Anda di halaman 1dari 14

Makalah

PENGERTIAN DAN CIRI BAHASA INDONESIA ILMIAH

DOSEN PEMBIMBING:

Nindi Aliska Nasution, M. H

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD SHOLIH ( 22080043 )

WARDAH ANNISA ( 22080040 )

BUNGSU PUSPITA SARI ( 22080058 )

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena hanya dengan rahmat-Nyalah
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik yang berjudul “Pengertian dan Ciri Bahasa
Indonesia Ilmiah’’

Makalah ini disajikan dengan sederhana agar memudahkan pembaca dalam


memahami isi makalah ini. Sehingga Mahasiswa dapat memahami bahasa indonesia ilmiah
dan karakteristiknya dan mampu menjadi pribadi dalam berkomunikasi sehari-hari dengan
baik terutama dalam situasi yang resmi. Dengan dibuatnya makalah ini, semoga dapat
memenuhi Tugas kami dalam mata kuliah.

Panyabungan, November 2022

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 4
BAB II PERUMUSAN MASALAH ............................................................................. 5
2.1 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
2.2 Tujuan .......................................................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................. 6
3.1 Pengertian Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah ............................................... 6
3.2 Karakteristik Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah .......................................... 6
3.2.1 Lugas dan Jelas ......................................................................... 6
3.2.2 Objektif .................................................................................... 7
3.2.3 Cendekia .................................................................................... 8
3.2.4 Ringkas dan Padat .................................................................... 9
3.2.5 Konsisten ................................................................................... 9
3.2.6 Gagasan sebagai Pangkal Tolak ................................................ 10
3.3 Macam-macam Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah ................................... 10
BAB IV KESIMPULAN .......................................................................................... 13
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, khususnya di Indonesia perkembangan bahasa Indonesia baik di kalangan


dewasa, remaja, dan anak-anak telah mengalami perubahan yang cukup signifikan
seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan semakin tingginya
tingkat pergaulan remaja. Kemudian dari hal tersebut lahirlah bahasa pergaulan yang
biasa disebut bahasa gaul seperti elo, gue, tau, cewek, dan sebagainya.

Banyaknya penyimpangan-penyimpangan penggunaan bahasa yang tidak sesuai


dengan aturan baku ialah dialek kedaerahan.

Bahasa-bahasa yang lahir dari beberapa hal yang telah diuraikan di atas dikenal
dengan bahasa tidak baku yaitu bahasa yang biasa digunakan pada situasi santai dengan
keluarga, tulisan pribadi, dan pergaulan sehari-hari, dan tidak cocok digunakan dalam
situasi resmi seperti dalam penulisan ilmiah, diskusi, pembicaraan di lingkungan formal,
dan lain-lain.

Oleh sebab itu, untuk memperdalam pemahaman mengenai bahasa Ilmiah, kami
mengangkat sebuah judul makalah yaitu “Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah”.

4
BAB II

PERUMUSAN MASALAH

2.1 Rumusan Masalah

2.1.1 Apa yang dimaksud dengan Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah?


2.1.2 Bagaimana karakteristik Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah?
2.1.3 Bagaimana macam-macam Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah?

2.2 Tujuan

2.2.1 Mengetahui pengertian Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah


2.2.2 Mengetahui karakteristik Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
2.2.3 Mengetahui berbagai macam Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah

Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu bahasa Indonesia yang
digunakan dalam menulis karya ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk
memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempatnya, bahasa
Indonesia diharapkan menjadi media efektif untuk komunikasi ilmiah, baik secara
tertulis maupun lisan.

3.2 Karakteristik Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah

Adapun karakteristik Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah adalah sebagai berikut :

3.2.1 Lugas dan Jelas

Lugas artinya mengandung makna apa adanya, gagasannya jelas, tidak berbelit-belit,
mudah dipahami, tidak diungkapkan dalam bentuk kiasan, dan tidak berbunga-
bunga, sedangkan Jelas artinya gamblang, tegas, dan tidak meragukan.

Contoh 1 kalimat Lugas:


 Para pendidik yang kadangkala atau bahkan sering kena getahnya oleh
sebagian anak-anak mempunyai tugas yang tidak ringan.

Pada kalimat diatas terkesan kalimat yang berbelit-belit, terdapat ungkapan


kena getahnya dan tidak ringan. Kedua ungkapan tersebut menyebabkan
kalimat tersebut tidak lugas. Kedua ungkapan ini harus diganti menjadi terkena
akibat dan berat, sehingga kalimat tersebut menjadi kalimat gagasan yang
diungkapkan secara langsung, seperti berikut ini:

 Para pendidik kadang-kadang terkena akibat ulah sebagian anak-anak ,


mempunyai tugas yang berat.

Contoh 2 kalimat Jelas:


 Penanaman moral di sekolah sebenarnya merupakan kelanjutan dari
penanaman moral di rumah yang dilaksanakan melalui mata pelajaran
Pendidikan Moral Pancasila yang merupakan mata pelajaran yang paling

6
strategis karena langsung menyinggung tentang moral Pancasila, juga
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Agama, Ilmu Pengetahuan Sosial,
Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, dan Kesenian.

Gagasan pada contoh diatas tidak terungkap secara jelas dan berbelit-belit.
Akibatnya satuan-satuan informasi yang terkandung di dalamnya tidak tertata
secara teratur. Sehingga dapat disunting menjadi kalimat berikut ini:

 Penanaman moral di sekolah merupakan kelanjutan penanaman moral di


rumah. Penanaman moral di sekolah dilaksanakan melalui mata pelajaran
Pendidikan Moral Pancasila yang merupakan mata pelajaran paling
strategis karena langsung menyangkut moral Pancasila. Disamping itu,
penanaman moral Pancasila juga diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
Agama, Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa,
dan Kesenian.
Gagasan pada kalimat yang disunting terungkap secara jelas karena kalimat-
kalimat pengungkap gagasan itu merupakan kalimat-kalimat yang jelas.
Satuan-satuan informasi yang terkandung dalam setiap kalimat tertata secara
teratur. Hubungan antarkalimat pada kalimat yang telah disunting diatas
terjalin secara teratur sehingga keutuhan gagasan yang diungkap terwujud
secara jelas.

3.2.2 Objektif

Artinya pengungkapan sesuatu adalam keadaan sebenarnya, tidak boleh bersifat


subjektif yakni mengemukakan suatu pandangan dari sudut pribadi saja, tanpa
memperhatikan pandangan orang lain secara umum. Penggunaan frasa saya rasa,
kita duga, alangkah, dan sekiranya dipengaruhi oleh emosi pribadi dan menjadikan
kualitas keilmiahannya menjadi rendah.

Contoh:
 Tingginya jumlah siswa yang tidak lulus ujian nasional saya rasa
merupakan bukti bahwa kualitas pendidikan masih rendah.

Kalimat diatas akan bersifat Objektif apabila diubah menjadi kalimat berikut
ini:

7
 Tingginya jumlah siswa yang tidak lulus ujian nasional merupakan bukti
bahwa kualitas pendidikan masih rendah.

3.2.3 Cendekia

Artinya bahasa itu mampu digunakan untuk mengungkapkan hasil berpikir logis
secara tepat sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh
pembaca secara tepat. Kalimat-kalimatnya mencerminkan ketelitian yang bersifat
objektif sehingga suku-suku kalimatnya sejalan dengan proposisi logika. Jika sebuah
kalimat digunakan untuk mengungkapkan dua buah, tiap-tiap gagasan itu memiliki
hubungan kausalitas, dua proposisi beserta hubungannya itu harus tampil secara
jelas dalam kalimat, sebagaimana pada contoh berikut ini:

 Pada era global ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai-nilai moral
bangsa Indonesia yang disebabkan oleh pengaruh budaya Barat yang masuk
ke Indonesia.
 Kemajuan informasi pada era global ini dikhawatirkan akan menyebabkan
pergeseran nilai-nilai moral bangsa Indonesia ke arah budaya Barat yang
tidak selalu sesuai dengan nilai-nilai budaya dan moral bangsa Indonesia.

3.2.4 Ringkas dan Padat

Artinya pemakaian unsur bahasa didalamnya hemat (tidak ada pemborosan kata).
Unsur-unsur yang tidak diperlukan karena tidak funsional dalam mengungkapkan
gagasan harus dibuang.

Contoh:

 Nilai etis tersebut di atas menjadi pedoman dan dasar pegangan hidup bagi
setiap warga negara Indonesia.

Unsur pada contoh kalimat diatas perlu dihilangkan sehingga terwujud kalimat
dibawah ini yang lebih ringkas dan padat.

 Nilai etis tersebut menjadi pedoman hdup bagi setiap warga negara
Indonesia.

8
3.2.5 Konsisten

Artinya harus bersifat ajeg, taat azas, selaras, dan tidak berubah-ubah. Unsur-unsur
bahasa berpa pembentukan kata dan tata tulis(penggunaan ejaan, tanda baca, dan
istilah) digunakan sesuai dengan kaidah yang berlaku dan konsisten.

Sebagai misal penggunaan kata tugas bagi dan untuk. Bagi diginakan sebagai
pengantar objek berkepentingan, sedangkan untuk digunakan sebagai pengantar
keterangan tujuan. Seperti contoh berikut ini:

Contoh:

 Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting untuk muslim


Bosnia. Untuk mereka, yang penting adalah pencabutan embargo
persenjataan.

Penggunaan kata untuk pada kalimat diatas tidak konsisten, sehingga perlu
disunting menjadi kalimat dibawah ini agar menjadi konsisten.

 Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia.
Bagi mereka, yang penting adalah pencabutan embargo senjata.

Penggunaan istilah dalam bahasa indonesia ilmiah juga perlu dilakukan secara taat
asas. Misalnya, istilah bedah bermakna sama dengan operasi. Akan tetapi, jika sejak
awal tulisan sudah digunakan istilah bedah, maka sampai akhir harus digunakan
istilah bedah.

3.2.6 Gagasan sebagai Pangkal Tolak

Artinya gagasan menjadi pangkal tolak bahasa Indonesia keilmuwan. Oleh sebab itu,
kalimat-kalimat bahasa keilmuwan berorientasi pada kalimat pasif, bukan pada
kalimat aktif.

Contoh:

 Kita tahu bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam


penanaman pancasila.

9
Pada contoh kalimat diatas berorientasi pada pelaku dan yang bukan penulis,
sehingga kalimat tersebut perlu disunting agar menjadi kalimat yang
berorientasi pada gagasan dan berbentuk kalimat pasif, seperti berikut ini:

 Perlu diketahui bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting


dalam penanaman Pancasila.

3.3 Macam-macam Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah

Sebagai alat komunikasi bahasa Indonesia memiliki berbagai ragam. Ragam-ragam itu
digolongkan sebagai berikut:

3.3.1 Ragam Bahasa Berdasarkan Tempat atau daerahnya


3.3.1.1. Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek).

Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian


bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di
Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah,
Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki ciri khas yang
berbeda-beda.

3.3.2 Ragam Bahasa berdasarkan Penuturnya

3.3.2.1. Ragam bahasa cendekiawan

Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang


berpendidikan (cendekiawan) berbeda dengan yang tidak berpendidikan,
terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya
fitnah, kompleks, vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak
berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin,
pideo, pilm, pakultas.

3.3.2.2. Ragam bahasa noncendekiawan

10
3.3.3 Ragam Bahasa Berdasarkan Sasarannya

3.3.3.1. Ragam Bahasa Lisan

Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat
menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato
atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah. Dan ragam
lisan yang nonstandard, misalnya dalam percakapan antar teman di pasar,
atau dalam kesempatan nonformal lainnya.

3.3.3.2. Ragam Bahasa Sastra

3.3.3.3. Ragam Bahasa Surat Kabar

3.3.3.4. Ragam Bahasa Undang-undang

3.3.3.5. Ragam Bahasa Tulis

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan


tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita
berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa
dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut
adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan
kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan
penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.

3.3.4 Ragam Bahasa Berdasarkan Pemakaian


3.3.4.1. Ragam Bahasa Resmi

Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara
(jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu
antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca
terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya,
kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor
kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau
penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa
baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan
makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin

11
rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa
yang digunakan.

Maka dari itu dikenal Ragam Bahasa Baku dan Ragam Bahasa
Nonbaku.

3.3.4.2. Ragam Bahasa tidak resmi

Sementara ragam bahasa nonbaku dipakai dalam percakapan yang tidak


resmi (informal) seperti percakapan yang dilakukan di dalam rumah tangga,
pinggir jalan, di warung-warung, di lapangan dan sebagainya. Jadi
pemakaian bahasa diluar suasana formal (resmi) hanya berfungsi sebagai
alat komunikasi antarsahabat, antaranggota dan kesemuanya yang
digolongkan dalam ragam tak baku.

12
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Bahasa Indonesia ragam


ilmiah adalah salah satu bahasa Indonesia yang digunakan dalam menulis karya ilmiah.
Bahasa Indonesia ragam ilmiah memiliki Karakteristik yaitu, Lugas dan Jelas; Objektif;
Cendekia; Ringkas dan Padat; Konsisten; dan Gagasan sebagai Pangkal Tolak.

Sebagai alat komunikasi Ragam Bahasa Indonesia ilmiah memiliki berbagai macam
ragam yaitu

a)Ragam Bahasa Berdasarkan Tempat atau daerahnya meliputi ragam bahasa


setempat yang disebut dialek;
b)Ragam Bahasa Berdasarkan Penuturnya meliputi ragam bahasa cendekiawan
dan noncendekiawan;
c)Ragam Bahasa Berdasarkan Sasarannya meliputi ragam bahasa lisan, ragam
bahasa sastra, ragam bahasa surat kabar, ragam bahasa undang-undang;
d)Ragam Bahasa Berdasarkan Pemakaian meliputi ragam bahassa resmi dan tidak
resmi.
Penggunaan Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah sangatlah penting biasanya digunakan
untuk menyampaikan buah pikiran yang bersifat ilmiah, terutama dalam situasi resmi
dengan unsur-unsur yang bersifat baku. Dan untuk lebih baik lagi bahasa indonesia
ilmiah digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan demikian, kita dapat memahami
mengenai bahasa Ilmiah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Anas, dkk. 2015. Menulis Ilmiah: Buku Aajar MPK Bahasa Indonesia. Surabaya:
Unesa Univesity Press.

R, A. Subantari, dkk. 1998. Bahasa Indonesia dan Penyusunan Karangan Ilmiah. Bandung:
IAIN Sunan Gunung Djati

Poerwadarminta. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Dardjowijojo, Soejono. 1996. Bahasa Indonesia Kita. Bandung : ITB Bandung

14

Anda mungkin juga menyukai