Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Klimakterium adalah masa peralihan dari masa reproduksi ke masa

senium. Masa ini berlangsung beberapa tahun sebelum dan setelah

menopause. Sebuah data menyatakan tahun 2000, penduduk Indonesia

mencapai 203,47 juta penduduk yang terdiri dari 101,81 juta perempuan dan

diperkirakan telah mengalami menopause sebanyak 15,5 juta orang

(15,2%), dan pada tahun 2020 diperkirakan jumlah perempuan yang berada

pada usia menopause mencapai 30,3 juta orang. Informasi berbeda

menyatakan bahwa perkembangan perempuan klimakterium diperkirakan

akan terus meningkat hingga lebih dari 1 miliar pada tahun 2030. Jumlahnya

di Asia diperkirakan meningkat dari 107 juta menjadi 373 juta pada tahun

2025. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik,

di Indonesia kenaikannya setiap tahun mencapai angka 5,3 juta jiwa 1.

Data sensus penduduk memaparkan jumlah penduduk indonesia

pada saat ini mencapai 272,6 juta jiwa, dengan proporsi jumlah perempuan

sebanyak 134,8 juta jiwa. Berdasarkan rasio usia jumlah perempuan

memasuki usia 40-49 tahun sebanyak 19,1 juta jiwa dan usia 50-59 tahun

sebanyak 14,8 juta jiwa2. Disisi lain sebuah pemaparan data di Jawa timur,

provinsi dengan penduduk tertinggi kedua dengan jumlah penduduk sebesar

40,6 juta jiwa, dimana jumlah perempuannya lebih tinggi dari laki-laki,

yaitu sebesar 20,3 juta jiwa, dengan jumlah usia 40-49 tahun sebanyak 3

1
2

juta jiwa dan 50-59 sebanyak 2,5 juta jiwa yang merupakan usia-usia

klimakterium3. Salah satu kabupaten di provinsi Jawa Timur yaitu

kabupaten tuban memiliki jumlah penduduk sebesar 1,1 juta jiwa, dengan

jumlah perempuan lebih tinggi dari jumlah laki-laki, yaitu sebanyak

595.624 jiwa, dengan jumlah usia 40-49 tahun sebanyak 90.754 jiwa dan

50-59 sebanyak 82.090 jiwa, dan diperkirakan usia-usia tersebut merupakan

usia klimakterium. Salah satu kecamatan dengan kepadatan penduduk

terbesar adalah kecamatan palang dengan jumlah kepadatan penduduk

sebesar 1.121,49 jiwa/KM2 4. Masa menopause adalah masa klimakterium.

Menopause terjadi pada masa siklus menstruasi yang terakhir, namun

biasanya diketahui setelah tidak mendapatkan menstruasi selama 12 bulan.

Menopause ialah tahap dimana perempuan tidak lagi mendapatkan

menstruasi yang merupakan tanda bahwa berakhirnya perempuan dalam

bereproduksi. Menopause merupakan fase alamiah, hal ini dapat terjadi

disebabkan oleh jumlah folikel yang tidak tersedia secara cukup sehingga

menstruasi tidak terjadi lagi5. Usia perempuan mendapatkan menopause

juga beragam, ada yang mengalami menopause usia 40 tahun, ada juga yang

di bawah 40 tahun. Umumnya berada pada rentan usia 35 tahun hingga 55

tahun6.

Jumlah menopause Indonesia tahun 2017 sebanyak 28.767 dengan

rentan usia 30-49 tahun. Proporsi terendah terdapat pada usia 30-34

sebanyak 9,7% dan proporsi tertinggi terdapat pada usia 48-49 sebanyak

43,1%7. Hal ini terjadi karena seiring bertambahnya usia, fungsi organ juga
3

akan semakin menurun. Proses terjadinya masa ini tidak dapat dihindari

namun dapat diminimalisir8.

Terdapat regulasi permenkes RI No. 67 Tahun 2015 tentang

penyelenggaraan pelayanan kesehatan lanjut usia yang dibuat untuk

menjaga agar lanjut usia tetap hidup sehat dan produktif. Peraturan ini

diterbitkan guna pemeliharaan kesehatan seseorang dengan lanjut usia agar

mampu produktif agar menurunkan beban Negara pada penduduk non

produktif9. Sasaran pemeliharaan kesehatan ini ialah pralansia, lansia dan

lansia resti. Peraturan ini memaparkan tentang panduan cara pelayanan,

deteksi dini penyakit salah satunya hipertensi, kesehatan seputar reproduksi

salah satunya tentang menopause, sehingga regulasi ini juga diperuntuhkan

untuk perempuan menopause9.

Bertambahnya usia perempuan yang disertai menipisnya jumlah

folikel di ovarium secara langsung akan menurunkan kemampuan dalam

merespon hormon-hormon hipofisis, khususnya pada hormon steroid seperti

estrogen, sehingga lama-kelamaan hormon ini akan menurun. Penurunan

estrogen dapat menyebabkan gangguan-gangguan pada organ tubuh.

Gangguan tersebut dapat berupa penurunan aliran darah ke otak dan dapat

mempengaruhi kinerja neurotransmitter yang terdapat diotak1. Penurunan

estrogen juga dapat mempengaruhi struktur pembuluh darah, dimana fungsi

estrogen merangsang pemeliharaan struktur normal kulit dan pembuluh

darah. Pada saat estrogen menurun maka pemeliharaan terhadap pembuluh

darah juga akan menurun. Menurunnya fungsi pemeliharaan estrogen ini


4

akan mengakibatkan pembuluh darah cenderung lebih kaku atau tidak

elastis10. Hal ini menyebabkan perempuan menopause beresiko tinggi

menderita tekanan darah tinggi (hipertensi), dibandingkan perempuan

pramenopause11.

Kejadian hipertensi saat ini terus meningkat. Hipertensi menjadi

penyebab kematian nomor satu di dunia setiap tahunnya, karena hipertensi

ini merupakan salah satu pintu masuk atau faktor risiko penyakit seperti

jantung, gagal ginjal, diabetes, dan stroke12. Berdasarkan data tahun 2018

angka hipertensi sebesar 34,11 % meningkat dibandingkan tahun 2013

sebanyak 25,8% padahal sempat menurun dari tahun 2007 yang semula

31,7%. Kejadian tertinggi berada pada kelompok usia >75 tahun (69,5%)

kemudian diikuti dengan usia 65-74 tahun (63,2%), 55-64 tahun (55,2%),

45-54 tahun (45,3%) dan kejadian terendah pada usia 18-24 tahun (13,2)13.

Sebuah data di kecamatan palang kabupaten tuban terdapat angka hipertensi

pada perempuan sebanyak 5.604 jiwa lebih tinggi dari pada kejadian pada

lelaki sebanyak 5.287 jiwa. Namun yang mendapatkan pelayanan kesehatan

hanya 2.008 jiwa atau sebanyak 35,8%4, padahal penyakit hipertensi

merupakan penyakit tidak menular namun mematikan, atau disebut juga

dengan the silent killer.

Pada perempuan menopause dua kali lipat cenderung menjadi

hipertensi bahkan setelah dilakukan penyesuaian terhadap usia dan indeks

masa tubuh. Sepanjang Siklus hidup perempuan, hormon seks dalam hal ini

hormon estrogen memiliki peran penting dalam terjadinya hipertensi.


5

Sebuah studi yang dilakukan pada 13.584 perempuan korea tentang

hubungan hipertensi dengan menopause menyatakan bahwa hipertensi

secara statistik berhubungan dengan usia menopause. Oleh karena itu

memerlukan pemantauan yang cermat selama periode ini guna mengurangi

kesakitan atau bahkan kematian akibat hipertensi14.

Terdapat beberapa cara terapi pengobatan menopause misalnya

Hormon Replacement Therapy (HRT). HRT adalah terapi penggantian

hormon yang mana terapi ini dapat dilakukan guna mengurangi beberapa

keluhan yang dialami menopause, namun efek HRT terhadap tekanan darah

tidak konsisten meskipun terapi ini disarankan untuk perempuan dengan

tekanan darah yang tinggi. Disisi lain terapi ini tidak disarankan untuk

perempuan >60 tahun karena memiliki resiko tinggi untuk penyakit jantung

koroner (PJK)15. Kelemahan terapi tersebut mendorong perlunya alternatif

terapi yang mana memiliki efek samping lebih rendah. Hormon estrogen

ialah sekelompok senyawa steroid yang memiliki fungsi sebagai hormon

seks perempuan. Pada tumbuhan senyawa yang mirip dengan estrogen ialah

fitoestrogen yang memiliki aktifitas mirip estrogen. Salah satu tumbuhan

yang memiliki senyawa fitoestrogen ialah kacang tuggak (Vigna

Unguiculata L)16.

Kacang tunggak merupakan sumber yang kaya senyawa bioaktif,

sehingga bermanfaat bagi kesehatan, termasuk sifat anti-diabetes, anti-

kanker, anti-hiperlipidemia, anti-inflamasi dan anti-hipertensi. Sebuah

penelitian menyatakan bahwa ekstrak kacang tunggak yang di hidrolisis


6

memiliki Aktivitas penghambat ACE-1 yang cukup tinggi, yaitu sebesar

80%, sehingga kacang tunggak direkomendasikan sebagai

antihipertensif17. Penelitian lain sejenis menyatakan bahwa Analisis in

silico menunjukkan bahwa kandungan 7S globulin kacang tunggak

mengandung peptida bioaktif dengan aktivitas antihipertensi. Hidrolisat

peptik ditemukan menghambat aktivitas angiotensin I-converting enzyme

(ACE) sebesar 85,48%18.

Senyawa fitoestrogen memiliki stuktur yang sama dengan estrogen

yang mampu berikatan dengan estrogen receptor sehingga dapat mengatasi

hot flashes atau sensasi rasa terbakar, meningkatkan elastisitas, menebalkan

endometrium, dan menurunkan pH vagina, meningkatkan ketebalan tulang,

menghambat aterosklerosis, dan bekerja dalam meningkatkan fungsi mental

atau mengurangi stres19.

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan tersebut diatas, maka

peneliti tertarik melakukan kajian lebih mendalam dalam bentuk tesis yang

berjudul “Pengaruh Sari Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata L) Terhadap

Kadar Estradiol, Hipertensi, dan Keluham Menopause pada Perempuan

Menopause”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan secara eksplisit

diatas dapat diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan klimakterium terus meningkat, di Indonesia kenaikan per

tahunnya mencapai 5,3 juta jiwa1.


7

2. Jumlah penduduk indonesia saat ini 272,6 juta jiwa, dengan jumlah

perempuan sebanyak 134,8 juta jiwa. Berdasarkan rasio usia jumlah

perempuan memasuki usia 40-49 tahun sebanyak 19,1 juta jiwa dan usia

50-59 tahun sebanyak 14,8 juta jiwa.

3. Jawa Timur adalah provinsi dengan jumlah penduduk tertinggi kedua,

dengan jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki (20,3 juta jiwa)3.

Kabupaten tuban memiliki jumlah penduduk perempuan lebih tinggi

dari jumlah laki-laki (595.624 jiwa), dengan jumlah usia 40-49 tahun

sebanyak 90.754 jiwa dan 50-59 sebanyak 82.090 jiwa, dan

diperkirakan usia-usia tersebut merupakan usia klimakterium.

Kecamatan palang adalah salah satu kecamatan dengan kepadatan

penduduk terbesar, sebesar 1.121,49 jiwa/KM2 4.

4. Permenkes RI No. 67 Tahun 2015 dibuat untuk menjaga agar lanjut usia

tetap hidup sehat dan produktif dan untuk menguranggi beban negara.

Sasaran peraturan ini adalah pralansia, lansia dan lansia resti, dalam hal

ini menopause juga termasuk.

5. Bertambahnya usia seorang perempuan dapat menurunkan kemampuan

merespon hormon, khususnya hormon steroid, yaitu estrogen, sehingga

dapat mempengaruhi struktur pembuluh darah dan berisiko tinggi

menderita tekanan darah tinggi11.

6. Kejadian hipertensi terus meningkat menjadi penyebab kematian nomor

satu di dunia12. Angka hipertensi tahun 2013 sebanyak 25,8%,


8

meningkat menjadi 34,11% tahun 2018, kenaikan hipertensi didominasi

oleh kelompok usia lansia, pralansia, juga merupakan usia menopause13.

7. Pada tumbuhan terdapat senyawa fitoestrogen yang memiliki aktivitas

mirip dengan estrogen, sehingga dapat sebagai alternatif terapi

hipertensi, satu tumbuhan yang memiliki senyawa fitoestrogen adalah

kacang tunggak16.

8. Kacang tunggak memiliki Aktivitas penghambat ACE-1 sebesar 80%,

sehingga direkomendasikan sebagai antihipertensif17.

9. Sebuah penelitian memaparkan fitoestrogen mampu berikatan dengan

estrogen sehingga dapat mengatasi keluhan-keluhan menopause19.

C. Rumusan Masalah

1. Rumusan Masalah Umum

“Apakah pemberian Sari Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata L)

berpengaruh terhadap peningkatan hormon estradiol, penurunan

hipertensi dan penurunan keluhan menopause pada perempuan

menopause?”

2. Rumusan Masalah Khusus

a. Apakah karakteristik responden kelompok intervensi dan kontrol?

b. Apakah ada kenaikan kadar hormon estradiol pre test dan post test

perempuan menopause dengan hipertensi pada kelompok intervensi

yang diberikan sari kacang tunggak (Vigna Unguiculata L) dan

kelompok kontrol yang diberi plasebo?


9

c. Apakah ada penurunan nilai tekanan darah sistolik dan diastolik pre

test dan post test perempuan menopause dengan hipertensi pada

kelompok intervensi yang diberikan sari kacang tunggak (Vigna

Unguiculata L) dan antihipertensi captopril dan kelompok kontrol

yang diberi plasebo dan antihipertensi captopril?

d. Apakah ada penurunan keluhan menopause pre test dan post test

perempuan menopause dengan hipertensi pada kelompok intervensi

yang diberikan sari kacang tunggak (Vigna Unguiculata L) dan

kelompok kontrol yang diberi plasebo?

e. Apakah terdapat kenaikan rata-rata kadar hormon estradiol pada

kelompok intervensi lebih besar dari kelompok kontrol?

f. Apakah terdapat penurunan rata-rata tekanan darah sistolik dan

diastolik pada kelompok intervensi lebih besar dari kelompok

kontrol?

g. Apakah terdapat penurunan rata-rata keluhan menopause pada

kelompok intervensi lebih besar dari kelompok kontrol?

h. Apakah terdapat pengaruh kadar hormon estradiol terhadap tekanan

darah sistolik dan diastolik kelompok intervensi dan kelompok

kontrol?

i. Apakah terdapat pengaruh kadar hormon estradiol terhadap keluhan

menopause kelompok intervensi dan kelompok kontrol?


10

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk membuktikan pemberian sari kacang tunggak (Vigna

Unguiculata L) berpengaruh terhadap peningkatan hormon estradiol,

penurunan tekanan darah dan penurunan keluhan menopause pada

perempuan menopause.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik responden kelompok intervensi dan

kontrol.

b. Mengukur kenaikan kadar hormon estradiol pre test dan post test

perempuan menopause dengan hipertensi pada kelompok intervensi

yang diberikan sari kacang tunggak (Vigna Unguiculata L) dan obat

antihipertensi captopril dan kelompok kontrol yang diberi plasebo

dan obat antihipertensi captopril.

c. Mengukur penurunan nilai tekanan darah sistolik dan diastolik pre

test dan post test perempuan menopause dengan hipertensi pada

kelompok intervensi yang diberikan sari kacang tunggak (Vigna

Unguiculata L) dan obat antihipertensi captopril dan kelompok

kontrol yang diberikan plasebo dan obat antihipertensi captopril.

d. Mengukur penurunan keluhan menopause pre test dan post test

perempuan menopause dengan hipertensi pada kelompok intervensi

yang diberikan sari kacang tunggak (Vigna Unguiculata L) dan obat


11

antihipertensi captopril dan kelompok kontrol yang diberikan

plasebo dan obat antihipertensi captopril.

e. Menganalisis kenaikan rata-rata kadar hormon estradiol pada

kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

f. Menganalisis penurunan rata-rata tekanan darah sistolik dan

diastolik pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

g. Menganalisis penurunan rata-rata keluhan menopause pada

kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

h. Menganalisis pengaruh kadar hormon estradiol terhadap tekanan

darah sistolik dan diastolik kelompok intervensi dan kontrol.

i. Menganalisis pengaruh kadar hormon estradiol terhadap keluhan

menopause kelompok intervensi dan kontrol.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini memberikan informasi dan membuka wawasan untuk

pengembangan ilmu pengetahuan dalam fokus utama pada

alternative peningkatan hormon estradiol, pengobatan hipertensi

dan keluhan menopause pada perempuan menopause.

b. Sebagai perkembangan ilmu kebidanan dengan meningkatkan serta

mengoptimalkan bidan sebagai pemberi asuhan terutama yang

berkaitan dengan hipertensi dan keluhan menopause akibat

menurunya hormon estradiol pada perempuan menopause.


12

2. Manfaat bagi pelayanan

a. Dapat diterapkan atau diaplikasikan alternatif pengobatan pada

kebidanan yang berkaitan dengan hipertensi dan keluhan

menopause akibat menurunya hormon estradiol pada perempuan

menopause, yang diharapkan dapat digunakan secara luas pada

pelayanan kesehatan.

b. Bagi perempuan menopause, sari kacang tunggak (Vigna

Unguiculata L) dapat digunakan sebagai alternatif, hingga dapat

menjadi penanganan yang berkaitan dengan hipertensi dan keluhan

menopause akibat penurunan hormon estradiol.

3. Manfaat bagi penulis

Memperdalam dan membuka jendela ilmu pengetahuan sehingga

dapat memperluas serta mengoptimalkan ilmu peneliti.

F. Keaslian Penelitian

Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian terdahulu yang terkait

dengan pengaruh sari kacang tunggak (vigna unguiculata l) terhadap kadar

estradiol, hipertensi dan keluhan menopause pada perempuan menopause:

Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian


No Deskripsi rangkuman Penelitian

1 Judul Associations of soybean products intake with blood pressure


changes and hypertension incidence: the China-PAR project (Jia
Liu Wei, 2020)20

Variabel Independen Kacang kedelai

Variabel Dependen Tekanan darah dan kejadian hipertensi

Metode Studi kohort prospektif. Peserta studi dikategorikan ke dalam


kelompok ideal (≥ 125 g/hari) dan tidak ideal (<125 g/hari).
13

No Deskripsi rangkuman Penelitian

Hasil Rata-rata tingkat tekanan darah sistolik dan diastolik adalah 1,05
(0,71-1,39) mmHg dan 0,44 (0,22-0,66) mmHg lebih rendah di
antara peserta dalam kelompok ideal dibandingkan dengan
kelompok non-ideal. Asupan produk kedelai dapat mengurangi
tingkat tekanan darah jangka panjang dan kejadian hipertensi di
antara populasi Cina.

Perbedaan dengan Penelitian tersebut menggunakan subtitusi produk kedelai dan


Penelitian ini merupakan penelitian studi kohor, sedangkan penelitian ini
adalah penelitian eksperimen menggunakan subtitusi kacang
tunggak.

2 Judul Effect of soy protein and isoflavones on blood pressure and


endothelial cytokines: a 6-month randomized controlled trial
among postmenopausal women (Zhao-Min Liu, 2013)21

Variabel Independen Protein kedelai dan isoflavon

Variabel Dependen Tekanan darah dan kadar sitokin endotel

Metode Eksperimen Uji double-blind randomized, pada 180 perempuan


pascamenopause dengan hiperglikemi ringan. Dibagi menjadi 3
kelompok. Kelompok 1 menerima 15 g protein kedelai 100 mg
isoflavone, kelompok 2 menerima 15 g protein susu dan 100 mg
isoflavone, dan kelompok 3 menerima 15 g protein susu
(kelompok plasebo).

Hasil Protein kedelai dan isoflavon secara signifikan mengurangi


tekanan darah sistolik [4,25%, 95% confidence interval (CI)
7,9 hingga 0,6%, P1⁄4 0,02] dan tingkat kelarutan intercellular
adhesion moleule (sICAM)-1 (22,6%, 95% CI 42,8 hingga
2,3%, P 1⁄4 0,02) relatif terhadap protein susu setelah intervensi
6 bulan.

Perbedaan dengan Subsitusi yang diberikan adalah protein kedelai dan isoflavone,
Penelitian ini sedangkan penelitian ini subsitusi yang diberikan adalah kacang
tunggak.

3 Judul Identification of antihypertensive peptides from mung bean


protein hydrolysate and their effects in spontaneously
hypertensive rats (Chanikan Sonklin, 2019)22

Variabel Independen Tepung kacang hijau

Variabel Dependen Tikus hipertensi spontan

Metode Penelitian in vito pada 12 mencit yang dibagi menjadi 3


kelompok dengan masing- masing kelompok 4 mencit. Untuk
gavage oral, ada 4 ekor tikus per kelompok sebagai berikut:
phosphate buffered saline (PBS), kaptopril (20 mg/kg berat
badan dilarutkan dalam PBS), dan MPH atau peptida yang
14

No Deskripsi rangkuman Penelitian

disintesis (20 mg/kg berat badan dilarutkan dalam PBS), setiap


tikus secara oral diberi larutan 1 mL

Hasil Pemberian oral untuk tikus hipertensi spontan mengungkapkan


penurunan tekanan darah yang kuat hingga 36 mmHg bila
dibandingkan dengan 15 mmHg untuk MPH. Namun,
YADLVE memiliki efek yang paling persisten setelah 24 jam
sedangkan PGSGCAGTDL memiliki efek yang paling sedikit

Perbedaan dengan Penelitian tersebut adalah penelitian in vito dengan subjek


Penelitian ini mencit yang diberikan kacang hijau, sedangkan penelitian ini
pada manusia dengan pemberian subsitusi kacang tunggak.

4 Judul The comparison of the effect of soybean and fish oil on


supplementation on menopausal symptoms in postmenopausal
women: A randomized, double-blind, placebo-controlled trial
(Bahareh Purzand, 2020)23

Variabel Independen Kacang kedelai dan minyak ikan

Variabel Dependen Gejala menopause pada wanita pascamenopause

Metode Dalam uji coba acak, double-blind, terkontrol plasebo, wanita


pascamenopause secara acak diberikan kedelai (kapsul Soygan
500 mg; n = 60), atau asam lemak omega-3 (Omega-rex 1000
mg soft gel; n = 60), atau plasebo (n = 60) setiap hari selama 12
minggu.

Hasil Berdasarkan hasil post-hoc skor MRS keseluruhan terdapat


perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan
kelompok kedelai (p < 0,001) dan Omega-rex (p = 0,03)
Perbedaan dengan Penelitian tersebut adalah perbandingan antara kedelai dan
Penelitian ini minyak ikan, serta subsitudi yang diberikan adalah kedelai,
sedangkan penelitian ini subsitusi yang diberikan adalah kacang
tunggak.
5 Judul Low-dose isoflavone aglycone alleviates psychological
symptoms of menopause in Japanese women: a randomized,
double-blind, placebo-controlled study (Asuka Hirose, 2016)24

Variabel Independen Isoflavone aglycone alleviates

Variabel Dependen Menopause in Japanese women

Metode Randomized, double-blind, placebo-controlled study pada 90


wanita sehat berusia 40-60 tahun yang memiliki setidaknya
satu gejala menopause pada Skala Gejala Menopause (MSS).
Para peserta diacak untuk menerima tablet aktif yang
mengandung dosis ultra rendah (12,5 mg/hari; n = 30) atau
dosis rendah (25 mg/hari; n = 30) isoflavon aglikon, atau tablet
plasebo (n = 30), selama 8 minggu
Hasil Peningkatan kualitas hidup sebesar 18,1%, domain urogenital
sebesar 21,3% dan penurunan gejala klimaks sebesar 20,4%
15

No Deskripsi rangkuman Penelitian

Perbedaan dengan Penelitian tersebut meneliti tentang dosis rendah isoflavone


Penelitian ini terhadap menopause, sedangkan penelitian ini tentang
hubungan pemberian fitoestrogen dalam kacang tunggak
terhadap gejala menopause.
Perbedaan dengan Pada penelitian perlakuan dilakukan dengan pemberian sari
Penelitian ini kacang kedelai hitam dengan subjek penderita hipertensi,
sedangkan penelitian yang akan dilakukan perlakuan dilakukan
dengan pemberian sari kacang tunggak dengan subjek
perempuan menopouse

6 Judul Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Terhadap Tekanan Darah


Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi
(Felia Handayani, dkk 2017)25
Variabel Independen Pemberian Susu Kedelai

Variabel Dependen Tekanan Darah

Metode Desain quasi eksperimental dengan pre test-post test control


group design
Hasil Pemberian susu kedelai secara signifikan dapat menurunkan
tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi.
Perbedaan dengan Pada penelitian ini perlakuan dilakukan dengan pemberian susu
Penelitian ini kedelai dengan subjek pasien hipertensi, sedangkan penelitian
yang akan dilakukan perlakuan dilakukan dengan pemberian
sari kacang tunggak dengan subjek perempuan menopouse

7 Judul Pemberian getuk kacang tolo sebagai makanan selingan


alternative kaya serat (Fenthy Marlina Safitri dkk, 2016)26
Variabel Independen Pengembangan getuk kacang tolo

Variabel Dependen Makanan alternative selingan kaya akan serat

Metode Eksperimen semu dengan (RAS) rancangan acak Sampel


penelitian ini yaitu getuk kacang tolo dengan menggunakan
campuran kacang tolo 0% pada kelompok control, 25%, 50%
dan 75%. Analisis data sifat sensoris mengginakan uji
15egenerat 15egener wallis dilanjutkan Mann-Whitney jika ada
perbedaan Anova yang dilanjut dengan uji Tukey jika terdapat
perbedaan.
Hasil Warna getuk kacang tolo dengan pencampuran kacang tolo
50%, tekstur 75%, aroma getuk 25%, dan rasa dengan 50%
dinilai paling disukai panelis. Kadar asam fitat dalam 100g
getuk dengan pencampuran kacang tolo 0%, 25%, 50% dan 75%
berturut-turut adalah 12,5 mg; 42,8 mg; 57,9 mg; 69,2 mg.
Kadar protein 0%, 25%, 50% and 75% sebanyak 1,16 g; 2,96 g;
4,56 g; 6,13 g dan kadar kalsium 237,2 mg; 388,1 mg; 596,27
mg; 736,57 mg berturut-turut.
Perbedaan dengan Penelitian tersebut berbeda dengan rancangan penelitian ini,
Penelitian ini karena pada penelitian ini merupakan penelitian pengembangan
pembuatan getuk dengan menggunakan kacang tolo/kacang
tunggak.
8 Judul Pengaruh Pemberian Sari Kedelai Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi Di Rw 01 Desa Sukodono
16

No Deskripsi rangkuman Penelitian

Kecamatan Pujer Bondowoso (Eka Suryaning Tyas dan Lutfi


Mukhofi, 2019)27
Variabel Independen Pemberian Sari Kedelai

Variabel Dependen Penurunan Tekanan Darah

Metode Desain quasi eksperimental dengan pre test-post test control


group design
Hasil Pemberian sari kacang kedelai berpengaruh signifikan terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di RW 01
Desa Sukodono kecamatan Pujer Bondowoso.Sari
Perbedaan dengan Pada penelitian ini perlakuan dilakukan dengan pemberian sari
Penelitian ini kacang kedelai dengan subjek penderita hipertensi di RW 01
Desa Sukodono kecamatan Pujer Bondowoso, sedangkan
penelitian yang akan dilakukan perlakuan dilakukan dengan
pemberian sari kacang tunggak dengan subjek perempuan
menopouse

G. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan berbagai

pertimbangan, hal ini dikarenakan terdapat banyak keterbatasan baik waktu

maupun sumberdaya. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi ruang lingkup

sebagai berikut:

1. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan 9-23 Mei 2022

2. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Hasil

pengambilan darah dianalisa di Laboratorium GAKI Undip

3. Ruang Lingkup Materi

Penelitian ini termasuk dalam ilmu, dan materi yang dibahas dalam

penelitian ini adalah:

a. Menopause
17

b. Hipertensi

c. Hormon estradiol

d. Kacang tunggak (Vigna Unguiculata L)

Anda mungkin juga menyukai