Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM UJI ASAM BASA

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


pada Mata Pelajaran Kimia

Guru Pengampu:
Siti Sa’diyah, S. Pd

Oleh:
1. Faishal Dafa’I Fakhruddin (04)
2. Najmadina Aulia Hanifa (14)
3. Zahwa Maulidatul A.H (26)
4. Zaskia Nabila Azzahra (27)

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 PONOROGO


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI

BAB I :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................... 1
B. Pembatasan Masalah............................................ 1
C. Rumusan Masalah................................................ 1
D. Tujuan Praktikum................................................. 2
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Asam Basa............................................... 3
B. Indikator Asam Basa............................................ 4
BAB III : METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat............................................... 6
B. Alat dan Bahan..................................................... 6
C. Prosedur Kerja...................................................... 7
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting. Dalam sehari-hari,
kita mengenal berbagai zat yang digolongakan sebagai asam, misalnya asam cuka, asam sitrun,
asam jawa, asam belimbing, serta “‘asam lambung”. Salah satu sifat asam adalah rasanya
masam. Kita juga mengenal berbagai zat yang kita golongkan sebaga basa, misalnya kapur
sirih, kaustik soda, air sabun, serta air abu. Salah satu sifat basa adalah dapat melarutkan lemak.
Itulah sebabnya (abu gosok) digunakan untuk mencuci piring.
Asam dan basa tentu memiliki sifat yang berbeda. Untuk menentukan sifat asam atau basa
terdapat beberapa cara. Yang pertama dapat menggunakan indikator bahan alam. Bahan-bahan
alam yang berwarna seperti bunga kembang sepatu, kulit manggis dan kunyit dapat digunakan
sebagai indikator alami. Yang kedua dapat menggunakan indikator warna, yang akan
menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, akan
berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan yang
bersifat basa. Dapat pula menggunakan indikator sintesis seperti fenolftalein, metil merah,
bromtimol biru dan masih dsb. Kemudian dengan mengukur pH. pH merupakan suatu
parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam
memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan netral pH nya 7.
Dalam pembelajaran, siswa acap kali melakukan praktikum penentuan asam basa. Namun
dikarenakan ketersideaan indikator sintesis sering kali terbatas. Maka penggunaan indikator
alami menjadi pilihan yang praktis dn mudah digunakan.
B. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam Laporan Praktikum Asam Basa adalah:
Agar pembatasan masalah dalam praktikum ini memiliki ruang lingkup yang jelas maka
pembatasan masalahnya adalah
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam Praktikum Asam Basa berdasarkan latar belakang di atas adalah:
1. Bagaimana cara membuat indikator asam basa dari bahan alami?
2. Bagaimana menentukan sifat asam basa suatu zat dengan menggunakan indikator alami?

1
2

D. Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum Asam Basa adalah :
1. Mengetahui cara membuat indikator asam basa dari bahan alami.
2. Mengetahui sifat asam basa suatu zat dengan menggunakan indikator alami.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Asam Basa


Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa asam,
dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau biasa disebut korosif. Kata asam
berasal dari kata latin yakni acetum yang berarti cuka. Terdapat banyak zat-zat bersifat asama
sperti asam klorida dalam geteh pencernaan dilambung, asam asetat sebagai asam penyusun
dalam cuka, asam karbonat yang memberikan rasa segar dalam minuman berkarbonat, dan
asam sitrat yang dikandung dalam berbagai jeruk. Kata basa (alkali) berasal dari bahasa
arab alqali yang berarti abu karena memiliki sifat yang sama dengan abu. Basa merupakan zat
yang memiliki sifat – sifat yang spesifik, seperti lilin. Banyak orang mengenali bau rangsang
yang kuat (dari) basa amonia, lazim digunakan dalam bentuk larutan air dan berbagai cairan
pembersih sebagai pemati hama.
a. Teori asam basa Arrhenius
Pengertian asam basa mula-mula dikemukakan oleh Arrhenius pada tahun 1887. Menurut
Arrhenius, asam didefinisikan sebagai suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam air akan
mengalami ionisasi dengan membentuk ion hidrogen (H+) sebagai satu-satunya ion positif.
Basa didefinisikan zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami ionisasi dengan
membentuk ion-ion hidroksil (OH-) sebagai satu-satunya ion negatif.
Contoh:
Reaksi ionisasi asam:
HCl (aq) –> H + (aq) + CL– (aq)
Reaksi ionisasi basa:
NaOH (aq) –> Na+ (aq) + OH– (aq)
b. Teori asam basa Bronsted-Lowry
Teori asam basa yang dikemukakan Arrhenius ternyata memiliki keterbatasan, yakni asam
dan basa tidak hanya terdapat dalam pelarut air, tetapi juga terdapat dalam pelarut bukan air.
Fakta-fakta tersebut mendorong J.N Bronsted dari Denmark dan T. Lowry dari Inggris
membuat pengertian baru mengenai asam dan basa. Bronsted dan Lowry mendefinisikan asam
sebagai zat yang dapat memberikan proton (proton donor), sedangkan basa adalah zat yang
dapat menerima proton (akseptor proton).

3
4

Contoh:
NH3(g) + H2O(l) —> NH4 + (aq) + OH- (aq)

basa asam asam konjugasi basa konjugasi


c. Teori asam basa Lewis
Teori asam basa yang lebih umum dikemukakan oleh GN. Lewis pada tahun 1923. Teori ini
timbul dari kenyataan bahwa teori Bronsted dan Lowry masih kurang luas jangkauannya.
Sebab pada kenyataannya ada beberapa reaksi asam basa yang tidak melibatkan proton.
Menurut konsep yang diajukan oleh Lewis, asam didefinisikan sebagai spesi apa saja yang
dapat menerima pasangan elektron. Sedangkan basa merupakan spesi yang dapat memberikan
pasang elektron.

Contoh:
H3N: + H+ —> NH4 +

Dari contoh diatas H+ bertindak sebagai asam Lewis sedangkan NH3 bertindak sebagai basa
Lewis. Dimana NH3 adalah suatu basa karena memberi pasangan elektron, sedangkan ion H+
adalah suatu asam karena menerima pasangan elektron. Semua asam-basa Arrhenius maupun
asam-basa Bronsted-Lowry memenuhi pengertian asam-basa Lewis.

B. Indikator Asam Basa


Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya dengan mencicipi rasanya.
Namun, tidak semua zat dapat di identifikasi dengan cara itu. Senyawa-senyawa asam-basa
dapat diidentifikasi secara aman dengan menggunakan indikator. Indikator merupakan zat
warna yang warnanya berbeda jika berada dalam kondisi asam dan basa. Indikator yang dapat
digunakan adalah kertas lakmus, indikator asam-basa dan indikator alami.
Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah warna dengan
berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan bersifat asam atau basa
dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda pada larutan asam dan basa
(Fessenden & Fessenden, 1999).
Indikator alami dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna yang ada di sekitar kita. Akan
tetapi, tidak semua tumbuhan berwarna dapat memberikan perubahan warna yang jelas pada
kondisi asam maupun basa, oleh karena itu hanya beberapa saja yang dapat dipakai, misalnya;
5

bunga sepatu yang memberikan perubahan warna merah pada suasana asam dan hijau pada
suasana basa (Nuryanti, dkk., 2010).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Hari : Jum’at
Tanggal : 11 November 2022
Tempat : Laboratorium Biologi Madrasah Aliyah Negeri 2 Ponorogo
Praktikum Asam Basa dari bahan alami ini kami lakukan pada
B. Alat dan Bahan

1. Alat
 Mortar
 Kain Kecil
 Cup Gelas; 6 cup untuk bahan yang akan diuji, 6 dikali banyaknya indikator (42)
 Tisu
 Label
 Kertas lakmus
 Indikator asam basa
2. Bahan
No. Indikator
No. Bahan yang Diuji
1 Pandan
1 Jeruk Nipis 2 Buah Naga
2 Deterjen 3 Pacar Air
3 Air Kapur 4 Kunyit
4 Baking Soda 5 Kulit Manggis
5 Cuka 6 Bougenville
6 Air Garam 7 Mawar

6
7

C. Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah atau prosedur dalam Praktikum Asam Basa antara lain:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Isi lah 4 cup dengan air sebanyak 70 ml, dan 1 cup dengan cuka sebanyak 70 ml.
3. Tuangkan deterjen, gamping, soda kue, dan garam ke dalam masing-masing 4 cup yang
telah diisi dengan air. Kemudian aduk sampai rata.
4. Peras jeruk nipis ke dalam 1 cup gelas sebanyak 5 sendok makan.
5. Isi lah 6 cup dengan air sebanyak 60 ml.
6. Gerus indikator; pandan, pacar air, kunyit, kulit manggis, bougenville, dan mawar
(kecuali buah naga), dengan dicampur sedikit air, masing-masing bergantian dengan
mortar.
7. Setelah salah satu indikator (misal: pandan) berhasil digerus hingga lembut, pindahkan
hasil gerusan pandan ke dalam kain kecil, peras hingga ekstrak menetes ke dalam air
yang berada di cup menggunakan kain kecil tersebut (tahap ini dilakukan pula untuk
indikator lain)
8. Aduk ekstrak pandan dengan air sampai merata
9. Tuangkan indikator pandan tersebut ke dalam 5 cup lain, dengan masing-masing cup
sebanyak 10 ml.
10. Tuangkan bahan yang akan diuji ke dalam indikator, masing-masing bahan dituang 10
ml.
Contoh:
- Jeruk nipis (10 ml) dituang ke dalam cup berisi indikator pandan
- Larutan deterjen (10 ml) dituang ke dalam cup berisi indikator pandan, dst.
11. Goyangkan cup yang berisi campuran antara bahan yang akan diuji dengan indikator,
sampai tercampur merata.
12. Amati dan catat apa yang terjadi pada warna larutan.
13. Celupkan kertas lakmus ke dalam 6 cup tersebut.
14. Angkat kertas lakmus dari larutan, biarkan beberapa saat agar mengering.
15. Ukur tingkat keasaman atau kebasaan menggunakan Universal Indicator
16. Cocokkan warna yang ada pada kertas lakmus yang telah dicelupkan dalam larutan tadi
dengan warna-warna yang ada pada Universal Indicator.
17. Amati dan catat tingkat keasaman atau kebasaan bahan yang diuji.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil dari Laporan Praktikum Asam Basa ini adalah sebagai berikut:

Bahan Warna Setelah Diuji dengan Indikator


No. yang Buah Kulit
Diuji Pandan Pacar Air Kunyit Bougenville Mawar
Naga Manggis
Jeruk Ungu Peach Oranye Cokelat Merah Muda
1 Hijau Merah Muda
Nipis Gelap Keruh Muda Muda Keruh
Hijau Ungu Kuning Cokelat Cokelat Merah Muda
2 Deterjen Kuning Tua
Pucat Gelap Kecokelatan Sedang Muda Kecokelatan
Air Hijau Kuning Cokelat Cokelat Hijau Muda Merah Muda
3 Oranye
Kapur Terang Telur Keruh Keruh Kekuningan Pucat Cerah
Baking Hijau Oranye Cokelat Cokelat Merah Muda Merah Muda
4 Tetap
Soda Gelap Muda Muda Keruh Kecoklatan Jernih
Ungu Peach Oranye Cokelat Merah Muda
5 Cuka Hijau Merah Muda
Gelap Jernih Muda Muda Jernih
Air Oranye
6 Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap
Garam Gelap

Kadar PH Setelah Diuji dengan Indikator


Sifat
No. Bahan yang Diuji Buah Pacar Kulit
Pandan Kunyit Bougenville Mawar Larutan
Naga Air Manggis
1 Jeruk Nipis 3 anomali 2 2 2 2 2 Asam
2 Deterjen 11 14 11 9 10 10 10 Basa
3 Air Kapur 5 13 9 12 9 12 12 Basa
4 Baking Soda 9 10 9 8 9 8 9 Basa
5 Cuka 3 4 3 3 3 3 2 Asam
6 Air Garam 4 4 5 3 5 6 6 Netral

Pada praktikum kali ini membahas mengenai indikator asam basa dari bahan alami. Indikator alami
yang kami gunakan adalah ekstrak dari pandan, buash naga, pacar air, kunyit, kulit manggis,
bougenville, dan mawar untuk membuktikan bahwa bahan-bahan alami juga mampu dijadikan
indikator asam basa. Ketika kami mencampurkan indikator alami dengan larutan asam atau basa,
terjadi perubahan warna yang berbeda dari warna asli. Ini berarti terjadi pergeseran kesetimbangan
ketika ditembahan atau dikurangi ion H+.
Berdasarkan percobaan diatas, maka diperoleh perubahan warna sebagai berikut:
1. Indikator Pandan
Warna larutan yang bersifat asam: Hijau
Warna larutan yang bersifat basa: Hijau akan menjadi lebih terang atau gelap
Warna larutan yang bersifat netral: Hijau (tetap)

8
9

2. Indikator Buah Naga


Warna larutan yang bersifat asam: Ungu Gelap
Warna larutan yang bersifat basa: Ungu dan oranye
Warna larutan yang bersifat netral: Ungu (tetap)
3. Indikator Pacar Air
Warna larutan yang bersifat asam: Peach
Warna larutan yang bersifat basa: Kuning dan cokelat
Warna larutan yang bersifat netral: Cokelat (tetap)
4. Indikator Kunyit
Warna larutan yang bersifat asam: Oranye Muda
Warna larutan yang bersifat basa: Cokelat
Warna larutan yang bersifat netral: Oranye Gelap
5. Indikator Kulit Manggis
Warna larutan yang bersifat asam: Cokelat Muda
Warna larutan yang bersifat basa: Cokelat
Warna larutan yang bersifat netral: Cokelat (tetap)
6. Indikator Bougenville
Warna larutan yang bersifat asam: Merah Muda
Warna larutan yang bersifat basa: Kuning, hijau, dan merah muda kecokelatan
Warna larutan yang bersifat netral: Merah Muda (tetap)
7. Indikator Mawar
Warna larutan yang bersifat asam: Merah Muda
Warna larutan yang bersifat basa: Cokelat Cerah
Warna larutan yang bersifat netral: Merah Muda (tetap)
10
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Indikator alami dapat dibuat dengan cara mengambil ekstrak dari tanaman yang akan
dijadikan indikator asam basa, yakni pandan, buah naga, pacar air, kunyit, kulit manggis,
bougenville, dan mawar.
2. Cuka dan air jeruk nipis bersifat asam karena setelah dicampur dengan indikator pandan
cenderung tidak ada perubahan warna (tetap, atau berwarna hijau), dengan indikator buah
naga menghasilkan warna ungu gelap, dengan indikator pacar air menghasilkan warna peach,
dengan indikator kunyit memberikan warna oranye muda, dengan indikator kulit manggis
menghasilkan warna cokelat muda, dengan indikator bougenville menghasilkan warna merah
muda, dan menghasilkan warna merah muda pula ketika dicampur dengan indikator mawar.
3. Deterjen, air kapur, dan baking soda bersifat basa, karena setelah dicampur dengan indikator
pandan warna hijau akan menjadi lebih terang atau lebih gelap, dengan indikator buah naga
menghasilkan warna ungu dan oranye, dengan indikator pacar air menghasilkan warna kuning
dan cokelat, dengan indikator kunyit memberikan warna cokelat, dengan indikator kulit
manggis menghasilkan warna cokelat, dengan indikator bougenville akan menghasilkan
warna kuning, hijau, dan merah muda kecokelatan, dan menghasilkan warna cokelat cerah
ketika dicampur dengan indikator mawar.
4. Air garam bersifat netral, karena tidak ditemukan adanya perubahan warna yang signifikan
setelah dicampur dengan indikator, kecuali pada indikator kunyit yang warnanya berubah
menjadi lebih gelap (oranye gelap).

Daftar Pustaka
Adapun Daftar Rujukan Berbagai sumber diatas, adalah sebagai berikut:
 Fessenden, R. J.& Fessenden, J.S. 1999. Kimia organik jilid 2. Jakarta: Erlangga.
 Nuryanti, S., Matsjeh, S., Anwar, C. & Raharjo, T. J. (2010). Indikator titrasi asam-basa dari
ekstrak bunga sepatu (hibiscus rosa sinensis). Jurnal AGRITECH, 30(3), 178-183.

11
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai