SECOND OPINION
SARKES 2022
Bercita-cita tinggi
Berjiwa Pemimpin
Berani mengambil risiko
Penuh Tanggungjawab
Suka bekerja
Sederhana
Selalu tuntas
MATERI PELATIHAN
1. Regulasi pada standar HPK
2. Pola asuhan standar PCC
3. Implementasi Standar HPK
4. Penerapan Second Opinion
5. Informed Consent dan General Consent
6. Supervisi Standar HPK
TataKelola RS & TataKelola Klinis dlm perspektif SARKES 2022
PASIEN
UU 8/1999 (Perlindungan Konsumen)
UU 44/2009 ttg Pasal 4 (Hak Konsumen)
RS, Peraturan UU 29/2004 (Praktek Kedokteran)
Per UU an Pasal 45 (Persetujuan Tindakan)
Std Yan
Sistem Pelayanan Regulasi : Pasal 31 (Kewajiban Pasien)
Pasal 32 (hak Pasien)
• Kebijakan
Klinis
Pasal 36 (Tata Kelola RS)
Fokus Pasien • Pedoman, UU 36/2009 (Kesehatan)
AKP, HPK, Asuhan Pasien / Patient Care • Panduan
Pasal 4-8 (Hak Pasien)
Pasal 9-13 (Kewajiban pasien)
PP, PAP, • SPO
PAB, PKPO • Program
UU 38/2014 (Keperawatan)
Pasal 38 (Hak dan Kewajiban klien)
KE Indikator : Pasal 39 (Kerahasiaan Klien)
Pasal 40 (Kewajiban Klien)
Standar
Sistem • SISMADAK UU 06/2018 (Kekarantinaan Kesehatan))
Manajemen
Pasal 7,8,9 (Hak dan Kewajiban)
Manajemen Dokumen
Pasal 57 (Penjelasan Karantina)
Pasal 93,94 (Pidana dan Sangsi Denda)
PMKP, PPI, Implementasi
TKRS, MFK, UU 04/2019 (Kebidanan)
Pasal 62 (Hak Klien)
KPS, MRMIK Pasal 63 (Kerahasiaan Klien)
Pasal 64 (Kewajiban Klien)
Sasaran KP PMK 36/2012 (Rahasia Kedokteran)
POGNAS PMK 290/ 2008 (Persetujuan Tindakan
Kedokteran)
PMK 269/ 2008 (Rekam Medik)
PMK 4/2008 (Kewajiban RS dan Kewajiban
Dr. Nico Lumenta pasien)
TRIPLE AIM PCC PAP 1.2
PCC
AKP 3 Sasaran
PP 1; PP 1.1,
Sasaran Pasien AKP 2, HPK 2
MPP “HARAPAN”
28 Oktober 2009
HAM
PELAYANAN INFORMASI
HPK
MENENTUKAN
NASIBNYA HUKUM
SENDIRI
Perlindungan Informed
Keamanan dan consent Komplain
keselamatan pasien
dan Barang milik Second Menolak
pasien opinion Asuhan
Penundaan End Of Life
General Edukasi Perlindungan Medis
consent HPK Privasi dan Rujukan Pulang
Rahasia pasien APS
2) Rumah sakit memiliki proses untuk D Bukti dokumen proses identifikasi penetapan pihak yang 10 TL
mengidentifikasi siapa yang diinginkan pasien diijinkan pasien untuk berpartisipasi dalam pengambilan 5 TS
untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait perawatannya. 0 TT
keputusan terkait perawatannya.
Staf klinis
Staf pendaftaran
W Pasien dan keluarga
Intrumen Penilaian KARS Skor
Elemen Penilaian HPK1
3) Rumah sakit memiliki proses untuk menentukan D Ada bukti dokumen proses persetujuan pasien tentang 10 TL
preferensi pasien, dan pada beberapa keadaan informasi mengenai perawatan pasien yang dapat diberikan 5 TS
preferensi keluarga pasien, dalam menentukan kepada keluarga/pihak lain termasuk situasi tertentu (contoh; 0 TT
informasi apa mengenai perawatan pasien yang keadaan pasien kritis atau terkait penyakit menular)
dapat diberikan kepada keluarga/pihak lain, dan
dalam situasi apa. W Staf klinis
Staf pendaftaran
Pasien dan keluarga
4) Semua staff dilatih tentang proses dan peran D Bukti tentang pelaksanaan pelatihan tentang proses dan peran 10 TL
mereka dalam mendukung hak-hak serta partisipasi dalam mendukung hak-hak serta partisipasi pasien dan 5 TS
pasien dan keluarga dalam perawatan. keluarga dalam perawatan, meliputi TOR, undangan, daftar 0 TT
hadir, materi, laporan, evaluasi, sertifikat
W Kepala diklat
Staf klinis
Standar HPK 1.1
Rumah sakit berupaya mengurangi hambatan fisik, bahasa, budaya, dan hambatan lainnya dalam
mengakses dan memberikan layanan serta memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan
keluarga dalam bahasa dan cara yang dapat mereka pahami.
Staf Admisi
O Pasien/keluarga
W
Standar HPK 1.2
Rumah sakit memberikan pelayanan yang menghargai martabat pasien, menghormati nilai-nilai
dan kepercayaan pribadi pasien serta menanggapi permintaan yang terkait dengan keyakinan
agama dan spiritual.
2) Rumah sakit menghormati keyakinan D Bukti tentang identifikasi untuk menghormati keyakinan spiritual dan budaya 10 TL
spiritual dan budaya pasien serta nilai- pasien serta nilai-nilai yang dianut pasien. 5 TS
nilai yang dianut pasien. 0 TT
W Staf klinis
Pasien/keluarga
3) Rumah sakit memenuhi kebutuhan pasien D Ada bukti rumah sakit memenuhi kebutuhan pasien terhadap bimbingan 10 TL
terhadap bimbingan rohani. rohani berupa; 5 TS
1) Bukti kerjasama dengan rohaniawan 0 TT
2) Bukti permintaan pelayanan rohani
3) Bukti pelaksanaan pelayanan rohani
W
Staf klinis
Pasien/keluarga
Keyakinan & Nilai
Keamanan
Kerahasiaan & Privasi
Edukasi HAK Perlindungan barang
Persetujuan Pasien risti identifikasi
umum Spiritual BINROH
Registrasi TTD Pengkajian Awal
RAWAT
Perkenalan PPA
INAP
Orientasi
Edukasi
Pelayanan Kerohanian
W Staf Admisi
Staf klinis
Pasien/keluarga
2) Kerahasiaan informasi pasien dijaga sesuai D Bukti tentang pelaksanaan kerahasiaan informasi 10 TL
dengan peraturan perundangan. pasien dijaga sesuai dengan peraturan perundangan 5 TS
W 0 TT
Staf klinis
Pasien/keluarga
Dr. Sutoto
Pelayanan Privasi Pasien & Kerahasiaan Rekam Medis
Rumah sakit menghormati hak privasi pasien terutama ketika di anamnesa,
diperiksa, di rawat inap dan dipindahkan. Pasien mungkin menginginkan
privasinya terlindungi dari para karyawan , pasien lain, masyarakat dan bahkan
dari anggota keluarga
Setiap pasien memiliki harapan privasi yang berbeda atau tambahan privasi
sesuai kebutuhannya.
Rumah Sakit mengidentifikasi kebutuhan privasi pasien terkait dengan asuhan
pasien : ASESMEN & INFORMASI PASIEN BARU RAWAT INAP
Form kebutuhan privacy bisa di persetujuan umum atau ada form tersendiri
Instrumen Penilaian KARS Skor
Elemen Penilaian HPK 1.3
3) Rumah sakit memiliki proses untuk D Ada bukti rumah sakit memiliki proses 10 TL
meminta persetujuan pasien terkait untuk meminta persetujuan pasien 5 TS
pemberian informasi. terkait pemberian informasi. 0 TT
W Staf klinis
Pasien/keluarga
4) Rumah sakit memiliki proses untuk D Ada bukti rumah sakit memiliki proses 10 TL
memberikan pasien akses terhadap untuk memberikan pasien akses 5 TS
informasi kesehatan mereka. terhadap informasi kesehatan mereka 0 TT
W Staf klinis
Pasien/keluarga
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
Pasal 3
(1) Rahasia kedokteran mencakup data dan informasi mengenai:
a. identitas pasien;
b. kesehatan pasien meliputi hasil anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosis,
pengobatan dan/atau tindakan kedokteran; dan
c. hal lain yang berkenaan dengan pasien.
40
PMK 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis
Pelayanan Privasi Pasien & Kerahasiaan Rekam Medis
Rekam Medis
Catatan Medis pasien adalah rahasia setiap pasien dan bila diperlukan untuk keperluan
klaim asuransi maka rumah sakit wajib meminta persetujuan kepada pasien ( general
consent)
Bila ada yang menanyakan tentang kondisi kesehatan pasien melalui telepon selain
keluarga, petugas ruangan tidak diperkenankan memberikan informasi tanpa seijin
pasien atau keluarga.
Dokter dan seluruh staf di rumah sakit wajib menjaga kerahasiaan informasi kesehatan
pasien, informasi hanya diberikan kepada keluarga terdekat dan seijin pasien.
Petugas rekam medis telah dilakukan sumpah untuk tidak membuka rahasia medis
Pelayanan Privasi Pasien & Kerahasiaan Rekam Medis
Rawat Jalan, Ruang Tindakan
memastikan privacy pasien terlindungi dengan menutup pintu / tirai ruang
pemeriksaan.
Memastikan saat pasien di anamnesa dan diperiksa oleh dokter, tidak ada
pasien lain yang menunggu di dalam satu ruangan yang sama
Rumah sakit memastikan seluruh staff tidak membicarakan hal-hal yang
menyangkut pasien rumah sakit di area umum
Pelayanan Privasi Pasien & Kerahasiaan Rekam Medis
Rawat Inap
Tidak memasang papan nama pasien di setiap instalasi rawat inap.
Pada saat dokter visite dan melakukan pemeriksaan fisik tetap menjaga privasi pasien
dengan :
Meminta penunggu pasien atau orang yang sedang berkunjung untuk keluar
sebentar karena dokter akan memeriksa pasien.
Menutup korden atau penyekat kamar.
Meminta ijin kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan fisik dan
memakaikan selimut.
Pada saat transportasi pasien ke ruang lain / unit lain, tubuh pasien ditutup oleh selimut.
Menyediakan tempat atau ruangan untuk konsultasi antara pasien atau keluarga dan
dokter (di ruang konsultasi dokter, ruang kepala ruangan ).
Standar HPK 1.4
Rumah sakit melindungi harta benda pasien dari pencurian atau kehilangan
Maksud dan Tujuan HPK 1.4
Rumah sakit bertanggung jawab melindungi terhadap harta benda pasien dari pencurian atau
kehilangan. Terdapat proses untuk mencatat dan membuat daftar harta benda yang dibawa pasien
dan memastikan agar harta benda tersebut tidak dicuri atau hilang. Proses ini dilakukan di ODC
(Pelayanan Satu Hari), pasien rawat inap, serta untuk pasien yang tidak mampu mengambil keputusan
untuk menjaga keamanan harta benda mereka karena tidak sadarkan diri atau tidak didampingi
penunggu.
Elemen Penilaian HPK 1.4
a) Rumah sakit menetapkan proses untuk mencatat dan melindungi pertanggungjawaban harta
benda pasien.
b) Pasien mendapat informasi mengenai tanggung jawab rumah sakit untuk melindungi harta
benda pribadi
mereka.
Instrumen Penilaian KARS Skor
Elemen Penilaian HPK 1.4
1) Rumah sakit menetapkan proses untuk R Regulasi tentang penetapan proses 10 TL
mencatat dan melindungi untuk mencatat dan melindungi serta - TS
pertanggungjawaban harta benda pasien. pertanggungjawaban terhadap harta 0 TT
benda pasien
Staf klinis
W Staf terkait
Pasien / keluarga
Perlindungan Barang Milik Pasien
Staf terkait
W
Pasien/keluarga
2)
1) Rumah sakit mengidentifikasi populasi yang R Regulasi tentang populasi yang memiliki risiko lebih 10 TL
memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami - TS
tinggi untuk mengalami serangan, misalnya ; bayi,
serangan. 0 TT
pasien koma,pasien dengan kelemahan fisik
W Staf terkait
PAP 2.1 S/D PAP 2.5
PERLINDUNGAN DARI KEKERASAN FISIK BAGI
PASIEN POPULASI KHUSUS
Kelompok pasien berisiko adalah sebagai berikut :
1. Pasien dengan cacat fisik dan cacat mental.
2. Pasien usia lanjut
3. Pasien bayi dan anak-anak
4. Pasien bedah tanpa pendamping ingat pelecehan SURABAYA
5. Korban kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT)
6. Orang dengan gangguan jiwa
7. Pasien Napi, korban dan tersangka tindak pidana.
8. Pasien resiko bunuh diri
Keyakinan & Nilai
Keamanan
Kerahasiaan & Privasi
Edukasi HAK Perlindungan barang
Persetujuan Pasien risti identifikasi
umum Spiritual BINROH Implementasi
Registrasi TTD Pengkajian Awal Asuhan
Penjelasan Penjelasan
Informed Consent
RAWAT
Perkenalan PPA
TTD
TTD
tidak
diharapkan
Standar HPK 2
Pasien dan keluarga pasien dilibatkan dalam semua aspek perawatan dan tata laksana medis
melalui edukasi, dan diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan mengenai perawatan serta tata laksananya.
2) Rumah sakit menerapkan proses untuk D Bukti tentang penerapan proses untuk memberikan edukasi 10 TL
memberikan edukasi kepada pasien dan kepada pasien dan keluarganya mengenai kondisi medis, 5 TS
keluarganya mengenai kondisi medis, diagnosis, diagnosis, serta rencana perawatan dan terapi yang diberikan. 0 TT
serta rencana perawatan dan terapi yang
Staf klinis
diberikan. W Pasien/keluarga
Elemen Penilaian HPK 2 Instrumen Penilaian KARS Skor
3) Pasien diberikan informasi mengenai hasil D Bukti tentang pelaksanaan pemberian informasi mengenai 10 TL
perawatan dan tata laksana yang diharapkan. hasil perawatan yang diharapkan dan tata laksana yang 5 TS
direncanakan. 0 TT
W Staf klinis
Pasien/keluarga
4) Pasien diberikan informasi mengenai D Bukti tentang pelaksanaan pemberian informasi mengenai 10 TL
kemungkinan hasil yang tidak dapat diantisipasi kemungkinan hasil yang tidak dapat diantisipasi dari terapi dan 5 TS
dari terapi dan perawatan. perawatan 0 TT
W Staf klinis
Pasien/keluarga
5) Rumah sakit memfasilitasi permintaan pasien D Bukti tentang pelaksanaan rumah sakit memfasilitasi 10 TL
untuk mencari pendapat kedua tanpa perlu permintaan pasien untuk memperoleh (second opinion) 5 TS
khawatir akan mempengaruhi perawatannya pendapat kedua tanpa perlu khawatir akan mempengaruhi 0 TT
perawatannya selama di dalam atau luar rumah sakit.
selama di dalam atau luar rumah sakit.
W Staf klinis
Pasien/keluarga
MKE 10 – 6 EP
Dokter pertama menyarankan untuk meminta pendapat kedua dari dokter lain
Bila pasien atau keluarga meminta pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
penunjang dilakukan di pelayanan kesehatan lain sebagai second opinion.
Second Opinion Internal
1. Perawat menerima permintaan dari pasien atau keluarganya untuk
melakukan second opinion dengan dokter lain yang praktek di RS..
2. Perawat memberikan Formulir Permohonan Second Opinion kepada pasien /
keluarga untuk diisi dan ditandatangani.
3. Perawat membantu menghubungi dokter second opinion yang diinginkan
pasien / keluarga dan membantu menginformasikan jadwal visite dokter
tersebut.
4. Dokter ke dua yang melakukan second opinion tidak perlu mengisi di Catatan
perkembangan Pasien terintegrasi, tetapi mengisi jawaban second opinion.
Second Opinion Eksternal REGULASI HRS DISEPAKATI
1. Perawat menerima permintaan dari pasien atau keluarganya tentang Second Opinion ke
dokter diluar Rumah Sakit.
2. Perawat memberikan Formulir Permohonan Second Opinion kepada pasien / keluarga
untuk diisi dan ditanda tangani.
3. Perawat menyiapkan dokumen rekam medis seperti : hasil rontgent, CT-Scan, USG, Hasil
Laboratorium
PMK 269 tahun 2008 ttg RM
Disesuaikam dengan kebijakan RS
Dr. sutoto
SPO SECOND OPINION
1. Siapkan formulir second opinion
2. Laporkan ke DPJP bahwa pasien meminta pendapat lain (second opinion)
3. Siapkan berkas rekam medis pasien (form second opinion)
4. DPJP menjelaskan kondisi medis dan rencana pengobatan termasuk hasil yang tidak
terduga serta hal yang perlu dipertimbangkan dalam meminta pendapat lain.
5. Berikan kesempatan kepada pasien / keluarga untuk bertanya
6. Persilakan pasien / keluarga untuk membubuhkan tanda tangan
7. Simpan form second opinion yang sudah ditanda tangani ke dalam berkas rekam medis
pasien.
8. Hubungi dokter yang diminta second opinion untuk kontrak waktu bertemu dengan
pasien/ kelurga.
9. Pasien/ Keluarga mendapatkan informasi sesuai yang diminta oleh pasien / keluarga.
10. Dokter yang diminta second opinion mencatat pendapat tentang kondisi medis di form
second opinion.
11. Masukan ke dalam berkas rekam medis pasien.
12. Melaporkan kembali ke DPJP dan hasil didiskusikan antara DPJP awal dengan pasien/
keluarga untuk membuat keputusan.
Standar HPK 2.1
Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai hak dan
kewajibannya untuk menolak atau menghentikan terapi, menolak diberikan pelayanan
resusitasi, serta melepaskan atau menghentikan terapi penunjang kehidupan.
W Staf klinis
2) Rumah sakit memberi informasi kepada pasien D Bukti pemberian informasi kepada pasien 10 TL
dan keluarga mengenai hak mereka untuk dan keluarga mengenai hak mereka 5 TS
menolak atau menghentikan terapi, untuk menolak atau menghentikan 0 TT
konsekuensi dari keputusan yang dibuat serta terapi, konsekuensi dari keputusan yang
terapi dan alternatif lain yang dapat dijadikan dibuat serta terapi dan alternatif lain
pilihan. yang dapat dijadikan pilihan.
W
Staf klinis
Pasien / keluarga
Standar HPK 2.2
Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapat pengkajian dan tata laksana nyeri serta
perawatan yang penuh kasih menjelang akhir hayatnya.
Maksud dan Tujuan HPK 2.2
Nyeri adalah hal yang sering dialami pasien di dalam proses perawatan. Pasien merespons rasa nyeri
sesuai dengan nilai, tradisi, budaya serta agama yang dianut. Nyeri yang tidak dapat diatasi dapat
memiliki efek fisiologis yang negatif. Oleh karena itu, pasien perlu didukung dan diberi edukasi agar
melaporkan nyeri yang mereka rasakan. Menjelang akhir hayat, pasien memiliki kebutuhan khas
yang juga dapat dipengaruhi oleh tradisi budaya dan agama. Perhatian terhadap kenyamanan
dan martabat pasien memandu semua aspek perawatan di akhir hayat mereka. Untuk
memberikan perawatan yang terbaik pada pasien yang sedang memasuki fase menjelang akhir hayat,
semua staf harus rumah sakit menyadari kebutuhan yang unik dan spesifik dari seorang pasien di akhir
hayatnya.
Keyakinan & Nilai
Keamanan
Second opinion
Kerahasiaan & Privasi
Edukasi HAK Perlindungan barang
Komplain
Persetujuan Pasien risti identifikasi
umum Spiritual BINROH Implementasi
APS
Registrasi TTD Pengkajian Awal Asuhan
Penolakan/ APS
Ceklist pasien baru
Penjelasan Penjelasan
Informed Consent
RAWAT RS menjelaskan risiko
Perkenalan PPA
alternative layanan
Edukasi
TTD
TTD
tidak
Form penolakan
diharapkan
Form rujukan
eksternal
Kebutuhan-kebutuhan unik tersebut meliputi tata laksana terhadap keluhan utama dan
keluhan tambahan; tata laksana nyeri; tanggapan terhadap kekhawatiran psikologis,
sosial, emosional, agama, dan kultural pasien serta keluarganya serta keterlibatan
dalam keputusan perawatan. Proses perawatan yang diberikan rumah sakit harus
menjunjung tinggi dan mencerminkan hak dari semua pasien untuk mendapatkan
pengkajian dan tata laksana nyeri serta pengkajian dan pengelolaan kebutuhan
pasien yang unik dan spesifik di akhir hayatnya.
Elemen Penilaian HPK 2.2
a) Rumah sakit menerapkan proses untuk menghargai dan mendukung hak
pasien mendapatkan pengkajian dan pengelolaan nyeri.
b) Rumah sakit menerapkan proses untuk menghargai dan mendukung hak pasien
untuk mendapatkan pengkajian dan pengelolaan terhadap kebutuhan pasien
menjelang akhir hayat.
Instrumen Penilaian KARS Skor
Elemen Penilaian HPK 2.2
1) Rumah sakit menerapkan proses untuk D Bukti penerapan proses untuk menghargai dan 10 TL
menghargai dan mendukung hak pasien mendukung hak pasien mendapatkan pengkajian dan 5 TS
mendapatkan pengkajian dan pengelolaan nyeri. 0 TT
pengelolaan nyeri.
DPJP/PPJA/PPA lainnya
W Staf klinis keperawatan
Pasien
2) Rumah sakit menerapkan proses untuk D Bukti penerapan proses untuk menghargai dan 10 TL
menghargai dan mendukung hak pasien mendukung hak pasien untuk mendapatkan 5 TS
untuk mendapatkan pengkajian dan pengkajian dan pengelolaan terhadap kebutuhan 0 TT
pengelolaan terhadap kebutuhan pasien pasien menjelang akhir hayat.
menjelang akhir hayat.
DPJP/PPJA/PPA lainnya
Staf klinis keperawatan
W
Pasien
Pelayanan Pasien Tahap Terminal
Penyakit terminal adalah suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan lagi dan penyakit
keganasan yang tidak dapat disembuhkan atau diterapi secara adekuat dan akan menjadi
penyebab kematian pada pasien.
Pasien yang sedang menghadapi kematian mempunyai kebutuhan yang unik dalam
pelayanan yang penuh hormat dan kasih sayang. Perhatian terhadap kenyamanan dan
martabat pasien mengarahkan semua aspek pelayanan pada tahap akhir kehidupan.
Kebutuhan ini meliputi pengobatan terhadap gejala
primer dan sekunder, manajemen nyeri, respon
terhadap aspek psikologi, sosial, emosional, agama,
budaya pasien dan keluarga serta keterlibatannya
dalam keputusan pelayanan.
Dokumentasikan dalam : “Asesmen Awal Pasien Tahap
Terminal “ dan “ Asesmen Lanjutan Pasien tahap
Terminal”
Pengkajian lanjutan pasien tahap terminal dikaji setiap
shift
Standar HPK 3
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya mengenai proses untuk menerima dan
menanggapi keluhan, tindakan rumah sakit bila terdapat konflik/perbedaan pendapat di dalam
perawatan pasien, serta hak pasien untuk berperan dalam semua proses ini.
Maksud dan Tujuan HPK 3
Pasien memiliki hak untuk menyampaikan keluhan tentang perawatan mereka dan keluhan
tersebut harus ditanggapi dan diselesaikan. Di samping itu, keputusan terkait perawatan kadang
kala menimbulkan pertanyaan, konflik atau dilema lain bagi rumah sakit, pasien dan keluarga atau
pengambil keputusan lain. Dilema ini mungkin timbul sejak pasien mengakses pelayaan, selama
menjalani masa perawatan, dan pada proses pemulangan. Rumah sakit menetapkan proses untuk
menyelesaikan keluhan tersebut.
Rumah sakit mengidentifikasi kebijakan dan prosedur bagi mereka yang perlu dilibatkan dalam
menyelesaikan
keluhan dan bagaimana pasien dan keluarganya dapat ikut berperan serta.
Instrumen Penilaian KARS Skor
Elemen Penilaian HPK 3
1) Pasien diberikan informasi mengenai proses untuk D Bukti Pasien diberikan informasi mengenai 10 TL
menyampaikan keluhan dan proses yang harus proses untuk menyampaikan keluhan dan proses 5 TS
dilakukan pada saat terjadi konflik/perbedaan yang harus dilakukan pada saat terjadi 0 TT
konflik/perbedaan pendapat pada proses
pendapat pada proses perawatan.
perawatan
Staf pendaftaran
W
Staf klinis
Customer service
Pasien / keluarga
2) Keluhan, konflik, dan perbedaan pendapat tersebut D Bukti dokumentasi Keluhan, konflik, dan 10 TL
dikaji dan diselesaikan oleh unit/petugas yang perbedaan pendapat tersebut dikaji dan 5 TS
bertanggung jawab melalui sebuah alur/proses spesifik. diselesaikan oleh unit/petugas yang bertanggung 0 TT
jawab melalui sebuah alur/proses spesifik.
Staf klinis
Customer service
Pasien / keluarga
W
Instrumen Penilaian KARS Skor
Elemen Penilaian HPK 3
3) Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam D Bukti dokumentasi Pasien dan 10 TL
proses penyelesaian keluhan, konflik, dan keluarga berpartisipasi dalam proses 5 TS
perbedaan pendapat. penyelesaian keluhan, konflik, dan 0 TT
perbedaan pendapat
W Staf klinis
Customer service
Pasien / keluarga
19 JAM TERSANDERA JENAZAH
COVID
Dikabari Menangani
keluarga komplain,
menolak penjelasan &
protocol covid solusi
17.45 19.03 19.40 20.30
Sampai di
ruang jenazah, Menerima warga
koordinasi dg yg menolak
petugas pemakaman
jenazah
Penanganan Keluhan Pelanggan
Pasien mempunyai hak untuk menyampaikan keluhan tentang pelayanan yang mereka
terima. Keluhan tersebut dicatat, ditelaah, ditindak lanjuti dan dicari penyelesaiannya
bila memungkinkan. Demikian pula, bila keputusan mengenai pelayanan menimbulkan
pertanyaan, konflik, atau dilema lain bagi rumah sakit dan pasien, keluarga atau
pembuat keputusan dan lainnya. Dilema ini dapat timbul dari masalah akses, etis,
pengobatan, atau pemulangan pasien.
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang adanya
proses untuk menerima , menanggapi dan menindak lanjuti bila ada pasien
menyampaikan keluhan, konflik dan perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien.
Rumah sakit juga harus menginformasikan kepada pasien dan keluarga tentang hak
pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses ini.
Tingkatan dalam keluhan
1. Keluhan Secara Langsung, diselesaikan dengan kunjungan ke rumah pelanggan bila berada
dalam area terjangkau (dalam kota), dan menelepon / mengirim surat bila berada di luar
kota.
2. Keluhan melalui Telepon, diselesaikan dengan kunjungan ke rumah pelanggan atau melalui
telepon bila berada dalam area terjangkau (dalam kota), dan menelepon / mengirim surat
bila berada di luar kota.
3. Keluhan melalui Email, diselesaikan dengan mengirimkan surat balasan resmi melalui email
atau telepon bila memang meninggalkan identitas yang jelas dan bisa dihubungi via
telepon.
4. Keluhan melalui Surat, diselesaikan dengan kunjungan ke rumah pelanggan atau melalui
telepon bila berada dalam area terjangkau (dalam kota), dan mengirim surat bila berada di
luar kota.
5. Keluhan Website diselesaikan dengan mengirimkan surat balasan resmi melalui email atau
telepon bila memang meninggalkan identitas yang jelas dan bisa dihubungi via telepon.
6. Keluhan melalui Media Massa diselesaikan dengan mengirimkan surat balasan resmi
melalui media massa yang sama.
KIAT MENANGANI KOMPLAIN
Tidak ada
Eksklusi
Formula
12. Ketepatan Waktu Tanggap Komplain
total sampel jika jumlah
populasi < 30
Rumus Slovin jika jumlah
populasi ≥ 30
Probability Sampling – Simple
Random SamplIng
Data sekunder dari Laporan Pelaporan dilakukan setiap
komplain bulan/triwulan/tahunan
Besaran Analisis dilakukan setiap
sampling bulan, triwulan/tahunan
Sumber
data
Data dikumpulkan
secara retrospektif
Pengumpulan
> 80%
TARGET
Data
W DPJP
PPJA/staf klinis
Pasien/keluarga
3) Pasien menerima informasi mengenai kemungkinan D Bukti Pasien menerima informasi mengenai 10 TL
keterlibatan peserta didik, mahasiswa, residen traine kemungkinan keterlibatan peserta didik, 5 TS
dan fellow yang berpartisipasi dalam proses mahasiswa, residen traine dan fellow yang 0 TT
perawatan. berpartisipasi dalam proses perawatan.
Staf admisi
W Pasien/keluarga
Persetujuan Umum & Rawat Inap, Inform Consent & mendukung
partisipasi pasien dan keluarga.
Persetujuan umum (General Consent) adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien
atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai pelayanan
kesehatan yang akan dilakukan terhadap pasien terkait dengan proses
pemeriksaan, perawatan dan pengobatan.
Inform Concent adalah pernyataan yang diberikan pasien atau keluarga atas dasar
penjelasan mengenai tindakan medis umum baik bersifat perawatan , diagnostic, maupun
terapeutik yang akan dilakukan pada pasien tersebut.
Persetujuan Rawat Inap adalah persetujuan yang diberikan kepada pasien atau keluarga
pada saat dokter memutuskan bahwa pasien memerlukan perawatan inap.
Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga pasien
agar berperan aktif dalam pengambilan keputusan medis.
Rumah sakit wajib meminta persetujuan umum kepada pasien atau keluarga yang berisi
persetujuan terhadap tindakan yang berisiko rendah, prosedur diagnostik, pengobatan
medis lainnya, batas – batas yang telah ditetapkan dan persetujuan lainnya.
Yang termasuk dalam Tindakan Medis :
Pemasangan infus dengan kateter vena.
Pengambilan darah untuk keperluan diagnostik.
Pemberian obat untuk tujuan terapeutik secara intrakutan, subkutan, intramuskuler, atau intravena
Observasi Jenasah 2 jam setelah dinyatakan meninggal
Pemasangan alat tertentu :
Pemasangan Urin kateter untuk pria dan wanita
Pemasangan nasogastric tube (NGT)
Pemasangan Schoor stein
Pemasangan bidai
Pemasangan traksi
Penghisapan lendir dari hidung, mulut
Pengambilan benda asing dari rongga hidung, liang telinga, mata, tenggorokan, dll
Pengobatan luka, pencucian luka, penjahitan luka dengan anestesi lokal
Pemberian lavement ( cuci usus besar )
Untuk pemeriksaan radiologi / persiapan operasi
Standar HPK 4.1
Persetujuan tindakan (informed consent) pasien diperoleh melalui cara yang telah ditetapkan
rumah sakit dan dilaksanakan oleh petugas terlatih dengan cara dan bahasa yang mudah
dipahami pasien.
DPJP
W Dokter Anestesi
Staf klinis
Pasien/keluarga
1) Pemberian informed consent dilakukan oleh staf yang D Bukti pelaksanaan informed consent dilakukan 10 TL
kompeten dan diberikan dengan cara dan bahasa yang oleh staf yang kompeten dan diberikan dengan 5 TS
mudah dipahami pasien. cara dan bahasa yang mudah dipahami pasien. 0 TT
W DPJP
Staf klinis
1) Rumah sakit memiliki daftar tindakan invasif, R Regulasi tentang daftar tindakan invasif, 10 TL
pemeriksaan dan terapi tambahan yang memerlukan pemeriksaan dan terapi tambahan yang 5 TS
lembar persetujuan terpisah. memerlukan lembar persetujuan terpisah. 0 TT
Yang termasuk dalam Tindakan Medis :
Pemasangan infus dengan kateter vena.
Pengambilan darah untuk keperluan diagnostik.
Pemberian obat untuk tujuan terapeutik secara intrakutan, subkutan, intramuskuler, atau intravena
Observasi Jenasah 2 jam setelah dinyatakan meninggal
Pemasangan alat tertentu :
Pemasangan Urin kateter untuk pria dan wanita
Pemasangan nasogastric tube (NGT)
Pemasangan Schoor stein
Pemasangan bidai
Pemasangan traksi
Penghisapan lendir dari hidung, mulut
Pengambilan benda asing dari rongga hidung, liang telinga, mata, tenggorokan, dll
Pengobatan luka, pencucian luka, penjahitan luka dengan anestesi lokal
Pemberian lavement ( cuci usus besar )
Untuk pemeriksaan radiologi / persiapan operasi
IC COVID
DPJP
Dokter Anestesi
W
Staf klinis
Pasien/keluarga
2) Rekam medis pasien mencantumkan (satu atau D Bukti dalam rekam medis mencantumkan (satu 10 TL
lebih) nama individu yang menyatakan persetujuan. atau lebih) nama individu yang menyatakan 5 TS
persetujuan. 0 TT
Staf klinis
W Pasien/keluarga
Yang boleh menerima Informasi dan pemberi persetujuan tindakan :
Pasien
Usia 18 tahun keatas atau telah/pernah menikah.
Pasien kompeten. Seseorang dianggap kompeten untuk memberikan persetujuan
apabila:
Mampu memahami informasi yang telah diberikan kepadanya dengan cara yang
jelas, menggunakan bahasa yang sederhana dan tanpa istilah yang terlalu teknis.
Mampu mempercayai informasi yang telah diberikan.
Mampu mempertahankan pemahaman informasi tersebut untuk waktu yang cukup
lama dan mampu menganalisisnya dan menggunakannya untukmembuat
keputusan secara bebas.
Pada pasien yang tidak kompeten mengambil keputusan maka keluarga terdekat atau
pengampu pasien, dapat memberikan persetujuan tindakan kedokteran bagi orang
dewasa lain yang tidak kompeten.
Yang boleh menerima Informasi dan pemberi persetujuan tindakan :
Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung,
saudara-saudara kandung atau pengampunya. Yang telah ditunjuk oleh pasien untuk menerima
informasi dan melakukan persetujuan tindakan Yang dimaksud keluarga terdekat adalah:
oSuami/istri
oOrang tua yang sah
oAnak yang kompeten (lihat keterangan umur dan kompetensi diatas)
oSaudara kandung yang kompeten (lihat keterangan umur dan kompetensi diatas)
oWali
oInduk semang
video hotman paris