat

W  Staf klinis
 Customer service
 Pasien / keluarga
19 JAM TERSANDERA JENAZAH
COVID

Dikabari Menangani
keluarga komplain,
menolak penjelasan &
protocol covid solusi
17.45 19.03 19.40 20.30

Sampai di
ruang jenazah, Menerima warga
koordinasi dg yg menolak
petugas pemakaman
jenazah
Penanganan Keluhan Pelanggan
Pasien mempunyai hak untuk menyampaikan keluhan tentang pelayanan yang mereka
terima. Keluhan tersebut dicatat, ditelaah, ditindak lanjuti dan dicari penyelesaiannya
bila memungkinkan. Demikian pula, bila keputusan mengenai pelayanan menimbulkan
pertanyaan, konflik, atau dilema lain bagi rumah sakit dan pasien, keluarga atau
pembuat keputusan dan lainnya. Dilema ini dapat timbul dari masalah akses, etis,
pengobatan, atau pemulangan pasien.
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang adanya
proses untuk menerima , menanggapi dan menindak lanjuti bila ada pasien
menyampaikan keluhan, konflik dan perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien.
Rumah sakit juga harus menginformasikan kepada pasien dan keluarga tentang hak
pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses ini.
Tingkatan dalam keluhan

Keluhan Warna Merah :


Adalah keluhan yang cenderung berhubungan dengan
kepolisian, pengadilan, kematian, ancaman terhadap sistem atau
kelangsungan organisasi, serta berpotensi kerugian material bagi
rumah sakit. Keluhan dengan kategori merah ditanggapi dan
ditindaklanjuti maksimal 1x24 jam
Keluhan Warna Kuning :
Adalah keluhan yang cenderung bagi rumah sakit. Keluhan
berhubungan dengan pemberitaan media massa maupun medis
sosial serta berpotensi kerugian in materialdengan kategori kuning
ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 3 hari
Keluhan Warna Hijau :
Adalah keluhan yang tidak menimbulkan kerugian berarti baik
material maupun immaterial bagi rumah sakit. Keluhan dengan
kategori hijau ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 7 hari
Penyelesaian keluhan ditindaklanjuti dengan metode :

1. Keluhan Secara Langsung, diselesaikan dengan kunjungan ke rumah pelanggan bila berada
dalam area terjangkau (dalam kota), dan menelepon / mengirim surat bila berada di luar
kota.
2. Keluhan melalui Telepon, diselesaikan dengan kunjungan ke rumah pelanggan atau melalui
telepon bila berada dalam area terjangkau (dalam kota), dan menelepon / mengirim surat
bila berada di luar kota.
3. Keluhan melalui Email, diselesaikan dengan mengirimkan surat balasan resmi melalui email
atau telepon bila memang meninggalkan identitas yang jelas dan bisa dihubungi via
telepon.
4. Keluhan melalui Surat, diselesaikan dengan kunjungan ke rumah pelanggan atau melalui
telepon bila berada dalam area terjangkau (dalam kota), dan mengirim surat bila berada di
luar kota.
5. Keluhan Website diselesaikan dengan mengirimkan surat balasan resmi melalui email atau
telepon bila memang meninggalkan identitas yang jelas dan bisa dihubungi via telepon.
6. Keluhan melalui Media Massa diselesaikan dengan mengirimkan surat balasan resmi
melalui media massa yang sama.
KIAT MENANGANI KOMPLAIN

 Respon komplain dengan segera, jangan ditunda-tunda


 Mendengarkan komplain secara serius (TIDAK
BOLEH DIINTERUPSI!!!)  siapkan buku/catatan
 Emphaty (merasakan apa yg difikirkan dan dirasakan customer,
apa yg diharapkan dari organisasi, apa yg bisa saya buat agar customer
saya senang, respon apa yg bisa saya buat agar customer meninggalkan
kita dengan perasaan /kesan baik terhadap apa yg di komplen &
perusahaan )
 Tepati janji
INDIKATOR NASIONAL MUTU RS

DIREKTORAT MUTU & AKREDITASI YANKES


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
12. Kecepatan Waktu Tanggap Komplain

Jumlah komplain yang ditanggapi dan ditindaklanjuti sesuai


Numerator waktu yang ditetapkan berdasarkan grading

Denumerator Jumlah Komplain yang disurvei

Inklusi Semua komplain

Tidak ada
Eksklusi

Formula
12. Ketepatan Waktu Tanggap Komplain
total sampel jika jumlah
populasi < 30
Rumus Slovin jika jumlah
populasi ≥ 30
Probability Sampling – Simple
Random SamplIng
Data sekunder dari Laporan Pelaporan dilakukan setiap
komplain bulan/triwulan/tahunan
Besaran Analisis dilakukan setiap
sampling bulan, triwulan/tahunan
Sumber
data

Data dikumpulkan
secara retrospektif
Pengumpulan
> 80%
TARGET
Data

Waktu tanggap diukur sesuai dengan grading complain.


Standar HPK 4
Rumah sakit menetapkan batasan yang jelas untuk persetujuan umum yang diperoleh pasien pada saat
akan
menjalani rawat inap atau didaftarkan pertama kalinya sebagai pasien rawat jalan.

Maksud dan Tujuan HPK 4


Rumah sakit meminta persetujuan umum untuk pengobatan ketika pasien di terima rawat inap di rumah sakit
atau ketika pasien didaftarkan untuk pertama kalinya sebagai pasien rawat jalan. Pada saat persetujuan
umum itu diperoleh, pasien telah diberi informasi mengenai lingkup persetujuan umum tersebut. Selanjutnya,
rumah sakit menentukan bagaimana persetujuan umum didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
Terlepas dari apakah general consent (persetujuan umum), semua pasien diberikan informasi mengenai
pemeriksaan, tindakan dan pengobatan di mana informed consent (persetujuan tindakan) terpisah akan dibuat.
Selain itu, pasien juga harus menerima informasi mengenai kemungkinan adanya peserta didik, seperti
peserta didik perawat, peserta didik fisioterapi, dan peserta didik lainnya, serta mahasiswa kedokteran, residen
yang sedang menjalani “trainee” dan fellow yang terlibat dalam proses perawatan.
Elemen Penilaian HPK 4 Instrumen Penilaian KARS Skor
1) Rumah sakit menerapkan proses bagaimana D Bukti dokumen persetujuan umum 10 TL
persetujuan umum didokumentasikan dalam rekam 5 TS
medis pasien. W  Staf admisi 0 TT
 Staf rekam medis
 Pasien/keluarga
2) Pasien dan keluarga diberikan informasi mengenai D Bukti pemberian informasi kepada pasien dan 10 TL
pemeriksaan, tindakan dan pengobatan yang keluarga diberikan informasi mengenai 5 TS
memerlukan informed consent. pemeriksaan, tindakan dan pengobatan yang 0 TT
memerlukan informed consent.

W  DPJP
 PPJA/staf klinis
 Pasien/keluarga
3) Pasien menerima informasi mengenai kemungkinan D Bukti Pasien menerima informasi mengenai 10 TL
keterlibatan peserta didik, mahasiswa, residen traine kemungkinan keterlibatan peserta didik, 5 TS
dan fellow yang berpartisipasi dalam proses mahasiswa, residen traine dan fellow yang 0 TT
perawatan. berpartisipasi dalam proses perawatan.

 Staf admisi
W  Pasien/keluarga
Persetujuan Umum & Rawat Inap, Inform Consent & mendukung
partisipasi pasien dan keluarga.
Persetujuan umum (General Consent) adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien
atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai pelayanan
kesehatan yang akan dilakukan terhadap pasien terkait dengan proses
pemeriksaan, perawatan dan pengobatan.
Inform Concent adalah pernyataan yang diberikan pasien atau keluarga atas dasar
penjelasan mengenai tindakan medis umum baik bersifat perawatan , diagnostic, maupun
terapeutik yang akan dilakukan pada pasien tersebut.
Persetujuan Rawat Inap adalah persetujuan yang diberikan kepada pasien atau keluarga
pada saat dokter memutuskan bahwa pasien memerlukan perawatan inap.
Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga pasien
agar berperan aktif dalam pengambilan keputusan medis.
Rumah sakit wajib meminta persetujuan umum kepada pasien atau keluarga yang berisi
persetujuan terhadap tindakan yang berisiko rendah, prosedur diagnostik, pengobatan
medis lainnya, batas – batas yang telah ditetapkan dan persetujuan lainnya.
Yang termasuk dalam Tindakan Medis :
Pemasangan infus dengan kateter vena.
Pengambilan darah untuk keperluan diagnostik.
Pemberian obat untuk tujuan terapeutik secara intrakutan, subkutan, intramuskuler, atau intravena
Observasi Jenasah 2 jam setelah dinyatakan meninggal
Pemasangan alat tertentu :
Pemasangan Urin kateter untuk pria dan wanita
Pemasangan nasogastric tube (NGT)
Pemasangan Schoor stein
Pemasangan bidai
Pemasangan traksi
Penghisapan lendir dari hidung, mulut
Pengambilan benda asing dari rongga hidung, liang telinga, mata, tenggorokan, dll
Pengobatan luka, pencucian luka, penjahitan luka dengan anestesi lokal
Pemberian lavement ( cuci usus besar )
Untuk pemeriksaan radiologi / persiapan operasi
Standar HPK 4.1
Persetujuan tindakan (informed consent) pasien diperoleh melalui cara yang telah ditetapkan
rumah sakit dan dilaksanakan oleh petugas terlatih dengan cara dan bahasa yang mudah
dipahami pasien.

Maksud dan Tujuan HPK 4.1


Salah satu proses penting di mana pasien dapat terlibat dalam pengambilan keputusan tentang
perawatan mereka adalah dengan memberikan informed consent. Untuk memberikan persetujuan ini,
pasien harus di informasikan terlebih dahulu mengenai faktor-faktor yang terkait dengan
rencana perawatan yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan. Proses persetujuan harus
didefinisikan secara jelas oleh rumah sakit dalam kebijakan dan prosedur sesuai perundang-udangan
yang berlaku.
Pasien dan keluarga diberikan informasi mengenai pemeriksaan, tindakan, dan pengobatan mana yang
memerlukan persetujuan dan bagaimana mereka dapat memberikan persetujuan. Edukasi diberikan
oleh staf rumah sakit yang kompeten (misal ; dokter yang akan melaksanakan endoskopi) dan
Jika perawatan yang direncanakan meliputi prosedur pembedahan atau tindakan invasif, anestesi,
sedasi, penggunaan darah dan produk darah, perawatan atau tindakan berisiko tinggi, maka diperlukan
persetujuan tindakan secara terpisah. Rumah sakit mengidentifikasi perawatan dan prosedur berisiko
tinggi, rentan masalah, atau prosedur dan perawatan lainnya yang membutuhkan persetujuan. Rumah
sakit membuat daftar prosedur dan perawatan ini serta mengedukasi petugas untuk memastikan bahwa
proses untuk memperoleh persetujuan itu harus diterapkan secara konsisten. Daftar tersebut
dikembangkan bersama- sama oleh para dokter dan orang lain yang memberikan perawatan atau
melakukan tindakan. Daftar ini meliputi semua tindakan dan perawatan yang disiapkan bagi pasien
rawat jalan dan pasien rawat inap.

Elemen Penilaian HPK 4.1


a) Rumah sakit menerapkan proses bagi pasien untuk mendapatkan informed consent.
b) Pemberian informed consent dilakukan oleh staf yang kompeten dan diberikan dengan cara dan
bahasa yang mudah dipahami pasien.
c) Rumah sakit memiliki daftar tindakan invasif, pemeriksaan dan terapi tambahan yang
memerlukan lembar persetujuan terpisah.
Instrumen Penilaian KARS Skor
Elemen Penilaian HPK 4.1
1) Rumah sakit menerapkan proses bagi pasien untuk D Bukti penerapan proses bagi pasien untuk 10 TL
mendapatkan informed consent. memberikan informed consent (persetujuan 5 TS
tindakan kedokteran) 0 TT

 DPJP
W  Dokter Anestesi
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
1) Pemberian informed consent dilakukan oleh staf yang D Bukti pelaksanaan informed consent dilakukan 10 TL
kompeten dan diberikan dengan cara dan bahasa yang oleh staf yang kompeten dan diberikan dengan 5 TS
mudah dipahami pasien. cara dan bahasa yang mudah dipahami pasien. 0 TT

W  DPJP
 Staf klinis

1) Rumah sakit memiliki daftar tindakan invasif, R Regulasi tentang daftar tindakan invasif, 10 TL
pemeriksaan dan terapi tambahan yang memerlukan pemeriksaan dan terapi tambahan yang 5 TS
lembar persetujuan terpisah. memerlukan lembar persetujuan terpisah. 0 TT
Yang termasuk dalam Tindakan Medis :
Pemasangan infus dengan kateter vena.
Pengambilan darah untuk keperluan diagnostik.
Pemberian obat untuk tujuan terapeutik secara intrakutan, subkutan, intramuskuler, atau intravena
Observasi Jenasah 2 jam setelah dinyatakan meninggal
Pemasangan alat tertentu :
Pemasangan Urin kateter untuk pria dan wanita
Pemasangan nasogastric tube (NGT)
Pemasangan Schoor stein
Pemasangan bidai
Pemasangan traksi
Penghisapan lendir dari hidung, mulut
Pengambilan benda asing dari rongga hidung, liang telinga, mata, tenggorokan, dll
Pengobatan luka, pencucian luka, penjahitan luka dengan anestesi lokal
Pemberian lavement ( cuci usus besar )
Untuk pemeriksaan radiologi / persiapan operasi
IC COVID

1. IC persetujuan dirawat di ruang isolasi


2. IC persetujuan/ penolakan rawat isolaso intensif covid
3. IC persetujuan/ penolakan tindakan…
4. IC persetujuan tindakan pemulasaraan jenazah covid
5. IC persetujuan/ penolakan rujukan covid
6. IC persetujuan mengikuti pemulasaraan jenazah covid
Standar HPK 4.2
Rumah sakit menerapkan proses untuk pemberian persetujuan oleh orang lain, sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
Maksud dan Tujuan HPK 4.2
Ada kalanya terdapat kondisi dimana orang lain selain pasien (baik sendiri maupun bersama pasien)
ikut terlibat dalam keputusan mengenai perawatan pasien dalam proses pemberian informed
consent untuk perawatan. Hal ini terutama berlaku ketika pasien tidak memiliki kemampuan
mental atau fisik untuk mengambil keputusan tentang perawatannya sendiri, ketika latar
belakang budaya atau kebiasaan mengharuskan orang lain yang mengambil keputusan
tentang perawatan atau ketika pasien masih kanak- kanak. Ketika pasien tidak dapat membuat
keputusan tentang perawatannya, maka ditentukan perwakilan untuk mengambil keputusan
tersebut. Ketika ada orang lain selain pasien itu yang memberi persetujuan, nama individu itu
dicatat dalam rekam medis pasien.
Instrumen Penilaian KARS Skor
Elemen Penilaian HPK 4.2
1) Rumah sakit menerapkan proses untuk pemberian D Bukti penerapan proses proses untuk 10 TL
informed consent oleh orang lain selain pasien pemberian informed consent oleh orang lain 5 TS
sesuai peraturan perundangan yang berlaku selain pasien sesuai peraturan perundangan 0 TT
yang berlaku

 DPJP
 Dokter Anestesi
W
 Staf klinis
 Pasien/keluarga

2) Rekam medis pasien mencantumkan (satu atau D Bukti dalam rekam medis mencantumkan (satu 10 TL
lebih) nama individu yang menyatakan persetujuan. atau lebih) nama individu yang menyatakan 5 TS
persetujuan. 0 TT

 Staf klinis
W  Pasien/keluarga
Yang boleh menerima Informasi dan pemberi persetujuan tindakan :

Pasien
Usia 18 tahun keatas atau telah/pernah menikah.
Pasien kompeten. Seseorang dianggap kompeten untuk memberikan persetujuan
apabila:
 Mampu memahami informasi yang telah diberikan kepadanya dengan cara yang
jelas, menggunakan bahasa yang sederhana dan tanpa istilah yang terlalu teknis.
 Mampu mempercayai informasi yang telah diberikan.
 Mampu mempertahankan pemahaman informasi tersebut untuk waktu yang cukup
lama dan mampu menganalisisnya dan menggunakannya untukmembuat
keputusan secara bebas.
Pada pasien yang tidak kompeten mengambil keputusan maka keluarga terdekat atau
pengampu pasien, dapat memberikan persetujuan tindakan kedokteran bagi orang
dewasa lain yang tidak kompeten.
Yang boleh menerima Informasi dan pemberi persetujuan tindakan :

Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung,
saudara-saudara kandung atau pengampunya. Yang telah ditunjuk oleh pasien untuk menerima
informasi dan melakukan persetujuan tindakan Yang dimaksud keluarga terdekat adalah:
oSuami/istri
oOrang tua yang sah
oAnak yang kompeten (lihat keterangan umur dan kompetensi diatas)
oSaudara kandung yang kompeten (lihat keterangan umur dan kompetensi diatas)
oWali
oInduk semang
video hotman paris

Anda mungkin juga menyukai